• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan

2. Pembahasan

Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang dihasilkan mengacu pada kriteria pemilihan media menurut Azhar (2010: 75-76) yang mengemukakan bahwa kriteria-kriteria pemilihan media yaitu:

a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, artinya media yang dibuat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi, artinya media dapat mendukung fakta serta dapat menjelaskan konsep berdasarkan materi yang dipelajari.

c. Praktis, luwes, dan bertahan, artinya media yang dikembangkan dapat dan mudah digunakan oleh siapa saja baik guru maupun murid. Selain itu, media juga dapat bertahan yang artinya dapat digunakan berkali-kali dalam proses pembelajaran.

d. Guru terampil menggunakannya, artinya media yang dikembangkan harus dikuasai oleh guru sehingga dalam penggunaannya tidak mendapat kesulitan.

e. Pengelompokan sasaran, artinya media yang dikembangkan diperuntukkan pada jenis kelompok kecil atau besar.

f. Mutu teknis, artinya media yang dikembangkan harus jelas baik dari segi penyajiannya maupun penggunaanya.

Berdasarkan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang telah divalidasi oleh pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar diperoleh hasil dimana media kotak dakon KPK termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata akhir yaitu 4,48 yang dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Pakar media pembelajaran konvensional dan guru kelas IV SD

No Validator

Media Pembelajaran Konvensional

Skor Kategori

1 Pakar media pembelajaran konvensional

4,60

Sangat Baik

2 Pakar media pembelajaran konvensional

4,76

Sangat Baik

3 Guru SD kelas IV 4,13 Baik 4 Guru SD kelas IV 4,43 Sangat Baik

Jumlah 17,92

Rerata (jumlah total: validator) 4,48

Kategori Sangat Baik

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada validasi media pembelajaran konvensional , pakar media pembelajaran konvensional (A) memberikan skor 4,60 dengan kategori “sangat baik”. Pakar media pembelajaran konvensional (B) 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Guru kelas IV (A) memberikan skor 4,13 dengan kategori “baik”. Guru kelas IV (B) memberikan skor 3,03 dengan kategori “baik”. Dari hasil hasil validasi diperoleh rerata skor rata-rata 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari

perolehan skor yang diberikan oleh keempat validator, maka rerata akhir dari validasi media adalah 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu, media ini digolongkan pada kategori sangat baik karena sudah memenuhi kriteria pemilihan media.

Berdasarkan spesifikasi media pembelajaran konvensional yang telah dibuat, maka produk akhir media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran konvensional yaitu kotak dakon KPK. Kotak dakon KPK dibuat dari papan dan didalamnya terdapat petakan kotak kecil yang berjumlah 100 kotak dan setiap kotak diberi angka. Media ini dilengkapi dengan manik-manik yang berfungsi sebagai dakon. Manik-manik ini diberi warna yang berbeda agar memudahkan siswa dalam menggunakan media. Kotak- kotak akan diberi warna yang berbentuk pola. Berikut adalah ketentuan ukuran dari kotak dakon KPK

a. Kotak bagian luar berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 5 cm meter dan ketebalan papan 1 cm.

Gambar 4.9 Tampak luar media kotak dakon KPK

b. Kotak kecil bagian dalam berukuran panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan papan 2 inci. Jumlah kotak bagian dalam berjumlah 100 kotak yang diberi warna berbeda-beda. Warna yang digunakan adalah warna biru, hijau dan kuning. Selain itu terdapat kotak kecil berukuran 5 × 5 cm, terdapat pula empat buah kotak yang berukuran 10 × 10 cm. Kotak ini dilengkapi dengan whiteboard yang berukuran 10 × 10 cm, penghapus, dan spidol. Kotak ini digunakan untuk menyimpan manik-manik. Kotak-kotak ini berwarna kuning dan hijau.

c. Manik-manik yang digunakan dalam media kotak dakon KPK terbuat dari kayu dengan ukuran 1 × 1 cm. Manik-manik ini berjumlah 100 buah namun warna manik-manik berbeda yaitu 25 manik bewarna merah, 25 bewarna hijau, 25 berwarna orange, dan 25 berwarna putih.

Gambar 4.11 Manik-manik media kotak dakon KPK

2. Media kotak dakon KPK memiliki kartu soal untuk mengevaluasi kemampuan siswa.

3. Kotak dakon KPK dikhususkan untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV sekolah dasar.

4. Kotak dakon KPK dapat digunakan berulang-ulang. Artinya, media ini bukan merupakan media yang hanya sekali pakai melainkan dapat digunakan secara berulang-ulang.

5. Kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama.

6. Kotak dakon KPK mudah di bawah kemana-mana. Artinya, media ini tidak memiliki batasan ruang dan waktu jika hendak digunakan.

