• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGGUNAKAN MEKANISME HIDROLIK Muhammad Hardiman Nur Ramadhan*, Rafiuddin Syam*, Ahmad Yusran Amini*

4. HASIL PEMBAHASAN

Pembuatan alat dikerjakan secara mandiri.

Dimulai dari pembuatan desain

menggunakan software fusion 360. Hasil gambar fusion 360. Alat ini berdimensi 1200 x 1200 mm x 400 mm. Menggunakan mesin hidrolik dengan motor 3 phase sebagai penghantar daya geraknya untuk mempompa fluida berupa oli yang akan ditranfer ke lengan hidrolik. Lengan hidrolik sendiri terdiri dari 2 lengan masing – masing disimpan dengan arah sumbu x dan y.

Gambar 3.1 Komponen – komponen alat Shake table

(drawing by inventor 2015)

Alat – alat ini terdiri dari beberapa komponen yaitu :

1. Pondasi penahan lengan hidrolik sumbu y berfungsi untuk menahan gaya dorong yang diakibatkan oleh lengan hidrolik di sumbu y

2. Pondasi penahan lengan hidrolik sumbu x berfungsi untuk menahan gaya dorong yang diakibatkan oleh lengan hidrolik di sumbu x

3. Lengan hidrolik sumbu y berfungsi untuk mendorong meja shake table ke arah y 4. Lengan hidrolik sumbu x berfungsi untuk mendorong meja shake table ke arah x 5. Rel alas sumbu y berfungsi untuk landasan/jalur lintasan roda ke arah sumbu y

Prosiding SNTTM UH, 24 November 2020 ISBN : 978-979-18011-4-0

138 6. Rel alas sumbu x berfungsi untuk

landasan/jalur lintasan roda ke arah sumbu x

7. roda berfungsi untuk menahan beban yang diberikan.

Desain alat Shake table (drawing by fusion360)

Gambar 3.2 Gerak sumbu x (drawing by inventor

2015)

Shake table bergerak ke arah sumbu x dikarenakan adanya gaya dorong yang diberikan oleh lengan hidrolik. Lengan hidrolik bergerak dikarenakan adanya proses hukum pascal dimana pada dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran yang sama. Agar gaya dorong yang diberikan oleh lengan hidrolik tidak terlalu besar maka menggunakan roda.

Gambar 3.3 Gerak sumbu y (drawing by inventor

2015)

Shake table bergerak ke arah sumbu y dikarenakan adanya gaya dorong yang diberikan oleh lengan hidrolik. Lengan hidrolik bergerak dikarenakan adanya proses hukum pascal dimana pada dasarnya menyatakan dalam suatu bejana tertutup yang ujungnya terdapat beberapa lubang yang sama maka akan dipancarkan kesegala arah dengan tekanan dan jumlah aliran yang sama. Agar gaya dorong yang diberikan oleh lengan hidrolik tidak terlalu besar maka menggunakan roda.

5. KESIMPULAN

1. Hasil rangcang bangun shake table ini gunakan untuk mensimulasikan garakan gempa bumi dan likuifaksi.

2. Model gerakan gempa bumi atau likuifaksi adalah gerakan pada sumbu x dan sumbu y secara bersamaan.

3. Ukuran shake table ini adalah 1200 mm x 1200 mm x 500 mm

4. Sistem penggerak menggunakan

mekanisme penggerak hidrolik

Daftar pustaka

Abshor, I. (2014). Getaran Mekanik. 1–16. http://www.academia.edu/5235577/GETARAN_M EKANIK

Hutabarat, L. E., & Tampubolon, S. (2019). Peningkatan Kesadaran Masyarakat terhadap Kerusakan Bangunan dan Lingkungan Pasca Gempa, Tsunami dan Likuifaksi di Palu Sulawesi Tengah. Jurnal

Comunita Servizio, 1(2), 208–222. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/cs/article/view/12 90

Mase, L. Z., Adi, A. D., Jurusan, D., Sipil, T., & Gadjah, U. (2016). Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di

Kali Opak Imogiri Menggunakan Studi Eksperimental Potensi Likuifaksi di Kali Opak Imogiri Menggunakan Alat Shaking Table. July 2013. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.28904.26889

Mase, L. Z., Fathani, T. F., & Adi, A. D. (2017). Pengaruh frekuensi getaran terhadap potensi likuifaksi. Teknosia, 2, 16–22. https://doi.org/10.6789/teknosia.v3i2.2885

Oliver, J. (2019). Gempa bumi dan likuifaksi. Hilos

Tensados, 1, 1–476.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Sumbu X

Prosiding SNTTM UH, 24 November 2020 ISBN : 978-979-18011-4-0

139 RIZAL, M. S. (2010). Perancangan Mesin Hidraulik

Press Bearing Dengan Kapasitas 20 Ton. 3, 5–28.

