• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM

F. Pembahasan (Interpretasi)

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan terhadap Pendapatan Asli Daerah

Sektor pariwisata memiliki peranan penting bagi pendapatan daerah dalam meningkatkan pembangunan daerah, dilihat dari segi ekonomi, sektor pariwisata dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar obyek wisata. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang berlimpah. Terdapat berbagai jenis obyek wisata di Kota ini, seperti wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah dan wisata pendidikan, selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan ditingkat kepercayaan 1 persen dengan elastisitas koefisien sebesar 0.279440 berpengaruh positif dan mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0023 signifikan pada taraf 1 persen terhadap pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2009-2015. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh

positif terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2015. Hasil penelitian ini sama seperti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ramdani (2015) hasil penelitian tersebut menyatakan variabel jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadapa penerimaan pendapatan asli daerah di DIY. Semakin tinggi jumlah wisatawan yang berkunjung ke DIY maka pendapatan atas sektor pariwisata akan semakin tinggi yang berdampak pada peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah.

Qadarrochman (2010) yang berjudul Analisis penerimaan daerah dari sektor pariwisata di Kota Semarang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis dari penelitian tersebut yang menyatakan ada pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel jumlah wisatawan terhadap penerimaan daerah sektor pariwisata, hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh (Suartini dan Utama 2013) yang menyatakan kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Tingginya jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung menunjukkan semakin berkembangnya industri pariwisata di DIY, semakin meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung akan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah.

2. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah

Jumlah penduduk yang besar dan berkualitas dapat menjadi modal dasar, kekuatan dan pelaku pembangunan, namun sebaliknya kuantitas penduduk yang besar dengan kualitas rendah dapat menjadi penghambat pembangunan.

Penambahan penduduk merupakan suatu hal yang di butuhkan dan bukan suatu masalah, melainkan sebagai unsur penting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Besarnya penduduk dapat mempengaruhi pendapatan, jika jumlah penduduk meningkat maka pendapatan yang dapat di tarik juga meningkat.

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan ditingkat kepercayaan 1 persen dengan elastisitas koefisien sebesar 8.443695 berpengaruh positif dan mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0396 signifikan pada taraf 5 persen terhadap pendapatan asli daerah. Semakin banyak orang maka semakin banyak ide yang mempunyai bakat dan kreativitas. Penumbuhan penduduk yang di iringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Selain itu penduduk pendatang juga akan menambah sumber pendapatan daerah melaui tingkat konsumsi. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Muid (2015) yang berjudul Pengaruh produk Domestik Regional Bruto dan Jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Gresik tahun 1994- 2013. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah, hal ini juga didukung oleh penelitian (Gitaningtyas dan Kurrohman, 2014). Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara jumlah penduduk terhadap pendapatan asli daerah.

Semakin banyaknya jumlah penduduk maka akan menambah pendapatan suatu daerah, karena dengan bertambahnya jumlah penduduk maka akan semakin besar jumlah pungutan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah daerah, artinya semakin banyak jumlah penduduk maka akan semakin besar pula pendapatan asli daerah yang diterima oleh Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Pengaruh PDRB terhadap Pendaptan Asli Daerah

Keynes dalam teori konsumsinya mengatakan bahwa besar kecilnya pengeluaran konsumsi hanya didasarkan atas besar kecilnya tingkat pendapatan masyarakat. Keynes menyatakan bahwa ada pengeluaran konsumsi minimum yang harus dilakukan oleh masyarakat dan pengeluaran konsumsi akan meningkat dengan bertambahnya penghasilan, secara teori apabila terjadi kenaikan pendapatan individu maka akan mendorong kenaikan konsumsi dari individu tersebut. Naiknya konsumsi masyarakat menyebabkan bertambahnya

pembayaran pajak dan retribusi sehingga nantinya hal tersebut akan mampu meningkat pendapatan asli daerah.

Hubungan antara Pendapan Asli Daerah (PAD) dengan PDRB merupakan hubungan secara fungsional, karena PDRB merupakan fungsi dari Pendapatan Asli daerah (PAD), dengan meningkatnya PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah untuk membiayai program-program pembangunan, selanjutnya akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitasnya (Santosa dan Rahayu, 2005).

Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa variabel PDRB berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan ditingkat kepercayaan 1 persen terhadap pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Elastisitas koefisien variabel PDRB terhadap pendapatan asli daerah tahun 2009-2015 sebesar 2.022633 berpengaruh posirif dan mempunyai nilai probabilitas sebesar 0.0840 signifikan pada taraf 10 persen. Hasil ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa PDRB berpegaruh positif terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta selama tahun 2009-2015.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Gitaningtyas dan Kurrohman, 2014) yang menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel PDRB terhadap pendapatan asli daerah, hal ini juga didukung oleh penelitian Hasan (2013) yang berjudul analisis keterkaitan pengeluaran pemerintah, PDRB terhadap pendapatan asli daerah di

Kota Bandar Lampung. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara variabel PDRB terhadap pendapatan asli daerah.

92

A.Kesimpulan

Berdasarkan regresi data panel mengenai analisis pengaruh jumlah kunjungan wisatawan, jumlah penduduk, dan produk domestik regional bruto terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengaruh jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai koefisien sebesar 0.279440 dan derajat signifansi sebesar 1 persen, apabila jumlah kunjungan wisatawan sebesar 1 persen maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah sebesar 0,27 persen, semakin tinggi jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke DIY maka pendapatan atas sektor pariwisata akan semakin tinggi, hal ini akan berdampak pada penerimaan pendapatan asli daerah.

2. Pengaruh jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai koefisien sebesar 8.443695 dan derajat signifansi sebesar 5 persen, apabila jumlah penduduk sebesar 5 persen maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah sebesar 8,44 persen, pertambahan penduduk tinggi didukung oleh pertumbuhan

ekonomi meningkat dan akan diikuti oleh PDRB akan dapat meningkatkan output melalui penambahan tingkat dan ekspansi pasar, penumbuhan penduduk yang diiringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi, diikuti dengan bertambahnya kualitas sumber daya manusia yang baik akan mampu meningkatkan investasi yang secara langsung meningkatkan pendapatan dan menciptakan situasi yang kondusif, jika jumlah penduduk produktif meningkat maka pendapatan yang dapat ditarik juga meningkat dari banyaknya iuran dari penduduk seperti pajak daerah atau retribusi daerah.

3. Pengaruh produk domestik regional bruto berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan asli daerah Kabupaten dan Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan nilai koefisien sebesar 2.022633 dan derajat signifan sebesar 10 persen, apabila produk domestik regional bruto sebesar 10 persen maka akan meningkatkan pendapatan asli daerah sebesar 2,02 persen. semakin tinggi pendapatan perkapita suatu daerah semakin besar pula potensi penerimaan pendapatan daerah tersebut.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dilakukan diantaranya:

1. Jumlah kunjungan wisatawan agar lebih diperhatikan oleh Pemerintah untuk lebih memperhatikan sarana dan prasarana misalnya jalan,

jembatan dan tempat rekreasi untuk lebih dikembangkan agar menjadi daerah tujuan wisata, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara sehingga akan berpengaruh juga terhadap pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Rekomendasi bagi Jumlah penduduk yaitu perlu adanya partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, peningkatan SDM guna mendukung kualitas dan kuantitas pendapatan daerah, agar jumlah penduduk dapat menjadi komponen utama penyumbang utama kontribusi terbesar bagi penerimaan daerah khususnya pendapatan asli daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta, dalam hal ini, untuk meningkatkan pendapatan asli daerah ialah mengintensifkan peningkatan pengawasan wajib pajak bagi para penduduk yang berada pada umur produktif dan sudah bekerja, diikuti dengan bertambahnya kualitas sumber daya manusia yang baik akan mampu meningkatkan investasi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara otomatis meningkatkan pendapatan daerah. Tugas pemerintah adalah memberikan pengarahan atau pelatihan-pelatihan kewirausahaan maupun kerjasama kemitraan dengan penduduk supaya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi daerah.

3. Langkah nyata yang perlu dilakukan pemerintah daerah yakni menyusun strategi dan analisis yang dituangkan dalam bentuk kebijakan daerah yang ditujukan untuk meningkatkan potensi realisasi penerimaan daerah, selain itu perlu adanya program pemerintah yang

dapat meningkatkan pendatang ke Daerah Istimewa Yogyakarta sehingga tidak hanya menjadi kota transit tapi juga menjadi Kota pilihan untuk melakukan kegiatan ekonomi, hal ini akan meningkatkan pendapatan suatu daerah.

C. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini tentu penulis memiliki banyak keterbatasan, disarankan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan judul pendapatan asli daerah untuk menambah atau menggunakan variabel lain guna mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan asli daerah. Terbatasanya data yang digunakan berkisar hanya dalam kurun waktu 7 tahun., dan sebaiknya menambah periode penilitian sehingga hasil penelitian bisa lebih berkembang dan bermanfaat.

