• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

2. Pembahasan

2.1 Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan

Penelitian ini merupakan lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Everina simanjuntak yaitu pengaruh kemampuan supervisi kepala ruangan

terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan kepala ruangan dalam memberikan supervisi sebelum diberikan pelatihan sudah dalam ketegori baik yaitu 93,10% dan setelah diberikan pelatihan kemampuan kepala ruangan semakin meningkat yaitu 100% sudah baik.

Setelah 5 bulan dilakukan penelitian lanjutan tentang pelaksanaan supervisi kepala ruangan, dan hasil yang diperoleh bahwa dengan kemampuan kepala ruangan yang sudah 100% baik diperoleh pelaksanaan supervisi 86,5% baik. Penurunan persentasi ini dipengaruhi oleh waktu penelitian lanjutan yang lama dilakukan. Walaupun terjadi penurunan tetapi pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan masih tergolong baik.

Hasil analisa data diperoleh bahwa 86,5 % pelaksanaan supervisi sudah baik, namun masih ada 13,5% pelaksanaan supervisi masih kurang baik (Tabel 6). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang terencana seorang kepala ruangan melalui aktifitas bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan evaluasi pada stafnya dalam melaksanakan kegiatan atau tugas sehari-hari sudah terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suarli & Bachtiar, (2008) bahwa Supervisi seharusnya memberikan bekal kepada bawahan, dengan bekal tersebut bawahan seharusnya dapat melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik . Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan misi, falsafah, tujuan dan rencana

yang spesifik untuk mencapai tujuan. Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif, merangsang kreativitas dan motivasi. (Supratman dan Sudaryanto, 2008).

2.1.1 Tehnik Supervisi

Supervisi secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang perawatan (Suyanto, 2008). Pada indikator tehnik supervisi ada 91,1 % tehnik supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan sudah baik (Tabel 2). Namun masih ada 37,8% kepala ruangan dalam memberikan pengarahan masih menggunakan kata yang berbelit-belit (Lampiran 7). Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Dharma, (2003) bahwa agar dapat memimpin secara efektif seorang supervisor harus mampu berkomunikasi dengan jelas mengharapkan yang terbaik dari orang-orangnya berpegang pada tujuan dan berusaha memperoleh komitmen. Dari hasil penelitian terdapat 74,3% kepala ruangan sering mengontrol kerja perawat pelaksana (Lampiran 7). Hal ini sesuai dengan pernyataan Bachtiar dan Suarly (2009) bahwa kegiatan yang merupakan bagian integral dari supervisi dalam keperawatan mencakup pelaporan, pembagian tugas, pemberian arahan, pengamatan, penilaian, pembimbingan, dan pendidikan pekerja. Supervisi keperawatan meyakinkan bahwa semua pasien menerima asuhan seperti yang seharusnya.

2.1.2 Prinsip Supervisi

Menurut Arwani (2006) agar seorang perawat mampu melakukan kegiatan supervisi secara benar, ia harus mengetahui dasar dan prinsip – prinsip supervisi. Prinsip supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah berada pada kriteria baik yaitu 93,2%, dan pada kriteia kurang baik 6,8% (Tabel 3). Hal ini menunjukkan bahwa kepala ruangan selaku supervisor telah melaksanakan prinsip supervisi dengan baik. Dalam prinsip supervisi 70,3% kepala ruangan memberikan pengarahan tidak hanya memberikan pengarahan pada perawat yang dikenalnya saja, dan 66,2% kepala ruangan telah menyusun materi supervisi sebelum melaksanakan supervisi (Tabel 3). Hal telah sesuai dengan pendapat Arwani, (2006) bahwa prinsip supervisi harus memenuhi syarat antara lain didasarkan atas hubungan professional bukan hubungan pribadi dan kegiatan yang harus direncanakan secara matang, bersifat edukatif, memberikan perasaan aman pada perawat pelaksana dan harus mampu membentuk suasana kerja yang demokratis.

2.1.3 Kegiatan Rutin Supervisi

Supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan harus memiliki target tertentu untuk dicapai. Target tetrsebut sangat bervariasi, antara lain dengan supervisi diharapkan pelaksanaan tugas akan sesuai dengan pola yang disepakati (Arwani,2006). Kegiatan rutin supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah dalam

kategori baik, yaitu 85,5% (Tabel 4). Hal ini terlihat dari 70,3% kepala ruangan bekerja sama dengan perawat pelaksana untuk mengidentifikasi kelengkapan pendokumentasian, dan 71,6% kepala ruangan sering berdiskusi dengan perawat pelaksana tentang hal-hal yang sudah dicapai dan yang belum tercapai (lampiran 9). Menurut Arwani, (2006) dalam kegiatan supervisi kepala ruangan harus melibatkan semua orang bukan sebagai pelaksana pasif, namun secara bersama-sama sebagai mitra kerja yang memiliki ide- ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai, dan diikutsertakan dalam usaha perbaikan proses kegiatan termasuk proses keperawatan.

