• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Psikologi ibu menopause

Berdasarkan Tabel 5.2 didapatkan bahwa dari 52 responden, 71,2% yang psikologinya tidak terganggu dan hanya 28,8% yang psikologinya terganggu. Menurut Varney (2004 :308) selama beberapa dekade, menopause telah di kaitkan dengan masalah psikologis. Menopause

merupakan satu masa dalam kehidupan seorang wanita saat ia mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Akibat perubahan fisik tersebut dapat bertahan lama dan dapat mempengaruhi cara wanita menghadapi stres lain yang mungkin muncul pada saat bersamaan (Andrews, 2003 :491).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki gangguan psikologi, walaupun masih ditemukan responden yang memiliki gangguan psikologi terhadap menopause

Responden yang memiliki gangguan psikologi tersebut mengatakan bahwa sangat takut dalam menghadapi masa menopause, hal ini disebabkan karena ibu merasa depresi, kurang percaya diri, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurunnya daya ingat dan kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, dan sulit mengambil keputusan

2. Motivasi intrinsik

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari 52 orang responden, 69,2% memiliki motivasi baik dan 30,8% memiliki motivasi tidak baik.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi ibu sebagian besar dalam kategori baik, dan masih ditemukan 30,8% responden dengan motivasi tidak baik yang masih perlu ditingkatkan hingga motivasi ibu menjadi lebih baik dalam menghadapi menopause.

Dari 10 pertanyaan tentang motivasi intrinsik, terlihat motivasi ibu dalam menghadapi menopause karena Ibu berharap dengan berhentinya haid ibu tidak akan direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan (88,5%), ibu lebih meningkatkan ibadah ketika ibu merasa gelisah (86,5%) dan Ibu berpendapat bahwa tidak datangnya haid merupakan hal yang alami (86,5%).

Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung individu. Pengaruh ini sangat bergantung pada pandangan masing – masing wanita terhadap menopause. Selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik (Kasdu, 2002 :38)

3. Motivasi ekstrinsik

Dari 10 pertanyaan tentang motivasi ekstrinsik, terlihat keluarga memanfaatkan waktu untuk mengajak ibu berjalan-jalan (94,2%), keluarga memaklumi dan menggantikan ibu dalam mengurus rumah ketika rumah tidak terurus (92,3%) dan keluarga mengingatkan hal – hal kecil yang sering dilupakan ibu (90,4%).

Perubahan kehidupan merupakan periode seorang wanita harus menyesuaikan secara psikologis terhadap gaya hidup yang berubah. Penyesuaian tidak terlalu sulit jika dia mempunyai pasangan yang menunjukkan rasa simpati, tetapi tetap saja memerlukan penyesuaian (Llewellyn-Jones, 2005 :416). Tentunya, hal ini dapat berlangsung apabila

ada dukungan dari orang – orang sekitarnya, khususnya suami sebagai pasangan hidup. Peran positif mereka akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini (Kasdu, 2002 :38)

4. Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Berdasarkan Tabel 5.7 didapatkan bahwa dari 52 responden ternyata persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (62,5%) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (13,5%). Hasil uji statistik dengan analisa chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ada hubungan motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Menurut Praju Susiana Marga dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Gambaran Diri dengan Tingkat Kecemasan Ibu Masa Menopause di Kelurahan Lhok Keutapang Tapaktuan Tahun 2007” didapatkan hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause (r = 0,39; p = 0.02) dengan interpretasi hubungan sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara gambaran diri dengan tingkat kecemasan ibu masa menopause.

Menurut Eli Fonna dalam peneltian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Peran Petugas Kesehatan terhadap Kesiapan Mental Wanita Pra Menopause Menghadapi Menopause di Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen Tahun 2012” didapatkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan dan peran petugas kesehatan berpengaruh terhadap kesiapan mental wanita pramenopause.

Menurut Lisnani dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Pramenopause Terhadap Perubahan pada Masa Menopause di Kelurahan Tegal Sari, Kec. Medan denai Tahun 2010” setelah dilakukan uji chi-square disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu pramenopause dalam menghadapi perubahan pada masa menopause dengan nilai P=0,012

Menurut Kasdu (2002;38) kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik.

Sikap yang ditunjukkan dalam menjalani masa menopause sebagai bagian dari kehidupan normal setiap wanita juga berpengaruh dalam mengurangi atau mengatasi kecemasan yang di alaminya. Setiap individu yang memandang suatu permasalahan dari sisi positif maka akan memberikan pengaruh positif kepada dirinya dan individu yang memandang suatu permasalahan dari sisi negatif maka akan memberikan

pengaruh yang negatif pula kepada dirinya yang nantinya hal ini akan mempengaruhi tindakannya (Puspitasari, 2007 :41)

Faktor tersebut sesuai dengan pendapat Taufik (2007) bahwa motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan, harapan, dan minat.

5. Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Berdasarkan Tabel 5.8 didapatkan bahwa dari 52 responden ternyata persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (75%) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (15%). Hasil uji statistik dengan analisa chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ada hubungan motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Menurut Zuliawati dalam peneltian yang berjudul “Pengaruh Dukungan Sosial Suami terhadap Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause di Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2010” didapatkan hasil penelitian dari uji koefisien korelasi Spearmen’s/Correlations Spearman’s Rho didapat nilai p sebesar 0,000 (p<0,05) yang menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara dukungan sosial suami terhadap kecemasan istri menghadapi masa menopause. Kekuatan korelasi (r) = - 0,535 yang mengidentifikasikan kekuatan hubungan dukungan sosial suami terhadap kecemasan istri menghadapi masa menopause dalam kategori sedang.

Menurut Cut Yuniwati dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Peran Tenaga terhadap Kesiapan Wanita Menopause dalam Menghadapi Keluhan Menopause di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Provinsi Aceh” didapatkan hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh motivator (p = 0,022) , fasilitator (p=0,486) dan konselor (p=0,976) terhadap kesiapan wanita dalam menghadapi keluhan menopause. Variabel yang paling dominan yang berpengaruh terhadap kesiapan wanita dalam menghadapi keluhan menopause adalah peran tenaga sebagai motivator (p=0,022).

Menurut Mira Nurmadina dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan Kecemasan Pada Wanita Menopause” didapatkan hasil analisa data penelitian dengan menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment menunjukkan koefisien korelasi (r)=-0.588 dengan p<0.01 (p=0.000) sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial suami dengan kecemasan pada wanita menopause.

Menurut Kasdu (2002 ;38) karena motivasi dari keluarga tersebut, ibu dapat menyesuaikan secara psikologis terhadap gaya hidup yang berubah serta adanya dukungan dari orang – orang sekitarnya. Peran positif mereka akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini.

Dalam sebuah keluarga kecemasan akan selalu ada dalam berbagai bentuk dan sifatnya heterogen. Dukungan dan peran positif dari suami sebagai pasangan hidup dan anak-anak sebagai anggota keluarga terdekat

dapat memberikan bantuan yang sangat besar dalam mengatasi kecemasan. Hal ini memberikan arti tersendiri bahwa peran wanita sebagai seorang istri atau ibu masih diperlukan dalam kehidupan rumah tangga (Puspitasari, 2007 :41)

Faktor tersebut sesuai dengan pendapat Taufik (2007) bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor, yaitu dorongan keluarga.

Dokumen terkait