BAB II KERANGKA TEORI
4.7 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian secara statistik dapat terlihat dengan jelas bahwa program Corporate Philanthropy (X1) dan programSocial Responsibility Business Practice(X2) berpengaruh signifikan secara simultan maupun secara parsial terhadap citra perusahaan. Pengaruh yang diberikan kedua variabel bebas ini bersifat positif dan signifikan artinya, Corporate Philanthropy (X1) dan Social
Responsibility Business Practice(X2) semakin tinggi pula citra perusahaan yang terbentuk. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
4.7.1 Pengaruh Corporate Philanthropy Terhadap Citra Perusahaan Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh Corporate Philanthropyterhadap citra perusahaan adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi sebesar 0.832 dan signifikan yang dilihat dari penghitungan uji T untuk hipotesis diperoleh bahwa Thitung (18.670) > Ttabel (1.984) dan untuk nilai signifikan sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05.
Pengaruh positif menunjukkan bahwa Corporate Philanthropy searah dengan citra perusahaan atau dengan kata lain tingginya program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Corporate Philanthropy akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat citra perusahaan yang terjadi. Begitu juga sebaliknya jika program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Corporate Philanthropy rendah maka tingkat citra perusahaan juga akan rendah. Berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Corporate Philanthropy memiliki peran yang penting terhadap citra perusahaan.
4.7.2 PengaruhSocial Responsibility Business Practice Terhadap Citra Perusahaan
Pada hasil penelitian ini hasil menunjukkan bahwa pengaruh Social Responsibility Business Practiceterhadap citra perusahaan adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi sebesar 0.054 dan signifikan yang dilihat dari penghitungan uji T untuk hipotesis diperoleh bahwa Thitung (2.499) > Ttabel (1.984) dan untuk nilai signifikan sebesar 0.014 yang lebih kecil dari 0.05.
Pengaruh positif menunjukkan bahwa Social Responsibility Business Practicesearah dengan citra perusahaan atau dengan kata lain tingginya program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Social Responsibility Business Practiceakan berpengaruh terhadap tingginya tingkat citra perusahaan yang terjadi. Begitu juga sebaliknya jika program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Social Responsibility Business Practicerendah maka tingkat citra perusahaan juga akan rendah. Berpengaruh signifikan menunjukkan bahwa program Corporate Social Responsibility (CSR) bagian Social Responsibility Business Practicememiliki peran yang penting terhadap citra perusahaan.
4.7.3 Pengaruh Corporate Social Responsibility (Corporate
Philanthropy dan Social Responsibility Business Practice
Terhadap Citra Perusahaan
Melalui hasil pengujian uji F diperoleh nilai Fhitung > Ftabel yaitu 10.776 > 3.090 yang menunjukkan bahwa kedua variabel berpengaruh secara simultan terhadap citra perusahaan. Dan melalui pengujian uji T diperoleh nilai untuk Corporate Philanthropy(X1) yaitu Thitung (18.670) > Ttabel (1.984) sedangkan untuk Social Responsibility Business Practice (X2) yaitu Thitung (2.499) > Ttabel (1.984) yang membuktikan kedua variabel secara parsial mempengaruhi citra perusahaan.
Untuk taraf signifikansi variabel pertama yaitu Corporate Philanthropyadalah 0.000 dan untuk variabel kedua yaitu Social Responsibility Business Practice (X2) menunjukkan nilai 0,014 yang berartiberada di bawah 0.05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yaitu diterima yaitu variabel program Corporate Philanthropy (X1) dan programSocial Responsibility Business Practice(X2) berpengaruh signifikan terhadap citra perusahaan PTP Nusantara VI di Kota Jambi.
Secara umum dapat dikatakan bahwa secara simultan maupun parsial Corporate Philanthropy(X1) dan Social Responsibility Business Practice (X2) memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap citra perusahaan.
