• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Psikologi Ibu Menopause

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Psikologi Ibu Menopause"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KEADAAN PSIKOLOGI IBU MENOPAUSE DI DUSUN VI DESA PATUMBAK

KAMPUNG KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013

OLEH :

YOHANA AMANDA 125102112

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KEADAAN PSIKOLOGI IBU MENOPAUSE DI DUSUN VI DESA PATUMBAK KAMPUNG KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2013

ABSTRAK Yohana Amanda

Latar belakang : Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi atau haid. Namun bagi sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya. Beberapa pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah, sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan, dan dirinya sendiri.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 52 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.

Hasil : Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil univariat menunjukkan bahwa mayoritas 71,2% psikologi ibu tidak terganggu, mayoritas 69,2% mempunyai motivasi intrinsik yang baik, dan mayoritas 76,9% mempunyai motivasi ekstrinsik yang baik. Hasil uji statistik dengan analisis chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ho ditolak yaitu adanya hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan kerjasama antara petugas kesehatan dan keluarga untuk mau memberikan pendidikan kesehatan tentang menopause, bimbingan dan dukungan secara langsung kepada ibu menopause

Kata Kunci : Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik, Keadaan psikologi, Ibu menopause

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Hubungan Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik Terhadap Psikologi Ibu Menopause”.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 3. dr. Juliandi Harahap, MA, selaku pembimbing penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini yang telah dapat menyediakan waktu, memberikan arahan dan masukan berharga dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 4. Syahrial Barus, selaku Kepala Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak

(5)

6. Kedua orang tuaku Satriadi dan Indra Dewi, yang telah banyak membantu baik moril maupun materil, memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Abangku Anggara, yang telah memberikan dorongan dan semangat serta do’a yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Serta rekan-rekan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan dorongan dan bantuan kepada penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan. 9. Dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Peneliti menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, untuk itu masukan dan saran yang membangun sangatlah diharapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya hanya kepada Allah peneliti berserah diri, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2013

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Peneliti ... 5

2. Bagi Tempat Penelitian ... 5

3. Bagi Institusi Pendidikan ... 5

(7)

A. Motivasi ... 6

1. Pengertian Motivasi ... 6

2. Teori - teori motivasi ... 7

3. Fungsi Motivasi ... 11

4. Sumber Motivasi ... 12

B. Menopause ... 15

1. Pengertian Menopause ... 15

2. Usia Menopause ... 15

3. Gejala menopause ... 17

4. Faktor yang mempengaruhi ... 19

5. Kesiapan menghadapi menopause ... 21

C. Keadaan psikologi ibu menopause ... 23

D. Hubungan motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause ... 27

E. Hubungan motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu Menopause ... 28

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFENISI OPERASIONAL A.Kerangka Konsep ... 30

B. Hipotesis ... 30

C. Defenisi Operasional ... 31

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 33

(8)

C. Tempat Penelitian ... 34

D. Waktu Penelitian ... 34

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 34

F. Instrument Penelitian ... 35

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 37

I. Analisis Data ... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor tabel Halaman

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang ... 41

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden menurut Psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang ... 42 Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden menurut Motivasi Intrinsik terhadap

keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang ... 44 Tabel 5.4. Kategori menurut Motivasi Intrinsik terhadap keadaan psikologi

ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang ... 45 Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Responden menurut Motivasi Ekstrinsik terhadap

keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak

Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang ... 46 Tabel 5.6 Kategori menurut Motivasi Ekstrinsik terhadap keadaan psikologi

ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung

Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang ... 47 Tabel 5.7 Hubungan Motivasi Intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu

menopause ... 48 Tabel 5.8 Hubungan Motivasi Ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor gambar Halaman

(11)

DAFTAR SKEMA

Nomor gambar Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Master Tabel

Lampiran 4 : Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU

Lampiran 5 : Surat Balasan Penelitian

(13)

HUBUNGAN MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK TERHADAP KEADAAN PSIKOLOGI IBU MENOPAUSE DI DUSUN VI DESA PATUMBAK KAMPUNG KECAMATAN PATUMBAK KABUPATEN

DELI SERDANG TAHUN 2013

ABSTRAK Yohana Amanda

Latar belakang : Menopause merupakan masa berakhirnya menstruasi atau haid. Namun bagi sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya. Beberapa pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah, sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan, dan dirinya sendiri.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2013.

Metodologi : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 52 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.

Hasil : Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil univariat menunjukkan bahwa mayoritas 71,2% psikologi ibu tidak terganggu, mayoritas 69,2% mempunyai motivasi intrinsik yang baik, dan mayoritas 76,9% mempunyai motivasi ekstrinsik yang baik. Hasil uji statistik dengan analisis chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ho ditolak yaitu adanya hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan kerjasama antara petugas kesehatan dan keluarga untuk mau memberikan pendidikan kesehatan tentang menopause, bimbingan dan dukungan secara langsung kepada ibu menopause

Kata Kunci : Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik, Keadaan psikologi, Ibu menopause

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Jumlah wanita usia 50 tahun ke atas diperkirakan meningkat dari 500 juta pada saat ini menjadi lebih dari 1 miliar pada 2030. Di Asia, masih menurut data World Health Organization (WHO), pada 2025 jumlah wanita yang berusia tua diperkirakan akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta (Ali, 2009 ¶ 6)

Menopause adalah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Menopause terjadi karena penurunan fungsi indung telur sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang mengakibatkan terhentinya atau matinya haid untuk selamanya. Usia terjadinya menopause sangat bervariasi, dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum dan pola hidup. Penelitian Agoestina, (1982) Di Bandung dalam Wignyosastro Hanifa, Saifuddin, Abdul Bari, Rachimhadhi, Trijatmo, (1994) menunjukkan bahwa 50% perempuan indonesia telah mengalami menopause pada usia 48 tahun. Bagi perempuan Indonesia, usia menopause sekitar 49 tahun pada tahun 2000 (Pinem, 2009 :391)

(15)

Menopause merupakan proses alami yang dialami setiap wanita. Menopause adalah kejadian sesaat saja yaitu perdarahan haid terakhir. Namun bagi sebagian wanita, masa menopause merupakan saat yang paling menyedihkan dalam hidup. Ada banyak kekhawatiran yang menyelubungi pikiran wanita ketika memasuki fase ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa 75% wanita yang mengalami menopause merasakan menopause sebagai masalah atau gangguan, sedangkan 25% lainnya tidak mempermasalahkannya (Puspitasari, 2007 :35)

Menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita ketika tahun – tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita menimbulkan rasa cemas dan risau, sementara bagi yang lain mendatangkan rasa percaya diri. Bagi seorang ibu rumah tangga yang telah membaktikan seluruh hidupnya mengurus suami dan keluarga, misalnya, menopause acapkali membuatnya merasa tidak dibutuhkan lagi (Nirmala, 2003 :9)

Menurut Kasdu (2002 :7) Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering dianggap sebagai momok dalam kehidupan seorang wanita. Masa ini mengingatkan dirinya yang akan menjadi tua karena organ reproduksinya sudah tidak berfungsi lagi. Pangkal kekhawatiran atau keresahan yang sering muncul, lebih pada kekhawatiran terhadap hal-hal lain yang mungkin muncul menyertai berakhirnya masa reproduksi.

