• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Moral Tokoh Utama Dalam Menghadapi Persoalan Dalam Novel Dua

Bersaudara karya Yu Hua

Moral merupakan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, yang merupakan makna yang terkandung dalam sebuah karya sastra dan makna yang disarankan lewat cerita (Nurgiyantoro, 2009:321).

Jenis moral itu sendiri dapat mencakup seluruh persoalan hidup dan kehidupan. Dalam novel Dua Bersaudara karya Yu Hua ini terdapat dua garis besar persoalan kehidupan manusia yaitu, persoalan tokoh utama Li Gundul dengan dirinya sendiri dan persoalan hubungan Li Gundul dengan manusia lain seperti di dalam keluarganya, lingkungan kerjanya dan lingkungan tempat tinggalnya.

Hubungan dengan dirinya sendiri Data 1

Ketika Li Gundul melihat Song Gang dengan sepeda barunya.Li Gundul merasa iri dengan abangnya dan mengumpulkan kepercayaan dirinya, dan bicara pada diri sendiri. Hidup masih panjang, nanti lihat saja siapa yang akhirnya jadi anjing basah tercemplung kali (2018//351).

Dari data di 1 menunjukan sikap Li Gundul dengan dirinya sendiri yang tidak mau putus asa , meskipun keadaannya sedang tidak baik. Dan Li Gundul menyakini dirinya sendiri untuk semangat dan berusaha menjadi yang terbaik.

Data 2

Setelah hatinya di hancurkan Lin Hong. Li Gundul kembali ke pabrik, menghasilkan keajaiban demi keajaiban dalam hal mencetak laba perusahaan.

Semakin Li Gundul berpikir tentang hal ini, semakin dia yakin bahwa dirinya adalah seorang wirausahawan genius (2018//366).

Dari data 2 mengungkapkan bahwa Li Gundul bisa mengatasi permasalahan dengan dirinya sendiri yaitu tidak mudah putus asa , meskipun dia tidak mendapatkan cinta Lin Hong namun Li Gundul berusaha di pekerjaannya. Li Gundul bekerja dengan keras di pabrik tempat dia bekerja dan dia berhasil mencetak laba perusahaan menjadi besar.

Data 3

Song Gang khawatir dengan adiknya Li Gundul karena tidak mempunyai pekerjaan dan bagaimana Li Gundul akan menghidupi dirinya sendiri.Namun Li Gundul mengatakan “ Tenang saja,” Kalau sudah tiba waktunya pasti ada jalan.”

(2018//437).

Dari data 3 menunjukan bahwa Li Gundul percaya dengan dirinya sendiri dan dia tidak mudah putus asa. Meskipun Li Gundul tidak mempunyai pekerjaan, namun dia tetap optimis dan percaya jika sudah tiba waktunya pasti ada jalan yang terbuka.

1. Hubungan dengan manusia lain

Hubungan dengan manusia lain terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Keluarga Data 4

Karena Song Gang sudah tidak bisa melihat dengan benar dikarenakan rabun jauh. Li Gundul pun memaksa Song Gang untuk membelikan bingkai kacamata yang paling mahal untuk Song Gang, yang membuat mata Song Gang sembab.

Disatu sisi Song Gang sayang menghabiskan uang ; tetapi disisi lain, dia terharu oleh kemurahan adiknya. (2018//254).

Dari data 4 dapat dilihat bahwa Li Gundul sangat peduli terhadap abangnya yang sudah tidak bisa melihat dengan baik karena rabun jauh. Li Gundul membelikan kacamata yang paling mahal agar Song Gang bisa menggunakannya dengan nyaman. Karena Li Gundul mengetahui abang nya sangat pelit terhadap uang yang mereka gunakan, Li Gundul akhirnya harus memaksa Song Gang membeli kacamata untuk dirinya.

Data 5

Karena Liu Pengarang meremehkan Song Gang dan membuat Song Gang berlumuran tinta di bajunya membuat Li Gundul marah dan mendatangi Liu Pengarang. Li Gundul tertawa mendengus ketika dia sudah bersama Liu Pengarang. Dia mencengkeram baju Liu Pengarang dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya mengepalkan tinju yang terangkat tinggi. Dengan bengisnya dia membentak, “ Mulutku memang aslinya kotor. Aku justru ingin bikin wajah bersihmu itu jadi kotor” (2018//262).

