• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

4.3 Pembahasan

4.3.1. Par tisipasi Masyar akat Dalam Wajib Belajar 12 Tahun.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto No 6 Tahun 2007 Tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 24 ayat (1) yang menjelaskan bahwa Pemerintah kota berkewajiban menyelenggarakan Program Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 (dua belas) Tahun bagi Warga Kota. Pelaksanaan wajib belajar 12 tahun merupakan pendidikan anak usia 7-18 tahun dari jenjang SD/sederajat sampai dengan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

SMA/sederajat. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan menengah 12 tahun ini tergantung sejauh mana peran serta masyarakat dalam menyekolahkan anaknya.

Menurut Bhattacharyya dalam Ndraha (1990 : 102) mengartikan partisipasi mengartikan sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Penduduk di Kecamatan Magersari usia 7-12 tahun berjumlah 6774 anak, usia 13-15 tahun berjumlah 3272 anak dan usia 16-18 tahun berjumlah 3275 anak. Untuk SD/sederajat yang ada di kecamatan magersari berjumlah 39 sekolah dan jumlah murid 9206 siswa, dari data diatas bahwa untuk usia 7-12 tahun telah mengenyam pendidikan. Untuk SMP/sederajat berjumlah 12 sekolah dan jumlah murid 5326 siswa. Sedangkan SMA/sederajat berjumlah 11 sekolah dan jumlah murid 7446 siswa. Dari penjelasan diatas bisa dilihat bahwa partisipasi masyarakat untuk menyekolahkan sangat tinggi sehingga jumlah APM untuk SD 119,79%, untuk SMP 105,98% dan SMA 148,63%.

Dari pencapaian APM yang diatas 100% tersebut tidak luput dari campur tangan dari pemerintah Kota dan Kecamatan Magersari yang memberikan program-program atau kebijakan di bidang pendidikan sehingga angka putus sekolah di Kecamatan Magersari 0% dan angka melek huruf tidak ada. Program-program yang diberikan oleh pemerintah antara lain “Yang pertama adalah program Kota Mojokerto Berlingkungan Pendidikan (KMBP). Program yang kedua adalah Bantuan Sekolah dari Pemerintah Kota (BOSKO)”. Sedangkan program dari Kecamatan adalah

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

turun langsung ke Kelurahan dalam program KMBP. Dari program diatas terdapat permasalahan seperti siswa yang bertempat tinggal di daerah kelurahan sentanan tidak mau melanjutkan sekolah dikarenakan malu tidak mempunyai sepeda.

Menurut Agustino (2006 : 22) proses pembuatan kebijakan merupakan serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu. Oleh karena itu kebijakan publik dilakukan ke dalam beberapa tahap proses pembuatan kebijakan sebagai berikut :

1) Tahap penyusunan agenda

Para pejabat yang diplih dan di angkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah – masalah ini berkompetensi terlebih dahulu untuk dapat masuk kedalam agenda kebijakan.

2) Tahap formulasi kebijakan

Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan di bahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah – masalah tadi di definisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik.

3) Tahap adopsi kebijakan

Dari sekian banyak alternatif kebijakan yang di tawarkan oleh para perumus kabijakan, pada akhirnya salah satu dari alternatif kebijakan tersebut di adopsi dengan dukungan dari mayoritas legislative, consensus direktur lembaga atau keputusan peradilan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4) Tahap implementasi kebijakan

Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan – catatan elit, jika program tersebut tidak di implementasikan. Oleh karena itu, program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah seharusnya di implementasikan.

5) Tahap penilaian kebijakan

Pada tahap ini kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau di evaluasi untuk melihat sejauh mana kebijakan yang dibuat telah mampu memecahkan masalah.

Dari penjelasan diatas proses pembuatan kebijakan maka dilihat dari temuan-temuan perkembangan wajar 12 tahun masih 93%, jadi belum bisa dikatakan sukses. Hal tersebut dikarenakan 7% masyarakat masih ada yang bersekolah di Kabupaten. Kebanyakan sekolah yang dipilih adalah SMA Negeri 1 Puri dan SMA Negeri 1 Sooko. Mereka memilih bersekolah di sana dikarenakan dengan alasan sekolah tersebut kualitas bagus, padahal SMA di Kota sendiri tidak kalah bagusnya”. Tetapi hasil yang didapat dengan telah dilaksanakannya PKMBP ini adalah meningkatkan prosentase kelulusan peserta ujian Nasional dan hasil rata- rata nilai ujian Nasional yaitu SD lulus dengan 100%, SMP/MTs lulus 100%, SMA/MA lulus 100%, sedangkan SMK 99,96%. Dari penjelasan di atas bahwa Pemrintah Kota Mojkerto khususnya Kecamatan Magersari serius dan berkomitmen dalam bidang pendidikan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4.3.2. Per an Masyar akat Dalam Pr ogr am Wajib Belajar .