(16)

hilangnya salah satu ciri kewanitaan yang diikuti oleh gejala-gejala fisik lain, yaitu bulu-bulu ditubuh menjadi lebih kasar, buah dada kempes, suara sedikit lebih berat, dan bulu-bulu di genital berkurang (Irwanto, et al. 1994 :51)

Banyak wanita mengeluh masalah psikologis saat menopause, tetapi sulit untuk menentukan apakah masalah ini timbul akibat defisiensi estrogen atau merupakan faktor sekunder akibat gejala lain, seperti flush dan keringat malam. Episode keringat malam yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gangguan pola tidur, yang akhirnya menyebabkan gangguan konsentrasi, ingatan yang kurang baik, perubahan alam perasaan, bahkan gejala fisik, seperti sakit kepala dan kelemahan (Andrews,2003 :469)

Penelitian yang dilakukan oleh Departemen Epidemiologi dan Psikiatri, University of Pittsburgh, O’Hara mendapatkan hasil 28,9% mengalami stress (tidak siap) diawal perimenopause, 20,9% di premenopause dan 22% pada postmenopause (Bromberger dkk, 2005)

Sebuah penelitian tentang menopause yang dilakukan pada tahun 2006 di Canada didapatkan hasil 38% mengalami gangguan tidur, 30%-50% mengalami gangguan urogenital, 50% mengalami kekeringan vagina yang disertai rasa sakit.

Beberapa pakar kesehatan berpendapat bahwa menopause merupakan peristiwa alamiah dan bukan diakibatkan oleh penyakit khusus (penyakit defisiensi hormon), sehingga tidak memerlukan pengobatan tetapi hanya membutuhkan pengertian dari keluarga, lingkungan, dan dirinya sendiri (Pieter & Lumongga, 2011 :66)

(17)

setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik. Tentunya, hal ini dapat berlangsung apabila ada dukungan dari orang – orang sekitarnya. Peran positif mereka akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini (Kasdu, 2002 :38)

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 20 November di Desa Patumbak kampung Dusun VI dari 2068 jumlah penduduk wanita didapatkan 341 wanita usia 45-60 tahun dan 156 orang diantaranya sudah menopause. Telah dilakukan wawancara terhadap 10 orang, dan 2 orang mengatakan bahwa mereka baik-baik saja dalam menghadapi menopause, dan 8 orang mengatakan bahwa mereka kurang baik dan cenderung cemas menghadapi menopause. Dari data tersebut peneliti ingin mengetahui adakah hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

B. Rumusan Masalah

(18)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan motivasi terhadap psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui keadaan psikologi ibu menopause b. Untuk mengetahui motivasi intrinsik ibu menopause c. Untuk mengetahui motivasi ekstrinsik ibu menopause

d. Untuk mengetahui hubungan motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

e. Untuk mengetahui hubungan motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

D. Manfaaf Penelitian 1. Bagi peneliti

Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan penelitian yang lebih lanjut tentang adanya hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

2. Bagi Tempat Penelitian

(19)

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan, pengetahuan dan menambah wawasan serta informasi bagi mahasiswa tentang adanya hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

4. Bagi Ibu

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat (Uno, 2011 :3)

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu, perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya (Uno, 2011 :1)

Secara definitif motivasi adalah tingkah laku yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Motivasi ini menjadi proses yang dapat menjelaskan mengenai tingkah laku seseorang dalam melaksanakan tugas tertentu (Hidayat, 2009 :78)

(21)

2. Teori – teori Motivasi

Secara umum, teori motivasi dibagi dalam dua kategori, yaitu teori kandungan (content), yang memusatkan perhatian pada kebutuhan dan sasaran tujuan, dan teori proses, yang banyak berkaitan dengan bagaimana orang berperilaku dan mengapa mereka berperilaku dengan cara tertentu. Hal paling penting dari kedua teori itu seperti terurai dibawah ini.

a. F.W. Taylor dan Manajemen Ilmiah

F.W. Taylor adalah seorang tokoh angkatan “manajemen ilmiah”, manajemen berdasarkan ilmu pengetahuan. Pendekatan itu memusatkan perhatian membuat pekerjaan seefektif mungkin dengan merampingkan metode kerja, pembagian tenaga kerja, dan penilaian pekerjaan. Pekerjaan dibagi-bagi ke dalam berbagai komponen, diukur dengan menggunakan dengan teknik-teknik penelitian pekerjaan dan diberi imbalan sesuai dengan produktivitas. Dengan pendekatan itu, motivasi yang disebabkan imbalan keuangan dapat dicapai dengan memenuhi sasaran-sasaran keluaran. Pemikiran inilah yang melatarbelakangi sebagian besar penelitian pekerjaan yang didasarkan pada skema imbalan (insentif).

b. Hierarki Kebutuhan Maslow

(22)

mengemukakan lima tingkat kebutuhan seperti terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow

1) Kebutuhan Fisologis

Kebutuhan yang harus dipuaskan untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian, udara utnuk bernafas, dan sebagainya.

2) Kebutuhan akan rasa aman

Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan keselamatan. Keselamatan itu, termasuk merasa aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa terjamin.

Kebutuhan fisiologis Rasa Aman Cinta Kasih Penghargaan

(23)

3) Kebutuhan akan Cinta Kasih atau Kebutuhan Sosial

Ketika seseorang telah memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan berikutnya adalah hubungan antarmanusia. Cinta kasih dan kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari melalui hubungan-hubungan antarpribadi yang mendalam, tetapi juga yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai kelompok sosial.

4) Kebutuhan akan penghargaan

Percaya diri dan harga diri maupun kebutuhan akan pengakuan orang lain. Dalam kaitannya dengan pekerjaan, hal itu berarti memiliki pekerjaan yang dapat diakui sebagai bermanfaat, menyediakan sesuatu yang dapat dicapai, serta pengakuan umum dan kehormatan di dunia luar.

5) Kebutuhan tersebut ditempatkan paling atas pada hierarki Maslow dan berkaitan dengan keinginan pemenuhan diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.

c. Teori Keberadaan, Keterkaitan, dan Pertumbuhan (Existence, Relatedness, and Growth ERG) Aldefer

(24)

1) Kebutuhan akan keberadaan adalah semua kebutuhan yang berkaitan dengan keberadaan manusia yang dipertahankan dan berhubungan dengan kebutuhan fisiologis dan rasa aman pada hierarki Maslow

2) Kebutuhan keterkaitan berkaitan dengan hubungan

kemitraan

3) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan yang

berhubungan dengan perkembangan potensi perorangan dan dengan kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri yang dikemukakan Maslow.