Maka pada perusahaan PTP Nusantara VI, Corporate Social Responsibility (CSR) yang terdiri dari Corporate Philanthropy(X1) dan Social Responsibility Business Practice (X2) memiliki pengaruh yang kuat, sehingga perlu dipertahankan ataupun ditingkatkan karena dari hasil penelitian kedua variabel di atas secara bersamaan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap citra perusahaan di PTP Nusantara VI. Oleh karena it dengan mempertahankan dan meningkatkan program Corporate Social Responsibility (CSR) maka secara signifikan mampu meningkatkan sikap baik masyarakat terhadap perusahaan (Sheikh dan Beise-Zee,2011:27).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap citra perusahaan pada PTP Nusantara VI di Kota Jambi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengujian yang dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan menggunakan hasil uji koefisien determinasi (Uji R2) ternyata hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) melalui variabel Corporate Philanthropydan Social Responsibility Business Practice secara keseluruhan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap citra perusahaan.
2. Berdasarkan hasil pengujian secara serempak/simultan (Uji F) hasil penelitian membuktikan bahwaCorporate Social Responsibility (CSR) melalui variabel Corporate Philanthropydan Social Responsibility Business Practicememiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap citra perusahaan secara bersama – sama atau simultan.
3. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan menggunakan hasil uji parsial (Uji T), dapat disimpulkan bahwa variabel Corporate Philanthropydan Social Responsibility Business Practicememiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap citra perusahaan secara parsial dan variabel
4. Corporate Social Responsibility (CSR) yang dominan mempengaruhi citra perusahaan pada PTP Nusantara VI adalah variabel Corporate Philanthropy.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang ada dalam penelitian ini maka mengharuskan peneliti untuk memberikan saran. Saran dalam penelitian ini yang dapat peneliti berikan adalah :
1. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini yaitu PTP Nusantara VI harus terus mempertahankan konsistensinya dalam menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) yang terdiri dari Corporate Philanthropydan Social Responsibility Business Practice agar dapat terus mempertahankan eksistensinya di dunia perekonomian dan menjaga serta meningkatkan citra perusahaan yang telah terbangun.
2. Untuk variabel Corporate Philanthropy harus terus dijaga dan dipertahankan, karena program Corporate Philanthropy ini memiliki nilai pengaruh yang lebih tinggi dibandingkan dengan program lain pada PTP Nusantara VI.
3. Variabel Social Responsibility Business Practicemerupakan faktor yang memiliki nilai lebih rendah daripada variabel program Corporate Philanthropy, dengan demikian program Social Responsibility Business Practiceini perlu lebih diperhatikan dan ditingkatkan agar dapat pula meningkatkan citra perusahaan pada PTP Nusantara VI.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1Stakeholders
2.1.1 DefinisiStakeholders
Secara umum pengertian stakeholders adalah individu,sekelompok manusia,komunitas atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholders ditandai dengan adanya kekuasaan,legitimasi,dan kepentingan terhadap perusahaan. Stakeholders menjadi bagian dalam kehidupan dunia bisnis,perusahaan dan organisasi .
Terminologi stakeholders sudah sangat populer dan telah digunakan oleh banyak pihak dalam hubungannya dengan berbagai disiplin ilmu,misalnya
manajemen bisnis,ilmu komunikasi,pengelolaan sumber daya
alam,sosiologi,hukum dan lain sebagainya.Lembaga public juga telah menggunakan secara luas istilah stakeholders ini ke dalam proses-proses pengambilan dan implementasi keputusannya.Secara sederhana stakeholders sering dinyatakan sebagai para pihak,lintas pelaku,atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu,kepentingan dan atau rencana tertentu.(Isa dan Busyra,2008:73)
Freeman dalam solihin (2009:48) mendefinisikan stakeholders sebagai berikut :
“setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan.”Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Freeman dapat dipahami bahwa stakeholder merupakan kelompok ataupun individu yang dapat mempengaruhi atau sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan perusahaan,sehingga secara eksplisit disimpulkan bahwa stakeholders dapat mempengaruhi kelangsungan hidup (going corncern) perusahaan.
2.1.2 Ruang lingkup Stakeholders
Henriques (1999:89) mengemukakan beberapa ruang lingkup stakeholders,yaitu :
1. Pemerintah (Governmental),yaitu pemerintah dan peraturan- peraturan yang dikeluarkan pemerintah menjadi aspek penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.
2. Kelompok masyarakat (Community), kelompok masyarakat harus diperhatikan, karena kelompok masyarakat adalah elemen konsumen yang akan mengkonsumsi hasil produksi dari perusahaan.
3. Organisasi Lingkungan (Environmental Organization),dewasa ini telah menjadi salah satu kekuatan kontrol sosial yang dapat mengawasi aktifitas perusahaan.Orientasi organisasi lingkungan secara umum adalah menghindari eksploitasi yang berlebihan terhadap lingkungan hidup demi kepentingan perusahaan (profit).
