• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan

Surabaya merupakan kota yang paling banyak penduduknya no2 setelah jakarta dan masyarakat Surabaya untuk melakukan aktivitasnya mereka lebih banyak menggunakkan kendaraan roda dua dari pada naik angkutan umum, untuk itu di kota Surabaya sering kali terjadi kemacetan

bahkan juga sering terjadi kecelakaan dan kecelakaan yang terjadi itu biasanya dikarenakan banyaknya para pengendara memodifikasi kendaraannya itu tidak memperdulikan aspek-aspek keselamatan bagi sipengendara itu sendiri dan juga masih banyaknya para pengendara dalam berkendara tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas misalkan melakukan zig- zag, menerobos lampu merah. Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut pihak Polantas pada tahun 2005 mengeluarkan ST Kapolda Jatim No. Pol.: ST/899/IX/2005/Dit lantas tanggal 9 september 2005tentang pelaksanaan program kampanye safety riding dengan dua tahap yaitu sosialisasi dan implementasi.

1. Tahap sosialisasi

Tahap yang pertama adalah dengan melakukan sosialisasi untuk program safety riding dilakukan oleh Polantas kota Surabaya dengan mensosialisasikan program safety riding di internal Polri sendiri sosialisasi ini dilakukan dengan cara mengadakan pertemuan dengan Kapolres serta jajaran dan Kasat Lantas jajaran Polwiltabes Surabaya, Kapolsekta jajaran Polwitabes Surabaya, selain itu juga melakukan pemeriksaan kendaraan kepada setiap anggota pada waktu apel pagi, setelah melakukan sosialisai di internal Polri pihak Polantas melakukan kerjasama dengan instansi-instansi samping dalam mengkampanyekan program safety riding misal dengan club-club motor di kota Surabaya, dealer- dealer motor di Surabaya, dan dinas perhubungan, pihak Polantas juga juga melakukan kegiatan seperti pks, boneka semeru, dan

open house, dan pihak Polantas juga mensosialisasikan program safety riding melalui media cetak dan elektronik, dan membagikan brosur ,serta memasang spanduk, dan pengeras suara di setiap pos-pos lantas, dan menempatkan anggota di setiap ruas-ruas jalan kota Surabaya.

Tahap sosialisasi yang di lakukan oleh pihak Polantas kota Surabaya sudah terimplementasi sesuai dengan Agustino (2006 : 22) proses pembuatan kebijakan merupakan serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu dimana pada tahun 2005 pihak Kapolda membuat suatu kebijakan mengenai program safety riding yang kemudian di turunkan ke Satlantas Polwiltabes kota Surabaya melalui ST Kapolda Jatim No. Pol.: ST/899/IX/2005/Dit lantas tanggal 9 september 2005 tentang pelaksanaan program kampanye safety riding yang tercantum dalam buku petunjuk mengenai pelaksanaan program safety riding di mana dalam mensosialisasikan program safety riding di internal Polri sendiri para Polantas melakukannya dengan cara mengadakan pertemuan di setiap jajaran dan melakukan pemeriksaan kendaraan bermotor para anggota setiap apel pagi, dan pihak Polantas juga melakukan kerjasama dengan instansi samping seperti club-club motor, dealer dan Dinas perhubungan dimana dilakukan dengan cara membagi tugas dimana club-club motor dalam mensosialisasikan program safety riding dengan memberi tahu kepada para pengendara dalam memodifikasi kendaraannya tidak perlu mengurangi aspek-aspek keselamatan serta agar dalam berkendara mengenakan atribut kendaraan seperti jaket, helm

standart nasional indonesia, sedangkan untuk para petugas Polantas bertugas untuk memberi pengetahuan tentang rambu-rambu lalu lintas yang harus di taati oleh pengendara, untuk dinas perhubungan lebih condong dengan memberi bantuan dalam pemasangan atau perawatan sarana prasarana, untuk kegiatan sosialisasi dengan mengadakan pks, boneka semeru dan open house para pihak Polantas mengajak dan mengajarkan anak-anak untuk berpatroli serta dalam bertugas untuk mensosialisasikan program safety riding para petugas juga mengenakan pakaian seperti boneka dengan membawa papan yang bertuliskan safety riding, dan sosialisasi program safety riding juga dilakukan melalui media cetak dan elektronik untuk media cetak pihak Polantas melakukan kerjasama dengan jawa pos, dan untuk media elektronik dengan mengadakan dialog interaktif melalui televisi dan radio di kota Surabaya, selain itu para petugas juga memasang spanduk-spanduk di setiap pinggir jalan, dan petugas juga melakukan publik adress yang bersifat edukasi.

2. Tahap implementasi

Untuk tahap implementasi para petugas Polantas mempunyai cara bertindak sendiri dalam mensosialisasikan program safety riding agar dapat di terima di masyarakat, selain itu pihak Polantas juga menempatkan anggota- anggotanya di setiap koridor program safety riding agar sosialisasi program safety riding dapat diterima masyarakat luas.

Untuk tahap implementasi sesuai dengan Islamy (2004 : 102) dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dirumuskan, yaitu peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan public baik itu menyangkut kegiatan-kegiatan ataupun peristiwa-peristiwa dan hal ini juga sesuai dengan ST Kapolda Jatim No. Pol.: ST/899/IX/2005/Dit lantas tanggal 9 september 2005 tentang pelaksanaan program kampanye safety riding yang tercantum dalam buku petunjuk pelaksana mengenai program safety riding, dimana para Polantas melakukannya dengan cara menghimbau kepada masyarakat mengenai program safety riding dengan memberikan tindakan dan teguran apabila ada yang melanggar,para petugas juga membagikan brosur/leafleat himbauan kepada pengguna jalan tentang program safety riding, dalam menjalankan tugasnya para petugas membawa papan himbauan tentang program safety riding, serta anggota melaksanakan publik adress yang bersifat edukasi di pos-pos melalui pengeras suara/meghapone, dan anggota di tempatkan di setiap koridor program safety riding mulai jam 06.00-18.00Wib.

