• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Pembahasan

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa ketiga subjek adalah mahasiswa akhir yang sudah semester 12 dan memiliki tanggungan SKS yang belum diselesaikan. Ketiga subjek memiliki masalah yang sama yaitu adanya perasaan terancam di drop out dari

kampus karena takut tidak bisa menyelesaikan kuliah. Ketika masih memiliki tanggungan SKS yang belum terselesaikan, dan jatah semester yang telah mendekati batas akhir.

Berdasarkan buku panduan strata satu Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, strata satu ditempuh dengan 8 semester dan maksimal 14 semester. Jika mahasiswa telah mencapai semester 14 dan masih belum menuntaskan studinya, maka mahasiswa tersebut akan dikeluarkan oleh pihak universitas dan tidak diperkenankan melanjutkan pendidikannya.

Hal itu membuat ketiga subjek memiliki perasaan cemas dan khawatir tidak bisa menyelesaikan kuliah. Selain itu keaktifan ketiga subjek di organisasi membuat ketiga subjek tidak bisa membagi waktu antara organisasi dan kuliah. Sehingga yang terjadi ketiga subjek belum lulus hingga saat ini. Sedangkan mayoritas teman-temannya sudah lulus, bekerja dan menikah.

Meskipun memiliki masalah seperti yang telah disebutkan diatas, tidak membuat ketiga subjek hanya merenungi permasalahannya. Karena berdasarkan tahap perkembangan, mahasiswa dapat digolongkan pada tahap dewasa awal.

Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf & Nani, 2012). Selain itu Kenniston (dalam Santrock, 2002) mengemukakan dua kriteria penting untuk menunjukkan permulaan dari masa dewasa awal, yaitu kemandirian

ekonomi dan kemandirian dalam membuat keputusan. Artinya mahasiswa dituntut untuk secara mandiri memutuskan dan menyelesaikan permasalahannya secara mandiri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Oleh karena itu ketiga subjek penelitian ini memilki resiliensi untuk tetap bertahan, semangat dan mulai mengikuti perkuliahan agar bisa menyelesaikan pendidikannya. Ketiga subjek memiliki gambaran resiliensi yang tidak jauh berbeda. Ketiga subjek memiliki pemikiran yang positif dalam menghadapi masalah yang dihadapinya. Meskipun ketiga subjek belum lulus kuliah di semester 12 dan masih memiliki tanggungan SKS, hal itu tidak membuat ketiga subjek mudah putus asa dan mudah emosi. Ketiga subjek pada penelitian ini tetap tenang dengan caranya sendiri, seperti yang dilakukan oleh UN dan JN yang berkumpul dengan teman-teman dan adik-adik kelasnya. Berbagi cerita serta pengalaman antar sesama. Dengan demikian mereka bisa sedikit menghilangkan perasaan cemas akan pendidikannya. Tetapi lain halnya dengan DE, selain berkumpul dengan teman, DE juga sering menyendiri dan membaca buku-buku.

Dengan dukungan dari orang terdekat seperti teman-teman, dosen dan orang tua, ketiga subjek mampu bangkit kembali memprioritaskan kuliah dan semangat menyelesaikannya. Sehingga ketiga subjek bisa melanjutkan kegiatannya dengan lebih baik dan memiliki hubungan

sosial yang baik dengan lingkungan sekitarnya serta tidak merasa terasingkan.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Reivich & Shatte bahwa resiliensi yang dimiliki oleh seorang individu, mempengaruhi kinerja individu tersebut baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat, memiliki efek terhadap kesehatan individu tersebut secara fisik maupun mental, serta menentukan keberhasilan individu tersebut dalam berhubungan dan berinteraksi dengan lingkungannya. Semua hal tersebut adalah faktor-faktor dasar dari tercapainya kebahagiaan dan kesuksesan hidup seseorang (Reivich & Shatte, 2002). Artinya ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki resiliensi yang baik, sehingga ketiga subjek dapat bersosialisasi dengan baik dan dapat melanjutkan kuliahnya lebih baik.

Ketiga subjek optimis bisa menyelesaikan pendidikannya dan dapat melanjutkan hidupnya dengan mencapai cita-cita yang ingin diwujudkannya. Akan tetapi untuk mencapai hal itu, subjek pertama yaitu UN menyadari bahwa UN harus kembali rajin kuliah dan mengurangi kegiatan diskusi malam harinya. Dan subjek kedua JN menyadari bahwa JN harus lebih rajin mengerjakan skripsi dan memprioritaskan kuliah dengan cara mengurangi keikut sertaannya pada kegitan-kegiatan organisasinya. Dan DE menyadari ini akaibat dari kesalahan yang diperbuatnya, oleh karena itu DE harus mengurus masalahnya dengan lebih bijak.

