• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan analisis hasil wawancara dan pengamatan peneliti dari informan pertama hingga informan keempat, maka peneliti membuat pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut.

Dari keempat informan tersebut, peneliti melakukan pembahasan berdasarkan pada tujuan dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui penggunaan teknologi komunikasi keluarga TKI, komunikasi antarpribadi keluarga TKI dan hambatan pengunaan teknologi komunikasi dan komunikasi keluarga TKI di desa Stabat Lama.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi. Rogers dalam Lubis (2005: 42), mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur organisasi dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain. Lubis (2005), menjelaskan bahwa teknologi komunikasi adalah suatu penerapan ilmu

pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan komunikasi.

Komunikasi adalah upaya untuk menciptakan “Kebersamaan dalam Makna” (Commonness in Meaning). Dengan demikian, teknologi komunikasi merupakan penerapan ilmu pengetahuan guna melancarkan upaya untuk mencapai kebersamaan dalam makna antar orang dalam masyarakat. Rogers (1986) mendefenisikan teknologi komunikasi sebagai alat perangkat keras, struktur, organisasi, dan nilai-nilai sosial yang digunakan, untuk mengumpulkan, memproses, dan mempertukarkan informasi dengan orang lain (Lubis, 2005: 42).

Penggunaan teknologi komunikasi berkaitan erat dengan komunikasi. Teknologi komunikasi tercipta untuk memecahkan masalah-masalah komunikasi., khususnya komunikasi antarpribadi. Seperti yang terjadi pada keempat keluarga TKI yang tinggal jauh dari anggota keluarga lainnya yang bekerja di Malaysia. Keempat informan menggunakan teknologi komunikasi seperti handphone untuk menjalin komunikasi yang bersifat jarak jauh tersebut. Teknologi komunikasi yang digunakan pun bervariasi, dari handphone dengan model lama hingga model terbaru seperti smartphone yang berkembang saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian, dari keempat informan, hanya informan III lah yang tidak mempunyai handphone, informan menggunakan handphone milik anaknya untuk berkomunikasi dengan TKI. Seiring dengan perkembangan laju informasi dan komunikasi, internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga telah menyimpang jauh dari misi awalnya. Dewasa ini, internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan (Ardianto dan Lukiati, 2004: 141). Internet merupakan media yang memberi setiap penggunanya kemampuan untuk berkomunikasi secara seketika dengan ribuan orang. Internet juga dapat diakses dimana saja dan kapan saja.

Informan I, II, III, dan IV tidak menggunakan kemampuan media internet untuk berkomunikasi dengan TKI. Keempat informan hanya menggunakan media handphone untuk berkomunikasi. Informan II dan informan IV mengetahui media

teknologi tersebut. Namun, kedua informan tersebut tidak dapat menggunakannya. Berbeda dengan beberapa informan tambahan yang peneliti wawancarai, dua dari tiga informan tambahan pernah menggunakan media internet melalui media facebook (Jejaring sosial). Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Informan tambahan II dan III berkomunikasi dengan menggunakan media facebook dengan TKI hanya sebatas digunakan untuk melengkapi penggunaan handphone. Informan mengatakan bahwa dengan facebook ia dapat melihat foto-foto TKI di Malaysia, sedangkan kegiatan di facebook seperti chat satu sama lain jarang dilakukan informan dengan TKI. Komunikasi yang intens lebih banyak dan sering dilakukan menggunakan handphone.

Berdasarkan hasil analisis, peneliti menemukan bahwa penggunaan teknologi komunikasi handphone digunakan oleh semua informan. Namun, penggunaan komunikasi diantara informan berbeda-beda. Informan I menggunakan teknologi komunikasi handphone, dapat menggunakan dengan baik tetapi sedikit mengalami hambatan dalam memahami teknologi komunikasi tersebut. Informan II juga menggunakan teknologi komunikasi handphone, informan tidak mengalami dalam penggunaan teknologi komunikasi handphone tersebut. Informan III termasuk pada informan yang buta teknologi. Informan tidak dapat menggunakan handphone tersebut. Sedangkan informan IV dapat menggunakan teknologi komunikasi handphone dengan baik dan tidak mengalami hambatan.