Data 5 menujukan sikap Li Gundul yang sangat peduli terhadap Song Gang.

Karena dia tidak terima Song Gang di remehkan oleh Liu Pengarang. Dan Li Gundul pun mendatangi Liu Pengarang dan memberikan pelajaran kepadanya.

Data 6 dan Li Gundul memberikan arloji itu kepada Song Gang.

Data 7

Li Gundul masih tetap hangat kepada Song Gang meskipun Song Gang sudah tidak peduli dengannya. “Song Gang, kemarin aku semalaman tidak bisa tidur memikirkan ini. Aku merasa, kamu terlalu jujur, terlalu mudah dimanfaatkan orang, jadi aku tidak akan menugaskan kamu mengurusi yang lain, kamu Cuma urus keuangan saja di bisnisku” (2018//479).

Dari data 7 menunjukan bahwa sikap peduli Li Gundul terhadap sesamanya, meskipun Song Gang sudah tidak peduli dengan nasib Li Gundul. Karena istrinya Lin Hong meminta Song Gang untuk menjauhi Li Gundul namun Li Gundul tetap perhatian kepada abangnya Song Gang.

Data 8

Song Gang datang untuk meminta pekerjaan kepada Li Gundul. Li Gundul berkata “ Baiklah, kamu datang ambil jabatan wakil direktur di kantor ini saja.

Kalau kamu ingin datang kerja; tinggal datang, kalau tidak, bisa tidur-tiduran saja istirahat di rumah. Tapi yang penting, kamu sembuhkan dulu penyakitmu”

(2018//531).

Data 8 menunjukan sikap kepedulian Li Gundul kepada Song Gang, karena di saat Song Gang sakit dan tidak boleh kerja berat, Li Gundul mengangkat Song Gang langsung menjadi wakil direktur supaya Song Gang bisa santai untuk bekerja dan mengobati penyakit pinggang Song Gang yang cedera saat bekerja.

b. Tempat Kerja

Data 9

Li Gundul sudah berhasil membawa perubahan besar pada Pabrik Makmur Sejahtera. Pemasukan pabrik ini cukup untuk membayar gaji pekerjanya, bahkan masih mencetak laba sebesar 57.224 yuan. Dengan hasil kerja keras Li Gundul membuat Tao Qing sebagai Kepala Dinas Urusan Sipil senang dan bangga melihat hasil kerja Li Gundul (2018//268).

Dari data 9 menunjukan, bahwa Li Gundul menunjukan sikap kerja kerasnya dan membuat atasannya di Pabrik Makmur Sejahtera bangga dengan hasil kerja keras yang sudah dilakukan Li Gundul.

c. Lingkungan tempat tinggal (masyarakat)

Dari data 10, menunjukan bahwa Li Gundul peduli terhadap temannya. Ketika Li Gundul ingin membuka usaha, dia teringat dengan teman-temannya dan mengajak untuk bergabung dan mendapatkan untung yang besar.

Data 11 yang akan dibangun Li Gundul (2018//374).

Data 11 menunjukan Li Gundul sangat peduli dengan kehidupan temannya.

Dia meminta Zhang Tukang Jahit untuk bergabung ke bisnisnya dan memberi bonus sepuluh saham secara gratis, Li Gundul juga langsung akan memberikan jabatan kepada Zhang Tukang Jahit sebagai pengawas teknis dari perusahaan baju miliknya.

Data 12

Li Gundul menawarkan bisnisnya juga kepada Yu Cabut Gigi. Yu Cabut Gigi mengatakan “ Aku Yu Cabut Gigi, mau ikut kamu, Li Gundul, jadi jutawan, sehingga aku tidak usah cabut gigi-gigi itu lagi, tidak usah lihat mulut-mulut sialan yang menganga itu lagi (2018// 375).

Data 12 menunjukan Li Gundul peduli dengan temannya Yu Cabut Gigi. Li Gundul membuat Yu Cabut Gigi memiliki harapan untuk menjadi seorang

jutawan tanpa harus mencabutin gigi-gigi lagi. Dan Yu Cabut Gigi bersyukur atas sangat gembira mendengar itu.

