• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.1. Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Sosiodemografi 6.1.1. Umur dan Jenis Kelamin

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan umur dan jenis kelamin di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.1. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

4.4% 6.3% 7.6% 7.6% 6.3% 3.2% 3.2% 1.3% 10.1% 18.3% 13.3% 9.5% 5.1% 1.9% 1.3% 0.6% 11 – 19 tahun 20 – 28 tahun 29 – 37 tahun 38 – 46 tahun 47 – 55 tahun 56 – 64 tahun 65 – 73 tahun 74 – 82 tahun U m u r Proporsi (% ) Laki-laki Perempuan

Berdasarkan gambar 6.1. dapat diketahui proporsi umur penderita tertinggi adalah kelompok umur 20-28 tahun (masa dewasa awal sampai dewasa tengah) pada perempuan dengan proporsi (18,3%). Pada laki-laki tertinggi pada kelompok umur 29-37 tahun dan 38-46 tahun dengan proporsi yang sama (7,6%). Sedangkan umur terendah 74-82 tahun dengan proporsi lebih besar pada laki-laki (1,3%), sedangkan perempuan (0,6%). Diperoleh Seks ratio (63:95)=1:1,5, yang berarti bahwa penderita karies gigi permanen lebih banyak pada jenis kelamin perempuan.

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 1999 bahwa status karies gigi menurut karakteristik penduduk di Indonesia prevalensi karies berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki (90,05%) sedngkan perempuan (91,67%).30

Hasil penelitian Putri Syarah di Klinik Konservasi FKG USU pada tahun 2008 mendapatkan proporsi penderita karies gigi permanen dengan jenis kelamin perempuan sebesar 61,0%.12

Perempuan lebih cenderung menderita karies gigi karena dipengaruhi 3 faktor yaitu: 1. masa erupsi gigi yang lebih cepat bila dibandingkan dengan laki-laki sehingga lebih lama terpapar oleh makanan kariogenik (yang menyebabkan karies), 2. kemudahan bagi wanita untuk memperoleh makanan sehingga proses demineralisasi email sangat singkat, dan 3. kehamilan. Pada masa kehamilan kebutuhan terhadap nutrisi terutama kalsium semakin meningkat dua kali lipat karena nutrisi tersebut juga dibutuhkan untuk tumbuh kembang gigi dan tulang janin. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka asupan kalsium akan semakin berkurang bagi ibu sehingga kerentanan terhadap kejadian karies semakin meningkat. Selain itu komposisi saliva pada masa pubertas, menstruasi dan kehamilan mengalami perubahan yang dapat mendukung terjadinya karies gigi.39 Saliva membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit untuk menormalkan kembali pH mulut, apabila konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat atau pun makanan

kariogenik berulang-ulang dilakukan maka pH mulut tetap berada di bawah normal sehingga plak mudah berkembang dan proses remineralisasi email tidak dapat terjadi. Hal ini lah yang memungkinkan menjadi penyebab perempuan lebih cenderung mengalami karies.

6.1.2. Daerah Asal

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan daerah asal di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.2. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Daerah Asal di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.2. dapat diketahui penderita yang terbesar berasal dari Kota Pangururan 68,4% sedangkan sisanya berasal dari Luar Kota Pangururan sebesar 31,6%.

RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan merupakan satu-satunya Rumah Sakit Pemerintah di Kabupaten Samosir yang menjadi unit pelayanan kesehatan yang strategis dan berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Samosir. Salah satu fasilitas medis dan perawatan di rumah sakit ini adanya Poliklinik Gigi yang bertujuan dalam perawatan gigi berlubang dan perawatan urat syaraf yang ditunjang dengan sarana dan prasarana yang tersedia, yang melayani pasien yang datang langsung ke rumah sakit baik yang dari dalam maupun yang dari Luar Kota Pangururan. Selain

Daerah Asal

68.4% 31.6%

Kot a Pangur uran Luar Kot a Pangururan

itu keberadaannya yang mudah dijangkau dan banyak diketahui oleh masyarakat luas baik di dalam maupun luar Kota Pangururan. Hal ini lah yang menyebabkan penderita karies kebanyakan berasal dari Kota Pangururan.