Ketiga subjek berusaha menjadi individu yang memiliki kemampuan sesuai dengan bakat dan minatnya. Kemudian dengan kemampuan yang dimilikinya, ketiga subjek bisa bermanfaat bagi keluarga dan orang lain. Dan juga bisa bermanfaat bagi masyarakat nanti ketika ketiga subjek telah lulus dan menjalani hidup bermasyarakat.

Dari permasalahan yang dialami oleh ketiga subjek penelitian, ketiga subjek dapat mengambil hikmah atau manfaat dengan datangnya masalah yang dialaminya. Seperti DE yang mengatakan bahwa dengan adanya masalah-masalah yang dihadapi, DE menganggap bahwa ini adalah sebuah tempaan dari Allah SWT karena Allah SWT akan membuatnya menjadi pedang yang tajam nan indah dan bermanfaat bagi semua orang. DE menikmati dan mensyukuri setiap prosesnya. Saat ini DE menjadi lebih baik dan lebih bijak dalam berperilaku.

Sedangkan UN menjadikan masalah ini sebagai pengalaman yang berharga baginya. Dengan membaca buku dan berbagi pengalaman, UN bisa mengetahui apa saja kekurangannya. Sehingga membaca buku dan berdiskusi dengan teman-teman membuat UN merasa percaya akan kemampuan yang dimilikinya. Lain halnya dengan JN, dengan adanya masalah ini, JN menjadi lebih disiplin. Dan mengatur waktu antara kegiatan organisasi dan kuliah dengan baik.

Masalah yang saat ini dialami, oleh ketiga subjek dijadikan sebuah ujian yang diberikan Allah SWT, karena Allah SWT telah memuliakan ketiga subjek.

Sesuai dengan sebuah ayat lihat Al Fajr 14-15:

َأ َمَاَاَإ سَا َُ ِ َََ َاا اَأ اَاُ َاَهُ ََا اْأَاَإ َأ َمَاََ ُفا َُ ول َََإ سَََُْْ ََ س

Artinya “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku” (QS: Al Fajr 14-15).

Dengan demikian dapat diketahui bahwa ketiga subjek menikmati dan menjalani segala ujian dari Allah SWT. Mensyukuri apapun yang telah diberikan kepada ketiga subjek, baik masalah atau kebahagiaan. Hal itu yang membuat ketiga subjek bisa bersosialisasi sebagaimana mestinya, tanpa menampakkan kesedihan yang dialami. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW sebagaimana artinya yaitu :

"Kegembiraan mukmin itu terlihat dari wajahnya, padahal kesedihan berada dalam hatinya"(Syaikh Abdul Qadir Jailani).

Sejalan dengan hadist tersebut, ketiga subjek penelitian tetap berkumpul, berbagi pengalaman serta bercanda bersama teman- temannya. Walaupun ketiga subjek sebenarnya memiliki masalah yang tengah dialaminya. Rasulullah SAW juga menganjurkan kepada seorang muslim untuk selalu memberi senyum kepada muslim lainnya, agar muslim lainnya merasakan kegembiraan. Karena dalam isalam senyum juga merupakan ibadah. Untuk itu ketiga subjek selalu berusaha terlihat tetap tenang dan senang saat bertemu dengan teman-temannya.

Dari pemaparan diatas dapat dikatakan bahwa ketiga subjek dalam penelitian ini memiliki resiliensi yang baik dan bisa memandang kehidupannya di masa depan dengan lebih positif. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan bahwa resiliensi lebih dari sekedar bagaimana seorang individu memiliki kemampuan untuk mengatasi kemalangan dan bangkit dari keterpurukan, namun lebih dari itu resiliensi juga merupakan kemampuan individu meraih aspek positif dari kehidupan setelah kemalangan yang menimpa (Reivich & Shatte, 2002). Artinya ketiga subjek dapat melanjutkan hidupnya dengan lebih baik. Memandang masa depan yang lebih cerah dan mengembalikan semua yang terjadi kepada Sang Maha Pencipta. Dengan cara selalu berusaha, menikmati, menjalani dan mensyukuri apapun yang telah terjadi. Ketiga subjek memiliki aspek resiliensi seperti regulasi emosi, pengendalian impuls, optimis, Self-

Efficacy, empati, reaching out yag baik. Sehingga ketiga subjek

penelitian ini dapat dikatakan memiliki gambaran resiliensi yang baik karena bisa kembali bangkit dan berusaha menjalani hidup dengan baik dan positif.