Pembinaaan dan pengembangan peserta didik melalui pendidikan nasional, memerlukan adanya hubungan dan kerjasama yang erat dan serasi antara sekolah, keluarga, masyarakat. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program – program pembangunan dikemukakan oleh Ndraha (1990:107) dalam buku pembangunan masyarakat mempersiapkan masyarakat tinggal landas sebagai berikut : 1. Ketiga sasaran pembangunan masyarakat, yaitu perbaikan kondisi

dan peningkatan taraf hidup masyarakat, pembangkitan partisipasi masyarakat, dan penumbuhan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri, tidak berdiri sendiri – sendiri, melainkan diusahakan agar yang satu berkaitan dengan yang lain, sehingga ketiganya dapat dianggap sebagai sebuah paket usaha. 2. Peningkatan taraf hidup masyarakat diusahakan sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan dan peningkatan swadaya masyarakat, dan juga sebagai usaha menggerakkan partisipasi masyarakat.

3. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan upaya peningkatan taraf hidup masyarakat.

4. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuannya berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat sekali, ibarat dua sisi mata uang, tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Masyarakat yang berkemampuan demikian bisa membangun desa dengan atau tanpa partisipasi vertical dengan pihak lain.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

5. Kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri dapat ditumbuhkan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi partisipasi masyarakat dalam pembangunan desanya.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, program pembangunan sulit tercipta baik dalam hal kelancaran dan keberhasilan pelaksanaannya. Demikian pula sebaliknya apabila masyarakat dilibatkan peran sertanya dalam melaksanakan pembangunan. Maka akan timbul dukungan dan rasa memiliki terhadap kegiatan tersebut, disamping itu masyarakat akan merasa dihargai dengan dilibatkannya didalam suatu proyek.

Kesimpulannya bahwa semakin tinggi/besar (profesional) partisipasi masyarakat maka akan semakin besar rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan dan juga sebaliknya. Berdasarkan temuan peneliti bahwa masyarakat diikut sertakan dalam perencanaan, pelaksanaan, pegawasan dan evaluasi. Dalam penyaluran aspirasi/pendapat masyarakat diikut sertakan dalam perencanaan program sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui komite sekolah. Semua itu bertujuan untuk kemajuan sekolah dan terlaksananya program sekolah tersebut guna kelancaran proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat tercapai baik kenaikan kelas maupun kelulusan siswa dapat mencapai 100%.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

1. Pembina Utama Muda / IVC 1 1.30

2 Pembina Tingkat I / IVB 2 2.60

3 Pembina / IVA 21 27.27

4 Penata Tingkat I / IIID 14 18.18

5 Penata / IIIC 1 1.30

6 Penata Muda Tingkat I / IIIB 15 19.48

7 Penata Muda / IIIA 9 11.69

8 Pengatur / IIC 3 3.90

9 Pengatur Muda Tingkat I / IIB 7 9.09

10 Pengatur Muda / IIA 4 5.19

Jumlah 77 100

(Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2012)

Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui jumlah pegawai Dinas Pendidikan berjumlah 77 orang, dimana mayoritas golongan adalah IVA dengan prosentase sebesar 27.27%. Pegawai yang memiliki pangkat tersebut adalah pegawai senior.

B. Komposisi Pegawai Di Kecamatan Mager sar i Kota Mojoker to

Pada sub bab ini akan disajikan tentang komposisi pegawai Dinas Pendidikan Kota Mojokerto berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan berikut ini penyajian dalam tabel dibawah ini:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah pegawai lebih banyak laki-laki dibanding perempuan, jadi beban kerja pegawai tidak dapat dilihat dari jenis kelamin. Dalam pelaksanaan kegiatan dilapangan baik laki-laki maupun perempuan dapat melaksanakan tugasnya tersebut.