Menurut teori ERG, semua kebutuhan itu timbul pada waktu yang sama. Kalau satu tingkat kebutuhan tertentu tidak dapat dipuaskan, seseorang kelihatannya kembali ke tingkat lain. d. Teori Motivasi Kesehatan Herzberg

(25)

e. Teori X dan Teori Y McGregor

Teori X dan teori McGregor beranggapan bahwa manajer teori X memandang para pekerja sebagai pekerja sebagai pemalas yang tidak dapat diperbaiki, dan oleh karena itu mereka cenderung menggunakan pendekatan “wortel dan togkat” untuk menanganinya. Sedangkan manajer teori Y memandang bekerja harus seimbang dengan istirahat dan bermain, dan bahwa orang-orang pada dasarnya cenderung untuk bekerja keras dan melakukan pekerjaan dengan baik. Teori bahwa seorang manajer itu mengayomi akan dengan jelas memengaruhi cara mereka menangani dan memotivasi bawahan.

f. Teori Manusia Kompleks

Masalahnya, kebanyakan teori motivasi diatas menganggap orang termotivasi oleh suatu jenis pendorong. Model utamanya dapat di jelaskan sebagai berikut :

a. Manusia ekonomi, yang termotivasi terutama oleh imbalan

keuangan

b. Manusia sosial, yang motivasinya dipengaruhi terutama

oleh sifat hubungan kemitraan dalam pekerjaan, diturunkan terutama dari karya Elton Mayo dan observasi melalui percobaan – percobaan “Haw thorne”

c. Manusia yang mengaktualisasikan diri, seperti yang

(26)

Di dalam kenyataan, semua contoh terlalu sederhana karena semua orang berbeda, dan mempunyai dorongan semangat yang berbeda pula, yang dalam beberapa hal, berubah sepanjang waktu.

3. Fungsi Motivasi

Motivasi erat kaitannya dengan tujuan, apapun bentuk kegiatannya akan dengan mudah tercapai jika diawali dengan sebuah motivasi yang jelas. Motivasi memiliki fungsi antara lain :

a. Motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat

b. Fungsi motivasi dipandang sebagai pendorong seseorang untuk berbuat sesuatu. Dengan motivasi individu dituntut untuk melepaskan energi dalam kegiatannya.

c. Motivasi sebagai penentu arah perbuatan

Motivasi akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapainya. d. Motivasi sebagai proses seleksi perbuatan

Motivasi akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan.

e. Motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi

Prestasi dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan kegiatan (Setiawati, 2008 :98)

4. Sumber Motivasi

(27)

a. Motivasi intrinsik

Timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. Suatu motif yang tidak dipengaruhi dari lingkungan. Perilaku yang disebabkan oleh motif itu muncul tanpa perlu adanya ganjaran atas perbuatan, dan tidak perlu hukuman untuk tidak melakukannya (Uno, 2011 :4)

Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam individu yang bersangkutan (Irwanto, et al, 1994 :216)

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :

1) Kebutuhan (need)

Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis. 2) Harapan (expentancy)

Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan.

3) Minat

(28)

b. Motivasi Ekstrinsik

Timbul karena adanya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya.

(Uno, 2011 :4)

Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar (Irwanto, et al, 1994 :216)

Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :

1) Dorongan keluarga

Ibu termotivasi bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu termotivasi karena adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan atau dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan yang terbaik bagi kesehatan ibu.

2) Lingkungan

(29)

keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.

3) Media

Pada era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan.

B. Menopause

1. Pengertian Menopause

Istilah kata menopause berasal dari kata men = bulan, pause (pausis,pauo) = periode atau tanda berhenti, jadi menopause adalah berhentinya secara defenitif menstruasi.

Menopause adalah berhentinya haid yang terakhir yang terjadi dalam masa klimakterium dan hormon estrogen tidak dibentuk lagi, jadi merupakan satu titik waktu.(Pieter & Lumongga, 2011 :265)

(30)

Menopause ialah haid terakhir, atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopause dibuat setelah terdapat amenorea sekurang-kurangnya satu tahun berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang, dengan perdarahan yang berkurang (Wiknjosastro, 2009 :130)

2. Usia Menopause

Di inggris raya, usia rata – rata saat periode menstruasi berhenti adalah 51 tahun. Usia ini masih konstan selama bertahun – tahun meski perbaikan umum dalam pemberian layanan perawatan kesehatan mengakibatkan peningkatan usia harapan hidup yang jauh lebih tua dibandingkan usia harapan hidup yang jauh lebih tua dibandingkan usia harapan hidup yang diketahui oleh generasi sebelumnya. Saat ini, wanita diharapkan dapat hidup lama lagi setelah menopause dan ini merupakan sebagian alasan mengapa wanita lebih memikirkan pengaruh jangka panjang defisiensi estrogen. Meski 51 tahun merupakan usia rata – rata menopause, menopause umumnya terjadi pada usia antara 45 hingga 58 tahun dan dapat terjadi lebih awal pada beberapa wanita (Andrews, 2003 :465)

(31)

usia antara 48 dan 55. Penulis lain juga melaporkan usia rata-rata terjadinya menopause di Amerika Serikat adalah 51 tahun (Varney, Kriebs, & Gegor, 2007 :302)

Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. Ada kecendrungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yang mendekati 50 tahun. Penelitian agoestina dalam tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita indonesia telah mengalami menopause (Wiknjosastro, 2009 :130)

Menurut Kasdu, 2002 :17 bahwa usia seorang wanita akan mengalami menopause sangat bervariatif. Hal ini sangat tergantung pada berbagai faktor yang mempengaruhinya. Namun apabila diambil rata – ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar 45 – 50 tahun.

Menurut Pieter dan lumonggan (2011 :265) umumnya terjadi menopause pada umur 45 – 55 tahun.

3. Gejala menopause

(32)

memberikan reaksi. Estrogen bertanggung jawab terhadap pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim. Selama masa reproduktif, pembentukan lapisan rahim diikuti dengan pelepasan dinding rahim pada setiap siklus menstruasi. Berkurangnya kadar estrogen pada menopause menyebabkan tidak terjadinya pembentukan lapisan epitel pada rongga rahim.

Gejala menopause biasanya berbeda pada tiap wanita. Beberapa orang mungkin mengalami perubahan pada fisik dan psikisnya, tetapi berat ringannya gejala sangat bervariasi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Beberapa gejala menopause yang dapat terjadi adalah :

a. Menstruasi yang tidak teratur.

Biasanya terjadi pada masa pra menopause, yang ditandai dengan makin jarangnya mengalami menstruasi, atau bahkan sering menstruasi ( siklus haid memendek). Pada masa ini, beberapa wanita masih ada kemungkinan hamil, sampai mereka betul-betul memasuki masa menopause.

