• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Pembahasan Masalah

Dalam proses produksi sebuah perusahaan diperlukan sebuah manajemen yang baik dimana waktu produksi yang lebih efektif dan efisien. Dengan begitu keuuntungan yang lebih bagi perusahaan yang bersangkutan karena berkurangnya biaya produksi. Karena semakin sedikit waktu yang dibutuhkan

commit to user

46 dalam memproduksi kain grey maka semakin banyak pula kain grey yang dihasilkan PT Busana Mulya Textile. Oleh karena itu diperlukan suatau perencanaan dan pengawasan yang baik.

Kegiatan penelitian terhadap suatu objek perlu dilakukan tindakan- tindakan analisis data terhadap data yang diperoleh peneliti. Disini peneliti melakukan analisis terhadap jaringan kerja pada proses produksi kain grey. Untuk dapat memberikan jawaban atas penelitian serta argumentasi pada PT Busana Mulya Textile, peneliti dapat menggunakan salah satu alat analisis yang tepat serta menghasilkan perhitungan yang akurat sehingga dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kebijakan- kebijakan terhadap data yang diperoleh selama melakukan penelitian. Pengambilan keputusan yang tepat merupakan hal yang sangat diperlukan untuk melangsungkan proses produksi, karena perusahaan PT Busana Mulya Textile memproduksi kain grey secara continue ( terus-menerus ) dan secara

job ordering yang harus selalu dapat mengambil keputusan-keputusan yang

tepat. Maka teknik yang akan digunakan dalam menganalisa waktu adalah analisis network, dan metode ini akan diketahui jalur kritis atau waktu kritis yang dapat digunakana untuk memproduksi kain grey.

Dengan penggambaran jaringan kerja proses produksi maka akan memudahkan dalam menentukan perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan proses produksi supaya mendapatkan waktu kerja yang leih efektif dan efisien sehingga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.

commit to user

47

1. Routling Proses Produksi

Merupakan semua kegiatan yang ada dalam proses produksi dan ditentukan, sehingga dapat diketahui kegiatan yang harus diselesaikan sebelum kegiatan lain dapat dimulai. Dengan demikian maka dapat diketahui hubungan ketergantungan antar kegiatan dan urut-urutan pada proses produksi kain grey.

Tabel 3.2

Jenis dan Urutan Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Kegiatan yang mendahului 1 Persiapan Benang A - 2 Penghanian B A 3 Pengkanjian C B 4 Pencucukan D C 5 Palet E A 6 Tenun F D , E 7 Inspecting G F 8 Folding H G

commit to user

48 Tabel 3.3

Waktu normal Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile, Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan Waktu (menit)

1 Persiapan benang A 490 2 Penghanian(warping) B 620 3 Pengkanjian(sizing) C 580 4 Pencucukan D 675 5 Palet E 200 6 Tenun F 11700 7 Inspecting G 110 8 Folding H 180

Sumber: Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile 2. Perkiraan waktu kegiatan

Penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan dengan tepat tidak mudah. Untuk menentukan waktu kegiatan yang tepat dapat menggunakan suatu analisis yaitu metode PERT .Metode ini didasarkan pada tiga estimasi waktu yaitu waktu optimis, waktu realistis dan waktu pesimis. Berdasarkan metode tersebut dapat diketahui perhitungan waktu sebagai berikut :

commit to user

49 Tabel 3.4

Perkiraan Waktu Penyelesaian Masing-masing Pekerjaan Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile Karanganyar

No Aktivitas Simbol Kegiatan a (waktu optimis) menit m (waktu realistis) menit b (waktu pesimis) menit 1 Persiapan benang A 320 490 660 2 Penghanian(warping) B 495 620 720 3 Pengkanjian C 500 580 640 4 Pencucukan D 570 675 750 5 Palet E 120 200 210 6 Tenun F 9800 11700 13700 7 Inspecting G 60 110 135 8 Folding H 100 180 240