Tabel 4.2

Komposisi Pegawai Dinas Pendidikan Ber dasar kan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan Jumlah Prosentase(%)

S2 19 24,67 S1 26 33,77 D2 1 1,30 SMA 31 40,26 SMP - - SD - - Jumlah 77 100,00

(Sumber: Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 2012)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat ketahui bahwa jumlah pegawai Dinas Pendidikan masih banyak yang berpendidikan SMA yaitu 31 orang (40,26%). Pegawai yang tingkat pendidikan masih SMA bekerja di bagian staff sub bidang-bidang yang ada pada Dinas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

e. hasil dari kebijakan program-program antara lain APM (Angka Partisipasi Murni) Kota Mojokerto untuk SD 119.79%, untuk SMP 105.98% dan SMA 148.63%. Sedangkan untuk APK(Angka Partisipasi Kasar) untuk SD 132.84%, SMP 149.30%, SMA 191.12%. Sedangkan untuk program PKMBP ini adalah meningkatkan prosentase kelulusan peserta ujian Nasional dan hasil rata-rata nilai ujian Nasional yaitu SD lulus dengan 100%, SMP/MTs lulus 100%, SMA/MA lulus 100%, sedangkan SMK 99,96%.

2. Per an Masyar akat Dalam Pr ogram Wajib Belaja r.

Pembinaaan dan pengembangan peserta didik melalui pendidikan nasional, memerlukan adanya hubungan dan kerjasama yang erat dan serasi antara sekolah, keluarga, masyarakat. Diketahui bahwa tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat, program pembangunan sulit tercipta baik dalam hal kelancaran dan keberhasilan pelaksanaannya. Demikian pula sebaliknya apabila masyarakat dilibatkan peran sertanya dalam melaksanakan pembangunan. semakin tinggi/besar (profesional) partisipasi masyarakat maka akan semakin besar rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan dan juga sebaliknya. Berdasarkan temuan peneliti bahwa masyarakat diikut sertakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

dalam perencanaan saja. Dalam penyaluran aspirasi/pendapat masyarakat diikut sertakan dalam perencanaan program sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung melalui komite sekolah. Semua itu bertujuan untuk kemajuan sekolah dan terlaksananya program sekolah tersebut guna kelancaran proses belajar mengajar sehingga tujuan dapat tercapai baik kenaikan kelas maupun kelulusan siswa dapat mencapai 100%.

5.2 Sar an – sar an

1. Sarana prasarana pendidikan yang ada di Kecamatan Magersari harus dibenahi kembali seperti perbaikan ruang kelas yang rusak ringan maupun rusak berat. Pemerintah harus dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai guna menunjang pelaksanaan wajib belajar 12 tahun. 2. Pemerintah kota diharapkan bisa menggratiskan sekolah khususnya SMA

dan SMK dalam biaya operasional sekolah, diprogramkan dalam APBD Kota Mojokerto tahun 2012.

3. Dinas pendidikan dan Kecamatan Magersari memberikan program- program untuk menarik warga kota agar mau bersekolah di kota dengan peningkatan mutu sekolah-sekolah kota, agar tidak memilih SMA luar kota (Kabupaten Mojokerto).

4. Dinas pendidikan dan Kecamatan Magersari perlu mensosialisasikan tentang wajib belajar 12 tahun agar tidak terjadi salah pengertian masalah pembiayaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

5. Data putus sekolah tidak benar karena siwa tersebut mutasi/pindah sekolah jadi seharusnya data anak putus sekolah diganti mutasi sehingga tidak terjadi slah pengertian.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Agustino, Leo, 2006, Dasar – Dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta. Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Ghalia Indonesia, Bogor.

Bungin, Burhan,2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hamalik, Oemar, 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara. Islamy, Irfan, 2003, Prinsip – Prinsip Perumusan Kebijakan Negara, Jakarta :

Bumi Aksara.

Khairuddin, 2000, Pembangunan Masyarakat, Liberty, Yogyakarta.

Moleong, Lexy.J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta : Rosda Karya. Moleong, Lexy.J, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Jakarta :

Rosda Karya.

Ndraha, Taliziduhu, 1990, Pembangunan Masyarakat : Mempersiapkan

Masyarakat Tinggal Landas, Rineke Cipta, Jakarta.

Nugroho, Riant, 2003, Kebijakan Publik (Konsep, Implementasi, dan Evaluasi), Jakarta : Gramedia.

Peraturan Daerah kota Mojokerto No 6 Tahun 2007 Tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan.

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Soenarko, 2000, Public Policy, Surabaya : Airlangga University Press.

Subarsono, AG, 2005, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi, Jogjakrta : Pustaka Pelajar.

Tangkilisan, Hessel Nogi, 2003, Kebijakan Publik Yang Membumi, Yogyakarta : Lukman Offset.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Winarno, Budi, 2002, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Jogjakarta : Media

Pressindo.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

Dokumen terkait