(33)

Gejala ini hampir selalu dirasakan tiap wanita yang mengalami menopause. Rasa panas menyebar di seluruh tubuh, tetapi yang tersering ialah daerah wajah dan dada. Biasanya rasa panas ini disertai dengan warna kulit kemerahan dan keringat yang berlebihan. Hot flashes dialami oleh sekitar 75% wanita menopause. Kebanyakan hot flashes dialami selama lebih dari 1 tahun dan 25-50% wanita mengalaminya sampai lebih dari 5 tahun.

c. Keringat malam

Terkadang rasa panas disertai dengan keringat pada malam hari. Ini menyebabkan wanita yang mengalaminya sering terbangun dan sulit untuk tidur lagi.

d. Vagina menjadi kering dan gatal karena penipisan jaringan pada dinding vagina sehingga dapat timbul nyeri atau iritasi pada saat berhubungan badan (dyspareunia). Perubahan pada vagina juga memudahkan terjadinya infeksi.

e. Saluran kemih (urethra) menjadi kering dan kurang elastis, sehingga mudah terjadi infeksi saluran kemih dan rasa tidak puas saat berkemih.

f. Mudah lelah ( fatique), perubahan mood, dan mudah tersinggung.

(34)

i. Perubahan pada tekstur kulit. Kulit tidak elastis lagi dan mulai muncul keriput. Ini diakibatkan jaringan kolagen yang makin berkurang akibat menurunnya kadar estrogen (Tessy, 2012 ¶ 4)

4. Faktor yang mempengaruhi

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi kapan seorang wanita mengalami menopause :

a. Usia saat haid pertama kali (menarche)

Beberapa ahli yang melakukan penelitian menemukan adanya hubungan antara usia pertama kali mendapat haid dengan usia seorang wanita memasuki menopause. Kesimpulan dari penelitian-penelitian ini mengungkapkan, bahwa semakin muda seorang mengalami haid pertama kalinya, semakin tua atau lama ia memasuki masa menopause

b. Faktor psikis

Keadaan seorang wanita yang tidak menikah dan bekerja diduga mempengaruhi perkembangan psikis seorang wanita. Menurut beberapa penelitian, mereka akan mengalami masa menopause lebih muda, dibandingkan mereka yang menikah dan tidak bekerja/bekerja atau tidak menikah dan tidak bekerja c. Jumlah anak

(35)

sering seorang wanita melahirkan maka semakin tua atau lama memasuki masa menopause

d. Usia melahirkan

Masih berhubungan dengan melahirkan anak, bahwa semakin tua seseorang melahirkan anak, semakin tua ia mulai memasuki usia menopause. Penelitian yang dilakukan Beth Israel Deaconess Medical Center in Boston mengungkapkan bahwa wanita yang masih melahirkan diatas usia 40 tahun akan mengalami usia menopause yang lebih tua. Hal ini terjadi karena kehamilan dan persalinan akan memperlambat sistem kerja organ reproduksi. Bahkan, akan memperlambat proses penuaan tubuh

e. Pemakaian kontrasepsi

Pemakaian kontrasepsi ini, khususnya alat kontrasepsi jenis hormonal. Hal ini bisa terjadi karena cara kerja kontrasepsi yang menekan fungsi indung telur sehingga tidak memproduksi telur. Pada wanita yang menggunakan kontrasespi ini akan lebih lama atau tua memasuki usia menopause.

f. Merokok

Diduga, wanita perokok akan lebih cepat memasuki masa menopause

g. Sosial ekonomi

(36)

dipengaruhi oleh faktor status sosial ekonomi, disamping pendidikan dan pekerjaan suami. Begitu juga hubungan antara tinggi badan dan berat badan wanita yang bersangkutan termsuk dalam pengaruh sosial ekonomi (Kasdu, 2002 :17) 5. Kesiapan menghadapi menopause

a. Mengonsumsi makanan bergizi

Sebaiknya mengkonsumsi makanan dengan gizi yang berimbang. Pemenuhan gizi yang memadai akan sangat membantu dalam menghambat berbagai dampak negatif menopause terhadap kinerja otak, mencegah kulit kering, serta berbagai penyakit lainnya. Yang dimaksud dengan gizi seimbang adalah memenuhi kebutuhan gizi perhari dengan asupan zat – zat gizi makanan yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Kebutuhan gizi orang dewasa dengan berat normal adalah sekitar 2.000-2.200 kkal/perhari. Dengan pemenuhan gizi secara ini diharapkan seseorang tidak kelebihan atau kekurangan berat badan dan juga terjangkit suatu penyakit seperti diabetes mellitus atau anemia.

(37)

Jenis makanan tersebut di antaranya mengandung phytohormon estrogen,seperti kacang kedelai atau pepaya. Selain itu, jangan lupa cukup mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, seperti ikan tuna, salmon, minyak ikan, telur, dan susu. Meskipun vitamin D sendiri bisa diperoleh dari sinar matahari yang dapat Anda peroleh dengan mudah dan bebas.

b. Menghindarkan stres

Usahakan untuk membiasakan gaya hidup rileks dan menghindari tekanan yang dapat membebani pikiran. Hal ini penting untuk mengatasi dampak psikologis akibat menopause. Wanita yang memasuki menopause, tidak jarang merasa tidak sempurna lagi sebagai wanita. Kondisi ini sering menimbulkan tekanan psikologis. Jika tekanan ini tidak diatasi akan berkembang menjadi stres yang berdampak buruk pada kehidupan sosial seorang wanita. Selain itu, stres atau keadaan tegang akan merangsang otak yang dapat mengganggu keseimbangan hormon yang akhirnya berdampak pada kesehatan tubuh.

c. Menghentikan merokok dan minum – minuman beralkohol

Bukan rahasia lagi, merokok dapat merusak kesehatan seseorang. Bukan itu saja, merokok juga akan merusak kecantikan Anda. Asap nikotin dapat membuat kulit wajah kering dan kusam. Bibir dan gusi menghitam, bahkan Anda akan kehilangan keindahan kuku dan jemari karena kandungan nikotin yang anda pegang setiap hari.

(38)

Selain menguatkan tulang, olahraga juga sudah terbukti bisa mencegah penyakit jantung, diabetes, jenis kanker tertentu, dan juga mengusir stres. Kalau Anda punya alasan kuat untuk tidak bisa berolahraga khusus, Anda harus tetap menyediakan waktu untuk menggerakkan tubuh.

e. Berkonsultasi dengan dokter

Meskipun masa menopause merupakan peristiwa normal yang akan terjadi pada setiap wanita, tetapi tidak ada salahnya jauh-jauh hari sebelum memasuki masa tersebut, Anda cukup mendapat informasi yang benar. Hal ini tentu saja bisa Anda peroleh dengan buku bacaan yang mudah diperoleh. Namun, tidak ada salahnya jika Anda mengkonsultasikan hal ini kepada dokter Anda. Apalagi jika Anda memiliki beberapa penyakit atau riwayat kesehatan, bahkan gaya hidup yang memungkinkan munculnya masalah pada masa menopause. Misalnya, ibu menderita osteoporosis atau pernah menderita kanker.