107 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

Gambaran resiliensi yang terdapat pada ketiga subjek penelitian ini, dapat dilihat melalui aspek-aspek resiliensi yang dimiliki oleh ketiga subjek. Ketiga subjek memiliki gambaran resiliensi yang tidak jauh berbeda.

Pada subjek pertama yaitu UN. UN menyadari bahwa sebagai mahasiswa yang baik seharusnya UN kembali rajin mengikuti perkuliahan. Selain itu UN harus lebih banyak belajar dengan cara membaca buku dan berdiskusi dengan temannya untuk mengasah kemampuan yang dimilikinya. Permasalahan yang ada membuat UN lebih disiplin dan bijak menghadapi masalah.

Subjek kedua DE menganggap permasalahan yang ada akan membuat DE menjadi individu yang lebih baik. DE menyadari semua permasalahan yang ada adalah akibat dari kenakalan yang pernah diperbuat. DE dapat bangkit dari permasalahan yang dialami dengan cara memperbanyak membaca buku dan memetik pelajaran dari buku tersebut. Dengan masalah yang ada membuat DE menjadi pribadi yang lebih bijak dan mampu mempertanggung jawabkan kewajibannya sebagai mahasiswa. Subjek ketiga JN menyadari bahwa JN mengalami kesulitan membagi waktu. Dengan permasalahan yang ada JN menjadi lebih disiplin

108 mengatur waktu. JN mulai mengurangi kegiatan organisasinya. Hal ini tidak lepas dari dukungan sahabat-sahabat JN.

Begitu juga dengan UN dan DE, dukungan dari orang-orang terdekat membuat UN dan DE bisa bangkit menyelesaikan permasalahannya. UN, DE dan JN optimis dan yakin bisa lulus dan menyelesaikan pendidikannya.

Dengan hal itu dapat dikatakan bahwa ketiga subjek memiliki kemampuan resiliensi yang baik dan dapat menjalani kehidupan dengan lebih bijak dan mampu menghadapi tantangan yang akan datang. Dengan selalu bersyukur dan menyerahkan semua kepada Allah SWT, ketiga subjek dapat melanjutkan hidup dengan lebih baik dan positif.

B. Saran

1. Bagi subjek penelitian, disarankan untuk tetap disiplin mengatur waktu antara kegiatan organisasi, kuliah atau kegiatan yang lain.. Sehingga kegiatan organisasi dan perkuliahan bisa terbagi rata. Selain itu disarankan untuk tetap meningkatkan resiliensi yang dimiliki agar tetap bersemangat dan bangkit menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Sehingga bisa terus melanjutkan hidup dengan lebih baik dan positif.

2. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk :

a. Memilih subjek penelitian yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Sehingga akan menghasilkan bentuk resiliensi yang berbeda.

109 b. Memilih subjek penelitian yang lebih banyak. Sehingga akan

didapatkan hasil yang lebih variatif.

c. Melakukan penelitian lebih lama dan menunjuk lebih dari satu

significant other dan yang lebih mengerti dan memahami tentang

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bethania, W. (2016). Resiliensi Mahasiswa Bidikmisi : Studi Kasus Terhadap Mahasiswa Bidik Misi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 9 Tahun ke - 5 2016.

Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Sosial:Format-format penelitian kuantitatif dan kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

Carissa P. (2011). Resiliensi orang tua yang memiliki anakindigo. Jurnal Spirits Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Vol. 2, No. 1.

Creswell, W. J. (2010). Reasearch Design. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Desmita, (2015). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Desmita, (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ekasari, A & Zesi, A. (2013). Pengaruh Peer Group Support dan Self Ssteem

Terhadap Resilience Pada Siswa SMAN Tambun Utara Bekasi. Jurnal Soul, Vol .6, No 1.

Oxford Learner Pocket Dictionary. Fourth Edition.: Oxford University Pres.

Grothberg, E. (1995). A Guide tomPromoting Resilience in Children: Strengthening the Human Spirit. The Series Early Childhood Development: Practice and Reflections. Number 8. The Hague : Benard van Leer Voundation.

Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan. Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Issabela, N & Hendriani, W. (2010). Resiliensi pada Keluarga yang Tinggal di Lingkungan Lokalisasi Dupak, Bangunsari. INSAN Jurnal Psikologi Universitas Airlangga Vol. 12 No. 03.