Ardiani, Lia. 2013 “Pengaruh Tingkat Hunian Hotel, Jumlah Wisatawan,dan Jumlah Obyek Wisata Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Di Kabupaten Kudus Tahun 1981-2011”. Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Arisandhe, Yugaro May. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Pati Tahun 1982-2007. Diss.

Universitas Muhammadiyah Surakrta, 2012. Skripsi

Atmaja, Arief Eka, and R. Mulyo Hendarto. (2011). Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di kota Semarang.

Diss. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

Badan Pusat Statistika . 2010. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistika . 2011. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistika . 2012. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistika . 2013. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistika . 2014. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2013. Badan Pusat Statistika . 2015. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistika . 2016. Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka 2015. Basuki, A. Tri, dan Yuliadi, I., 2014, “Elektronik Data Prosesing (SPSS

15 dan EVIES 7)”, Danisa Media: Gamping, Sleman, 206 halaman.

Chakim, Ali. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Madiun Tahun 1991-2010. Diss. Universitas

Sebelas Maret.

Efriana, Erna. 2014. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Surakarta tahun 1991-2012”. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhamadiyah surakarta. 2014.

Fiqih, Abdul. (2011). "Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi realisasi

penerimaan pendapatan asli Daerah (PAD) kota Tangerang Pada Tahun 2004-2008."

Gde Bhaskara Perwira Jaya dan A.A Bagus Putu Widanta. (2014) “ Analisis faktor Yang Berpengaruh terhadap Pendapatan Asli daerah (PAD)

Gitaningtyas, Yeny Kurniawati. (2014). "Pengaruh produk Domestik Regional Bruto, Jumlah penduduk dan investasi Swasta Terhadap Realisasi pendapatan Asli Daerah pada Kabupaten/Kota Di provinsi Jawa

Timur.”

Gujarati, Damodar. 2004. Basic Econometrics (Ekonometrika Dasar). Alih bahasaSumarno Zain. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.

Gujarati, D.N.,2012, Dasar-dasar Ekonometrika, Terjemahan Mangunsong, R.C., Salemba Empat, buku 2, Edisi 5, Jakarta

Gujarati, D.N., (2007). Dasar-dasar ekonometrika. Erlangga, Jakarta.

Gujarati, D. N. 2013. Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi Kelima. Mangunsong, R. C. penerjemah. Jakarta: Salemba Empat.

Husna, Umdatul, and Herniwati Retno Handayani. (2015). Pengaruh PDRB,

Inflasi Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pendapatan Asli Daerah

Kota Se Jawa Tengah. Diss. Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Skripsi.

Universitas Diponegoro

Indraguna, Robbi.(2014) "Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan OtonomiDaerah Di Kabupaten Jember."

Kuncoro, Mudrajat, 2007, Metode Kuantitatif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Kusrini, Diyah. 2015. “Analisis Pengaruh Belanja Langsung, Produk Domestik Regional Bruto, dan Jumlah Penduduk terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota Provinsi Sematera Selatan Tahun 2010-2014)”. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Mardiasmo (2004).” Optimalisasi Belanja modal”. Jakarta: Erlangga.

Muid, Abdullah, and Devanto Shasta Pratomo. "Pengaruh Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) dan Jumlah Penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Studi Kasus Pada Kabupaten Gresik Tahun 1994-

Mursid. 2003. “Manajemen Pemasaran”. Edisi 1. Penerbit Bumi Aksara Jakarta Bekerja Sama Dengan Pusat Antar Universitar Studi Ekonomi UI, Jakarta.

Pendit, I Nyoman, S. 1994. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita.

Pertiwi, Aszalika Raisya. “Analisis pengaruh Sektor Pariwisata Dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Jepara Periode 2010:1-2014:12 Pendekatan Vector

Error Correction Model (VECM)”. Skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2016.

Prabawa, agus. (2012) “Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyumas” Majalah Ilmiah Ekonomika Volume 12 Nomor 3, :109 – 179.

Qadarrochman, Nasrul, and Nugroho SBM. Analisis Penerimaan Daerah dari

Sektor Pariwisata di Kota Semarang dan Faktor-Faktor yang

Mempengaruhinya. Diss. Universitas Diponegoro, 2010.

Ramdani, Yaumul.”Analisis Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan, Pajak, Retribusi dan Investasi Terhadap Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2015.