(39)

C. Keadaan psikologi ibu menopause

Menurut Varney (2004 :308) selama beberapa dekade, menopause telah di kaitkan dengan masalah psikologis. Menopause merupakan satu masa dalam kehidupan seorang wanita saat ia mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Akibat perubahan fisik tersebut dapat bertahan lama dan dapat mempengaruhi cara wanita menghadapi stres lain yang mungkin muncul pada saat bersamaan (Andrews, 2003 :491)

Penurunan estrogen pada perempuan dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa depresi, kurang percaya diri, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurunnya daya ingat dan kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, sulit mengambil keputusan. Gangguan tidur kronik akibat kulit memerah, perasaan panas dan banyak keringat berpengaruh banyak terhadap timbulnya gangguan ini. Hal lain yang mempengaruhi insidensi gejala psikologis ini adalah kepribadian, sikap terhadap menopause, faktor budaya (Pinem, 2009 :396)

(40)

Psikiatris menemukan, banyak wanita pada masa menopause melampaui 3 tahap sebelum menyesuaikan dengan kehidupan barunya. Pertama adalah tahap dimana perasaan cemas paling menonjol. Biasanya periode ini cukup singkat. dilanjutkan dengan periode yang mungkin berlangsung berbulan-bulan, ketika gangguan depresi dan perubahan suasana hati yang lain muncul. Yang ketiga merasa ditolak oleh semua orang (Llewellyn-Jones, 2005 :419)

Gangguan psikologis yang lebih parah juga akan terjadi jika lingkungan wanita menopause belum menerima keadaannya dengan sepenuh hati. Pengaruh yang paling besar datang dari pasangan. Jika pasangan tidak meberikan dukungan yang memadai, wanita menopause bisa percaya dirinya hilang, takut dan merasa selalu khawatir.

Faktor internal yang turut memperparah dan justru lebih sering terjadi, yaitu dikarenakan oleh wanita itu sendiri. Banyak wanita menopause yang belum dapat menerima kenyataan ini. Selama ini, para ahli berpendapat masalah psikologis sangat tergantung dari persepsi seorang wanita tentang menopause (Indarti, 2004 :32)

Pieter & Lumongga Lubis (2011 :267) mengemukakan keadaan psikologi ibu menopause meliputi :

a. Ingatan menurun

(41)

b. Kecemasan

Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah mengalami rasa cemas. Kecemasan ini timbul sebagai akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan. Kecemasan ini biasanya relatif, artinya kecemasan itu bisa dihilangkan dan di tenangkan. Namun pada sebagian kondisi ini tidak mampu dilakukan.

Adapun simtom-simtom psikologis yang sering dialami wanita menopause, yaitu :

1) Suasana hati yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti gampang marah dan rasa tegang

2) Pikiran yang tidak menentu sebagai akibat kekhawatiran yang berkepanjangan sehingga mereka sulit untuk konsentrasi. Bahkan sebaliknya, terkadang pikiran mereka kosong dan membesar-besarkan ancaman

3) Sangat sensitif dan merasa tidak berdaya

4) Selalu menghindari situasi-situasi yang menimbulkan kecemasan dan mereka selalu lari dari kenyataan

5) Perilaku gelisah seperti gugup, agitasi, dan kewaspadaan yang berlebihan

(42)

kepala. Keadaan lain yang dapat di perberat oleh gejala menopause mencakup masalah psikosomatik yang telah ada diperkuat gejolak panas, pola tidur yang diganggu keringat malam, penurunan libido karena vaginitis atrofikansyang mengakibatkan dispareunia.

c. Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah dilihat jika kita bandingkan dengan perasaan cemas. Wanita menopause lebih menunjukkan sikap mudah tersinggung dan marah. Hal ini mungkin saja disebabkan adanya tingkat kesadaran yang luar biasa dialami mereka. Perasaan mereka begitu sangat sensitif terhadap sikap dan perilaku orang-orang di lingkungan sekitarnya. Kondisi ini akan sangat tampak manakala mereka memersepsikan perilaku itu secara negatif dan menyinggung dirinya.

Respon-respon stres pada wanita menopause begitu beragam dan terkadang bersifat kronis. Secara psikologis sumber-sumber stres wanita menopause tidak bisa diramalkan begitu saja, namun yang bisa terlihat adalah siklus suasana hati, misalnya reaksi marah atau sedih. Faktor-faktor penyebab stres pada wanita menopause yaitu keadaan emosi personalnya dan sikap orang-orang di sekitarnya.

d. Depresi

(43)

dengan rentang kehidupan sebelumnya. Bentuk-bentuk depresi wanita menopause terlihat dari :

1) Hilangnya percaya diri atas kemampuan organ reproduksinya

2) Kesedihan akibat ditinggalkan anak-anaknya atau suami yang meninggal

3) Sedih karena sudah menurun daya tariknya

4) Merasa tertekan karena seluruh aktivitas dan perannya sudah diambil alih

5) Sakit yang tidak sembuh-sembuh atau penyakit kronis

D. Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Menopause yang dikenal sebagai masa berakhirnya menstruasi atau haid, sering di anggap sebagai momok dalam kehidupan seorang wanita. Masa ini umumnya terjadi pada usia 50 tahun. Masa ini mengingatkan dirinya yang akan menjadi tua karena organ reproduksinya yang sudah tidak berfungsi lagi. Karena ia tidak haid lagi yang berarti tidak punya anak lagi (umumnya wanita memasuki usia 50 tahunan sudah tidak menginginkan punya anak lagi). Namun, lebih pada kekhawatiran terhadap hal-hal lain yang mungkin muncul menyertai berakhirnya masa reproduksi

(44)

wanita. Memang, keluhan psikis ini sifatnya sangat individual yang dipengaruhi oleh sosial budaya, pendidikan , lingkungan, dan ekonomi. Keluhan-keluhan fisik maupun psikis ini tentu saja akan mengganggu kesehatan wanita yang bersangkutan termasuk perkembangan psikisnya. Selain itu, bisa mempengaruhi kualitas hidupnya (Kasdu, 2002 :7)

Perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung individu. Pengaruh ini sangat bergantung pada pandangan masing – masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause. Pengetahuan yang cukup akan membantu mereka memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik. Kestabilan emosi akan diperolehnya kembali setelah mereka mendapatkan informasi yang baik tentang menopause (Kasdu, 2002 :35)

Kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik (Kasdu, 2002 :38)

E. Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

(45)

menggunakan istilah “menopause” untuk menggambarkan fase dalam kehidupan seorang wanita saat kesuburan tiada dan menstruasi berhenti.

