• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Gapoktan Mekarmukti

Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Mekarmukti merupakan Gapoktan yang berada di Desa Mekarmukti, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Gapoktan Mekarmukti terbentuk dari 4 kelompoktani yang berada di wilayah Desa Mekarmukti yaitu Kelompoktani Cirendeu, Kelompoktani Cigombong, Kelompoktani Pasir Kokol, dan Kelompoktani Datar Kawung. Dasar pembentukan kelompoktani yang berada di Gapoktan Mekarmukti adalah berbasis kesamaan lahan usahatani cabai yang berada dalam satu area tertentu. Keempat kelompoktani anggota Gapoktan Mekarmukti memiliki kesamaan varietas yang diusahakan oleh para petaninya yaitu cabai merah besar. Karena itu, meskipun para petani anggota kelompoktani di lingkup Gapoktan Mekarmukti juga memiliki usahatani sayuran selain cabai, sejak awal Gapoktan Mekarmukti dibentuk khusus untuk mengakomodir usahatani varietas cabai merah besar yang harganya sangat fluktuatif di pasaran. Lingkup kerja Gapoktan Mekarmukti ini hanya terbatas pada penyediaan sarana dan prasarana produksi; usahatani; pemasaran; packaging dan

labeling dari komoditas cabai merah besar yang diusahatani petani. Sedangkan komoditas sayuran lain karena bersifat masih sedikit dan belum mendominasi lahan usahatani para petani, maka dikelola masing-masing petani.

Gapoktan Mekarmukti berdiri pada bulan Mei 2011 dengan inisiasi beberapa orang petani dari keempat kelompoktani. Berdirinya Gapoktan ini juga didorong oleh adanya program Klaster Cabai Nasional dari Bank Indonesia yang berbentuk pinjaman lunak untuk gapoktan dan bertujuan untuk pengembangan serta stabilitas komoditas cabai nasional. Dengan masuknya Gapoktan Mekarmukti ke dalam Klaster Cabai Nasional khususnya di Jawa Barat, maka Gapoktan Mekarmukti pun langsung menjalin kemitraan strategis dengan PT ABC untuk penjualan hasil pertanian melalui pengumpul PT Mitratani Agro Unggul. Keberadaan mitra ini sangat menguntungkan para petani cabai karena selama ini komoditas cabai merah besar memiliki masalah vital berupa fluktuasi harga yang sangat besar sehingga sering merugikan petani. Sebelum membentuk

gapoktan, para petani sulit untuk menembus pasar modern dan memiliki mitra untuk penjualan hasil pertanian karena sulit memenuhi kuota produksi dengan lahan yang sempit dan syarat kualitas yang diinginkan mitra.

Dengan adanya Gapoktan Mekarmukti, para petani cabai merah besar mendapatkan bantuan penyuluhan Standard Operational Procedure (SOP) usahatani komoditas cabai merah besar varietas Biola atau Hot Beauty sehingga dapat memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan mitra. Selain itu, kuota dan kontinuitas produksi pun dapat terpenuhi dengan baik dari produksi hasil pertanian para petani anggota Gapoktan Mekarmukti.

Varietas cabai merah besar yang diusahatanikan oleh para petani di Gapoktan Mekarmukti adalah varietas Biola atau Hot Beauty. Varietas ini dinilai cukup baik hasilnya pada ketinggian 1100-1200 mdpl yang merupakan ketinggian rata-rata lahan usahatani cabai di Desa Mekarmukti. Lahan usahatani cabai yang dimiliki oleh para petani anggota seluruhnya merupakan lahan eks perkebunan teh swasta yaitu PT Cigombong dengan total lahan usahatani cabai seluas 15 hektar.

