• Tidak ada hasil yang ditemukan

6. Biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya,sekedar itu telah dibayar oleh pembeli (Pasal 1496 K.U.H.Perdata).

Kewajiban terhadap cacat tersembunyi, maksud dari cacat tersembunyi yaitu, cacat yang sedemikian rupa bentuknya sehingga tidak kelihatan dengan mudah oleh seorang pembeli yang normal, bukannya pembeli yang terlampau teliti tetapi mungkin sekali bahwa orang yang sangat teliti akan menemukan cacat itu.

Cacat tersembunyi merupakan cacat barang yang terlihat dari bentuknya baik-baik saja biasanya cacat tersebut sulit diketahui oleh pembeli hanya diketahui oleh produsen atau pelaku usaha, seperti penggunaan bahan tambahan dalam makanan tersebut.50

Sehubungan cacat tersembunyi, pembeli dapat mengembalikan barang dan menuntut kembali harga pembelian atau tetap menguasai barang dan menuntut pengembalian sebagian dari harganya yang sudah dibayarkannya.

Jika penjual telah mengetahui adanya cacat tersembunyi itu, selain ia diwajibkan mengembalikan harga pembelian yang telah diterimanya, juga diwajibkan mengganti semua kerugian yang diderita pembeli sebagai akibat barang yang dibelinya (Pasal 1507 dan Pasal 1508 K.U.H.Perdata).

Jika penjual tidak mengetahui adanya cacat itu, ia hanya diwajibkan mengembalikan harga pembelian dan mengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh pembeli untuk menyenggerakan pembelian dan penyerahan sekedar itu telah dikeluarkan oleh pembeli (Pasal 1509 K.U.H.Perdata). Menurut Pasal

50Hasil Wawancara Dengan, Aad Wahyudi, Bagian Sertifikasi Layanan dan Informasi Badan Pengawas Obat dan Makanan, Bungo 23 Oktober, 2022.

1365 K.U.H.Perdata, tiap perbuatan melanggar hukum membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.

Pasal diatas tidak menyebutkan arti perbuatan melawan hukum itu dan juga apa kriterianya. Tampaknya pembuat Undang-Undang ini bermaksud menyerahkan pengertian perbuatan melawan hukum itu kepada perkembangan hukum dan masyarakat. Semula perbuatan melanggar hukum diartikan sebagai perbuatan yang bertentangan dengan Undang-Undang (hukum tertulis), tetapi sejak Drucker Arrest dalam perkara Cohen dan Lindebaum yang diputuskan pada Tahun 1919, maka dianut pendirian baru yang lebih luas dengan memasukan unsur keputusan dan kesusilaan ke dalam pengertian hukum.

Sejak saat itu, perbuatan melanggar hukum diartikan sebagai suatu perbuatan yang (1) melanggar hak orang lain, bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, (2) bertentangan dengan kesusilaan, dan (3) tidak sesuai dengan kepantasan dalam masyarakat perihal memperhatikan kepentingan orang lain. Adapun untuk dapat menuntut atas dasar perbuatan melawan hukum maka harus dipenuhi beberapa syarat, yaitu: (1) perbuatan melawan hukum, (2) kesalahan, (3) kerugian, dan (4) hubungan kausal antara kerugian dengan kesalahan.

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa perbuatan melawan hukum mencakup pengertian berbuat atau tidak berbuat (pasif), sehingga bertentangan dengan hukum dalam arti luas. Menurut ajaran/teori kesalahan,

kewajiban adanya kesalahan selalu ada, meskipun dalam ketentuan unsur itu tidak ada namun harus dipersangkakan ada.

Untuk dapat menuntut ganti kerugian berdasarkan perbuatan melawan hukum, maka unsur kesalahan ini harus dapat dibuktikan. Kesalahan disini umumnya diartikan secara luas, yang meliputi kesengajaan dan kurang hati-hati atau kelalaian. Ukuran yang dipergunakan adalah perbuatan dari seorang manusia dalam keadaan normal. Dalam perbuatan melawan hukum disyaratkan adanya kerugian, yang umumnya dalam kaitannya dengan perbuatan melawan hukum harus ada hubungan kausalitas, yang berarti bahwa kerugian yang diderita oleh korban perbuatan melawan hukum itu adalah kerugian yang semata-mata timbul atau lahir karena terjadinya perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh pelaku. Ini berarti bahwa harus dibuktikan kaitan antara kerugian dengan kesalahan pelaku pada perbuatan melawan hukum.