Perlu diingat bahwa banyak faktor eksternal dapat memengaruhi bagaimana perasaan wanita, baik secara emosi maupun psikologis, di sekitar masa menopause dan hal ini harus diperhitungkan saat mempertimbangkan pengaruh menopause (Andrews,2003 :469)

Perubahan kehidupan merupakan periode seorang wanita harus menyesuaikan secara psikologis terhadap gaya hidup yang berubah. Penyesuaian tidak terlalu sulit jika dia mempunyai pasangan yang menunjukkan rasa simpati, tetapi tetap saja memerlukan penyesuaian (Llewellyn-Jones, 2005 :416)

Tentunya, hal ini dapat berlangsung apabila ada dukungan dari orang – orang sekitarnya, khususnya suami sebagai pasangan hidup. Peran positif mereka akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini (Kasdu, 2002 :38)

(46)

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFENISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang yaitu :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 1. Skema yang menggambarkan hubungan motivasi

intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

B. Hipotesis a) Ha :

1) Ada hubungan antara motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

2) Ada hubungan antara motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Motivasi Intrinsik

Keadaan Psikologi Ibu Menopause

(47)

C. Definisi Operasional 1. Variabel Independen

Yang menjadi variabel independen dari penelitian ini adalah motivasi meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel Independen Variabel

dari luar karena memang telah ada sumber

- Baik, jika mendapat skor 6-10

- Tidak baik, jika mendapat skor 0-5

(48)

2. Variabel Dependen

Yang menjadi variabel dependen dari penelitian ini adalah keadaan psikologi ibu menopause.

Tabel 3.2

(49)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi

intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini diukur satu kali saja dalam kurun waktu yang bersamaan (Hidayat, 2003).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang telah mengalami menopause dengan usia 45-60 tahun yang bertempat tinggal di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 110 ibu.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti a. Kriteria Sampel

1. Ibu – ibu yang memiliki umur 45 – 60 2. Ibu – ibu yang telah mengalami menopause 3. Memahami bahasa indonesia

(50)

b. Besar sampel

Besar sampel yang menjadi objek peneltian adalah 52 orang dihitung dengan menggunakan rumus :

n = 2

(51)

c. Cara pengambilan sampel

Teknik dalam pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deliserdang. Adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini adalah karena di desa tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan September tahun 2012 sampai dengan Juni tahun 2013.

E. Pertimbangan Etik Penelitian

(52)

dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Jika ibu menopause yang berumur 45-60 tahun bersedia untuk diteliti, maka responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, dan apabila menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-haknya.

Untuk menjaga kerahasiaan responden tersebut, maka peneliti tidak akan mencantum namanya pada lembar pengumpulan data, melainkan cukup dengan memberikan nomor kode responden pada masing-masing lembar pengumpulan data tersebut. Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti (Hidayat, 2007).

F. Instrumen Penelitian

1. Alat pengumpulan data yang dipergunakan pada penelitian ini berupa kuesioner,terdiri dari bagian pertama yaitu petunjuk pengisian, kedua yaitu data demografi,ketiga yaitu data utama.

2. Kuesioner tentang motivasi intrinsik berisi 10 pernyataan, dengan dua pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jawaban Ya mempunyai bobot 1, dan jawaban Tidak mempunyai bobot 0. Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman (Riduan, 2010, hal.43). Berdasarkan rumus statistika :

P =

kelas Banyak

(R) Rentang

a. Menentukan nilai rentang (R)

b. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil = 10 – 0 = 10

(53)

Panjang kelas ( i ) =

d. Untuk menentukan kategori motivasi intrinsik adalah sebagai berikut : 1) Baik, jika mendapat skor 6-10

2) Tidak baik, jika mendapat skor 0-5

3. Kuesioner tentang motivasi ekstrinsik berisi 10 pernyataan, dengan dua pilihan jawaban yaitu Ya dan Tidak. Jawaban Ya mempunyai bobot 1, dan jawaban Tidak mempunyai bobot 0. Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman. Berdasarkan rumus statistika :

P =

kelas Banyak

(R) Rentang

a. Menentukan nilai rentang (R)

b. Rentang = skor tertinggi – skor terkecil = 10 – 0 = 10

c. Menentukan panjang kelas ( i )

Panjang kelas ( i ) =

d. Untuk menentukan kategori motivasi ekstrinsik adalah sebagai berikut :

(54)

4. Kuesioner tentang keadaan psikologi ibu menopause berisi 10 pernyataan, dengan tiga pilihan jawaban yaitu tidak pernah (TP), jarang terjadi (JT), dan sering terjadi (ST). Jawaban TP mempunyai bobot 2, jawaban JT mempunyai bobot 1, dan jawaban sering terjadi mempunyai bobot 0.

Berdasarkan rumus statiska P =

kelas Banyak

(R) Rentang

Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan dengan menentukan skor tertinggi dan skor terendah.

a. Skor tertinggi adalah 20 dan terendah adalah 0 b. Menentukan nilai rentang (R)

Rentang = skor tertinggi –skor terendah = 20-0 = 20

a. Menentukan panjang kelas (P )

Panjang kelas ( P) =

Untuk menentukan kategori keadaan psikologi ibu menopause sebagai berikut :

a. Terganggu, jika medapat skor 0-10

b. Tidak terganggu, jika mendapat skor 11-20

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

(55)

responden berbeda yang memiliki karakteristik yang sama. Selanjutnya setiap pertanyaan dianalisis dengan program komputer. Kemudian dapat diketahui apakah pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner valid atau tidak. Validitas di konsultasikan kepada pembimbing dan disetujui kuesioner tersebut digunakan sebagai instrumen dalam peneltian ini. Untuk kuesioner motivasi intrinsik, 10 pertanyaan dinyatakan valid, untuk kuesioner motivasi ekstrinsik 10 pertanyaan dinyatakan valid, dan untuk kuesioner psikologi ibu menopause 10 pertanyaan dinyatakan valid.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama pula. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 pertanyaan motivasi intrinsik, 10 pertanyaan motivasi ekstrinsik dan 10 pertanyaan psikologi ibu menopause yang valid, diolah menggunakan program komputer dengan mencari nilai reliabilitas cronbach’s alfa. Apabila nilai cronbach’s alfa lebih dari 0,6, maka dinyatakan reliabel. Untuk

kuesioner motivasi intrinsik didapat nilai cronbach’s alfa 0,768, maka dinyatakan reliabel dan untuk kuesioner motivasi ekstrinsik cronbach’s alfa 0,769 maka

(56)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), kemudian permohonan izin yang diperoleh akan dikirimkan ke tempat penelitian Desa patumbak Kampung Kec. Patumbak Kab. Deserdang. Setelah mendapat izin dari kepala desa Desa patumbak Kampung Kec. Patumbak Kab. Deserdang, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan responden secara simple random sampling. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti

menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian serta proses pengisian kuesioner. Kemudian calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani surat persetujuan sebagai responden dalam penelitian ini. Setelah itu responden diminta mengisi kuesioner yang akan diberikan oleh peneliti. Responden diberikan kesempatan untuk bertanya selama pengisian kuesioner bila ada yang tidak dimengerti sehubungan dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Setelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan untuk dianalisis.

I. Analisis Data

(57)

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Pada penelitian ini melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan data responden.

b. Coding (Pengkodean Data)

Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel.

c. Processing

Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi (SPSS).

d. Cleansing (Pembersihan data)

Data yang telah di tabulasi, diperiksa kembali kelengkapan dan kebenarannya (Hidayat, 2007).