Struktur organisasi Gapoktan Mekarmukti yang baru terbentuk hanya terdiri dari ketua, sekretaris, dan bendahara dibantu oleh para ketua kelompoktani. Setelah periode tanam pertama selesai, gapoktan mulai melakukan unit usaha dari pengadaan sarana dan prasarana produksi berupa pengambilan selisih antara harga grosir pembelian saprotan dengan harga satuan yang diberikan kepada petani. Para petani membeli dengan harga normal, seperti saat membeli sendiri, kepada Gapoktan Mekarmukti, sedangkan gapoktan mendapatkan harga grosir dari pihak penjual saprotan karena membeli dalam jumlah banyak. Struktur organisasi pun berkembang dengan adanya Penanggung Jawab (PJ) Unit Usaha Saprotan. Struktur selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Struktur organisasi Gapoktan Mekarmukti Ketua Jidin Sugiri Sekretaris Suryana Bendahara Djaja Miharja PJ Pengadaan Saprotan Dahri dan Asep Fadilah

Kontak Tani Cirendeu Djaja Miharja Kontak Tani Cigombong Asep Fadilah Kontak Tani Pasir Kokol Nanang Hidayat Kontak Tani Datar Kawung Iyun Suwanda

Para petani anggota Gapoktan Mekarmukti melakukan penanaman perdana pada bulan Juli 2011 dengan target bulan oktober 2011 sudah panen dan menyelesaikan kontrak. Waktu penanaman selama 4 bulan dengan 1 bulan berupa pengolahan tanah dan pembuatan bedengan. Hasil panen pada tahap pertama mencapai 65,33 persen. Penanaman kedua varietas cabai merah besar Hot Beauty

dilakukan pada bulan Februari 2012 dengan target bulan Mei 2012 sudah panen dan menyelesaikan kontrak. Kondisi Gapoktan Mekarmukti yang baru mengalami 2 kali masa produksi ini dinilai baik untuk meneliti tentang evaluasi kinerja Gapoktan dan kelompoktani yang tergabung didalamnya serta mengetahui dampak adanya Gapoktan Mekarmukti ini bagi kelompoktani dan para petani anggota.

Analisis Kinerja Gabungan Kelompoktani (Gapoktan) Mekarmukti

Dari sebelas kinerja yang seharusnya dilakukan oleh gabungan kelompoktani, Gapoktan Mekarmukti sudah menjalankan delapan kinerja gapoktan, yaitu: (1) adanya rencana kerja Gapoktan; (2) adanya evaluasi rencana kerja Gapoktan; (3) adanya aturan/norma tertulis; (4) adanya pencatatan/pengadminstrasian setiap anggota organisasi; (5) memfasilitasi kegiatan usaha bersama; (6) memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar; (7) adanya kerjasama antara Gapoktan dengan pihak lain; dan (8) adanya penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan. Sedangkan tiga kinerja yang masih belum dilaksanakan adalah: (1) adanya pertemuan/rapat pengurus yang berkala; (2) memberikan pelayanan informasi dan teknologi kepada para petani; dan (3) adanya iuran anggota. Rekapitulasi kinerja Gapoktan Mekarmukti dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Evaluasi kinerja Gapoktan Mekarmukti

No Kinerja Gapoktan Sudah/Belum

1 Adanya pertemuan/rapat pengurus yang berkala -

2 Adanya rencana kerja Gapoktan √

3 Adanya evaluasi rencana kerja Gapoktan √

4 Adanya aturan/norma tertulis √

5 Adanya pencatatan/pengadminstrasian setiap anggota organisasi

6 Memfasilitasi kegiatan usaha bersama √

7 Memfasilitasi usahatani secara komersial dan berorientasi pasar

8 Memberikan pelayanan informasi dan teknologi kepada para petani

- 9 Adanya kerjasama antara Gapoktan dengan

pihak lain

10 Adanya iuran anggota -

11 Adanya penyisihan hasil usaha/kegiatan Gapoktan

Total kinerja yang sudah dilakukan (persentase) 8 (72,73 persen) Total kinerja yang belum dilakukan (persentase) 3 (27,27 persen)