Sumber : Bagian Produksi PT Busana Mulya Textile

Setelah data megenai tiga estimasi waktu diperoleh maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah total waktu ( Expected Time) yang dilambangkan dengan simbol ET. Penghitungan durasi waktu yang diharapkan untuk pengerjaan sebuah aktivitas menggunakan rumus sebagai berikut :

Et = a + 4(m) + b 6

Keterangan:

Et = waktu kegiatan yang diharapkan

a = waktu optimistis,waktu kegiatan bila semuanya berjalan baik tanpa ada hambatan – hambatan atau penundaan.

commit to user

50 m = waktu realistis, waktu kegiatan yang akan terjadi bila suatu kegiatan dilaksanakan dalam kondisi normal dengan penundaan-penundaan tertentu yang dapat diterima.

b = waktu pesimis, waktu kegiatan bila terjadi hambatan atau penundaan

Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian aktivitas (ET) masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :

a. ET A = = 490 b. ET B = = 615,83 c. ET C = = 576,66 d. ET D = = 670 e. ET E = = 188,33 f. ET F = = 11716,67 g. ET G = = 105,83 h. ET H = = 176,66

Dari hasil perhitungan di atas dapat diperoleh mengenai perkiraan jumlah waktu dari masing- masing kegiatan. Hasil tersebut kemudiaan menjadi waktu suatu pekerjaan dan akan digunakan untuk menentukan jalur kritis. Dari perhitungan diatas dapat dibuat tabel dengan data PERT sebagai berikut :

commit to user

51 Tabel 3.5

Data Perhitungan PERT Proses Produksi Kain Grey PT . Busana Mulya Textile

No Node Simbol Kegiatan Kegiatan yang mendahului a (waktu optimis) menit m ( waktu realistis) menit b ( waktu pesimis ) menit Waktu yang diharapkan (t) Menit 1 1 – 2 A - 320 490 660 490 2 2 – 3 B A 495 620 720 615,83 3 3 – 4 C B 500 580 640 576,66 4 4 – 5 D C 570 675 750 670 5 2 – 5 E A 120 200 210 188,33 6 5 – 6 F D,E 9800 11700 13700 11716,67 7 6 – 7 G F 60 110 135 105,83 8 7 – 8 H G 100 180 240 176,66

Sumber : Data primer yang diolah

3. Identifikasi Jalur Kritis Menggunakan Metode CPM

Setelah diketahui urutan proses serta waktu yang diperlukan untuk setiap kegiatan dalam proses produksi, maka dapat diperoleh diagram jaringan kerja (network). Adapun penyelesaian diagram network proses produksi pembuatan kain grey pada PT Busana Mulya Textile Karanganyar, yaitu :

commit to user 52 (A)490 (B) 615,83 (C) 576,66 (D) 670 (E)188,33 (F) (G) 105,83 (H) 176,66 Gambar 3. 3

Diagram Network Proses Produksi Kain Grey

Dari gambar diagram diatas dapat diperoleh kegiatan mana saja yang merupakan jalur kritis. Jika melihat diagram jaringan kerja diatas diperoleh dua jalur, yaitu :

a. A-B-C- D-F-G-H b. A-E-F-G-H

Dapat diketahui jalur manakah yang merupakan jalur kritis. Jalur kritis dapat diidentifikasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihubungkan

4 3 2 1 5 6 8 7 17116,67

commit to user

53 oleh kegiatan-kegiatan dengan waktu longgar nol (Slack), dimana slack merupakan perbedaan waktu “ Latest dan Earlest” atau selisih antara LS dan ES, atau antara LF dan EF.