Dalam kaitannya dengan perlindungan konsumen khususnya menentukan tanggungjawab produsen kepada konsumen yang menderita kerugian karena produk makanan mengandung zat kimia berbahaya, maka konsumen harus dapat membuktikan adanya kesalahan produsen dalam membuat (memproduksi) hingga memasarkan produknya, sehingga produk mengandung cacat tersembunyi, yang pada akhirnya makanan mengandung zat kimia berbahaya itu menimbulkan kerugian pada konsumen setelah mengkonsumsinya.

Demi perlindungan anggota masyarakat terhadap resiko yang tidak rasional, yaitu perbuatan kurang hati-hati, kurang cermat, yang semestinya seorang penjual memiliki kewajiban untuk cermat dan hati-hati, maka pelaku usaha dapat dituntut atas dasar negligence yaitu suatu prilaku yang tidak sesuai dengan standar kelakuan yang ditetapkan dalam Undang-Undang.

Karena lemahnya kedudukan konsumen, maka ditempuh dengan tanggungjawab mutlak tanpa mempertimbangkan lagi pelaku usaha bersalah atau tidak, yang membuktikan tidak bersalahnya pelaku usaha adalah pelaku usaha sendiri. Di Indonesia menurut Pasal 28 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 22 dan Pasal 23 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha.

Kegiatan utama toko berkah adalah perdagangan umum. Produk yang dijual di toko berkah antara lain adalah:51

1. Mie ayam 2. Bakso

Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, toko mie ayam berkah melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang akan diolah antara lain adalah :52

1. Kualitas mie

2. Kualitas daging, tepung

51Hasil Wawancara Dengan HN, Pemilik Toko Mie Ayam Berkah, Bungo, 20 Oktober, 2022

52Ibid

3. Kebersihan

4. Standarisasi bumbu untuk adonan

Pemeriksaan terhadap bahan-bahan tersebut selain untuk memeriksa kebersihan, kualitas, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui kondisi tersebut, misalnya tentang legalisasi produk tersebut yaitu terdaftar atau tidaknya produk tersebut dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pengecekan terhadap ada atau tidaknya label halal dari Majlis Ulama Indonesia (MUI), pengecekan terhadap exp. Date yaitu batas waktu produk tersebut aman untuk dikonsumsi atau biasa disebut masa kadaluwarsa.

Pemeriksaan dilakukan secara manual dengan mengambil satu persatu produk tersebut kemudian dilakukan pengecekan tanggal kadaluwarsa produk tersebut, setelah produk selesai dalam proses pengecekan dan semua telah sesuai dengan pesanan serta produk sesuai dengan standar nasional.

Perlu diketahui bahwa tidak jarang pula Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan operasi ke toko mie ayam berkah untuk melakukan pengawasan terhadap makanan-makanan yang beredar di masyarakat apakah makanan tersebut sudah sesuai dengan standar nasional dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Biasanya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah waktu menjelang lebaran, karena pada kondisi tersebut permintaan bahan pangan oleh konsumen sangat meningkat drastis.

Tidak sedikit para pelaku usaha kurang memperhatikan kondisi produk yang layak jual, atau sudah tidak layak jual, karena terlalu sibuk dengan

kegiatan lain. Meskipun begitu Toko Mie Ayam Berkah Bungo selalu siap setiap saat untuk dilakukan operasi oleh pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Upaya toko Berkah dalam memberikan Perlindungan kepada Konsumen adalah dengan cara memberikan kesempatan kepada konsumen untuk menyampaikan keluhan atas pelayanan yang diberikan oleh toko mie ayam Berkah. Termasuk dalam menyampaikan keluhan atas produk yang sudah tidak dikonsumsi/kadaluwarsa atau mengandung zat kimia berbahaya meskipun produk tersebut telah dibeli oleh konsumen.