4. Media massa (Mass Media) dalam lingkungan bisnis saat ini memiliki peran yang sangat dominan dalam membentuk opini masyarakat terhadap suatu aktifitas perusahaan.Media menyediakan informasi bagi perusahaan dan dapat pula sebagai alat publikasi dan sosialisasi yang digunakan oleh perusahaan untuk dapat membangun kepercayaan (image) publik tentang aktifitas-aktifitas sosial yang dijalankan perusahaan.
Kasali dalam Wibisono (2007 : 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:
1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.
2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal. Tidak semua elemen dalam stakeholders perlu diperhatikan. Perusahaan perlu menyusun skala prioritas. Stakeholders yang paling penting disebut stakeholders primer, stakeholders yang kurang penting disebut stakeholders sekunder dan yang biasa diabaikan disebut
stakeholders marjinal. Urutan prioritas ini berbeda bagi setiap perusahaan meskipun produk atau jasanya sama. Urutan ini juga bisa berubah dari waktu ke waktu.
3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial. 4. Proponents, opponents, dan uncommitted. Diantara stakeholders
ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional. 5. Silent majority dan vokal minority. Dilihat dari aktivitas
stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).
2.2Public Relations (PR)
2.2.1 Definisi Public Relations(PR)
Public Relations(PR)menyangkut kepentingan setiap organisasi,baik organisasi yang bersifat komersial maupun yang non-komersial. Public Relations(PR)termasuk kedalam fungsi manajemen yang berarti Public Relations(PR) tersebut melekat pada manajemen dan pada proses kerjanya adalah membantu mengkomunikasikan perusahaan dengan masyrakat sekitarnya.Roberto Simoes dalam Maria Assumpta (2002: 7) menyimpulkan “Apa Public Relations(PR) itu sebenarnya ?”
a. Public Relations(PR) merupakan proses interaksi.Public Relations(PR) menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak.
b. Public Relations(PR) adalah fungsi manajemen.Public Relations(PR)menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan publiknya,baik internal maupun eksternal.Hal ini merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen dalam pencapaian tujuan organisasinya.
c. Public Relations(PR) merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu (Public relations adalah multidisiplin ilmu).Public Relations(PR)menanamkan pengertian,menumbuhkan motivasi dan
goodwill,kepercayaan,saling adanya pengertian,dan citra yang baik dari publiknya.
d. Public Relations(PR)merupakan profesi profesional dalam bidangnya. Juga, Public Relations(PR) merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus.Public Relations(PR) merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan.
e. Public Relations(PR)merupakan penggabungan berbagai ilmu.Public Relations(PR) merupakan penerapan kebijaksanaan dan pelaksanaannya melalui interpretasi yang peka atas berbagai peristiwa.
Definisi lain yang diberikan oleh International Public Relations Association (IPRA) adalah : “Public Relations is a management function,of a continuing and planned character,through which public and private organizations and institutions seek to win and relain the under-standing,sympathy,and support of those with whom there are or may be concerned by evaluating public opinion about themselves,in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive coorporation and more efficient fulfillment of their common interest.”
Dari definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai Public Relations(PR)merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi,lembaga-
lembaga yang bersifat umum dan pribadi berupaya untuk memperoleh dan membina saling pengertian,simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungannya dan diduga akan ada kaitannya,dengan cara menilai opini publik diantara mereka,dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan,guna mencapai kerja sama yang lebih produktif,dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien dengan informasi dan kegiatan yang terencana dan tersebar luas.
2.2.2 Tugas Public Relations (PR)
Maria Assumpta (2002:39) Lima pokok tugas Public Relations(PR)sehari- hari sebagai berikut :
1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan,tertulis,melalui gambar (visual) kepada publik,supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi atau perusahaan,tujuan serta kegiatan yang dilakukan.Itu disesuaikan dengan kebutuhan,keinginan,dan harapan publik internal atau eksternal dan memperhatikan,mengolah ,mengintegrasikan pengaruh lingkungan yang masuk demi perbaikan dan perkembangan organisasi.