Untuk mengidentifikasi jalur kritis , maka diperlukan metode CPM dengan cara menghitung dua waktu paling awal dan waktu paling akhir. 1) ES (waktu mulai paling awal) : Max (EF semua pendahulu langsung) 2) EF (waktu selesai paling awal) : ES + waktu aktivitas

3) LF (Waktu selesai paling awal) : Min (LS dari seluruh aktivitas yang langsung mengikutinya)

4) LS ( waktu selesai paling akhir ) : LF – waktu aktivitas Tabel 3. 6

Data Perhitungan CPM Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile

Kegiat an Kegiatan yang mendahului Waktu (menit) ES (Early Start) EF (Early Finish) LS (Latest Start) LF (Latest Finish) Slack Pada Jalur Kritis A - 490 0 490 0 489,99 0 Kritis B A 615,83 490 1105,83 489,99 1105,83 0 Kritis C B 576,66 1105,83 1682,5 1105,83 1682,5 0 Kritis D C 670 1682,5 2352,5 1682,5 2352,5 0 Kritis E A 188,33 490 678,83 2164,16 2352,5 1674, 16 Tidak kritis F D,E 11716,67 2352,5 14069,17 2352,5 14069,17 0 Kritis G F 105,83 14069,17 14175 14069,17 14175 0 Kritis H G 176,66 14175 14351,6 14175 14351,67 0 Kritis

commit to user 54 ( Keterangan : = Jalur Kritis = Bukan jalur kritis

Gambar 3.4

Diagram Jalur Kritis Proses Produksi Kain Grey PT Busana Mulya Textile

Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat diketahui jalur kritis pada proses produksi kain grey PT Busana Mulya Textile. Jalur kritis adalah aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu paling panjang. 1 2 3 4 5 6 7 8 (A) 490 (B) 615,83 (C) 576,66 (D) 670 (E) 188,33 (F) 11716,67 (G) 105,83 (H) 176,66

commit to user 55 Jalur 1 = A-B-C-D-F-G-H = 490 + 615,83 + 576,66 + 670 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 14351,65 Jalur 2 = A-E-F-G-H = 490 + 188,33 + 11716,67 + 105,83 + 176,66 = 12677,49

Sehingga dapat diketahui jalur kritisnya yaitu jalur 1 : A-B-C-D-F- G-H dengan waktu 14351,65 menit sedangkan standar waktu yang dijadwalkan perusahaan setiap memproduksi kain grey yaitu sebesar 14555 menit. Dan untuk jalur 2 yaitu A-E-F-G-H waktu penyelesaian selama 12677,49 menit.Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa jalur kritis merupakan jalur terpanjang yang dilalui dalam tiap produksi dan aktivitas yang dilalui oleh jalur kritis tidak bisa ditunda waktu pengerjaannya.

Dari hasil perhitungan diatas, penulis mencoba menganalisa hasil perhitungan apabila perusahaan menggunakan waktu standar perusahaaan yaitu perusahaan dalam setiap kali melakukan produksi kain grey mulai dari proses persiapan benang sampai folding memerlukan waktu selama 14555 menit atau 242,58 jam atau 10,10 hari(10 hari) dalam setiap kali memproduksi kain grey. Akan tetapi apabila perusahaan menggunakan metode analisis network maka waktu penyelesaiaan kain grey itu menjadi 14351,65 menit atau 239,19 jam.Atau waktu standar perusahaan sebesar 14555 menit(242,58 jam) dan apabila menggunakan network sebesar

commit to user

56 14351,65 menit( 239,19 jam) maka perbedaan waktu keduanya sebesar 3,39 jam.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa waktu pengerjaan mulai dari proses persiapan sampai proses folding yaitu dalam setiap 10 hari perusahaan bisa menghemat waktu sebesar 3,39 jam apabila mengunakan metode analisis network. Dan selama 2 kali proses produksi (20 hari) perusahaan bisa meng-efisien waktu produksi sebanyak 6,78 jam dan seterusnya. Sehingga setiap bulannya perusahaan bisa menghemat waktu sebanyak 8,48 jam. Efisien waktu tersebut tentu akan berpengaruh terhadap biaya-biaya yang lain yaitu bisa mengurangi biaya tetap, biaya listrik, biaya bahan bakar sehingga dengan metode ini diharapkan mampu membantu perusahaan dalam mengurangi sedikit biaya dalam proses produksi kain grey ini sehingga efisiensi waktu dan biaya dapat tercapai.