Gapoktan Mekarmukti hanya memiliki jadwal untuk rapat rutin sebanyak 2 kali dalam setahun yang diikuti oleh seluruh anggota petani yaitu pada saat akan memulai tanam untuk musyawarah Rencana Usaha Bersama (RUB) dan pada saat setelah panen untuk evaluasi periode tanam sebelumnya dan pembagian uang hasil penjualan kepada para petani. Gapoktan Mekarmukti memiliki Rencana Kerja Gapoktan (RKG) yang dibuat bersamaan dengan Rencana Usaha Bersama (RUB) pada saat pertemuan anggota gapoktan sebelum periode tanam dimulai. Rencana Kerja Gapoktan yang dibuat masih sangat sederhana mengingat baru satu unit usaha yang dijalankan yaitu unit usaha pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian (saprotan). Gapoktan Mekarmukti melakukan evaluasi Rencana Kerja Gapoktan (RKG) yang dilakukan pada saat pertemuan seluruh petani anggota Gapoktan Mekarmukti saat periode tanam selesai dan pembagian hasil penjualan. Evaluasi dilakukan dengan penyampaian evaluasi dari pengurus gapoktan termasuk penyampaian hasil keuntungan unit usaha. Kemudian diberikan kepada forum untuk menyampaikan evaluasinya masing-masing terutama terkait dengan usahatani dan masalah teknis lainnya.

Gapoktan Mekarmukti sudah memiliki aturan/norma tertulis yang disepakati dan dipatuhi oleh seluruh kelompoktani dan para petani anggota. Namun, keberadaan reward and punishment belum bisa diterapkan secara efektif dan keseluruhan sehingga kurang motivasi bagi para petani anggota untuk menonjol atau berprestasi di lingkup Gapoktan Mekarmukti. Gapoktan Mekarmukti sudah menjalankan pencatatan/pengadministrasian yang cukup baik yang diampu oleh struktur sekretaris dalam kepengurusan gapoktan. Selain itu, kegiatan pencatatan/pengadministrasian juga dibantu oleh penyuluh pertanian lapang yang diutus dari Bank Indonesia khususnya untuk bagian pelaporan perkembangan Klaster Cabai Nasional kepada Bank Indonesia.

Gapoktan Mekarmukti sudah memiliki sebuah unit usaha yang baru dikembangkan untuk memfasilitasi kegiatan usaha bersama. Ini merupakan bagian dari usaha Gapoktan untuk memfasilitasi realisasi Rencana Usaha Bersama (RUB) yaitu kegiatan usaha bersama di subsistem hulu. Unit usaha ini merupakan unit usaha pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanian yang meliputi benih, pupuk dan kapur pertanian, alat dan mesin pertanian, dan obat-obatan tanaman. Gapoktan Mekarmukti bekerjasama dengan Program Klaster Cabai Nasional sering mendatangkan para ahli dan yang berpengalaman di bidang usahatani cabai untuk memberikan masukan dan arahan terkait usahatani yang efektif dan efisien. Gapoktan Mekarmukti juga bekerjasama dengan kelompoktani yang berada di dalamnya agar mau juga membentuk diskusi serupa dengan mendatangkan ahli dan yang berpengalaman di bidang usahatani cabai tersebut. Hal ini merupakan salah satu usaha Gapoktan Mekarmukti untuk meningkatkan kinerjanya di bidang fasilitasi usahatani berorientasi pasar.

Pelayanan informasi dan teknologi yang dilakukan oleh Gapoktan Mekarmukti hanya berupa informasi pasar dan hubungan dengan mitra. Sedangkan pelayanan informasi yang berbentuk sosialisasi teknik budidaya yang baik dan teknologi budidaya yang tepat guna masih belum dilaksanakan oleh Gapoktan Mekarmukti. Gapoktan Mekarmukti memiliki kerjasama dengan pihak lain dalam ruang lingkup subsistem hulu, subsistem usahatani, subsistem pemasaran dan subsistem jasa penunjang. Pada subsistem hulu, Gapoktan Mekarmukti melakukan kerjasama dengan para distributor sarana dan prasarana

produksi. Kerjasama ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan harga grosir dan potongan harga sehingga dapat memberikan harga sarana dan prasarana produksi yang lebih murah kepada para petani anggota dan mendukung berjalannya unit usaha yang dilakukan oleh Gapoktan.