Pelayanan keluhan konsumen ditangani oleh pemilik toko mie ayam Berkah, adanya pelayanan dan keluhan konsumen dilakukan untuk memberikan hak-hak konsumen sebagai wujud upaya perlindungan terhadap konsumen. Keluhan yang disampaikan oleh konsumen pemilik toko akan memberikan tanggapan sesuai dengan jenis masalah yang dikeluhkan oleh konsumen. Untuk keluhan terhadap adanya produk kadaluwarsa atau mengandung zat kimia berbahaya, pemilik toko akan memberikan ganti rugi sesuai dengan prosedur yang berlaku.53

Dari data-data yang penulis peroleh dari penelitian di Toko Mie Ayam Berkah yang telah diuraikan diatas, maka penulis menganalisis bahwa prinsip pemeriksaan yang dilakukan oleh toko mie ayam berkah dalam rangka upaya pencegahan adanya yang mengandung zat kimia berbahaya. Toko mie ayam berkah berusaha melakukan pemeriksaan sebelum produk disajikan kepada

53Ibid

konsumen. Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan standar mutu pangan untuk layak dikonsumsi, sehingga menjamin keamanan, kenyamanan dan keselamatan bagi konsumen.

Dalam proses pengolahan bahan-bahan untuk pembuatan Mie Ayam Bakso yang dijalankan toko mie ayam Berkah ada tiga langkah penting yang dilakukan untuk memberikan upaya Perlindungan Konsumen, yaitu:54

1. Upaya kontrol ketika membeli bahan baku

2. Penyimpanan bahan baku dalam prizer yang tidak lebih dari 3 hari 3. Menyiapkan bahan-bahan segar

Upaya yang dilakukan Toko Mie Ayam Berkah dalam proses pengolahan bahan baku yaitu dengan metode higenis. Hal ini merupakan langkah di upayakan Toko Mie Ayam Berkah sebagai pelaku usaha untuk memperlancar sirkulasi produk. Apabila dilihat dari sudut pandang konsumen metode higenis produk tersebut akan mengurangi resiko kadaluwarsa pada produk yang dijual.

Adanya prinsip pemeriksaan, maka hak-hak dasar konsumen akan terpenuhi yaitu :

1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi suatu produk.

2. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan produk

54Ibid

3. Hak untuk di dengar pendapat dan keluhannya atas produk yang dikonsumsi

Dari upaya-upaya yang dilakukan Toko Mie Ayam Berkah di Kabupaten Bungo dalam memberikan perlindungan kepada konsumen sudah memenuhi standar perlindungan konsumen, sehingga produk yang dijual kepada konsumen di Toko Mie Ayam Berkah sudah sesuai dengan standar mutu pangan yang aman dan layak untuk dikonsumsi serta menjamin keselamatan kepada konsumen. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan telah memenuhi asas kemanfaatan serta asas keamanan dan keselamatan konsumen.

1) Hasil wawancara dengan SW mengatakan bahwa:

“pemilik toko Mie ayam Berkah mengatakan bahwa produk yang dijual aman dikonsumsi dan tidak mengandung bahan berbahaya seperti formalin,tetapi pemilik toko mie ayam Berkah enggan memberikan pertanggung jawaban jika terjadi sesuatu terhadap konsumen seperti ganti rugi atas biaya perawatan kesehatan. Penjual mie ayam berkah hanya memberikan pertanggungjawaban kepada konsumen jika barang yang dibeli itu cacat dan akan mengganti dengan yang baru atau pengembalian uang”.55

Selain dari itu salah satu konsumen juga memberikan keterangan atas keluhan yang dialami terhadap Mie ayam bakso yang dikonsumsinya.

2) AG menyatakan bahwa :

“Pada saat mengkonsumsi makanan di toko mie ayam Berkah yaitu (mie ayam) saya mengalami sakit perut, saya memesan satu mangkok mie ayam, jika dilihat dari bentuknya sudah dipastikan aman karena menggunakan bahan-bahan yang segar”.56

55Hasil Wawancara Dengan SW, Selaku Konsumen, Bungo, Tanggal 22 0ktober, 2022

56 Hasil Wawancara Dengan AG, Selaku Konsumen, Bungo, Tanggal 22 Oktober 2022

3) FA menyatakan bahwa :

Setelah makan mie ayam di toko Berkah saya mengalami gatal-gatal dibagian tenggorokan, diwaktu itu saya memesan satu mangkok mie ayam di tokoh Berkah.57

4) PC menyatakan bahwa :

Setelah saya mengkonsumsi makanan mie ayam di tokoh mie ayam Berkah tersebut, tidak lama kemudian saya merasa mual dan pusing, diwaktu itu saya memesan satu mangkok mie ayam di tokoh Berkah.58

5) JN menyatakan hal yang sama :

Pada saat saya mengkonsumsi satu mangkok makanan mie ayam di toko Berkah, dan tidak lama kemudian saya merasa gatal pada bagian tenggorokan dan saya juga merasakan sakit perut. 59

Hal ini bertentangan dengan hasil wawancara diatas yang menyatakan bahwa produk yang dijual tidak mengandung bahan berbahaya. Perbuatan tersebut juga bertentangan dengan kewajiban pelaku usaha pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Pelaku usaha seharusnya beritikad baik dalam melakukan usahanya dan memberikan jaminan mutu makanan yang diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu yang berlaku.