Teknologi komunikasi yang semakin maju telah menembus ruang, jarak dan waktu. Namun, perkembangan tersebut mendapatkan reaksi yang berbeda- beda dari masyarakat. Menurut, Abrar (1997) menyatakan bahwa teknologi komunikasi dalam suatu masyarakat mendapat sikap yang berbeda-beda, yaitu: 1. Menolak secara pasif, yaitu tidak menjadikan semua teknologi sebagai

2. Menolak secara aktif, yaitu tidak menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari jadi bergantung pada cara-cara tradisional.

3. Menerima secara pasif, dimana teknologi digunakan pada kegiatan sehari- hari tetapi tidak menyeleksi teknologi itu terlebih dahulu.

4. Menerima secara selektif, yaitu menjadikan teknologi sebagai kerangka acuan dalam kehidupan dengan memikirkan baik buruknya teknologi itu. Informan III menolak secara aktif teknologi komunikasi yang ada sedangkan ketiga informan lainnya menerima secara selektif teknologi komunikasi tersebut. Penggunaan teknologi memang diterima secara berbeda- beda oleh informan. Namun, tanpa teknologi komunikasi seperti handphone, komunikasi antarpribadi tidak dapat berjalan dengan baik.

Pada hubungan komunikasi jarak jauh, komunikator dan komunikan tidak dapat berkomunikasi secara tatap muka. Tujuan komunikasi pada dasarnya adalah kesamaan makna atas pesan yang disampaikan. Sedangkan tujuan komunikasi antarpribadi salah satunya adalah untuk membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti. Sehingga, walaupun komunikasi antarpribadi terjalin dalam jarak, ruang dan waktu yang berbeda, jika ada kesamaan makna antara informan dan TKI akan membentuk hubungan yan penuh arti. Berdasarkan teori, komunikasi antarpribadi dapat dikatakan efektif jika adanya unsur keterbukaan (openness), empati (empathy), dukungan (supportiveness), perasaan positif (positivenes), kesamaan (equality). Hafied Cangara (2004: 24) menyatakan bahwa fungsi komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian.

Keterbukaan (openness), informan I, II, III dan IV sudah sangat terbuka dalam komunikasi. Semua informan sudah mendapatkan keterbukaan diri dari TKI dan begitu juga sebaliknya. Semua informan menjelaskan bahwa mereka saling menceritakan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka sehari-hari satu sama lain. Informan I terbuka dalam biaya hidup, informan I akan selalu

isteri informan I, ia terbuka dalam menceritakan apa yang ia lakukan dalam bekerja. Informan II terbuka dalam menyatakan keadaan kedua cucu-cucunya yang tinggalkan anaknya kepada dirinya sebelum kepergian anaknya tersebut ke Malaysia. Informan akan menyatakan semua hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan kedua cucu informan. Sebaliknya, anak informan II juga membuka diri dengan menyatakan keadaannya dan lingkungan kerjanya. Informan III menerima keterbukaan anaknya, anak informan menceritakan bagaiamana ia bekerja dan siapa saja teman-teman bekerjanya. Sedangkan informan IV, adik informan IV membuka diri dengan mengatakan semua yang terjadi di tempat dirinya bekerja di Malaysia. Adik informan juga menceritakan ada seseorang yang menyukai dirinya di Malaysia.

Empati (empaty), informan I, II, III, IV sudah memahami posisi TKI yang bekerja di Malaysia. Semua informan memahami terbatasnya komunikasi dan waktu bagi TKI untuk menelepon informan di Indonesia. Para informan mengerti bahwa anak, isteri atau adik mereka yang bekerja di Malaysia membutuhkan waktu untuk istirahat sehingga keempat informan berempati terhadap hal tersebut walaupun komunikasi menjadi terhambat waktu .