6.2. Stadium Karies

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan stadium karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.3. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Stadium Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.3. dapat diketahui stadium karies penderita terbesar adalah kombinasi jenis stadium (42,4%) dan terkecil karies superfisialis (11,4%). Pada penderita dengan kombinasi jenis stadium yang terbesar adalah karies superfisialis+media+profunda (12,7%).

Stadium Karies

42.4%

27.8% 18.4%

11.4%

Kombinasi Jenis Stadium Profunda

Media Superfisialis

Hal ini disebabkan karena kondisi gigi penderita karies gigi permanen masyarakat Samosir yang tidak terawat. Sehingga kombinasi jenis stadium merupakan keluhan yang paling banyak diderita masyarakat Samosir.

Stadium superfisialis merupakan stadium yang paling dini dengan kavitas (lubang gigi) baru mengenai email dan pada tahap ini rasa sakit belum ada, stadium media di mana kavitas telah mencapai dentin dan biasanya disertai dengan rasa sakit dan ngilu pada gigi yang karies saat memakan makanan dan minuman manis, panas atau dingin, sedangkan stadium profunda di mana kavitas sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.11 Perkembangan karies seperti inilah yang dialami penderita datang mengobati giginya setelah ada riwayat karies sebelumnya.14

Gambar 6.4. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Kombinasi Jenis Stadium Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.4. dapat diketahui kombinasi jenis stadium karies penderita terbesar adalah superfisialis+media+profunda (12,7%) dan terkecil karies superfisialis+media (8,2%).

Kombinasi Jenis Stadium Karies

12.7% 12.0% 9.5% 8.2% Superfisialis+Media+Profunda Media+Profunda Superfisialis+Profunda Superfisialis+Media

Stadium superfisialis+media+profunda merupakan gabungan ke tiga stadium dengan penderita terbesar disebabkan karena kebanyakan penderita telah memiliki riwayat karies gigi sebelumnya dan jarang melakukan konsultasi ke dokter gigi mengenai kondisi gigi. Penderita berobat setelah merasakan sakit sehingga hal ini lah yang dapat mengganggu pertumbuhan gigi- gigi lainnya.21

6.3. Tingkat Keparahan Karies

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan tingkat keparahan karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.5. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.5. dapat diketahui penderita karies gigi permanen terbesar pada kombinasi tingkat keparahan (57,6%) dan terkecil keparahan berat (6,3%).

Tingkat Keparahan Karies

57.6% 26.6% 9.5% 6.3% Kombinasi Tingkat Keparahan Ringan Sedang Berat

Karies gigi merupakan penyakit infeksi dan bersifat meluas. Terjadinya karies pada gigi disebabkan oleh banyak faktor yang saling berkaitan.34 Keparahan karies ringan+sedang+berat berarti bahwa karies terjadi pada gigi molar, premolar, dan anterior (insisivus dan kaninus), hal ini menunjukkan tingginya kecepatan berkembangnya karies gigi.18,19

Hal ini sesuai dengan kondisi gigi penderita karies gigi permanen di RSUD Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan yang memerlukan perhatian di mana masyarakat Samosir kurang menjaga kesehatan gigi, sehingga pasien yang berobat sudah parah.

Gambar 6.6. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Kombinasi Tingkat Keparahan Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.6. dapat diketahui kombinasi tingkat keparahan karies penderita terbesar adalah ringan+sedang+berat (22,1%) dan terkecil karies dengan keparahan sedang+berat (3,8%).

Banyak penderita karies gigi yang berobat di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan mengalami keparahan karies ringan+sedang+berat, karena masih kurangnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan gigi. Ada beberapa penderita karies memiliki 3 tingkat keparahan

Kombinasi Tingkat Keparahan Karies

22.1% 18.4% 13.3% 3.8% Ringan+Sedang+Berat Ringan+Sedang Ringan+Berat Sedang+Berat

karies sekaligus karena kurang merawat giginya. Sehingga gigi terganggu di bagian insisivus, premolar, dan molar.