Data 14

Li Gundul mendatangi Tong Tukang Besi dan bertanya apakah masih mau untuk berinvestasi lagi. Dia bilang, kali ini posisinya jauh lebih baik daripada empat tahun silam. Kalau Tong Tukang Besi mau berinvestasi, harganya bukan lagi seratus yuan per saham, melainkan seribu yuan dan Tong Tukang Besi mempunyai untung yang besar (2018//462).

Dari data 14 menunjukan bahwa Li Gundul masih mau mengajak temannya untuk berinvestasi di usaha yang akan dia rintis dan dia juga akan memberikan untung yang besar kepada temannya. Sikap kepedulian Li Gundul sangat besar terhadap temannya dan dia masih memikirkan kehidupan temannya.

Data 15

Setelah bisnis yang dilakukan Li Gundul berkembang dengan pesat, Li Gundul datang menemui Yu Cabut Gigi, dan bertanya apakah dia mau berinvestasi lagi kepada usaha nya yang sekarang benar-benar berjalan dengan sukses beda dengan usaha pertamanya (2018//465).

Data 15 menunjukan sikap kepedulian Li Gundul kepada temannya yaitu Yu Cabut Gigi. Karena ketika usaha Li Gundul berjalan dengan sukses, dia masih mengingat temannya dan mengajak untuk bergabung ke bisnisnya.

Hal ini pengarang ingin menyampaikan suatu nilai atau makna yang baik yang bisa diambil dan diikuti oleh pembaca dari suatu karya sastra baik penyampaian secara langsung maupun tidak langsung. Moral tokoh yang terdapat dalam novel Dua Bersaudara karya Yu Hua terdapat tujuh varian teguh pendirian, bersikap pasrah, suka bekerja keras, tidak mudah putus asa, tidak tabah menghadapi cobaan, banyak solusi, peduli terhadap sesama ( Nurgiyantoro, 2007 : 323-325).

a. Teguh Pendirian

Teguh pendirian mempunyai arti pendirian yang kuat yang dijadiin sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan dan tidak mudah berubah ketika suatu keadaan baik ataupun buruk. Orang yang mempunyai pendirian teguh tidak akan mudah untuk merubah pendapat yang disampaikannya.Teguh pendirian dapat kita lihat pada tokoh Li Gundul dan Song Gang yang masing-masing punya prinsip dan pendapat yang tidak mudah berubah.

Data 16

Li Gundul makin berpikir bahwa dirinya adalah seorang wirausahawan yang genius.Kalau memimpin dua orang pincang, tiga orang idiot, empat orang buta, dan lima orang tuli seperti ini pun sudah sukses besar, bagaimana kalau dia memimpin lima puluh sarjana, bagaimana mungkin nanti dia tidak bisa menjadi sekaya kapal tengker.Li Gundul langsung mengumumkan pengunduran dirinya yang begitu mendadak seperti serangan gerilya, dia langsung pulang ke rumah dan menutup pintu. Kemudian, dia menghabiskan

waktu setengah pagi dan setengah malam untuk menggambar peta lintasan yang akan diterbangi oleh Li sang Burung Garuda (2018// 371).

Dari data 16 menunjukan bahwa tokoh Li Gundul merupakan orang yang berpendirian teguh. Meskipun dia sudah mempunyai jabatan tinggi di pabrik tempat Li Gundul bekerja, demi ingin membuka usaha baru miliknya sendiri, dia rela melepaskan jabatan yang sudah dia punya dan dia yakin kepada dirinya sendiri bahwa dia bisa mempunyai usaha yang lebih besar dari pekerjaan sebelumnya.

Data 17

Li Gundul menghabiskan waktu sebulan untuk mengatur ini semua. Dia kemudian memutuskan berangkat ke Shanghai; sekarang semua sudah lengkap, cuma kurang elemen penting terakhir. Li Gundul kemudian menjelaskan bahwa dirinya tidak akan pulang dalam waktu yang dekat, karena dia akan keliling Shanghai seperti anjing gila, supaya pesanan bisnis pengerjaan pakaian dari Shanghai bisa didatangkan ke Kota Liu (2018// 379).