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisis data dan melalui beberapa tahap :

a. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel yang diteliti, yaitu untuk mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

(58)

juga akan disajikan dalam bentuk frekuensi dan persentase. Motivasi intrinsik dianalisa dalam bentuk skala nominal, yaitu skor data hasil kuesioner akan didistribusikan ke dalam dua kategori yaitu baik dan tidak baik.

Untuk analisa motivasi intrinsik dan ekstrinsik dengan rentang sebesar 10 dan jumlah kategori sebanyak 2 maka diperoleh panjang kelas sebesar 5. Dimana P merupakan panjang kelas (selisih antara nilai tertinggi dengan nilai terendah). Nilai rentang kelas didapat sebesar 5 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, pemberian skor adalah sebagai berikut:

Baik = 6-10

Tidak baik = 0-5

Untuk analisa psikologi ibu menopause dengan rentang sebesar 20 dan jumlah kategori sebanyak 2 maka diperoleh panjang kelas sebesar 10. Dengan P=10 dan nilai terendah = 0 sebagai batas bawah kelas interval pertama, pemberian skor adalah sebagai berikut:

Terganggu = 0-10

Tidak terganggu = 11-20

b. Bivariat

Statistik Bivariat adalah suatu prosedur yang digunakan untuk menerangkan

(59)

kemaknaan (α = 0,05). Apabila nilai x2

hitung > x2 tabel atau nilai probabilitas (p) < 0,05, maka Ho ditolak, yaitu ada hubungan antara variabel bebas dan terikat.

(60)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Januari 2013 - April 2013 di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah responden 52 orang.

Selanjutnya, untuk mengetahui motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan motivasi intrinsik, 10 pertanyaan motivasi ekstrinsik dan 10 pertanyaan psikologi ibu menopause. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, psikologi ibu menopause, motivasi intrinsik dan ekstrinsik dan hubungan motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

1. Karakteristik Responden

(61)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Responden di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli

Serdang (n = 52)

Karakteristik Responden F %

Umur ibu

(62)

responden berumur >55 tahun sebanyak 6 orang (11,5%). Mayoritas pendidikan responden yaitu SD sebanyak 23 orang (44,2%) dan minoritas pendidikan SMA dan PT sebanyak 5 orang (9,6%). Mayoritas pekerjaan responden yaitu IRT sebanyak 36 orang (69,2%) dan minoritas pekerjaan responden yaitu PNS sebanyak 4 orang (7,7%)

2. Psikologi Ibu Menopause

Menurut Varney (2004 :308) selama beberapa dekade, menopause telah di kaitkan dengan masalah psikologis. Menopause merupakan satu masa dalam kehidupan seorang wanita saat ia mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Akibat perubahan fisik tersebut dapat bertahan lama dan dapat mempengaruhi cara wanita menghadapi stres lain yang mungkin muncul pada saat bersamaan (Andrews, 2003 :491)

Penurunan estrogen pada perempuan dapat menyebabkan gangguan psikologis berupa depresi, kurang percaya diri, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurunnya daya ingat dan kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, sulit mengambil keputusan (Pinem, 2009 :396)

(63)

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Psikologi Ibu Menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten

Deli Serdang.

Psikologi ibu menopause F %

Tidak terganggu 37 71,2

Terganggu 15 28,8

Jumlah 52 100

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa keadaan psikologi ibu menopause mayoritas pada kategori tidak terganggu sebanyak 37 orang (71,2%) dan psikologi ibu menopause minoritas adalah kategori terganggu 15 orang (28,8%)

3. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik mempunyai sumber dorongan dari dalam individu yang bersangkutan (Irwanto, et al, 1994 :216)

a. Motivasi Intrinsik ibu meopause

(64)

dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh (tanpa adanya pengaruh dari orang lain)

(65)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Menurut Motivasi Intrinsik Ibu Menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang.

Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % f %

Ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi 43 82,7 9 17,3 Ibu menghindari rokok dan minum – minuman beralkohol 44 84,6 8 15,4 Ibu suka berolahraga secara teratur 31 59,6 21 40,4 Ibu berpendapat bahwa tidak datangnya haid merupakan hal

yang alami

45 86,5 7 13,5

Ibu suka mencari informasi dengan membaca buku 14 26,9 38 73,1 Ibu berharap dengan berhentinya haid ibu tidak akan

direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan

46 88,5 6 11,5

Tanpa ada yang menyuruh ibu mau berkonsultasi ke tenaga kesehatan

12 23,1 40 76,9

Ibu lebih sering berdandan dan memperhatikan penampilannya

31 59,6 21 40,4

Ibu membuat catatan – catatan kecil 28 53,8 24 46,2 Ibu lebih meningkatkan ibadah 45 86,5 7 13,5

(66)

penelitian menunjukkan bahwa Ibu berharap dengan berhentinya haid ibu tidak akan direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan mayoritas responden menjawab dengan benar sebanyak 46 orang (88,5%), sedangkan tanpa ada yang menyuruh ibu mau berkonsultasi ke tenaga kesehatan yang lebih mengetahui permasalahan ketika berhentinya haid mayoritas responden menjawab salah sebanyak 40 orang (76,9%).

b. Kategori Motivasi Intrinsik Ibu Menopause

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Intrinsik Ibu menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa motivasi intrinsik ibu menopause mayoritas pada kategori baik sebanyak 36 orang (69,2%) dan motivasi intrinsik ibu menopause minoritas pada kategori tidak baik 16 orang (30,8%).

Kategori F %

Tidak baik 16 30,8

Baik 36 69,2

(67)

4. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik mempunyai sumber dorongan dari luar (Irwanto, et al, 1994 :216)

a. Motivasi Ekstrinsik ibu menopause

(68)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pernyataan Responden Menurut Motivasi Ekstrinsik Ibu Menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan

Patumbak Kabupaten Deli Serdang.

Berdasarkan Tabel 5.5 pengumpulan data dari kuesioner yang telah Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Ya Tidak

F % F %

Keluarga mengingatkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi 41 78,8 11 21,2 Suami tidak akan memaksa ibu berhubungan seksual 26 50% 26 50% Tenaga kesehatan (Dokter/Bidan/Perawat) pernah

memberikan penyuluhan

32 61,5% 20 38,5%

Tetangga atau masyarakat setempat mengingatkan ataupun memberikan informasi

40 76,9% 12 23,1%

Suami menemani dan mendampingi ibu memeriksakan kesehatannya

20 38,5% 32 61,5%

Keluarga mengingatkan ibu untuk mengikuti anjuran yang diberikan oleh tenaga kesehatan

28 53,85 24 46,2%

Keluarga mengingatkan hal – hal kecil 47 90,4% 5 9,6% Keluarga memaklumi dan menggantikan ibu dalam mengurus

rumah

48 92,3% 4 7,7%

Media informasi, baik itu media cetak maupun elektronika (TV, komputer/internet) memberikan informasi kepada ibu

22 42,3% 30 57,7%

(69)

Kampung Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memanfaatkan waktu untuk mengajak ibu berjalan-jalan mayoritas responden menjawab dengan benar sebanyak 49 orang (94,2%), sedangkan suami menemani dan mendampingi ibu ketika ibu memeriksakan kesehatannya mayoritas responden menjawab salah sebanyak 32 orang (61,5%).

b. Kategori Motivasi Ekstrinsik Ibu Menopause

Tabel 5.6

Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Ekstrinsik Ibu Menopause di Dusun VI Desa Patumbak Kampung Kecamatan Patumbak

Kabupaten Deli Serdang.