Santosa, Purbayu Budi, and Retno Puji Rahayu. "Analisis Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya dalam

Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di kabupaten Kediri." Jurnal

Dinamika Pembangunan (JDP) 2.Nomor 1 (2005): 9-18.

Statistik Kepariwisataan, 2009. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2010. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2011. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2012. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2013. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2014. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta. Statistik Kepariwisataan, 2015. Dinas Pariwisata. Daerah Istimewa Yogyakarta.

Suartini, Ni Nyoman, and Made Suyana Utama. "Pengaruh Jumlah Kunjungan

Sukirno, S. (2004) Pengantar Makro Ekonomi. Jakarta: Jakarta Press.

Sukirno, S. (2012). Makroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Susanto, Iwan, and Ghozali Maskie. "Analisis Pengaruh PDRB, Penduduk, dan

Inflasi Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)(Studi Kasus Kota

Malang Tahun 1998–2012)."Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB 2.2

(2013).

Todaro. 2003. Pembangunan Ekonomi. Terjemahan oleh Haris Munandar. Jakarta

: Erlangga.

Todaro M.P dan Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga,

Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999, tentang Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Jakarta. Undang-Undang Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan.

Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, Tentang pengertian Pariwisata dan Peraturan yang berlaku.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014. Tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004.Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Wahyuni, Yuni. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Sektor Pariwisata Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2007-2014”. Skripsi Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2016.

Penduduk dan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2015

Kabupaten/Kota Tahun PAD JKW JP PDRB

Kab. Kulonprogo 2009 39358629 421951 387493 4883533 2010 48589685 444125 388869 5033073 2011 53752294 546797 393796 5246146 2012 74028663 596529 397639 5475148 2013 95991513 603878 401450 5741660 2014 158623927 904972 405222 5992787 2015 187802917 1289695 412704 6281566 Kab. Bantul 2009 88691363 1447546 899312 11540157 2010 81637099 1300042 911503 12114059 2011 128896456 2521303 927846 12728666 2012 166597778 2378209 941414 13407021 2013 224197863 2037874 955015 14138719 2014 357411064 2708816 968632 14867404 2015 312419914 4519199 971511 15610514 Kab. Gunungkidul 2009 38455405 538990 675474 8495413 2010 42542031 488805 675382 8848037 2011 54462419 688405 682670 9248010 2012 67050782 1279065 688135 9695979 2013 83427448 1822251 693523 10177432 2014 159304338 3685137 698825 10639465 2015 145856403 2642759 715282 11151688 Kab. Sleman 2009 157231268 3558225 1074673 20559297 2010 163056459 2499877 1093110 21481644 2011 226686250 2490063 1113297 22645851 2012 301069539 3042232 1130140 23957112 2013 449270306 3654145 1147037 25367414 2014 573337600 4223958 1163970 26740537 2015 577588009 4950928 1167481 28159674 Kota Yogyakarta 2009 161482659 2347713 389685 16468452 2010 179423640 3538139 388627 17202154 2011 228870562 3455535 392388 18206089 2012 338839606 4083605 395134 19189074 2013 383052140 4641005 397828 20239557 2014 470634762 5251352 400467 21312143 2015 449849108 5619731 412704 22412176

Date: 08/24/16 Time: 15:33 Sample: 2009 2015

Included observations: 7 Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 5.930494 2.492067 2.379749 0.0237

LOG(JKW?) 0.775886 0.178134 4.355620 0.0001

LOG(JP?) -0.141595 0.179778 -0.787609 0.4369

LOG(PDRB?) 0.220933 0.297708 0.742113 0.4636

R-squared 0.800640 Mean dependent var 18.85934

Adjusted R-squared 0.781348 S.D. dependent var 0.807712

S.E. of regression 0.377689 Akaike info criterion 0.997717

Sum squared resid 4.422107 Schwarz criterion 1.175471

Log likelihood -13.46004 Hannan-Quinn criter. 1.059077

F-statistic 41.49932 Durbin-Watson stat 0.369623

Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 08/24/16 Time: 15:33

Sample: 2009 2015 Included observations: 7 Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 35

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -131.2665 35.37195 -3.711034 0.0009

LOG(JKW?) 0.279440 0.083131 3.361445 0.0023

LOG(JP?) 8.443695 3.904485 2.162563 0.0396

LOG(PDRB?) 2.022633 1.127535 1.793853 0.0840

Fixed Effects (Cross)

_KULONPROGO--C 5.465343 _BANTUL—C -3.193266 _GUNUNGKIDUL--C -0.597435 _SLEMAN—C -5.422914 _YOGYAKARTA--C 3.748272 Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.983839 Mean dependent var 20.82227