57 Hasil Wawancara Dengan FA, Selaku Konsumen, Bungo, Tanggal, 14 Desember 2022

58Hasil Wawancara Dengan PC, Selaku Konsumen, Bungo, Tanggal, 16 Desember 2022

59 Hasil Wawancara Dengan JN, Selaku Konsumen, Bungo, Tanggal, 17 Desember 2022

B. Penyelesaian Hukum Terhadap Pelaku Usaha yang Memproduksi dan Mengedarkan Makanan Yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya di Kabupaten Bungo

Sebagai pelaku usaha Tokoh Mie Ayam Berkah di Kabupaten Bungo bertanggung jawab terhadap produknya. Toko berkah selalu berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik terhadap konsumennya. Salah satunya adalah seperti hal yang telah penulis jelaskan diatas yaitu mengenai adanya kontrol lebih ketat lagi terhadap produk-produk yang dijual yang dilakukan setiap hari.

“Menurut HN, Pada tahap ini akan dilakukan pemeriksaan lebih hati-hati lagi agar tidak ditemukan produk kadaluwarsa dan terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya yang tidak layak di jual, maupun tidak adanya keterangan yang jelas atas kandungan yang terdapat dalam produk tersebut. Produk yang tidak layak lagi untuk dijual akan di sortir dan dikembalikan kepada Toko pembeli. Toko Mie Ayam Berkah tidak pernah menjual dengan iming-iming harga yang murah terhadap produk yang tidak layak jual lagi kepada konsumen. Hal ini dilakukan untuk menjaga nama baik Toko Mie Ayam Berkah”.60

Upaya kontrol yang dilakukan oleh toko berkah sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pasal 19 Ayat (1) mengenai ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, dan/atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Khususnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 7 huruf d mengenai kewajiban

60Hasil Wawancara Dengan HN, Pemilik Toko Mie Ayam Berkah, Bungo, 20 Oktober, 2022

pelaku usaha untuk menjamin mutu produk yang dijual berdasarkan ketentuan standar mutu produk yang berlaku.

Toko Berkah sebagai pelaku usaha (makanan) memiliki tanggung jawab yang sangat besar atas produk makanan yang dijual kepada konsumen.

Tanggung jawab ini timbul atas dasar bahwa toko Berkah mempunyai tujuan agar produk makanan yang dijual kepada konsumen nyaman dan aman untuk dikonsumsi.

Toko Mie Ayam Berkah dalam menangani keluhan konsumen atau masalah yang berkenan dengan Perlindungan Konsumen hingga saat ini tidak melibatkan pihak luar seperti konsultan atau Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK). Hal itu terjadi karena sampai saat ini apabila ada keluhan konsumen kedua pihak ( Toko Berkah dan Konsumen) selalu menyelesaikan secara bermusyawarah atau dengan cara kekeluargaan. langkah ini dapat diterima oleh konsumen sebagai bentuk pemenuhan hak untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan nilai tukar, hak atas keselamatan dan kenyamanan, serta hak untuk mendapatkan perlakuan secara seimbang dan tidak diskriminatif. Hal tersebut dinilai dapat memenuhi hak konsumen, memberikan rasa keadilan dan kemanfaatan serta kedudukan yang sama antara pelaku usaha dengan konsumen.

Mengenai ganti rugi sebagai tanggungjawab pelaku usaha juga di atur dalam Pasal 19 Undang-Undang Perlindungan Konsumen yakni berupa memberikan sejumlah uang ataupun mengganti barang sejenis lainnya, selain mempunyai hak-hak yang harus dipenuhi pelaku usaha juga mempunyai

kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan,. Kewajiban pelaku usaha tersebut di atur dalam Pasal 7 huruf f dan g Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang menyebutkan bahwa itu kewajiban pelaku usaha.61 Yaitu mengenai kewajiban pelaku usaha dalam memberikan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian kerugian apabila produk yang dibeli dalam kondisi sudah tidak layak lagi dijual, baik karena kemasan rusak maupun telah kadaluwarsa. Hal itu merupakan bentuk tanggung jawab Toko Berkah sebagai pelaku usaha dalam memenuhi hak-hak konsumen yaitu:

1. Hak untuk mendapatkan kenyamanan, keamanan, dan keselamatan

2. Hak untuk memilih dan mendapatkan produk yang sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan

3. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya

4. Hak untuk mendapatkan pelayanan yang jujur dan tidak diskriminatif.

Analisa Teori Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan dalam masyarakat karena dalam suatu lalu lintas kepentingan perlindungan terhadap kepentingan dilain pihak, kepentingan hukum adalah mengurusi hak dan kepentingan manusia sebagai hukum memiliki otoritas tertinggi untuk menentukan kepentingan manusia-manusia yang harus diatur dan dilindungi. Perlindungan hukum harus melihat tahapan yakni perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala aturan

61 Ni Komang Ayu Nira Relies Rianti, Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Konsumen Dalam Hal Terjadinya Shoertweighthing Dari Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1999 Tenatang Perlindungan Konsumen, Jurnal Megister Hukum Udayana 06(04) https:/Ogt. Ac. Id/Indes Php/Imhes/Article/View/37177. 2017, Hlm. 7

hukum yang diberikan masyarakat yang pada dasarnya merupakan kesepakatan masyarakat tersebut untuk perilaku antara anggota masyarakat dan perseorangan dengan pemerintah yang dianggap mewakili kepentingan masyarakat.

BPOM di Kabupaten Bungo adalah Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) tipe A, sesuai Keputusan Kepala BPOM No.05018/SK/KBPOM Tahun 2001 dengan perubahan terakhir Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014.

Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, UPT dilingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan makanan, yang meliputi pengawasan atas produk Terapetik, Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif, Obat tradisional, Kosmetik, Suplemen kesehatan, serta pengawasan atas keamanan pangan, dan bahan berbahaya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan sebagai lembaga unit pelayanan pengaduan konsumen memiliki salah satu tanggung jawab untuk mengawasi setiap produk yang di produksi dan diperdagangkan oleh pelaku usaha, dengan sistem pengawasan secara efektif dan efisien. Pengawasan oleh BPOM dilaksanakan dengan cara mendeteksi, mencegah, dan mengawasi produk-produk yang diedarkan oleh pelaku usaha, dengan tujuan untuk dapat melindungi keamanan, keselamatan, dan kesehatan konsumennya dari produk barang dan/atau jasa.62

62Eli Wuria Dewi, Op,Cit, hlm 122.

Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang diselenggarakan oleh BPOM merupakan suatu proses yang komprehensif, mencakup pengawasan pre-market dan post market, yaitu.63

1. Standarisasi yang merupakan fungsi penyusunan standar, regulasi, dan kebijakan terkait dengan pengawasan Obat dan Makanan. Standarisasi dilakukan terpusat, dimaksudkan untuk menghindari perbedaan standar yang mungkin terjadi akibat setiap kabupaten membuat standar sendiri.

2. Penilaian (pre-market) yang merupakan evaluasi produk sebelum memperoleh nomor izin edar dan akhirnya dapat di produksi dan diedarkan kepada konsumen. Penilaian dilakukan terpusat, dimaksudkan agar produk yang memiliki izin edar berlaku secara nasional.

3. Pengawasan setelah beredar (post-market) untuk melihat konsistensi mutu produk, keamanan dan informasi produk yang dilakukan dengan melakukan sampling produk Obat dan Makanan yang beredar, serta pemeriksaan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan pemantauan farmakovigilan dan pengawasan label/penandaan dan iklan pengawasan post-market dilakukan secara nasional dan terpadu, konsisten, dan terstandar, pengawasan post-market dilakukan secara nasional dan terpadu, konsisten, dan terstandar.

4. Pengujian laboratorium, produk yang di sampling berdasarkan resiko kemudian diuji melalui laboratorium guna mengetahui apakah Obat dan Makanan tersebut telah memenuhi syarat keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. Hasil uji laboratorium ini merupakan dasar ilmiah yang digunakan untuk menetapkan produk tidak memenuhi syarat yang digunakan untuk ditarik peredaranya.

5. Penegakan hukum dibidang pengawasan Obat dan Makanan. Penegakan hukum didasarkan pada hasil bukti pengujian, pemeriksaan, maupun investigasi awal. Proses penegakan hukum sampai dengan projusticia dapat berakhir dengan pemberian sanksi administrtif seperti dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut izin edar, disita untuk dimusnahkan. Jika pelanggaran masuk pada ranah pidana, maka terhadap pelanggaran Obat dan Makanan dapat di proses secara hukum pidana.