Perilaku positif (Positiviness), informan I, II, III, IV memberikan perhatian yang positif, kemudian mengkomunikasikan perasaan yang positif, sehingga dapat mencapai kesepakatan dan kerja sama satu sama lain, baik informan dan TKI. Informan I selalu menanyakan keadaan isteri yang bekerja di Malaysia dan menghindari perilaku menekan dan menuduh isteri tanpa bukti. Menanyakan kabar menjadi bagian perilaku yang positif sehingga isteri merasa tidak sendiri dalam bekerja sehingga perasaan positif pun keluar dari diri isteri dalam bekerja. Informan II, dan III memberikan perilaku positif terhadap anak mereka dengan memberikan nasihat yang baik kepada mereka. Bekerja dengan baik dan menjaga kesehatan menjadi perilaku yang positif yang berpengaruh terhadap perasaan TKI. Informan IV, juga sama dengan informan II dan III, komunikasi dengan feedback yang baik menjadi perilaku yang positif bagi TKI. Mendengarkan semua cerita TKI dan menanggapi dengan baik menciptakan suatu perasaaan yang positif TKI maupun informan.

Dukungan (supportiveness), informan I, II, III, IV memberikan dukungan penuh terhadap TKI untuk bekerja ke Malaysia. Keterbukaan dan empati tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan. Kesamaan (equality), dalam hal ini kesamaan dilakukan dengan saling menyesuaikan percakapan diantara para pelaku komunikasi, maksudnya ada kesamaan. Kesamaan berarti menerima pihak lain atau memberikan penghargaan yang positif tak bersyarat kepada pihak lain dalam hal mengirim dan menerima pesan. Informan I,II, III dan IV melakukan komunikasi yang sama dan seimbang, informan maupun TKI melakukan percakapan seperti apa yang mereka lakukan ketika berada dalam satu rumah. Informan maupun TKI sama-sama mengerti satu sama lain dengan makna yang disampaikan.

Menurut Canary dalam komunikasi jarak jauh perlu adanya tindakan yang menjaga/ memelihara hubungan tersebut agar tetap stabil. Sehingga hubungan antara keluarga dan TKI tidak mengalami kenaikan dan penurunan. Berdasarkan teori, komunikasi pemeliharaan hubungan ini disebut maintenance relationship. Maintenance relationship ini terdapat sepuluh elemen yang membentuk hubungan tersebut untuk tetap stabil. Sepuluh elemen pemeliharaan hubungan jarak jauh (dalam Canary 2003: 133) adalah positivity, openness, assurances, sharing tasks, social networks, joint activities, mediated communication (card or letters or calls), avoidance, antisocial, and humor.

Positivity, sikap yang membuat interaksi menyenangkan. Berdasarkan hasil penelitian, Informan I, II, III, dan IV selalu menciptakan interaksi yang menyenangkan satu sama. Misalnya, menciptakan interaksi yang menyenangkan bisa hanya dengan menanyakan kabar, kegiatan yang dilakukan dan sebagainya. Keempat informan melakukan hal tersebut. Opennes, berbicara dan mendengarkan satu sama lain. Seperti unsur yang membentuk komunikasi antarpribadi yang efektif, openness sudah dilakukan keempat informan dalam komunikasi mereka sehari-hari dengan TKI. Misalnya informan I, II, III, dan IV saling berbagi cerita kegiatan hari, apa yang dilakukan, mengungkapkan perasaan senang atau kesal. Assurances, sikap memberikan kepastian atau jaminan tentang komimen pasangan. Elemen ketiga ini, merupakan elemen yang mendasari

keluarga dan TKI berkomitmen satu sama lain. TKI berkomitmen akan bekerja dengan baik sedangkan keluarga yang ditinggalkan, bagi suami akan selalu setia dengan isteri yang menjadi TKI sedangkan bagi keluarga berkomitmen untuk selalu mendukung TKI. Assurances, sudah dilakukan oleh keempat informan.

Sharing tasks, sikap melakukan tugas dan pekerjaan relevan dalam hubungan bersama- sama. Informan I, melakukan semua tugas yang menjadi tugas seorang isteri dalam rumah tangga. Informan I ini merangkap tugas dirinya sebagai suami dan tugas isterinya dalam rumah tangga. Informan II, saling berbagi tugas satu sama lain. Anak dan ibu ini melakukan tugas mereka dengan baik. TKI yang sudah menikah meninggalkan anaknya kepada ibu sebagai orang yang paling dipercaya sedangkan TKI harus bekerja di Malaysia. Sehingga tugas untuk mengasuh anak TKI sudah menjadi tanggung jawab informan selagi ibu cucu-cucunya tersebut bekerja. Informan III dan IV, sebagai Ibu dan seorang kakak, kedua informan ini melakukan tugas untuk selalu mengontrol TKI dan salin membantu satu sama lain.