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI). (2015). Network for Education Watch Indonesia

Junaidi A, (2012). Gambaran Resiliensi Siswa yang Beresiko Putus sekolah Di Masyarakat Pesisir. Jurnal Psikologi Universitas Sumatra Utara Vol.1 No 2.

Kalil. (2003). Family Resilience and Good Child Outcomes. A Review Of The Literature. Wellington: Centre for Sosial Reserch And Evaluation, Ministry Of Sosial Development.

Latifah N, & Raharjo T. (2010) Resiliensi pada siswa kelas unggulan ditinjau dari intelegensi dan kemandirian. Junal Psikologi, Universitas Muria Kudus.

Moleong, L. J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhajir N, (1986). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake

Muniroh S, M. (2010). Dinamika Resiliensi Orang Tua Anak Autis. Jurnal IAIN Pekalongan Vol.7 no 2.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 1990 Tentang Pendidikan Tinggi

Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2008 tentang wajib belajar.

Rahmawati S. W. & Wijayani M. R. (2013). Resiliensi Taruna STP dari Keluarga Pelaku Utama Perikanan. Jurnal Psikologi Universitas Tama Jagakarsa, Vol. 1. No.2.

Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor; 7 Essential Skill For Overcoming Life’s Inevitable Obstacle. New York, Broadway Books. Rinaldi (2010). Resiliensi Pada Masyarakat Kota Padang Ditinjau Dari Jenis

Kelamin. Jurnal Psikologi Universitas Negeri Padang Vol. 3, No. 2. Samho B, Oscar Y. (2010). Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan

Tantangan Implementasinya di Indonesia Dewasa ini. Universitas Katolik Parahyangan Bandung.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Santrock, J. W. (2002). Perkembangan Masa Hidup. Jakarta : Erlangga

Sartika S. D. (2014). Studi Mengenai Resiliensi Remaja di Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.

Sisca & Moningka. (2008). Resiliensi Perempuan Dewasa Muda yang Pernah Mengalami Kekerasan Seksual di Masa Kanak-Kanak. Jurnal Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana Vol. 2, No. 1.

Taufiq R. (2014). Resiliensi Anak Pasca Bencana Banjir di Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung Jawa Barat. Wacana Jurnal psikologi Vol 6 no 11 Universitas Jendral Achmad Yani Bandung.

Wolin, S. J., & Wolin, S. (1994). The Resilient Self: How Survivors of Troubled Families Rise Above Adversity. New York: Villard Books.

Yesika A, Nurtjahjanti H, Rusmawati D. (2011). Resiliensi dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Kantor Pusat PT. BPD Bali.

Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro Vol. 9, No.1, April 2011.

Yusuf S & Sugandhi Nani. (2012). Perkembangan Peserta Didik: Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP) Bagi Para Mahasiswa Calon Guru di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Jakarta : Rajawali Press, 2012.

Http://feb.ub.ac.id/id/tahun-2012-jumlah-mahasiswa-s1-feb-ub-yang-di-drop- sebanyak-70-orang.html . Diunggah pada 12 Maret 2017.

Http:// kamusbahasaindonesiaonline,kbbi.web.id. Diunggah pada 19 April 2017. Http://kabarkampus.com/2015/01/hingga-2014-jumlah-mahasiswa-do-di-its-

capai-21-ribu-orang/ . Diunggah pada 12 Maret 2017.

Http://mediaindonesia.com/news/read/44858/3-000-mahasiswa-untad-terancam- do/2016-05-11. Diunggah pada 12 Maret 2017.

Http://regional.kompas.com/read/2017/02/10/16373621/9. Diunggah pada 9 Mei 2017.

Http://regional.liputan6.com/read/2521744/600-mahasiswa-kampus-negeri-di- manado-terancam-do. Diunggah pada 9 Mei 2017.

Http://regional.liputan6.com/read/2896275/3-kampus-pecat-puluhan-mahasiswa jadi-korban-pilkada. Diunggah pada 9 Mei 2017.

Http://www.duniapelajar.com/2009/10/30/ Diunggah pada 9 Mei 2017.

Http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt580ebfdbe4538/ketentuan-drop-out- mahasiswa-jika-melebihi-maksimal-masa-studi. Diunggah pada 12 Maret 2017.

Https://www.academia.edu/4466257/analisis_prediksi_drop_out Diunggah pada 8 Mei 2017.

Dokumen terkait