6.4. Penatalaksanaan Medis

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan penatalaksanaan medis karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.7. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.7. dapat diketahui jenis perawatan penderita terbesar adalah pencabutan (50,0%) dan terkecil tidak ada perawatan (7,0%).

Perawatan pencabutan adalah upaya penanggulangan di mana keadaan gigi yang sudah sedemikian rusak sehingga untuk penambalan sulit dilakukan, maka tidak ada cara lain selain mencabut gigi yang telah rusak tersebut. Dalam proses pencabutan, pasien akan dibius di mana biasanya pembiusan dilakukan lokal yaitu hanya pada gigi yang dibius saja yang mati rasa dan

P e n a ta la k s a n a a n M e d is 50.0% 25. 3% 17. 7% 7.0% P enc abutan P enam balan P S A Tidak A da

pembiusan pada setengah rahang. Pembiusan ini membuat pasien tidak merasakan sakit pada saat pencabutan dilakukan.37

Penatalaksanaan medis dengan pencabutan menjadi perawatan yang dilakukan terhadap penderita karies gigi permaanen di RSUD. Dr Hadrianus Sinaga dikarenakan kondisi gigi yang tidak memungkinkan untuk ditambal dan perlengkapan medis yang belum memadai. Hasil penelitian Putri Syarah di Klinik Konservasi FKG USU Tahun 2008 mendapatkan proporsi perawatan penderita karies gigi dengan pencabutan sebesar 27,3%.12

6.4.1. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Stadium Karies

Proporsi penatalaksanaan medis penderita karies gigi permanen berdasarkan stadium karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.8. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Stadium Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

16.7 20.7 20.5 32.8 61.1 48.3 56.8 43.3 11.1 17.2 20.5 17.9 13.8 2.2 6,0 11.1 0 10 20 30 40 50 60 70

Super fi si al i s M edi a Pr ofunda Kombi nasi Jeni s Stadi um St adium Karies P r o p o rs i (% ) Penambal an Pencabutan PSA Ti dak Ada

Berdasarkan gambar 6.8. dapat diketahui penderita pada stadium superfisialis dengan penatalaksanaan medis pencabutan (61,1%) dan penatalaksanaan medis dengan PSA dan yang tidak dilakukan perawatan masing-masing mempunyai proporsi yang sama (11,1%), pada stadium media dengan pencabutan (48,3%) dan yang tidak dilakukan perawatan (13,8%). Penderita pada stadium profunda dengan perawatan pencabutan (56,8%) dan tidak dilakukan perawatan (2,2%). Pada penderita dengan kombinasi jenis stadium karies terbesar dengan pencabutan (43,3%) dan terkecil tidak dilakukan perawatan (6,0%).

Pada setiap stadium karies, pencabutan mempunyai proporsi yang tertinggi dikarenakan pencabutan menjadi penatalaksanaan medis yang dapat menyembuhkan penderita karies dari rasa sakit.

6.4.2. Penatalaksanaan Medis Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies

Proporsi penatalaksanaan medis penderita karies gigi permanen berdasarkan tingkat keparahan karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.9. Diagram Bar Distribusi Proporsi Penatalaksanaan Medis Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.9. dapat diketahui penderita pada keparahan ringan dengan penatalaksanaan medis pencabutan (57,1%) dan yang tidak dilakukan perawatan (4,8%), pada keparahan sedang dengan pencabutan (46,6%) dan perawatan dengan penambalan dan PSA sebesar (26,7%). Penderita pada keparahan berat dengan penambalan (40,0%) dan perawatan dengan pencabutan dan PSA (30,0%). Pada penderita dengan kombinasi tingkat keparahan terbesar dengan penatalaksanaan pencabutan (49,5%) dan terkecil adalah yang tidak dilakukan perawatan (9,8%).

Pada setiap tingkat keparahan karies, pencabutan mempunyai proporsi yang tertinggi dikarenakan pencabutan menjadi penatalaksanaan medis yang dapat menyembuhkan penderita karies dari rasa sakit.