7. Kotak dakon KPK didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.

8. Kotak dakon KPK dapat digunakan secara individu maupun secara berkelompok oleh peserta didik.

98 BAB V PENUTUP A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai media konvensional kotak dakon KPK, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengembangan media pembelajaran kotak dakon KPK menggunakan metode Research and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Dari kesepuluh langkah-langkah Research and Development (R&D) peneliti terbatas sampai pada tahap kelima yaitu (a) analisis potensi dan masalah, (b) pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi produk, dan (e) revisi produk. Media yang dikembangkan hanya dijadikan sebagai pegangan guru. Produk akhir yang dihasilkan dari berupa media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK. 2. Media pembelajaran konvensional kotak dakok KPK dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV memiliki kualitas baik berdasarkan hasil validasi dari kedua pakar media pembelajaran konvensional dan kedua guru kelas IV sekolah dasar. Validasi pertama oleh Bapak PP dengan perolehan skor 4,60 dengan kategori “sangat baik”. Validasi kedua oleh Bapak GK dengan perolehan skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Validasi Guru kelas IV oleh Ibu MU dengan perolehan skor skor 4,13 dengan kategori “baik” dan oleh Ibu CD skor 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil hasil validasi diperoleh rerata skor rata-rata 4,48 dengan kategori “ sangat baik”. Dengan perolehan

rerata tersebut, maka media kotak dakon KPK layak untuk diujicoba dalam pembelajaran.

B.Keterbatasan Pengembangan

Produk media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang dikembangkan memiliki keterbatasan yang dijabarkan sebagai beerikut:

1. Dalam melakukan analisis kebutuhan, peneliti menggunakan teknik wawancara yang dilakukan pada satu orang guru kelas IV. Dengan demikian, data yang diperoleh kurang mendalam.

2. Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada langkah pengembangan kelima yaitu pada tahap revisi produk.

3. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK hanya terbatas pada materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi”. 4. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK digunakan untuk kelompok

kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa.

5. Pengembangan media konvensional kotak dakon KPK menggunakan buku kurikulum 2013 edisi tahun 2014. Hal ini dikarenakan peneliti terlambat mengetahui bahwa adanya buku kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016.

C.Saran

Adapun saran dari peneliti untuk peneliti berikutnya yang mengembangkan media pembelajaran konvensional sejenis adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya wawancara yang dilakukan dalam analisis kebutuhan dilakukan juga dengan siswa supaya mendapatkan informasi tambahan terkait masalah yang dihadapi siswa.

2. Sebaiknya penelitian pengembangan dilakukan terhadap kesepuluh langkah pengembangan agar dapat mengetahui kualitas dari media yang dikembangkan secara tepat.

3. Sebaiknya media yang dikembangkan harus dapat digunakan untuk materi lain yang ada dalam muatan pembelajaran.

4. Sebaiknya peneliti harus mengetahui berbagai perkembangan terkait dengan hal yang akan diteliti sehingga tidak dapat mengalami kesulitan.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, A. 2015. Pengembangan Media Permainan Dakonmatika Pada Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim. Diunduh dari http://digilib.uinsby.ac.id/3687/. Tanggal 24 Februari 2017

Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka. Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTs. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Ed. 1, Cet.6. Jakarta: Bumi Aksara.

https://id.wikipedia.org/wiki/Congklak

Karnadi, dkk. 2006.UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Cipta Jaya

Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan Digital, Cet. 1 Ed. 2. Bogor: Ghalia Indonesia.

Kusumaningrum, P. Yunianta, Hasti Nova T dan Wahyudi. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Communion Paper Materi FPB Dan KPK Untuk Siswa

Sekolah Dasar. Diunduh dari

http://respository.uksw.edu/bitstream/123456789/5626/TI Full%20yext.pdf. Tanggal 24 Februari 2017.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Majid, Abdul dan Rochman, Chaerul. 2014. Pendekatan Ilmiah; Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.

Meggitt, Charolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Permata Puri Media.

Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung Persada Press Group.

Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu H. 2007. Metodologi Penelitian. --Cet. 8.-- Jakarta: Bumi Aksara.

Nurhayati, dkk.2016. Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika. Diunduh dari

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/940. Tanggal 9 Januari 2017.

Sadiman, Arief S. 2014. Media Pedidikan: Pengertian, Pengertian, dan Pemanfaatnya. –Ed. 1 – Cet. 17. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.

Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani, Anggota IKAPI.

Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Yani, Ahmad. 2014. Minset Kurikulum 2013. Cet. 2. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Nomor: 14 Tahun 2006 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.

Lampiran 1:

Dokumen terkait