2.1.4 Model Supervisi

Model supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan di Rumah sakit Islam Malahayati Medan sudah tergolong baik yaitu 85,1% (Tabel 1.5). Dari hasil penelitian diperoleh 64,9% Supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan tidak hanya mengetahui kesalahan perawat pelaksana saja (Lampiran 9). Menurut Farington dalam Supratman dan Sudaryanto, (2008) bahwa supervisi klinik dilakukan untuk membagi pengalaman supervisor kepada para perawat sehingga ada proses pengembangan kemampuan professional yang berkelanjutan. Kegiatan supervisi klinik keperawatan di rumah sakit dilakukan dengan sangat sistematis. Peran dan kedudukan perawat supervisor begitu penting. Peran supervisor dapat menentukan apakah pelayanan keperawatan mencapai standar mutu atau tidak (Supratman dan Sudaryanto,2008)

2.2 Kinerja Perawat Pelaksana

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Everina Simanjuntak kinerja perawat sebelum dilakukan pelatihan terhadap kepala ruangan diperoleh 100% baik dan sesudah dilakukan pelatihan diperoleh 100% kinerja baik juga. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan setelah 5 bulan diperoleh bahwa terjadi penurunan kualitas kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan yaitu 83,8% kinerja perawat baik, dan 16,2% kinerja perawat kurang baik (Tabel 12). Hal ini disebabkan karena waktu penelitian yang dilakukan setelah adanya intervensi cukup panjang, walaupun terjadi penurunan tetapi secara keseluruhan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan masih tetap dalam kategori baik.

Kinerja perawat merupakan aktivitas perawat dalam mengimplementasikan sebaik-baiknya suatu wewenang, tugas dan tanggungjawabnya dalam rangka pencapaian tujuan tugas pokok profesi dan terwujudnya tujuan dan sasaran unit organisasi Slamet Haryono, (2004) dalam Faizin A dan Winarsih, (2008). Secara keseluruhan kinerja perawat pelaksana pada setiap aspek yang dinilai dengan standard asuhan keperawatan sudah baik. Penilaian kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dilihat berasarkan uraian tugas dalam standar asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

2.2.1 Pengkajian

Kinerja perawat pelaksana dalam proses pengkajian di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik, dari 74 responden terdapat (86,5%) proses pengkajian yang dilakukan oleh perawat pelaksana baik, dan 13,5% pengkajian yang dilakukan kurang baik (Tabel 7). Namun dari hasil penelitian diperoleh bahwa 50% perawat masih jarang melakukan pengkajian berdasarkan bio,psiko,sosio, dan kultural (Lampiran 7). Hal ini masih kurang sesuai dengan pendapat Perry dan Potter, (2005) data dasar keperawatan harus secara global dan mencakup suatu pengkajian mendalam dari dimensi fisiologis, psikologis,sosiokultural dan perkembangan dan spiritual klien. Menurut pendapat Bachtiar dan Suarly, (2009) bahwa perawat harus memiliki pengalaman yang mendalam tentang pengetahuan fisiologi, psikologi, sosial dan kultural pasien.

2.2.2 Diagnosa

Hasil penelitian diperoleh bahwa kinerja perawat pelaksana dalam proses diagnosa di Rumah sakit Islam Malahayati Medan sudah baik, dimana sebanyak 94,6% perawat melakukan proses diagnosa dengan baik, dan hanya 5,4% perawat melakukan proses diagnosa kurang baik (Tabel 8). Dalam tahapan diagnosa terdapat 58,1% perawat pelaksana telah mengklasifikasi dan menganalisa data/hasil pengkajian (Lampiran 7). Hal ini sesuai dengan pendapat Potter dan Perry (2005) bahwa proses diagnostik mencakup analisis

kritis dan interpretasi data, identifikasi masalah klien dan perumusan diagnosa keperawatan.