Dari data 17 , Li Gundul orang yang berpendirian teguh. Karena Li Gundul sudah mengatur semuanya sebelum dia pergi. Dan dia berpendirian teguh untuk tidak pulang secepatnya supaya pengerjaan pakaian dari Shanghai bisa langsung dia datangkan ke Kota Liu.

Data 18

“ Tidak usah pertimbangkan apa-apa lagi,” jawab Li Gundul teguh. “Kenapa aku mesti lepaskan semua bisnis ini demi menjadi kepala pabrik badan amal seperti itu? Itu bagaikan membuang semangka demi memungut satu biji kuaci” (2018// 455).

Dari data 18, Li Gundul berpendirian teguh tidak ingin balik lagi ke Pabrik Makmur Sejahtera walaupun dia akan tetap menjadi kepala di pabrik itu. Dia berpendirian teguh dengan usaha yang sudah dia rintis.

Data 19

Li Gundul mengenang nasi yang sempurna yang telah Song Gang masak saat kecil dulu sehingga Li Gundul telah memilih sebelas restoran di Kota Liu, dan dia sudah makan di semua restoran itu, tetap dia tidak bisa menemukan yang nasinya selezat nasi yang sukses dibuat Song Gang pertama kali waktu kecil dulu (2018// 717).

Data 19 menunjukan sikap Li Gundul yang berpendirian teguh agar Ia bisa menemukan nasi yang seperti dimasak oleh abangnya Song Gang pada masa kecil mereka yang Ia kenang. Dia terus mencari sampai ke sebelas restoran di Kota Liu sudah pernah dia makan nasinya namun dia tidak mendapatkannya.

b. Bersikap Pasrah

Bersikap pasrah adalah sikap menerima keadaan dengan tulus dan iklas.

Bersikap pasrah tidak hanya pasrah kepada hal yang baik tetapi hal yang buruk juga diterima dengan keadaan yang tulus dan iklas untuk menjalaninnya. Sikap pasrah yang ditujukan oleh tokoh Li Gundul dan Song Gang dalam novel Dua Bersaudara karya Yu Hua adalah sebagai berikut.

Data 20

Setelah Ayah mereka dipukul babak belur karena ucapan Li Gundul yang mengatakan bahwa Ayah mereka menjelekkan Ketua Mao. Li Gundul dan Song Gang tidak saling bicara. Li Gundul sekarang menjalani hidup dalam kesendirian. Dia berjalan-jalan sendiri, duduk di bawah pohon sendiri, jongkok minum air di sungai sendiri, bicara sendiri. Dia berdiri di jalan raya sambil melihat, menunggu, dan menantikan datangnya bocah sebayanya yang sama kesepiannya (2018 // 109).

Dari data 20 dapat dilihat bahwa Li Gundul sangat pasrah dengan keadaannya yang sendiri, tidak ada keluarga maupun teman yang menemanin hari-harinya akibat ulah yang dia lakukan. Dia sangat pasrah dan terus menunggu seseorang yang ingin menemani Li Gundul dan mengasihani dia.

Data 21

Karena Song Gang masih tidak mau untuk berbaikan dengan Li Gundul jadi Song Gang tidak memasak untuk Li Gundul dan Li Gundul akhirnya berkeliaran di jalanan tanpa sepeser uang pun di saku. Kalau haus, dia pergi ke sungai dan meminum airnya. Kalau lapar, dia cuma bisa telan ludah dan pulang ke rumah (2018// 117).

Data 21 menunjukan betapa pasrahnya Li Gundul dalam kesehariannya. Dia tidak mempunyai uang untuk membeli makan dan minum karena ayahnya ditangkap dan di penjara,ibunya lagi melakukan pengobatan sedangkan abangnya Song Gang sedang marah kepada nya dan tidak mau memasak untuknya jadi Li Gundul hanya bisa menelan ludah ketika lapar dan kalau haus dia pergi ke sungai.

Data 22

Karena persediaan makanan di rumah sudah habis.Li Gundul hanya bisa menelan ludahnya sendiri, dan meneruskan berkeliaran di jalan raya maupun lorong-lorong sempit bagai anjing tanpa tuan untuk mencari orang yang baik hati memberi makanan kepadanya. Li Gundul semula masih sanggup loncat-loncat kecil, tetapi ketika siang dia sudah seperti balon kempes (2018//120).