Social Networks, sikap menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dan berkenalan dengan orang-orang di sekitar pasangan. Berdasarkan hasil penelitian, baik TKI maupun keluarga mengetahui orang-orang yang berada disekitar mereka. Informan I, mengetahui bagaiman TKI bergaul dengan para tetangga di Malaysia dan mengetahui silsilah majikan TKI. Informan sering mendengarkan cerita-cerita TKI mengenai orang-orang yang berasa disekitar TKI. Informan II, mengetahui kawan-kawan TKI, bagaimana majikannya terhadap TKI, semua hal tersebut didengarkan dari cerita-cerita TKI saat komunikasi melalui handphone. Informan III, dan IV, juga mengetahui orang-orang yang berada di sekitar TKI, selain dari cerita yang disampaikan oleh TKI, keluarga juga mengetahuinya melalui postingan-postingan foto di media komunikasi facebook. Informan tambahan II dan III membantu informan III dan IV ini untuk mengetahui hal tersebut.

Joint Activities, sikap melakukan kegiatan dan menghabiskan waktu bersama. Pada elemen ini. Keluarga dan TKI tidak dapat bertemu satu sama lain dikarenakan jarak yang memisahkan. Keempat informan dan TKI untuk

menghabiskan waktu bersama adalah dengan berkomunikasi satu sama lain dalam jangka waktu tertentu. Mediated Communication, sikap berkomunikasi menggunakan media telepon, teknologi kartu, maupun surat. Dari sepuluh elemen pemeliharaan hubungan, elemen mediated communication merupakan elemen yang sering dilakukan keempat informan. Komunikasi bermedia dilakukan keluarga TKI untuk mengetahui keadaan dan kabar dari anaknya yang bekerja di Malaysia. Komunikasi bermedia menggunakan teknologi komunikasi handphone sangat membantu informan berkomunikasi dengan TKI seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Berdasarkan teori mengenai teknologi komunikasi, semakin berkembangnya teknologi komunikasi memberikan perubahan-perubahan yang memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan komunikasi mereka secara hampir tanpa batas (Nasution, 1989: 6). Keluarga TKI di desa Stabat lama telah merasakan kemudahan dari penggunaan teknologi komunikasi handphone yang melayani kebutuhan komunikasi mereka. Keluarga TKI dapat berkomunikasi tanpa batas kepada TKI. Hanya saja, fungsi yang tanpa batas dari penggunaan handphone terhambat oleh hambatan yang berasal dari diri manusia itu sendiri, khususnya TKI. Faktor waktu yang tidak tepat dan terbatas lah membuat komunikasi menjadi terhambat.

Avoidance, sikap menghindarkan diri dari pasangan dalam situasi tertentu. Elemen ini juga sering dilakukan oleh keluarga TKI, keempat informan sering menghindarkan diri dari waktu istirahat TKI dengan tidak menelepon TKI. Antisocial, sikap yang tidak ramah atau menggunakan kekerasan pada pasangan. Informan I, memberikan sikap yang tidak ramah dengan memberikan prasangka buruk terhadap isteri karena salah paham terhadap masalah tertentu. Informan III, TKI memberikan antisosial ke informan dengan marah-marah karena masalah tertentu. Sedangkan informan II dan IV, kedua informan tidak mengalami antisosial ini. Humor, sikap yang memberikan cerita-cerita yang lucu dan menyenangkan. Keempat informan melakukan sikap ini satu sama lain, baik dari TKI maupun informan pernah menceritakan cerita yang lucu dan menyenangkan.

Tabel 4.4 Klasifikasi Komunikasi pemeliharaan hubungan jarak jauh (Canary)

Elemen Pemeliharaan Hubungan jarak jauh

Informan Sikap dalam komunikasi antarpribadi keluarga dan TKI Positivity, sikap yang

membuat interaksi menyenangkan.

