• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Morfologi eksternal akar dengan morfologi internal akar Gigi Premolar Satu Maksila Permanen

HASIL PENELITIAN

5.3 Hubungan Morfologi eksternal akar dengan morfologi internal akar Gigi Premolar Satu Maksila Permanen

Hubungan morfologi eksternal dengan morfologi internal akar gigi premolar satu maksila permanen (tabel 9) menunjukkan bahwa pada akar tipe 1 lebih banyak ditemukan saluran akar tipe VII (1-2-1-2) sebanyak 36,8%, kemudian diikuti saluran akar tipe IV (2) sebanyak 36,84%, saluran akar tipe IV (2) sebanyak 36,84%, saluran akar tipe I (1) sebanyak 15,8% dan saluran akar tipe III (1-2-1) dan tipe V (2-1-2) masing-masing sebanyak 5,3% serta tidak ditemukan saluran akar tipe II (2-1), tipe VI (2-1-2) dan tipe VIII (3). Pada akar tipe 2 seluruhnya memiliki saluran akar tipe IV (2). Akar tipe 3 seluruhnya memiliki saluran akar tipe IV (2) sedangkan akar tipe 4 tidak ditemukan sama sekali. Hal ini menjelaskan bahwa gigi dengan akar tipe 1 merupakan gigi yang memiliki variasi bentuk saluran akar yang paling banyak dibandingkan gigi dengan akar tipe 2 dan 3. Hasil uji chi-square yang dilakukan menunjukkan tidak adanya hubungan antara morfologi eksternal dan internal akar, kemungkinan bahwa morfologi eksternal akar tidak mencerminkan morfologi internal akar gigi. Hal ini kemungkinan disebabkan perubahan pada saluran akar dapat terjadi sepanjang gigi masih ada, sedangkan bentuk akar gigi tidak berubah setelah gigi terbentuk sempurna.

59

Perbedaan hasil yang didapat pada penelitian ini dengan penelitian yang lain secara umum kemungkinan disebabkan oleh jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sangat sedikit, tetapi dapat juga disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan dalam penelitian.34 Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengobservasi bentuk akar dan saluran akar seperti: metode radiografi, metode dekalsifikasi dan pewarnaan saluran akar, pemeriksaan langsung dengan menggunakan mikroskop dan metode cone beam computed tomography (CBCT).2,6,34 Metode yang paling banyak dan paling sering digunakan adalah radiografi.24 Radiografi adalah metode pencitraan dua dimensi. Metode ini sudah umum digunakan baik secara in vitro maupun in vivo. Walaupun merupakan metode yang umum digunakan, metode ini tidak cukup baik dipakai untuk mengobservasi benda tiga dimensi karena metode ini hanya mampu menampilkan gambar dalam bentuk dua dimensi. Selain itu, gambar yang dihasilkan sering kali mengalami distorsi dan superimpos sehingga gambar yang dihasilkan berbeda dengan objek aslinya. Dengan banyaknya kekurangan dari metode radiografi ini, diperlukan alat yang lebih baik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis atau menampilkan bentuk akar dan saluran akar secara lebih sempurna.34.35

Selain radiografi, metode lain yang juga sering digunakan dalam penelitian adalah metode dekalsifikasi dan pewarnaan saluran akar. Teknik dekalsifikasi dan pewarnaan ini merupakan suatu teknik yang menjadikan gigi transparan dengan mengunakan proses fisika dan kimia. Teknik ini menggunakan bahan dan alat yang mudah ditemukan sehingga mudah dilakukan. Selain mudah dilakukan, teknik ini juga tidak membutuhkan biaya yang besar. Teknik ini mampu menampilkan objek yang diamati dalam bentuk tiga dimensi, namun metode ini memiliki kelemahan yaitu hanya dapat dilakukan secara in vitro.24,30 Metode yang paling baik digunakan untuk mengobservasi bentuk akar dan saluran akar adalah cone-beam computed tomography (CBCT).35,36 CBCT adalah suatu alat pencitraan tiga dimensi sehingga dapat menampilkan obyek secara lebih detail. CBCT dapat digunakan untuk pemeriksaan jaringan periodontal, lesi periapikal, evaluasi perawatan ortodonti, trauma dentoalveolar serta dapat juga digunakan untuk observasi bentuk akar dan saluran

60

akar. Walaupun merupakan alat yang paling baik untuk mengobservasi bentuk akar dan saluran akar, alat ini masih belum umum digunakan terutama di Indonesia dan membutuhkan biaya besar dalam penggunaannya.37

Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas dan perbandingan yang dilakukan terhadap penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa premolar satu maksila permanen merupakan gigi yang memiliki banyak variasi akar dan saluran akar, dimana pada penelitian ini ditemukan bahwa gigi premolar satu maksila lebih banyak yang memiliki akar tipe 1 (berakar satu) yaitu 55,59% dan saluran akar tipe IV (2) yaitu 61,76%. Untuk itu dalam praktek klinis yang baik, dalam melakukan perawatan gigi, seorang dokter gigi harus lebih berhati-hati dan harus memiliki pengetahuan yang baik tentang anatomi gigi terutama morfologi eksternal dan internal akar gigi. Selain itu, radiografi sebagai alat bantu untuk mendiagnosis bentuk dan jumlah saluran akar kurang memadai digunakan karena hanya menampilkan obyek secara dua dimensi, untuk itu diperlukan alat yang lebih baik dan dapat menampilkan obyek secara tiga dimensi agar diagnosis dan perawatan dapat dilakukan secara tepat contohnya CBCT.

61

BAB 6

Kesimpulan dan Saran

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian morfologi eksternal dan internal akar gigi premolar satu maksila permanen adalah sebagai berikut:

1. Morfologi eksternal akar gigi yang paling banyak dijumpai pada premolar satu maksila permanen kiri adalah tipe 1 (72,22%) sedangkan pada premolar satu maksila permanen kanan adalah tipe 3 (43,75%). Morfologi eksternal akar gigi premolar satu maksila yang paling banyak dijumpai pada laki-laki dan perempuan adalah tipe 1 (perempuan 66,67%, laki-laki 43,75%). Tidak terdapat perbedaan morfologi eksternal akar gigi premolar satu maksila permanen yang signifikan berdasarkan regio gigi tetapi terdapat perbedaan morfologi eksternal akar gigi premolar satu maksila permanen yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.

2. Morfologi internal akar gigi yang paling banyak dijumpai pada gigi premolar satu maksila permanen berdasarkan regio gigi dan jenis kelamin adalah tipe IV (kiri 55,56%, kanan 75% perempuan 61,11%, laki-laki 68,75%). Tidak terdapat perbedaan morfologi internal akar gigi premolar satu maksila permanen yang signifikan regio gigi dan jenis kelamin.

3. Tidak terdapat hubungan antara morfologi eksternal dan internal akar gigi premolar satu maksila permanen.

6.2 Saran

Saran penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian morfologi eksternal dan internal akar gigi premolar satu maksila permanen dan gigi permanen lainnya yang memiliki banyak variasi morfologi dengan jumlah sampel yang lebih banyak lagi dan dengan menggunakan teknik dekalsifikasi dan pewarnaan saluran akar.

62

2. Adanya variasi morfologi eksternal dan internal akar gigi perlu dipertimbangkan dalam melakukan perawatan gigi, selain itu diperlukan penggunaan CBCT dalam melakukan perawatan gigi yang memiliki banyak variasi saluran akar.

63

Dokumen terkait