Dari data 21, menunjukan bahwa Li Gundul sudah sangat pasrah akan keadaanya dan abangnya. Karena persediaan di rumah mereka sudah habis dan tidak ada lagi yang bisa mereka olah untuk menjadi makanan. Jadi, Li Gundul hanya bisa menelan ludahnya dan berkeliaran di jalan raya untuk menemukan orang yang berbaik hati untuk memberikan dia makanan.

c. Suka Bekerja Keras

Bekerja keras yaitu berusaha dengan sepenuh hati dengan sekuat tenaga untuk mencapai suatu keinginan dan berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada umumnya. Kerja keras merupakan salah satu cara yang dapat digunakan

untuk mencapai hal yang positif. Bentuk kerja keras pada Li Gundul dan Song Gang dalam novel Dua Bersaudara karya Yu Hua dapat dilihat pada data berikut.

Data 22

Karena tidak ada lagi bahan makanan, Li Gundul dan Song Gang ingin mengambil udang di sungai. Li Gundul dan Song Gang tiba di tepi aliran sungai, menggulung celana mereka lalu masuk ke dalam sungai. Air sungai bergolak di bawah lutut mereka. Mereka menempatkan keranjang bambu miring di dalam air sungai, seperti yang sudah ditunjukan Song Fanping di depan pintu gudang, lalu menunggu udang masuk ke dalam keranjang.Mereka berdiri di sungai sepanjang sore. Dan setelah mendapat banyak udang mereka pun pulang untuk mengolah udangnya (2018//130).

Data 22 menunjukan bahwa Li Gundul dan Song Gang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka dengan mengambil udang di sungai. Dan mereka bekerja keras untuk mendapatkan udang dengan menggunakan keranjang dan melakukan yang sudah Ayah mereka tunjukan kepada mereka.

Data 23

Li Gundul sudah berhasil membawa perubahan besar pada Pabrik Makmur Sejahtera. Pemasukan pabrik ini cukup untuk membayar gaji para pekerjanya, bahkan mencetak laba sebesar 57.224 yuan. Tahun kedua prestasi Li Gundul menghasilkan keajaiban demi keajaiban dalam hal mencetak laba perusahaan Semakin Li Gundul berpikir tentang hal ini, semakin dia yakin bahwa dirinya adalah seorang wirausahawan genius (2018//366).

Dari data 24, menunjukkan bahwa Li Gundul orang yang suka bekerja keras.

Meskipun hatinya lagi hancur karena ditolak oleh gadis yang Ia cintai tapi tidak membuat Li Gundul malas untuk bekerja, namun ini menjadi cambukan untuk dia makin bekerja keras dan dia sudah mencetak banyak laba di Pabrik Makmur Sejahtera tempat Ia bekerja.

Data 25

Li Gundul mengeluarkan peta dunia yang dia bawa, dan memberitahu Tong Tukang Besi bahwa bisnis yang akan dirintisnya adalah jasa pengerjaan akhir untuk sebuah pakaian di Shanghai (2018//373).

Data 25 dapat dilihat bahwa Li Gundul sangat bekerja keras dan dia juga memberitahukan kepada temannya Tong Tukang Besi bahwa bisnis yang akan dia rintis adalah pekerjaan jasa untuk sebuah pakaian di Shanghai. Dia sangat bekerja keras untuk membuka usaha bisnis ini.

Data 26

Dalam memabangun bisnis jual beli rongsokan, Li Gundul tidak lagi mengambil barang bekas milik warga dengan cuma-cuma., melainkan mulai membeli.Orang-orang lewat sering melihat dia duduk dengan gembira di tengah rongsokan yang bermutu tinggi. Mereka juga melihat truk berdatangan setiap minggu dari kota lain untuk mengangkut barang-barang rongsokan yang sudah dipisah-pisahkan Li Gundul. Dia hanya berdiri di depan gubuk, menyaksikan perginya truk sambil menjilati ujung jarinya untuk menghitung lembaran uang bergepok-gepok (2018//447).

Dari data 26 menunjukan Li Gundul sudah melihat hasil kerja keras yang Ia lakukan yaitu bisnis usaha rongsokannya sudah bukan dari barang-barang lokal namun juga berdatangan dari kota lain. Itu artinya usaha yang Li Gundul bangun sudah membuahkan hasil, usaha dari kerja keras Li Gundul.