Badan Pengawas Obat dan Makanan daerah Kabupaten Bungo mempunyai tugas utama Berdasarkan Pasal 67 Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001, BPOM melaksanakan tugas pemerintahan dibidang

63 Wawancara Dengan Aad Wahyudi, Bagian Sertifikasi dan Layanan Informasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Bungo, Pada Tanggal , 23 Oktober, 2022

pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Tugas Balai Besar/Balai BPOM (Unit Pelaksana Teknis) Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Kepala BPOM Nomor 14 Tahun 2014, Unit Pelaksanaan Teknis dilingkungan BPOM mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan Obat dan Makanan, yang meliputi pengawasan atas produk Terpetik, Narkotika, Psikotropika, Zat adiktif, Obat tradisional, Kosmetik, Komplemen serta pengawasan atas keamanan pangan dan bahan berbahaya.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan Kabupaten Bungo secara rutin melakukan pengawasan langsung kepasar-pasar seperti Pasar Bungur yang ada di Kabupaten Bungo. Pemeriksaan dilakukan guna menjamin kualitas pangan yang beredar bebas dipasar karena keamanan pangan sangat penting untuk para konsumen. Pengawasan dilakukan terkait makanan tidak memiliki kelengkapan label pada kemasan makanan, dan makanan yang diduga mengandung zat kimia berbahaya. Makanan yang mengandung zat kimia berbahaya bisa langsung diuji secara cepat, dengan metode Tes kit bertujuan untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung bahan berbahaya yang sengaja dicampurkan kedalam makanan. Jika tes kit menyatakan bahwa makanan mengandung bahan berbahaya maka tindakan yang dilakukan adalah

mengamankan makanan tersebut lalu diuji ke laboratorium guna mendapatkan hasil yang jelas terkait makanan mengandung zat kimia berbahaya.64

Tindakan pengawasan makanan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Bungo, ada beberapa kendala yang dialami Badan Pengawas Obat dan Makanan Kabupaten Bungo, saat melakukan operasi ke pasar-pasar. Kendala tersebut berasal dari pelaku usaha/pedagang yang kurang terbuka atas makanan yang dijual dan pedagang yang hanya memikirkan keuntungan tanpa memberikan kualitas pangan yang aman dikonsumsi bagi masyarakat. Tidak hanya melakukan pengawasan secara langsung dipasar-pasar, Badan Pengawas Obat dan Makanan juga melakukan sosialisasi terkait keamanan pangan kepada pedagang dan masyarakat sebagai konsumen.

Tindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Kabupaten Bungo terhadap pelaku usaha yang terbukti makanan yang dijual mengandung bahan tambahan pangan yang berbahaya adalah dengan mengamankan seluruh makanan yang mengandung bahan berbahaya dan memberikan surat pernyataan bahwa pedagang yang menandatangani pihak bersangkutan. Jika pedagang yang menandatangani surat pernyataan masih melanggar maka Badan Pengawas Obat dan Makanan Kabupaten Bungo akan menggugat ke pengadilan.65

Pasal 4 Peraturan Presiden No.8 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan berbunyi :

64Wawancara Dengan Surya, Kepala Saksi Perlindungan Konsumen dan Pengawasan Bahan Berbahaya, Bungo, 23 Oktober, 2022

65Ibid.

Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mempunyai kewenangan :

a. Menerbitkan izin edar produk dan sertifikat sesuai dengan dan persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu, serta pengujian obat dan makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan c. Pemberian sanksi administrative sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Penyelesaian perlindungan hukum terhadap konsumen sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang dibentuk oleh pemerintah, adalah badan yang bertugas menangani dan menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha. Berdasarkan Undang-Undang tersebut Perlindungan Konsumen dapat ditempuh dengan 3 (tiga) metode/cara yaitu, konsiliasi, mediasi, dan arbitrase atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersengketa. Bentuk putusan dengan metode konsiliasi dan mediasi bersifat final dan mengikat, tanpa harus dimintakan fiat eksekusi kepengadilan negeri.

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Kabupaten Bungo, tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas adanya peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya. Ada 3 pilar yang bertanggung jawab terhadap pengawasan makanan yang mengandung bahan berbahaya, yaitu pemerintah sebagai pelaksana, pelaku usaha, dan konsumen.

Dokumen terkait