Dengan metode network semuanya sudah memperhitungkan apabila ada hambatan-hambatan dalam tiap proses produksi kain grey dengan waktu penyelesaiaan selama 17055 menit atau 284,25 jam apabila terjadi hambatan-hambatan dalam proses produksi. Dan juga dengan menggunakan metode analisis network diketahui jalur-jalur kritis sehingga perusahaan harus selalu mengawasi dan mengontrol setiap kegiatan yang dilalui jalur kritis, karena jalur kritis merupakan jalur terpenting dan setiap kegiatan yang dilalui jalur ini tidak boleh terjadi keterlambatan maupun penundaan karena apabila terjadi satu saja keterlambatan salah satu dari aktivitas proses produksi maka akan berdampak pada aktivitas lainnya dan

commit to user

57 proses produksi akan mengalami hambatan shingga proses produksi tidak akan berjalan dengan maksimal.

commit to user

58 BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan mengenai analisis network pada proses produksi kain grey pada departemen weaving PT Busana Mulya Textile Karanganyar, dapat disimpulkan :

1. Metode PERT dan CPM dalam analisis network yang digunakan dapat diketahui hasilnya, yaitu mengenai urutan pekerjaan. Urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey terdiri dari persiapan benang (A), penghanian (B), pengkanjian (C), pencucukan (D), palet (D), tenun (E),

inspecting (F), dan folding (H).

2. Dapat dilihat waktu penyelesaian dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode network untuk masing-masing aktivitas yaitu mulai dari proses persiapan benang: 490 menit, proses penghanian : 615,83 menit, proses penkanjian: 576,66 menit, proses pencucukan: 670 menit, proses pemaletan:188,33 menit, proses tenun: 11716,67 menit, proses inspecting: 105,83 menit dan proses folding: 176,66 menit.

3. Jalur kritis dari urutan kegiatan dalam proses produksi kain grey yaitu jalur A-B-C-D-F-G-H dengan waktu penyelesaiaan 14351,65 menit atau 239,19 jam tiap kali proses produksi sedangkan untuk bukan jalur kritis yaitu A- E-F-G-H waktu penyelesiaannya 12677,49 menit. Dan selisih waktu antara waktu yang distandarkan perusahaan yaitu sebesar 14555 menit atau 242,58 jam dengan waktu perhitungan menggunakan metode network

commit to user

59 sebesar 203,35 menit atau 3,39 jam dalam setiap produksi kain grey selama 10 hari.

B. SARAN

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan di PT Busana Mulya Textile, penulis akan mencoba memberi masukan dan saran untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan proses produksi, antara lain :

1. PT Busana Mulya Textile khususnya pada departemen weaving sebaiknya menerapkan metode analisis network dengan metode PERT dan CPM dalam menentukan waktu penyelesaiaan suatu proses produksi karena dengan penerapan metode ini perusahaan akan dapat mencapai efisiensi waktu produksi yang lebih optimal dan efisien.

2. Melakukan pemeliharaan atau checking pada mesin-mesin produksi terutama mesin yang dilalui oleh jalur kritis, karena mesin-mesin yang digunakan pada jalur ini begitu penting. Dan juga melakukan service mesin secara rutin dan berkala supaya kondisi mesin tetap bagus agar tidak terjadi kerusakan yang mendadak yang bisa menghambat kinerja mesin dan proses produksi bisa berjalan dengan maksimal. Dengan demikian produk yang dihasilkan lebih optimal dan berkualitas.

3. Perusahaan sebaiknya melakukan pelatihan penerapan metode network ini di semua lini di perusahaan supaya kedepannya perusahaan bisa nenerapkan metode ini kedalam proses produksi sehingga efisiensi waktu dapat tercapai.

Dokumen terkait