Di tahap implementasi mengenai program safety riding masih ada yang belum terimplementasi dengan baik, karena sesuai dengan Islamy (2004 : 102) implementasi kebijakan dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah program dirumuskan, yaitu peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan public baik itu menyangkut kegiatan-kegiatan ataupun peristiwa-

peristiwa dan hal ini juga sesuai dengan ST Kapolda Jatim No. Pol.: ST/899/IX/2005/Dit lantas tanggal 9 september 2005 tentang pelaksanaan program kampanye safety riding yang tercantum dalam buku petunjuk pelaksana mengenai program safety riding, di mana dalam hal pemberian himbauan mengenai program safety riding para Polantas masih ada yang menindak dengan memberi tilangan padahal masih dalam tahap sosialisasi, sedangkan untuk membawa papan himbauan para anggota Polantas yang bertugas pun juga masih terlihat ada yang tidak membawa papan himbauan mengenai program safety riding namun ada juga yang membawa papan himbauan mengenai program saety riding, untuk pembagian brosur sudah terimplementasi di karenakan para petugas waktu bertugas juga memberikan brosur / leaflet mengenai program safety riding, sedangkan anggota yang melaksanakan publik adress juga masih belum terimplementasi di karenakan para Polantas dalam memberikan aturan kepada pengendara mengenai cara berkendara seperti roda dua harus di sebelah kiri melalui mega phone masih jarang dilakukan, sedangkan untuk penempatan anggota Polantas mulai pukul 06.00-18.00 juga maasih belum terimplementasi dikarenakan masih banyak para petugas Polantas waktu bertugas mulai pukul 10.00 sudah tidak aa di pos-pos lantasnya.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang IMPLEMENTASI KEBIJAKAN POLANTAS MELALUI PROGRAM SAFETY RIDING UNTUK MENEKAN ANGKA KECELAKAAN DI KOTA SURABAYA 1. Tahap sosialisasi

Untuk sosialisasi program safety riding yang dilakukan oleh satlantas Polwil tabes kota Surabaya terdiri dari sosialisasi internal Polri dilakukan dengan cara melakukan pertemuan dengan setiap jajaran di Polri dan melakukan pemeriksaan kendaraan setiap anggota pada saat apel pagi, melakukan kerjasama dengan instansi – instansi samping , serta mengadakan pks, boneka semeru dan open house, serta mensosialisasikan melalui media cetak dan media elektronik, serta melakukan pembagian brosur, pemasangan spanduk, dan pamfleat dan penempatan anggota di setiap ruas-ruas jalan jadi tahap sosialisasi yang di lakukan oleh Polantas kota Surabaya sudah terimplementasi dengan baik.

2. Tahap implementasi

Untuk tahap implementasi yang di lakukan oleh Polantas kota Surabaya di lakukan dengan cara menghimbau kepada para pengguna jalan agar dalam berkendara hendaknya lebih mematuhi peraturan lalu lintas, serta dalam bertugas para anggota membawa papan kecil yang bertuliskan safety riding

para petugas juga melakukan public adress di setiap jalan melalui mega phone atau pengeras suaa dan ini juga jarang dilakukan oleh para petugas Polantas kota Surabaya dalam mensosialisasikan program safety riding dan menempatkan anggota-anggota di setiap koridor program safety riding pada pukul 06.00-18.00 dan itu pun sekitar pukul 10.00 banyak para petugas yang tidak ada di tematnya. Jadi untuk tahap implementasi ini masih ada yang belum terimplementasi dengan baik.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan serta kesimpulan di atas, adapun saran yang

dapat diberikan adalah :

1. Dalam melakukan sosialisasi program safety riding hendaknya para

petugas Polantas tidak hanya melakukan sosialisasi di sekitar jalan utama saja yang menjadi koridor program safety riding dan dalam sosialisasi program safety riding para Polantas melakukannya secara terus-menerus. 2. Agar cara bertindak para Polantas itu lebih sering-sering menggunakan

megaphone atau pengeras suara dalam mensosialisasikan program safety riding serta dalam bertugas agar tidak meningalkan posnya.dan lebih di terapkan terus program safety riding yang sudah berjalan ini. Hendaknya kalau ada yang melanggar segera di beri tindakan kalau memang masih tahap sosialisasi cukup di beri himbauan saja namun kalau masih melanggar segera di beri sanksi yang tegas .

Dharma, Agus, 2001, Manajemen Supervisi, Jakarta : Rajawali Pers, 1991. Pengantar Psikologi, Jakarta : Erlangga.

Dimyanti Dan Mudjiono, 199. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta.

Islamy, Irfan .2003. Prinsip - Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara, Jakarta :Bumi Aksara

Moleong, Lexy J.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik (Formulasi, Implementasi, Dan Evaluasi), Jakarta : Gramedia

Sujak, Abi, 1990. Kepemimpinan Manajer (Eksistensinya Dalam Perilaku Organisasi), Jakarta : Rajawali.

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

ST Kapolda Jatim No. Pol. : ST/899/IX/ 2005/Dit lanta tanggal 9 september 2005,

tentang pelaksanaan program kampanye safety riding.

Wahab, Solichin Abdul. 2004. Analisis Kebijaksanaan (Dari Formulasi Ke

Dokumen terkait