Zulkifli Menanyakan kabar, kegiatan dan pekerjaan masing-masing ketika

berkomunikasi. Intensitas berkomunikasi juga termasuk kepada

elemen komunikasi pemeliharaan hubungan jarak jauh.

Rismawati Menanyakan kabar, kegiatan dan pekerjaan TKI.

Siti Khadijah Menanyakan kabar, kegiatan dan pekerjaan TKI. Intensitas komunikasi informan juga menciptakan hubungan yang menyenangkan dan positif.

Soraya Menanyakan kabar, kegiatan rutin masing- masing dan intensitas komunikasi yang tinggi

Openness, berbicara dan mendengarkan satu sama lain.

Zulkifli Berbagi dan mendengarkan cerita satu sama lain, cerita keseharian baik yang menyenangkan maupun yang membuat kesal. Keterbukaan masing- masing individu akan memelihara hubungan.

Rismawati Berbagi dan saling mendengarkan satu sama lain.

Siti Khadijah Saling mendengarkan cerita dan keluhan masing- masing informan maupun TKI

Soraya Saling mendengarkan cerita informan maupun TKI

Assurances, sikap memberikan kepastian atau jaminan tentang komimen pasangan.

Zulkifli Bersikap setia terhadap isteri yang bekerja jauh di Malaysia.

Rismawati Menjamin keadaan dan kesehatan kedua anak TKI yang merupakan cucu Informan`

Siti Khadijah Untuk membiarkan anak membantu membahagiakan kedua orang tua

Soraya Mengontrol keadaan serta

memberikan nasihat- nasihat baik ketika menelepon

Sharing Tasks, sikap melakukan tugas dan pekerjaan relevan dalam hubungan bersama- sama.

Zulkifli Mengerjakan tugas masing- masing sebagai suami dan isteri. Dalam hal ini, informan mengontrol anak mereka dan isteri membantu mencari nafkah di Malaysia.

Rismawati Menjaga dan merawat kedua cucu serta bagi TKI bekerja untuk menghidupi kedua anak yang ditinggalkan bersama informan.

Siti Khadijah Informan sebagai orang tua, mendo’a kan anak dan TKI sebagai anak akan membantu orang tua.

Soraya Berbagi tugas sesuai dengan hubungan kakak dan adik. Akan salaing membantu satu sama lain jika saling membutuhkan

Social Networks, sikap menghabiskan waktu untuk berkomunikasi dan berkenalan dengan orang- orang di sekitar pasangan.

Zulkifli Mengenal siapa majikan, anak majikan TKI

Rismawati Mengetahui teman- teman TKI. Siti Khadijah

Soraya Mengetahui siapa teman ataupun seseorang yang sedang dekat dengan TKI

Joint Activities, sikap melakukan kegiatan dan menghabiskan waktu bersama.

Zulkifli Ketika menjalani hubungan jarak jauh, aktivitas yang dapat dilakukan bersama adalah berkomunikasi melalui telepon dalam jangka waktu tertentu Rismawati Siti Khadijah Soraya Mediated Communication, sikap berkomunikasi menggunakan media telepon, teknologi kartu, maupun surat

Zulkifli Menggunakan media komunikasi berupa handphone dalam berkomunikasi satu sama lain.

Rismawati Siti Khadijah Soraya

Avoidance, sikap menghindarkan diri dari pasangan dalam situasi tertentu.

Zulkifli Menghargai TKI tidak dapat menelepon karena harus mencukupi waktu istirahat setelah bekerja.

Rismawati Siti Khadijah Soraya

Antisocial, sikap yang tidak ramah atau menggunakan

kekerasan pada pasangan.

Zulkifli Miskomunikasi yang disebabkan oleh kesalahan persepsi informan mengenai satu topik di dalam perbincangan menggunakan media komunikasi handphone. Kekeran verbal berupa umpatan.

Rismawati Tidak mengalami komponen maintenance relationship satu ini.