Gapoktan Mekarmukti belum menerapkan aturan iuran anggota kepada para petani anggotanya. Hal ini disebabkan karena para petani belum memiliki modal yang cukup untuk kebutuhan usahatani dan pemenuhan kebutuhan rumah tangga para petani anggotanya sehingga iuran masih memberatkan para petani anggota. Gapoktan Mekarmukti sudah melakukan penyisihan hasil usaha dan kegiatan Gapoktan berupa unit usaha dengan tujuan yang berbeda. Penyisihan hasil usaha dilakukan gapoktan dengan tujuan untuk pencicilan pinjaman lunak yang diberikan oleh Bank Indonesia kepada para petani anggota melalui Gapoktan Mekarmukti. Sedangkan penyisihan kegiatan gapoktan yang berupa unit usaha pengadaan sarana dan prasarana produksi pertanina dilakuan dengan tujuan untuk membiayai kegiatan gapoktan lainnya dan untuk pengumpulan modal pendirian koperasi pertanian di Desa Mekarmukti.

Analisis Kinerja Kelompoktani Anggota Gapoktan Mekarmukti

Dari keempat kelompoktani yang berada di dalam Gapoktan Mekarmukti, belum ada yang menjalankan kinerjanya sebagai kelompoktani dengan baik dan menyeluruh sehingga masih butuh pengembangan dan perbaikan bagi para pengurus kelompoktani dan para petani anggota. Meskipun begitu, dapat dilihat bahwa Kelompoktani Cirendeu memiliki kinerja terbaik jika dibandingkan dengan tiga kelompoktani lainnya. Arahan dari Gapoktan Mekarmukti juga sangat diperlukan untuk keempat kelompoktani yang ada agar terjadi pemerataan kinerja diantara keempat kelompoktaninya dan akan berdampak pada kinerja Gapoktan Mekarmukti secara keseluruhan sehingga skala ekonomi dan kesejahteraan petani dapat meningkat dengan baik. Evaluasi kinerja setiap kelompoktani yang berada di Gapoktan Mekarmukti berdasarkan kelompoktani masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Evaluasi kinerja kelompoktani anggota Gapoktan Mekarmukti berdasarkan kelompoktani

No Kelompoktani Total Kinerja

Terlaksana

persentase Kinerja

1 Cirendeu 8 dari 11 72,70

2 Cigombong 4 dari 11 36,40

3 Pasir Kokol 4 dari 11 36,40

4 Datar Kawung 6 dari 11 54,50

Rata-Rata persentase Kinerja 50,00

Untuk mengetahui kinerja mana saja yang masih perlu ditingkatkan dan mana saja yang perlu dipertahankan, diperlukan evaluasi kinerja kelompoktani anggota Gapoktan Mekarmukti berdasarkan kinerja kelompoktani. Hal ini dapat dijadikan rujukan oleh para pengurus kelompoktani agar dapat memfokuskan peningkatan kinerja dan membuat prioritas untuk peningkatan kinerja-kinerja

tertentu. Hal ini juga dapat dijadikan pedoman bagi Gapoktan Mekarmukti agar dapat memberikan arahan-arahan terkait kinerja yang perlu ditingkatkan termasuk meminta kelompoktani yang sudah melaksanakan kinerja tertentu untuk membantu kelompoktani lain yang belum menentukan kinerja tertentu tersebut agar merata di seluruh kelompoktani. Secara keseluruhan, evaluasi kinerja kelompoktani anggota Gapoktan Mekarmukti berdasarkan kinerja kelompoktani dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Evaluasi kinerja kelompoktani anggota Gapoktan Mekarmukti berdasarkan kinerja kelompoktani

No Kinerja Kelompoktani Kelompoktani

a

%

CRD CGB PKK DTK

1 Adanya pertemuan/rapat pengurus yang berkala

√ √ √ √ 100

2 Adanya rencana kerja Kelompoktani

√ √ √ √ 100

3 Adanya evaluasi rencana kerja Kelompoktani

√ - - √ 50

4 Adanya aturan/norma tertulis - - - - 0 5 Adanya

pencatatan/pengadminstrasian

√ √ √ √ 100

6 Memfasilitasi kegiatan usaha bersama √ - - - 25 7 Memfasilitasi usahatani berorientasi pasar √ - - √ 50 8 Memberikan pelayanan informasi dan teknologi

- - - - 0

9 Adanya kerjasama dengan pihak lain

√ √ √ √ 100

10 Adanya iuran anggota √ - - - 25

11 Adanya penyisihan hasil usaha/kegiatan Kelompoktani

- - - - 0

Rata-rata Presentase 50

a

CRD: Kelompoktani Cirendeu; CGB: Kelompoktani Cigombong; PKK: Kelompoktani Pasir Kokol; DTK: Kelompoktani Datar Kawung.