2. Memonitor,merekam,dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat. Disamping itu,menjalankan dan bertangggung jawab terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan.Karena mereka ikut menentukan kehidupan organisasi
apabila kita tidak saling mengganggu,perlu diajak berunding,demi kebaikan semua pihak tak ada yang dirugikan. Sebagai contoh,lingkungan tidak diganggu dengan suara yang membuat lingkungan menjadi kurang merasa tenang. Mengapa bagi Public Relations(PR)lingkungan tersebut perlu mendapatkan perhatian ?Karena, perubahan lingkungan itu terjadi sangat cepat. Ini berarti bahwa organisasi harus mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi dan berpengaruh terhadap produk atau jasa organisasi maupun kebutuhan yang perlu dipenuhi.
3. Memperbaiki citra organisasi. Bagi Public
Relations(PR),menyadari citra yang baik tidak hanya terletak pada bentuk gedung,presentasi,publikasi,dan seterusnya,tetapi terletak pada (1)bagaimana organisasi bisa mencerminkan organisasi yang dipercayai,memiliki kekuatan,mengadakan perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terbuka untuk dikontrol, dievaluasi : (2) dapat dikatakan bahwa cita tersebut merupakan gambaran komponen yang kompleks. Disini menunjukkan adanya citra secara langsung atau citra yang telah dipengaruhi,citra yang mendapat berbagai pengaruh.Kalau seorang sudah bisa mendapat berbagai macam atau bentuk gambaran atau citra,apalagi cita organisasi. Citra organisasi bisa merupakan citra dari pimpinan,ada citra yang menjadi keinginan,harapan,dan sebagainya. Citra yang bisa
mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan identitas organisasi.
4. Tanggung jawab sosial. Public Relations(PR)merupakan instrumen untuk bertanggung jawab terhadap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut. Terutama kelompok publik sendiri,publik internal,dan pers. Penting diusahakan bahwa seluruh organisasi bersikap terbuka dan jujur terhadap semua kelompok atau publik yang ada hubungannya dan memerlukan informasi. Itulah mentalitas dan budaya mereka atau organisasi,apabila mau mendapat kepercayaan publik,dan masyarakat pada umumnya. Suatu organisasi mempunyai kewajiban adanya usaha untuk pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab.
5. Komunikasi . Public Relations(PR)mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik,maka,pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. Dalam fungsinya, komunikasi itu sentral. Perlu juga untuk dimiliki pengetahuan manajemen dan
kepemimpinan,struktur organisasi. Tugas Public
Relations(PR)dalam komunikasi adalah sebagai perantara komunikasi antara organisasi dan masyarakat atau publiknya.
Public Relations(PR) itu mendengarkan,memperhatikan,menghargai, mempercayai lewat ide,pendapat, usul, keinginan, kebutuhan, keluhan, kritik dan sebgainya,Public Relations(PR) juga sebagai jembatan penghubung antara
organisasi dan masyarakat sekitarnya. Tugas Public Relations(PR) tersebut,pada gilirannya akan memberikan manfaat terhadap organisasi. Prestise atau citra yang baik,misalnya akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi organisasi,bahkan citra dan reputasi ini sering disebut sebagai aset terbesar perusahaan. Karena itu reputasi mendapat perhatian yang sangat besar,dan manajemen reputasi merupakan salah satu bagian dari kegiatan Public Relations(PR) yang penting. Untuk mempertahankan dan meningkatkan citra dan reputasi yang baik suatu organisasi atau perusahaan dapat dilakukan salah satunya dengan cara melaksanakan program Corporate Social Responsibility(CSR).
2.2.3 Fungsi Public Relations (PR)
Fungsi Public Relations(PR)pada dasarnya adalah untuk memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya namun tujuan tersebut harus memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang pada akhirnya dapat diterima dan menguntungkan semua pihak. .
Fungsi Public Relations(PR) menurut Cutlip, Center, & Broom dalam Prayudi, (2007 : 4) :
1. Menunjang aktivitas utama manajemen untuk mencapai tujuan bersama.
2. Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan beragam publik sasaran.
3. Mengidentifikasikan opini, presepsi dan tanggapan publik terhadap organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publik organisai dalam memberikan saran kepada pihak manajeman demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah dan mengatur arus
informasi, publikasi, serta pesan dari organisasi kepada publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif dari kedua belah pihak.