Kategori F %

Tidak baik 12 23,1

Baik 40 76,9

Jumlah 52 100

(70)

5. Hubungan Motivasi Intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung individu. Pengaruh ini sangat bergantung pada pandangan masing – masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang menopause (Kasdu, 2002 :35)

Kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik (Kasdu, 2002 :38)

Tabel 5.7

Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Motivasi Intrinsik

Psikologi ibu menopause

Total % P-value OR

Terganggu Tidak terganggu

F % F %

Tidak baik 10 62,5 6 37,5 16 100 0,001 10,333 Baik 5 13,9 31 86,1 36 100

(71)

Berdasarkan Tabel 5.7 dapat diketahui bahwa persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (62,5 %) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (13,9%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P < 0,001 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

6. Hubungan Motivasi Ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Perlu diingat bahwa banyak faktor eksternal dapat memengaruhi bagaimana perasaan wanita, baik secara emosi maupun psikologis, di sekitar masa menopause dan hal ini harus diperhitungkan saat mempertimbangkan pengaruh menopause (Andrews,2003 :469)

(72)

Tabel 5.8

Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Motivasi Ekstrinsik

Psikologi ibu menopause

Total % P-value OR

Terganggu Tidak terganggu

F % F %

Tidak baik 9 75 3 25 12 100 0,001 17,000

Baik 6 15 34 85 40 100

Total 15 28,8 37 71,2 52 100

Berdasarkan Tabel 5.8, dapat diketahui bahwa persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (75%) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (15%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P < 0,001 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause.

B. Pembahasan

1. Psikologi ibu menopause

(73)

merupakan satu masa dalam kehidupan seorang wanita saat ia mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Akibat perubahan fisik tersebut dapat bertahan lama dan dapat mempengaruhi cara wanita menghadapi stres lain yang mungkin muncul pada saat bersamaan (Andrews, 2003 :491).

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak memiliki gangguan psikologi, walaupun masih ditemukan responden yang memiliki gangguan psikologi terhadap menopause

Responden yang memiliki gangguan psikologi tersebut mengatakan bahwa sangat takut dalam menghadapi masa menopause, hal ini disebabkan karena ibu merasa depresi, kurang percaya diri, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurunnya daya ingat dan kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, dan sulit mengambil keputusan

2. Motivasi intrinsik

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa dari 52 orang responden, 69,2% memiliki motivasi baik dan 30,8% memiliki motivasi tidak baik.

(74)

Dari 10 pertanyaan tentang motivasi intrinsik, terlihat motivasi ibu dalam menghadapi menopause karena Ibu berharap dengan berhentinya haid ibu tidak akan direpotkan dengan haid yang datang rutin setiap bulan (88,5%), ibu lebih meningkatkan ibadah ketika ibu merasa gelisah (86,5%) dan Ibu berpendapat bahwa tidak datangnya haid merupakan hal yang alami (86,5%).

Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran, misalnya perubahan psikis pada masa menopause sangat tergantung individu. Pengaruh ini sangat bergantung pada pandangan masing – masing wanita terhadap menopause. Selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik (Kasdu, 2002 :38)

3. Motivasi ekstrinsik

Dari 10 pertanyaan tentang motivasi ekstrinsik, terlihat keluarga memanfaatkan waktu untuk mengajak ibu berjalan-jalan (94,2%), keluarga memaklumi dan menggantikan ibu dalam mengurus rumah ketika rumah tidak terurus (92,3%) dan keluarga mengingatkan hal – hal kecil yang sering dilupakan ibu (90,4%).

(75)

ada dukungan dari orang – orang sekitarnya, khususnya suami sebagai pasangan hidup. Peran positif mereka akan menumbuhkan bahwa kehadirannya masih sangat diperlukan dalam menghadapi hidup ini (Kasdu, 2002 :38)

4. Hubungan Motivasi Intrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Berdasarkan Tabel 5.7 didapatkan bahwa dari 52 responden ternyata persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (62,5%) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (13,5%). Hasil uji statistik dengan analisa chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ada hubungan motivasi intrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

(76)

Menurut Eli Fonna dalam peneltian yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan dan Peran Petugas Kesehatan terhadap Kesiapan Mental Wanita Pra Menopause Menghadapi Menopause di Puskesmas Kota Juang Kabupaten Bireuen Tahun 2012” didapatkan hasil penelitian dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan dan peran petugas kesehatan berpengaruh terhadap kesiapan mental wanita pramenopause.

Menurut Lisnani dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Pramenopause Terhadap Perubahan pada Masa Menopause di Kelurahan Tegal Sari, Kec. Medan denai Tahun 2010” setelah dilakukan uji chi-square disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap ibu pramenopause dalam menghadapi perubahan pada masa menopause dengan nilai P=0,012

Menurut Kasdu (2002;38) kemauan diri untuk memandang hidup yang akan datang sebagai sebuah harapan yang membahagiakan. Dengan kata lain, selalu berfikir positif sehingga setiap kejadian atau peristiwa yang dialami selalu dipandang dari segi baik.

(77)

pengaruh yang negatif pula kepada dirinya yang nantinya hal ini akan mempengaruhi tindakannya (Puspitasari, 2007 :41)

Faktor tersebut sesuai dengan pendapat Taufik (2007) bahwa motivasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kebutuhan, harapan, dan minat.

5. Hubungan Motivasi Ekstrinsik Terhadap Keadaan Psikologi Ibu Menopause

Berdasarkan Tabel 5.8 didapatkan bahwa dari 52 responden ternyata persentase responden yang psikologinya terganggu lebih tinggi pada responden yang mempunyai motivasi tidak baik (75%) daripada responden yang mempunyai motivasi baik (15%). Hasil uji statistik dengan analisa chi-square diperoleh nilai ρ=0,001, ini berarti ada hubungan motivasi ekstrinsik terhadap keadaan psikologi ibu menopause

Gambar

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow
Definisi Operasional Tabel 3.1 Variabel Independen
Tabel 3.2
Tabel 5.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Macromedia Flash Mx yang digunakan dalam pembuata aplikasi ini merupakan gabungan elemen-elemen multimedia taitu : gambar, teks, animasi, dan suara yang menarik yang digabungkan

[r]

Karena alam adalah harta termahal didunia ini dan patut kita wariskan kepada cucu kita nantinya Maromedia Dreamweaver memudah kita dalam mengkreasikan suatu objek kedalam disain

[r]

Maka akan lebih baik jika membuatnya dengan Macromedia Dreamweaver 4 dan untuk memperindahnya menggunakan software yang ada konsep dari website diharapkan dapat membantu

[r]

[r]