23.1 57.1 49.5 11.9 17.6 4.8 9.8 40.0 26.2 26.7 30.0 46.6 30.0 26.7 0,0 0,0 0 10 20 30 40 50 60 70

Ri ngan Sedang Berat Kombi nasi Ti ngkat Kepar ahan

Tingkat Ke parahan Karies

P r o p o r si ( % ) Penambal an Pencabutan PSA Ti dak Ada

6.5. Sumber Biaya

Proporsi penderita karies gigi permanen berdasarkan sumber biaya di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.10. Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Sumber Pembiayaan di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.10. dapat diketahui penderita karies gigi permanen berdasarkan sumber biaya untuk berobat gigi yang terbesar dengan menggunakan Askes (53,8%) sedangkan yang terkecil dengan sumber biaya menggunakan Jamkesmas sebesar (5,1%).

Hal ini disebabkan kebanyakan penderita karies adalah PNS/Pegawai Swasta yang memiliki Askes sedangkan yang terkecil penderita karies yang sumber biayanya menggunakan Jamkesmas dikarenakan masyarakat belum mengetahui bahwa Poliklinik Gigi di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir juga memberikan pelayanan gigi bagi penderita karies. Begitu juga halnya dengan penderita karies sebagai pasien umum.

S u m b e r B ia y a 53.8% 41.1% 5.1% A s k es Um um Jam k es m as

6.6. Analisa Statistik

6.6.1. Umur Berdasarkan Stadium Karies

Proporsi umur penderita karies gigi permanen berdasarkan stadium karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 6.11. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Stadium Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.11. dapat diketahui penderita karies pada 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda) terbesar pada kelompok umur <35 tahun (53,8%), dan terkecil umur ≥35 tahun (46,2%). Pada penderita dengan kombinasi jenis stadium terbesar kelompok umur ≥35 tahun (52,2%), dan terkecil adalah umur <35 tahun (47,8%).

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p=0,552 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna distribusi proporsi umur berdasarkan stadium karies karies.

47.8 52.2 53.8 46.2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 Jenis Stadium Kombinasi Jenis Stadium

Stadium Karies P ro p o rs i (% ) < 35 ≥35

Gambar di atas menunjukkan distribusi penderita pada kelompok umur <35 tahun tertinggi pada 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda) dan terendah kombinasi jenis stadium. Distribusi penderita pada umur ≥35 tahun tertinggi pada kombinasi jenis stadium dan terendah pada 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda).

Umur pasien menentukan risiko karies seseorang. Karies superfisialis terjadi paling banyak pada anak muda dan makin tua umurnya kecepatan terjadinya karies akan semakin berkurang. Penyebab pengurangan ini bisa disebabkan oleh berubahnya diet dan higiene oralnya karena pasien menjadi lebih dewasa. Selain itu emailnya pun menjadi lebih matang sehingga menjadi kurang rentan terhadap karies. Akan tetapi, orangtua pun dapat mempunyai lesi karies baru jika faktor-faktor seperti diet atau aliran ludah terganggu.19

6.6.2. Jenis Kelamin Berdasarkan Stadium Karies

Proporsi jenis kelamin penderita karies gigi permanen berdasarkan stadium karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.12. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Stadium Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.12. dapat diketahui penderita dengan 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda) lebih besar pada jenis kelamin perempuan (61,5%) sedangkan laki-laki (38,5%). Penderita dengan kombinasi jenis stadium lebih besar perempuan (58,2%) sedangkan laki-laki (41,8%).

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p=0,796 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan stadium karies. Gambar di atas menunjukkan distribusi penderita dengan jenis kelamin laki-laki tertinggi pada kombinasi jenis stadium dan terendah 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda). Distribusi penderita dengan jenis kelamin perempuan tertinggi pada 1 jenis stadium (Superfisialis, Media, dan Profunda) dan terendah pada kombinasi jenis stadium.