Adjusted R-squared 0.979649 S.D. dependent var 6.607409

S.E. of regression 0.135938 Sum squared resid 0.498935

F-statistic 234.8065 Durbin-Watson stat 2.047459

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.976914 Mean dependent var 18.85934

Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 08/24/16 Time: 15:35

Sample: 2009 2015 Included observations: 7 Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 35

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -25.20493 6.245061 -4.035978 0.0003

LOG(JKW?) 0.432179 0.082802 5.219412 0.0000

LOG(JP?) -0.743385 0.556441 -1.335964 0.1913

LOG(PDRB?) 2.920431 0.375512 7.777202 0.0000

Random Effects (Cross)

_KULONPROGO--C 1.867260 _BANTUL--C 0.121374 _GUNUNGKIDUL--C 0.264587 _SLEMAN--C -1.005944 _YOGYAKARTA--C -1.247278 Effects Specification S.D. Rho Cross-section random 0.470195 0.9220 Idiosyncratic random 0.136799 0.0780 Weighted Statistics

R-squared 0.851211 Mean dependent var 2.061449

Adjusted R-squared 0.836812 S.D. dependent var 0.522232

S.E. of regression 0.210964 Sum squared resid 1.379678

F-statistic 59.11605 Durbin-Watson stat 0.689097

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared -1.022963 Mean dependent var 18.85934

Redundant Fixed Effects Tests Pool: PANEL

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 75.740757 (4,27) 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 08/24/16 Time: 15:34

Sample: 2009 2015 Included observations: 7 Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 35 Use pre-specified GLS weights

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.876105 2.376077 1.210443 0.2353

LOG(JKW?) 0.689151 0.185177 3.721590 0.0008

LOG(JP?) -0.197872 0.231150 -0.856029 0.3986

LOG(PDRB?) 0.529948 0.320105 1.655545 0.1079

Weighted Statistics

R-squared 0.802494 Mean dependent var 20.82227

Adjusted R-squared 0.783380 S.D. dependent var 6.607409

S.E. of regression 0.443498 Sum squared resid 6.097409

F-statistic 41.98567 Durbin-Watson stat 0.301012

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.786284 Mean dependent var 18.85934

Pool: PANEL

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 45.724505 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

LOG(JKW?) 0.253660 0.432179 0.002058 0.0001

LOG(JP?) 6.160641 -0.743385 14.836790 0.0731

LOG(PDRB?) 2.667471 2.920431 1.033206 0.8035

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Panel Least Squares Date: 08/24/16 Time: 15:36 Sample: 2009 2015

Included observations: 7 Cross-sections included: 5

Total pool (balanced) observations: 35

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -110.8867 36.46980 -3.040508 0.0052

LOG(JKW?) 0.253660 0.094416 2.686614 0.0122

LOG(JP?) 6.160641 3.891840 1.582964 0.1251

LOG(PDRB?) 2.667471 1.083612 2.461647 0.0205

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.977221 Mean dependent var 18.85934

Adjusted R-squared 0.971315 S.D. dependent var 0.807712

S.E. of regression 0.136799 Akaike info criterion -0.942976

Sum squared resid 0.505277 Schwarz criterion -0.587468

Log likelihood 24.50209 Hannan-Quinn criter. -0.820255

F-statistic 165.4707 Durbin-Watson stat 1.913147

Dependent Variable: LOG(RES2)

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 12/06/16 Time: 01:36

Sample: 2009 2015 Periods included: 7 Cross-sections included: 5

Total panel (balanced) observations: 35

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -31.77259 284.8369 -0.111547 0.9120

LOG(JKW) 0.911405 0.819049 1.112760 0.2756

LOG(JP) 2.136167 30.50665 0.070023 0.9447

LOG(PDRB) 1.456505 8.527530 0.170800 0.8657

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.330612 Mean dependent var 36.43356

Adjusted R-squared 0.157067 S.D. dependent var 8.192640

S.E. of regression 1.107419 Sum squared resid 33.11215

F-statistic 1.905049 Durbin-Watson stat 2.372730

Prob(F-statistic) 0.107960

Unweighted Statistics

R-squared 0.232235 Mean dependent var 33.80830

PAD 1.000000 0.853463 0.311617 0.830758 JKW 0.853463 1.000000 0.233793 0.834298 JP 0.311617 0.233793 1.000000 0.535126 PDRB 0.830758 0.834298 0.535126 1.000000

Dokumen terkait