Siti Khadijah Marah- marah yang disebabkan oleh panggilan handphone yang tidak terjawab sehingga membuat TKI menjadi marah

Soraya Tidak mengalami komponen

maintenance relationship satu ini. Humor Zulkifli Bercerita hal – hal lucu ketika

berkomunikasi menggunakan media handphone

Rismawati Siti Khadijah Soraya

Dari keempat informan, komunikasi yang terjalin antara informan dan TKI lebih banyak kepada komunikasi yang bersifat dialogis. Berdasarkan teori manajemen koordinasi makna, salah satu cara yang disarankan untuk berbicara dengan orang lain adalah dengan menggunakan komunikasi dialogis. Komunikasi dialogis berarti berbicara dalam cara yang memungkinkan orang lain untuk mendengarkan, dan mendengarkan dalam cara yang memungkinkan orang lain untuk berbicara. Jadi dalam komunikasi dialogis, tidak ada satu pihak bersikap acuh terhadap pembicaraan orang lain atau sebaliknya yang mendominasi dan

komunikasi dialogis tersebut. Informan I dan isteri saling mendengarkan satu sama lain mengenai kabar, pekerjaan, anak, dan rutinitas keseharian. Baik informan dan isteri saling mendengarkan dan tidak ada yang bersikap acuh atau mendominasi satu sama lain. Informan II, III dan anak juga demikian, informan II selaku orang tua menyampaikan mengenai kabar dari anak-anak TKI sebaliknya TKI juga menyampaikan mengenai perkembangan pekerjaannya di Malaysia serta mencurahkan perasaan kepada informan. Informan III berlaku hal yang sama, menyampaikan dan mendengarkan mengenai kabar, pekerjaan dan rutinitas keseharian TKI. Pada informan IV dan adiknya, hasil penelitian juga menunjukan hal yang sama, tidak ada yang bersikap acuh dan saling mendengarkan. Keempat informan melakukan pembicaraan dengan cara yang memungkinkan orang lain untuk mendengarkan, dan mendengarkan dalam cara yang memungkinkan orang lain untuk berbicara sehingga diantara keempat informan ataupun TKI, tidak ada satu pihak bersikap acuh terhadap pembicaraan orang lain atau sebaliknya yang mendominasi dan menghambat orang lain untuk berbicara.

Berdasarkan hasil analisis peneliti, tindakan keempat informan telah memenuhi tiga prinsip teori manajemen koordinasi makna, yaitu:

1. Informan I, II, III, dan IV telah melibatkan diri dalam komunikasi yang terjalin antara informan dan TKI. Komunikasi menjadi proses utama dalam kehidupan. Komunikasi tidak sekedar aktivitas untuk mencapai suatu tujuan melainkan komunikasi membentuk siapa diri mereka dan menciptakan hubungan diantara informan dan TKI yang pada dasarnya telah terbentuk lama.

2. Cara seseorang berkomunikasi sering lebih penting dari pada isi pembicaraannya. Mood dan cara seseorang berkomunikasi memainkan peran yang besar dalam proses konstruksi sosial. Komunikasi yang terjalin anatar informan dan TKI sudah memiliki cara berkomunikasi masing- masing. Tidak adanya perubahan dalam cara berkomunikasi satu sama lain mempererat hubungan mereka. Berdasarkan hasil penelitian, dalam komunikasi yang dilakukan informan I, II, III, dan IV, isi pembicaraan diantara informan dan TKI hanya sebatas pada hal yang berkaitan dengan

kabar, pekerjaan, anak, dan kegiatan rutin masing- masing yang rutin dilakuakan setiap minggu. Dari hal ini dapat dilihat bahwa komunikasi terasa lebih penting daripada hal apa yang akan dikomunikasikan.

3. Tindakan seseorang dalam komunikasi menentukan kelanjutan dari interaksi tersebut. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa Komunikasi yang terjadi antara informan I, II, III, IV dan TKI menujukan interaksi yang berkelanjutan sehingga dapat dikatakan bahawa komunikasi yang digunakan dalam interaksi diantara mereka bersifat menyenangkan.

Komunikasi yang dilakukan oleh informan I, II, III dan IV juga tidak menghadapi hambatan yang berarti. Keempat informan dapat berkomunikasi dengan baik satu sama lain, terkecuali informan III yang sedikit mengalami hambatan diakibatkan oleh adanya keterbatasan pada pendengaran informan diakibatkan faktor usia informan. Seperti yang dikemukakan pada tabel klasifikasi

Dokumen terkait