Analisis Dampak Gapoktan Mekarmukti terhadap Kelompoktani dan Petani Anggotanya

Dampak Gapoktan Mekarmukti sebagai Unit Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi

Rekapitulasi hasil Uji Statistik non-parametrik Wilcoxon berpasangan mengenai variabel-variabelnya dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan tabel, sebagian besar nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih kecil daripada α = 0,05 yang

populasi setelah bedirinya Gapoktan Mekarmukti dibandingkan populasi sebelumnya, yaitu sebelum berdirinya Gapoktan Mekarmukti.

Tabel 5 Rekapitulasi hasil uji statistik non-parametrik wilcoxon berpasangan untuk variabel-variabel unit penyediaan sarana dan prasarana produksi

No Variabel Ranks

Asymp.Sig

(2-tailed)

α = 0,05 H0

+ - =

1 Waktu penyediaan benih 14 0 20 0,001 Ditolak 2 Jumlah penyediaan benih 14 0 20 0,001 Ditolak

3 Harga benih 6 19 9 0,004 Ditolak

4 Waktu penyediaan pupuk dan kapur pertanian

14 0 20 0,001 Ditolak 5 Jumlah penyediaan pupuk dan

kapur pertanian

14 0 20 0,001 Ditolak 6 Harga pupuk dan kapur

pertanian

6 19 9 0004 Ditolak 7 Waktu penyediaan alat dan

mesin pertanian

14 0 20 0,001 Ditolak 8 Jumlah penyediaan alat dan

mesin pertanian

14 0 20 0,001 Ditolak 9 Harga alat dan mesin pertanian 6 6 22 0,147 Diterima 10 Waktu penyediaan obat-obatan

tanaman

14 0 20 0,001 Ditolak 11 Jumlah penyediaan obat-obatan

tanaman

14 9 11 0,004 Ditolak 12 Harga obat-obatan tanaman 10 15 9 0,075 Diterima 13 Distribusi sarana dan prasarana

produksi

10 13 11 0,532 Diterima

Sebanyak 10 variabel atau 76,92 persen dari fungsi gapoktan sebagai unit penyediaan sarana dan prasarana produksi menghasilkan interpretasi bahwa terjadi perbedaan populasi saat sebelum dan sesudah adanya Gapoktan Mekarmukti. Selain itu, terdapat 3 variabel atau 23,08 persen sisanya yang menggambarkan bahwa kedua populasi sama atau tidak terjadi perbedaan antara sebelum dan sesudah adanya Gapoktan Mekarmukti.

Dengan adanya unit usaha penyediaan sarana dan prasarana produksi yang diselenggarakan Gapoktan Mekarmukti, terlihat memiliki dampak yang cukup baik bagi para petani anggota. Para petani anggota merasa lebih baik dan lebih mudah dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi usahatani cabai mereka. Hal tersebut dapat dilihat bahwa dari 10 variabel yang mengalami perbedaan populasi, terdapat 8 variabel yang unggul di Ranks + (positif) yang menandakan bahwa perbedaan yang terjadi ke arah yang lebih baik. Hal ini terjadi pada faktor waktu pengadaan yang lebih tepat waktu dan jumlah pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan para petani anggota.

Di sisi lain, Gapoktan Mekarmukti bagi para petani anggota belum memberikan dampak positif bagi harga sarana dan prasarana produksi usahatani cabai mereka karena dari 4 variabel yang terkait dengan harga, 2 variabel

mengalami perbedaan populasi ke arah yang lebih buruk (Ranks -) dan 2 variabel tidak terjadi perbedaan dibanding saat belum berdirinya gapoktan. Dampak adanya unit usaha penyediaan sarana dan prasarana produksi yang diadakan oleh Gapoktan Mekarmukti harus lebih melihat faktor keinginan para petani anggota yang ingin mendapatkan harga murah dan tidak mengambil untung semata untuk modal gapoktan.