http://eprints.polsri.ac.id/246/

Sutisna. (2014). Getaran, Gelombang, dan Bunyi. Modul

Prosiding SNTTM UH, 24 November 2020 ISBN : 978-979-18011-4-0

140

[KM-10] Karakteristik Getaran Sinusoidal Untuk Sistem

Likuifaksi

Rafiuddin Syam1, Firman Syah1, Amijoyo Mochtar1

1Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Jalan poros Malino KM 6, Bontomarannu Kab, Gowa, Sulawesi Selatan *Email: rafiuddinsyam@gmail.com

Abstrak

Gempa bumi adalah salah satu bencana alam paling berbahaya yang mengakibatkan kerusakan yang cukup besar. Salah satu efek paling merugikan yang disebabkan oleh gempa bumi adalah likuifaksi. Paper ini membahas eksperimental efek pada perilaku likuifaksi menggunakan meja goyang. Mekanisme kerja alat uji likuifaksi tersebut menggunakan sistem slider crank di mana gerakan meja getar berasal dari motor yang dihubungkan dengan slider crank. Gerakan dari meja getar yang dijadikan input hanya gerak rotasi. Untuk mengetahui respon dinamis dari alat uji tersebut dilakukan variasi amplitudo pada meja getar dari 15 mm, 20 mm dan 25 mm sehingga dapat ditentukan panjang jari-jari slider crank. Dari variasi tersebut didapatkan variasi gaya eksitasi yang bekerja pada motor dan meja getar.

Kata Kunci: Alat uji likuifaksi, mikrokontroler, arduino, meja getar, slider crank.

Abstract

Earthquake is one of the most disastrous natural calamities resulting into considerable damages. One of the most detrimental effects caused due to earthquake is liquefaction. This paper deals with experimental investigation of effects of fines content on liquefaction behavior using shake table test. The liquefaction simulator using the slider crank mechanism that suppoted by motor to vibrate the shaking table. The output motion of the earthquake simulator is rotation output. The dynamic responses are determined by the variation of output amplitude which are 15 mm, 20 mm, and 25 mm so that the length of the radius of the slider crank can be determined. The variation can be determine the excitation force as the input of shaking table.

Kata Kunci: Liquefaction simulator, microcontroler, arduino, shake table, slider crank. .

1. Pendahuluan

Gempa bumi merupakan bencana alam yang terjadi di bawah permukaan tanah yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan, bukan hanya pada bangunan yang berdiri di atas tanah saja, melainkan pada struktur tanah pula. Kerusakan pada tanah ini diakibatkan oleh besarnya energi yang dilepaskan oleh pusat gempa (hypocenter) berupa getaran yang merambat di permukaan bumi. Salah satu dampak geologi yang disebabkan oleh gempa bumi adalah fenomena hilangnya kekuatan lapisan tanah akibat getaran gempa yang disebut dengan likuifaksi(Kusumawardani et al., 2018).

Likuifaksi adalah suatu peristiwa

perubahan fase padat menjadi fase cair yang disebabkan oleh peningkatan tekanan air pori dalam rongga tanah. Dampak dari terjadinya peninggkatan tekanan air pori, tanah akan kehilangan kuat geser secara drastis akibat turunnya tegangan efektif air pori tanah.

Kejadian ini terutama berkaitan dengan kondisi tanah pasiran jenuh yang memiliki kepadatan lepas atau sedang(Tini et al., 2017).

Peristiwa likuifaksi saat gempabumi besar pada zona seismik atau jalur gempabumi merupakan sesuatu yang dapat terjadi, dan dapat menimbulkan kerusakan yang luas pada bangunan dan sarana infrastruktur di wilayah perkotaan di Indonesia. Peristiwa likuifaksi dapat menimbulkan amblesan, keruntuhan, tilting pada

bangunan, ground cracking,

kelongsoran(Soebowo et al., 2014).

Wilayah Indonesia yang sering mengalami kejadian gempa bumi adalah wilayah Sumatera Barat seperti pada tahun 2009 dengan kejadian gempa bumi dengan kekuatan Mw 7,6. Gempa tersebuti terjadi di lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat laut Kota Padang dengan episenter sejauh 80 kilometer (USGS, 2018). Intensitas gempa dilaporkan mencapai skala MMI VII-VIII di Kota Padang dan V-VI di kabupaten/kota sekitarnya. Kerusakan yang terjadi akibat gempa

Prosiding SNTTM UH, 24 November 2020 ISBN : 978-979-18011-4-0

141 ini tersebar di 13 dari 19 kabupaten/kota dan

memakan korban jiwa lebih dari 1.100 orang. Data final jumlah korban meninggal di Sumatera Barat adalah sebanyak 1.195 orang. Data korban lainnya adalah luka berat 619 orang dan luka

ringan 1.179 orang. Gempa juga

memporakporandakan sarana dan prasarana publik(Kusumawardani et al., 2018).