Data 27

Bisnis rongsokan Li Gundul terus merekah. Setahun kemudian, dia sudah mendapat paspor, lengkap dnegan visa Jepang, sehingga dia bisa ke Jepang untuk menjalankan bisnis rongsokan bertaraf Internasional (2018//461).

Data 27 dapat dilihat bahwa Li Gundul tidak puas dari barang-barang lokal.

Dia bekerja keras dan pergi ke Jepang untuk menjalankan bisnis rongsokannya.

Hasil kerja keras nya sudah membuat bisnisnya bertaraf Internasional.

Data 28

Li Gundul mengepakan sayapnya dan melanglang hingga ke Tokyo, Osaka, dan Kobe, juga tidak melewatkan Hokkaido dan Okinawa. Dia berkeliling Jepang dua bulan lebih, dan selama masa itu, dia telah membeli 3.567 ton “jas sampah”(2018//467).

Dari data 28 menunjukan Li Gundul melakukan kerja keras dan mengepakan sayap bisnisnya ke kota-kota Jepang dan dia membeli 3.567 ton jas sampah untuk di jual di Kota Liu.

Data 29

Li Gundul menjadi anak emas para pejabat kabupaten dalam Kongres Rakyat tingkat provinsi.Setengah tahun, ketika jabatan bupayi sudah diambil alih Tao Qing yang memakai jas Takeshita, posisi Li Gundul sudah naik lebih tinggi lagi, menjadi anggota Komite Tetap dalam Kongres Rakyat tingkat provinsi (2018//481).

Data 29 menujukkan usaha kerja keras Li Gundul membuahkan hasil dan Li Gundul sudah naik jabatan lebih tinggi menjadi anggota Komite Tetap dalam Kongres Rakyat tingkat Provinsi.

Data 30

Li Gundul mengupah dua pelajar Rusia untuk makan dan tinggal bersama dirinya, dan utamanya untuk mengajarinya bahasa Rusia. Demi mempercepat kemajuan bahasa Rusianya (2018//716).

Data 30 menunjukan kerja keras Li Gundul untuk belajar bahasa Rusia sampai Li Gundul membayar dua pelajar Rusia untuk makan dan tinggal bersama dengan dia.

d. Tidak Mudah Putus Asa

Tidak mudah putus asa adalah berusaha dengan semangat tanpa menyerah dengan mudah untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Apabila mengalami kegagalan, orang yang tidak mudah putus asa akan terus mencoba lagi dan lagi sampai hasil yang diinginkan tercapai dan orang yang tidak mudah putus asa adalah orang yang selalu bersikap sabar.Bentuk tidak mudah putus asa dalam novel ini terdapat pada tokoh Li Gundul dan Song Gang pada data berikut.

Data 31

Li Gundul dan Song Gang ingin meminta tolong kepada lelaki itu untuk membawa mayat ayah mereka.Tetapi lelaki itu langsung menarik kerah baju Song Gang dan membentak memaki-maki. Li Gundul juga mengempaskan ingus, tidak sengaja terkena sendal lelaki itu. Lelaki itu langsung menjambak Li Gundul. Dengan masing-masing tangannya mencengkram kedua bocah ke bawah. Sambil menangis, Li Gundul dan Song Gang mengelap celana dan sendal lelaki itu dengan tangan mereka, tapi malah lebih banyak lagi air mata dan ingus yang menetes pada celana dan sepatu lelaku itu. Lelaki itu awalnya sangat murka namun tidak bisa apa-apa. Dengan sangat berat hati akhirnya lelaki itu membantu Li Gundul dan Song Gang untuk membawa mayat ayah mereka pulang ke rumah (2018// 151).

Data 31 menunjukan sikap Li Gundul dan Song Gang yang tidak mudah putus asa untuk meminta tolong kepada laki-laki itu untuk membawa mayat ayah mereka pulang ke rumah. Mereka terus memohon kepada lelaki itu agar mau

Data 31 menunjukan sikap Li Gundul dan Song Gang yang tidak mudah putus asa untuk meminta tolong kepada laki-laki itu untuk membawa mayat ayah mereka pulang ke rumah. Mereka terus memohon kepada lelaki itu agar mau

Dokumen terkait