2.3Corporate Social Responsibility (CSR)
2.3.1 Definisi Corporate Social responsibility (CSR)
Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan tidak lagi dianggap beban yang harus ditanggung oleh perusahaan. Banyak perusahaan telah menjalankan tanggung jawab sosialnya bukan karena diwajibkan oleh hukum yang berlaku (Undang-Undang no 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas), tetapi juga karena secara sosial masyarakat lebih mendukung perusahaan yang menjalankan tanggung jawab sosial. Undang-undang ini berisi ketentuan bagi perseroan yang menjalan kan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam, wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Menurut Budi Untung (2014:3) Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis
dan memberikan konstribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat atau masyarakat luas.Corporate Social Responsibility (CSR)merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungannya bagi kepedulian sosial maupun tanggung jawab lingkungan dengan tidak mengabaikan kemampuan dari perusahaan,Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep bahwa perusahaan memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen,karyawan,pemegang saham,komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) akan berdampak pada kesinambungan dari perusahaan tersebut.
Pengertian lain diungkapkan oleh Suhandari dalam Hendrik Budi Untung (2008:1) yang mengemukakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,sosial,dan lingkungan.
Mu’man Nuryana dalam Isa dan Busyra (2008:36) mendefinisikan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip kesukarelawanan dan kemitraan.
Menurut World Bank dalam buku Wibisono (2007:7) “CSR is the commitment of business to contribute to sustainable economic development
woeking with employees and their repsesentatives,the local community and society at large to improve quality of life,in ways that are both good for business and good for development.” Yang dapat diartikan dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah janji bisnis untuk menyumbang pembangunan ekonomi yang berkesinambungan bersama dengan karyawan dan perwakilan mereka,komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kualitas kehidupan,yang saling menguntungkan untuk bisnis dan pembangunan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep komitmen perusahaan untuk melaksanakan kewajiban sosial dan lingkungannya untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan sebagai tanggung jawab terhadap stakeholders atau pemangku kepentingan di tempat di mana perusahaan melakukan aktivitasnya.
2.3.2 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
Terdapat manfaat yang didapatkan dari pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan, baik bagi perusahaan sendiri, bagi masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya. Wibisono (2007: 99) menguraikan manfaat yang akan diterima dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), diantaranya:
1. Bagi Perusahaan. Terdapat empat manfaat yang diperoleh perusahaan dengan mengimplementasikan Corporate Social Responsibility (CSR). Pertama, keberadaan perusahaan dapat
tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap modal (capital). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Keempat, perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management).
2. Bagi masyarakat, praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan meningkatkan nilai-tambah adanya perusahaan di suatu daerah karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan kualitas sosial di daerah tersebut. Pekerja lokal yang diserap akan mendapatkan perlindungan akan hak-haknya sebagai pekerja. Jika terdapat masyarakat adat atau masyarakat lokal, praktek Corporate Social Responsibility (CSR) akan mengharagai keberadaan tradisi dan budaya lokal tersebut.
3. Bagi lingkungan, praktik Corporate Social Responsibility (CSR) akan mencegah eksploitasi berlebihan atas sumber daya alam, menjaga kualitas lingkungan dengan menekan tingkat polusi dan justru perusahaan terlibat mempengaruhi lingkungannnya.
4. Bagi negara, praktik Corporate Social Responsibility (CSR) yang baik akan mencegah apa yang disebut “corporate misconduct” atau
malpraktik bisnis seperti penyuapan pada aparat negara atau aparat hukum yang memicu tingginya korupsi. Selain itu, negara akan menikmati pendapatan dari pajak yang wajar (yang tidak digelapkan) oleh perusahaan.
Manfaat lain Corporate Social Responsibility (CSR) bagi perusahaan diungkapkan Suhandari dalam Hendrik (2008:6) yaitu :
1. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek perusahaan.
2. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial 3. Mereduksi risiko bisnis perusahaan
4. Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha 5. Membuka peluang pasar yang lebih luas
6. Mereduksi biaya,misalnya terkait dampak pembuangan limbah. 7. Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
8. Memperbaiki hubungan dengan regulator
9. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan. 10.Peluang mendapatkan penghargaan.
2.3.3 Jenis-jenis Program Corporate Social Responsibility (CSR) Kotler dan Lee dalam Isa dan Busyra (2008 : 55) menyebutkan enam