38.5 41.8 61.5 58.2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 Jenis Stadium Kombinasi Jenis

Stadium Stadium Karies P ro p o rs i (% ) Laki-laki Perempuan

Perempuan lebih memiliki banyak akses untuk mendapatkan makanan bila dibandingkan dengan laki-laki misalnya saja pada saat menyediakan makanan dan memasak yang memungkinkan mereka mencicipi atau memakan makanan yang akan atau selesai dimasak. Saliva membutuhkan waktu sekitar 30-60 menit untuk menormalkan kembali pH mulut, apabila konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat ataupun makanan kariogenik berulang-ulang dilakukan maka pH mulut tetap berada di bawah normal sehingga plak mudah berkembang dan proses remineralisasi email tidak dapat terjadi. Hal ini lah yang memungkinkan menjadi penyebab perempuan lebih cenderung mengalami karies baik itu dalam setiap stadium.16

6.6.3. Umur Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies

Proporsi umur penderita karies gigi permanen berdasarkan tingkat keparahan karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 6.13. Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.13. dapat diketahui penderita dengan 1 tingkat keparahan (Ringan, Sedang, dan Berat) terbesar pada kelompok umur ≥35 tahun (52,2%), dan terkecil pada umur <35 tahun (47,8%). Pada penderita dengan kombinasi tingkat keparahan terbesar kelompok umur <35 tahun (53,8%) dan terkecil adalah umur ≥35 tahun (46,2%).

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh p=0,552 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna distribusi proporsi umur berdasarkan tingkat keparahan karies.

Gambar di atas menunjukkan distribusi penderita pada kelompok umur <35 tahun tertinggi pada kombinasi tingkat keparahan, dan terendah pada 1 tingkat keparahan (Ringan,

47.8 52.2 53.8 46.2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 Tingkat Keparahan Kombinasi Tingkat

Keparahan

Tingkat Keparahan Karies

P ro p o rs i (% ) < 35 ≥ 35

Sedang, dan Berat). Pada umur ≥35 tahun tertinggi dengan 1 tingkat keparahan (Ringan, Sedang, dan Berat) dan terendah kombinasi tingkat keparahan.

Umur pasien menentukan risiko karies seseorang. Umur 20-28 tahun merupakan usia tertinggi penderita karies yang berobat di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan, dikarenakan umur tersebut menjadi kelompok umur berisiko pada usia remaja. Pada masa ini gigi molar ke tiga rentan karies sampai maturasi keduanya selesai. Di usia ini pula biasanya orang-orang meninggalkan rumah untuk belajar atau bekerja di tempat lain, yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan tidak hanya gaya hidup tapi juga pada kebiasaan makan dan menjaga kebersihan mulut.

6.6.4. Jenis Kelamin Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies

Proporsi jenis kelamin penderita karies gigi permanen berdasarkan tingkat keparahan karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6.14. Diagram Bar Distribusi Proporsi Jenis Kelamin Penderita Karies Gigi Permanen Berdasarkan Tingkat Keparahan Karies di RSUD. Dr. Hadrianus Sinaga Pangururan Kabupaten Samosir Tahun 2008

Berdasarkan gambar 6.14. dapat diketahui penderita dengan 1 tingkat keparahan (Ringan, Sedang, dan Berat) lebih besar pada jenis kelamin perempuan (59,7%) sedangkan laki-laki (40,3%). Pada penderita dengan kombinasi tingkat keparahan karies lebih besar pada perempuan (60,4%), sedangkan laki-laki (39,6%).

Analisa statistik dengan menggunakan uji Chi square diperoleh p=1,000 (p>0,05) artinya tidak ada perbedaan yang bermakna distribusi proporsi jenis kelamin berdasarkan tingkat keparahan karies.

Dari gambar diketahui distribusi penderita karies gigi permanen dengan jenis kelamin laki-laki yang tertinggi pada 1 tingkat keparahan (Ringan, Sedang, dan Berat) dan terendah dengan kombinasi tingkat keparahan, sedangkan pada perempuan yang tertinggi dengan

40.3 39.6 59.7 60.4 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

1 Tingkat Keparahan Kombinasi Tingkat

Keparahan

Tingkat Keparahan Karies

P ro p o rs i (% ) Laki-laki Perempuan

kombinasi tingkat keparahan dan terendah dengan 1 tingkat keparahan karies (Ringan, Sedang, dan Berat).

Dokumen terkait