Para petani anggota terutama menilai bahwa harga semakin mahal untuk faktor produksi benih cabai dan pupuk serta kapur pertanian. Padahal dua komponen ini sangat dibutuhkan disaat awal masa penanaman. Sedangkan harga obat-obatan tanaman termasuk pestisida yang disediakan Gapoktan Mekarmukti dirasa sama saja jika para petani tersebut membeli sendiri. Hal tersebut juga terjadi pada harga alat dan mesin pertanian. Namun, dari semua itu, para petani anggota masih merasakan manfaat adanya Gapoktan Mekarmukti sebagai unit penyediaan sarana dan prasarana produksi dari faktor waktu dan jumlah penyediaan faktor-faktor produksi seperti benih, pupuk dan kapur pertanian, alat dan mesin pertanian serta obat-obatan tanaman.

Varibel distribusi sarana dan prasarana produksi yang dilakukan oleh Gapoktan Mekarmukti sebagai unit penyediaan faktor-faktor produksi juga dirasakan belum berdampak kepada para petani anggota. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis Desa Mekarmukti yang sulit dan akses jalan yang cukup rusak sehingga para petani anggota tetap saja masih membutuhkan transportasi tambahan untuk mengangkut faktor-faktor produksi yang sudah dipesan dari gudang Gapoktan Mekarmukti yang ada di Kampung Cirendeu. Gapoktan Mekarmukti berencana menambah modal untuk pengadaan alat transportasi sehingga dapat memberikan dampak positif bagi distribusi sarana dan prasarana produksi kepada para petani anggota.

Secara keseluruhan, Gapoktan Mekarmukti cukup baik dalam menjalankan fungsinya sebagai unit penyediaan sarana dan prasarana produksi dan berdampak positif bagi para petani sebesar 61,54 persen. Namun, faktor harga sarana dan prasarana produksi masih menjadi kendala bagi Gapoktan Mekarmukti sehingga justru berdampak buruk bagi para petani anggota sebesar 15,38 persen. Sisanya sebesar 23,08 persen belum berdampak sama sekali bagi para petani anggota.

Dampak Gapoktan Mekarmukti sebagai Unit Usahatani

Rekapitulasi hasil Uji Statistik non-parametrik Wilcoxon berpasangan mengenai variabel-variabelnya dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan data, ketiga variabel yang diuji secara statistik menunjukkan terdapat perbedaan populasi antara sebelum adanya Gapoktan Mekarmukti dengan sesudahnya. Dari ketiga variabel tersebut, sebanyak 66,67 persen atau dua pertiga dari variabel fungsi usahatani ini mengalami perubahan ke arah positif dengan adanya Gapoktan Mekarmukti dan mencapai angka 100 persen data yang memiliki Ranks

+ (positif). Hal ini menunjukkan seluruh petani anggota yang berada di Gapoktan Mekarmukti sepakat bahwa Gapoktan Mekarmukti telah memberikan kemajuan usahatani setiap petani anggotanya sehingga mereka kini melakukan pencatatan usahatani dan menerapkan SOP (Standard Operational Procedure) budidaya usahatani cabai.

Tabel 6 Rekapitulasi hasil uji statistik non-parametrik wilcoxon berpasangan untuk variabel-variabel unit usahatani

No Variabel Ranks Asymp.Sig (2-tailed) α = 0,05 H0 + - =

1 Koordinasi rencana penanaman setiap anggota

14 0 20 0,000 Ditolak 2 Pencatatan usahatani setiap

petani anggota

34 0 0 0,000 Ditolak 3 Penerapan SOP (Standard

Operational Procedure)

budidaya oleh setiap petani anggota

34 0 0 0,000 Ditolak

Sejak keberadaan Gapoktan Mekarmukti, para petani lebih dituntut untuk memperbaiki perilaku usahataninya agar lebih baik lagi dalam rangka meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas produk hasil pertanian para petani anggota itu sendiri. Bahkan dengan kehidupan usahatani yang lebih terorganisir dengan rapi, para petani anggota akan memiliki posisi tawar yang lebih baik lagi dan akan mendapatkan harga yang sesuai. Hal ini juga berkaitan dengan kebutuhan mitra PT Mitratani Agro Unggul yang menuntut para petani untuk memberikan hasil produksi terbaiknya.

Gapoktan Mekarmukti sangat mempengaruhi para petani anggota agar mau melakukan pencatatan usahataninya agar dapat diketahui masalah usahatani masing-masing petani dan dapat dipecahkan lebih cepat. Adanya pencatatan usahatani juga memberikan solusi teknik budidaya yang lebih baik lagi yang dikembangkan sendiri oleh para petani anggota. Kemudian dengan adanya penerapan SOP usahatani, para petani anggota menjadi lebih efektif dan efisien dalam menggunakan faktor-faktor produksi sehingga tidak berlebihan, misalnya penggunaan obat-obatan tanaman. Penggunaan obat-obatan tanaman berlebihan bahkan dapat menurunkan kualitas dari produk hasil pertanian itu sendiri. Gapoktan Mekarmukti berusaha membuat SOP yang tepat dengan kondisi lahan dan keadaan usahatani di Desa Mekarmukti bekerjasama dengan penyuluh pertanian dan mitra. Kemudian secara gencar Gapoktan Mekarmukti mensosialisasikan SOP tersebut hingga dapat digunakan oleh para petani anggota.

Selain kedua variabel diatas, terdapat satu variabel lagi dari unit usahatani yang menunjukkan adanya perbedaan populasi antara sebelum dan sesudah adanya Gapoktan Mekarmukti. Variabel itu adalah adanya koordinasi rencana penanaman dari para petani anggota. Meskipun mengalami perbedaan dan cenderung ke arah positif, namun tidak semua petani merasakan dampaknya. Terdapat 20 orang petani atau 58,82 persen dari populasi yang tidak merasakan dampak adanya Gapoktan Mekarmukti sehingga mereka mau melakukan koordinasi rencana penanaman usahatani mereka. Dapat dilihat bahwa para petani anggota di Gapoktan Mekarmukti masih individualis. Hal ini juga didukung oleh faktor kondisi geografis desa yang menyebar sangat jauh di antara kelompoktaninya sehingga menyulitkan koordinasi. Gapoktan Mekarmukti perlu

melakukan usaha lebih agar para petani mau melakukan koordinasi rencana penanaman usahatani mereka.

Secara keseluruhan, Gapoktan Mekarmukti sangat baik dalam melakukan fungsi usahataninya sehingga berdampak seluruhnya atau 100 persen kepada para petani anggota. Para petani melakukan koordinasi rencana penanaman, pencatatan usahatani dan penerapan SOP usahatani setelah adanya Gapoktan Mekarmukti.

Dampak Gapoktan Mekarmukti sebagai Unit Pemasaran

Analisis dampak Gapoktan Mekarmukti dalam melakukan fungsi sebagai unit pemasaran menggunakan variabel yang meliputi: (a) melakukan contract farming hasil pertanian anggota dengan mitra; (b) menyediakan jaringan pasar alternatif untuk hasil pertanian petani anggota yang tidak masuk kualifikasi mitra; (c) melakukan grading hasil pertanian anggota; dan (d) melakukan packing hasil pertanian anggota.

Keempat variabel ini diukur pada dua kondisi, yaitu kondisi sebelum berdirinya Gapoktan Mekarmukti dan kondisi sesudah berdirinya Gapoktan Mekarmukti. Sehingga dapat dilihat apakah terdapat perbedaan diantara 2 kondisi tersebut yang dipengaruhi oleh keberadaan Gapoktan Mekarmukti. Rekapitulasi hasil Uji Statistik non-parametrik Wilcoxon berpasangan mengenai variabel-variabel tersebut dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Rekapitulasi hasil uji statistik non-parametrik wilcoxon berpasangan untuk variabel-variabel unit pemasaran

No Variabel Ranks

Asymp.Sig

(2-tailed)

α = 0,05 H0

+ - = 1 Contract farming hasil pertanian

Dokumen terkait