2.2.3 Perencanaan

Kinerja perawat pelaksana dalam proses perencanaan di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik. Dimana sebanyak 90,5% perawat telah melakukan perencanaan dengan baik, dan hanya 9,5% perencanaan yang masih kurang baik (Tabel 9). Hal ini bisa dilihat dari 68,9% perawat pelaksana telah bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya (Lampiran 7). Menurut Nursallam, (2003) bahwa selama perencanaan perawat berkolaborasi dengan klien dan keluarganya juga berkonsultasi dengan tim kesehatan lainnya. Menurut Nursallam, (2001) bahwa klien dan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam pelayanan keperawatan harus dilibatkan dalam penyusunan rencana tindakan

2.2.4 Implementasi

Berdasarkan hasil penelitian kinerja perawat pelaksana dalam proses implementasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah dalam kategori baik yaitu 89,2% perawat telah melakukan implementasi dengan baik, dan hanya 10,8% yang melakukan implementasi kurang baik (Tabel 9). Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata perawat telah menuangkan rencana asuhan ke dalam tindakan. Menurut Potter dan Perry (2005) menjelaskan bahwa selama implementasi, perawat mengkaji dan mengobservasi respon klien,

memodifikasi rencana asuhan keperawatan, mengidentifikasi area bantuan, mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan perencanaan.

2.2.5 Evaluasi

Berdasarkan hasil penelitian kinerja perawat pelaksana dalam proses evaluasi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 97,3% perawat pelaksana telah melakukan proses evaluasi dengan baik, dan hanya 2,7% perawat yang melakukan evaluasi kurang baik (Tabel 10). Terdapat 68,9% perawat pelaksana megevaluasi setiap perkembangan pasien, dan 59,5% mendokumentasikan hasil evaluasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Marliynn E doenges, (2000) bahwa bila perawatan telah dilaksanakan harus dipantau dan dicatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mendokumentasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan disimpan pada masing-masing status atau pada tempat khusus, sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat.

2.3 Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Supervisi keperawatan merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat (Depkes, 1999 dalam

Winarsih dan Faizin, (2008). Kegiatan supervisi harus dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuahan keperawatan (Arwani, 2006). Pengaruh supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dibuktikan oleh penelitian Hotmaida (2003) yang mengatakan bahwa ada pengaruh antara pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Sidoarjo.

Hasil uji Chi Square yang dilakukan pada penelitian pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan teradap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan diperoleh bahwa nilai p=0,033 (p<0,05) dengan nilai kemaknaan adalah 5%. Hal ini menunjukkan bawa ada pengaruh yang bermakna antara pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Indra Ferdiansyah, (2006) mengatakan bahwa supervisi mampu memotivasi perawat untuk bekerja dengan lebih baik akan pada pencapaian kinerja yang tinggi, khususnya untuk rumah sakit yang merupakan suatu organisasi yang mempunyai fungsi pelayanan kesehatan yang optimal pada masyarakat. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Rachman, (2006) bahwa supervisi yang tepat dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat. Kepuasan kerja perawat meningkatkan kinerjanya dan berdampak bagi prestasi kerja, disiplin dan kua litas kerja.

Adanya pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah sakit Islam Malahayati Medan dapat dilihat dari hasil penelitian diperoleh bahwa 77,03% perawat yang disupervisi dengan baik

memberikan kinerja yang baik. Hal ini diperkuat oleh penelitian Nur Izzah, (2002) bahwa terdapat hubungan antara tehnik dan frekuensi supervisi kepala ruangan teradap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Batang Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Swanburg, (1999) bahwa supervisi merupakan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja perawat.

Namun pada penelitian ini terdapat 6,7% perawat disupervisi baik tetapi kinerjanya kurang baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat tersebut salah satunya adalah lama kerja perawat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian bahwa masih ada 13,5% perawat bekerja dibawah 1 tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat Tanjary, (2009) bahwa masa kerja berpengaruh terhadap kinerja perawat, semakin lama masa kerja seorang perawat semakin banyak pengalaman yang diperolehnya dalam pekerjaannya sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini diperkuat lagi oleh penelitian yang dilakukan oleh Winarsih dan Faizin, (2008) bahwa ada hubungan antara lama kerja perawat dengan kinerja perawat. Menurut Iliyas, (1999) ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kinerja dan kerja yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis yang mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kerja personal.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraiakan kesimpulan dan saran sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

1. Kesimpulan

1.1.Secara keseluruhan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan sudah dalam kategori baik. Pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan dilihat berdasarkan beberapa indikator yaitu tehnik supervisi, prinsip supervisi, kegiatan rutin supervisi, dan model supervisi dan semua indikator tersebut sudah dalam kategori baik. Pada indikator tehnik supervisi 91,9% tehnik supervisi sudah baik, indikator prinsip supervisi keperawatan 93,2% prinsip supervisi sudah baik, pada indikator kegiatan rutin supervisi 85,5% sudah baik, dan pada indikator model supervisi 85,1% model supervisi sudah baik. Sehingga disimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik yaitu 86.5%. 1.2.Kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

dikategorikan dalam dua kategori yaitu baik dan kurang baik. Secara keseluruhan kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan sudah baik yaitu 83,8%. Penilaian kinerja perawat pelaksana dilihat dari beberapa indikator yaitu pengkajian 86,5% baik, diagnose 94,6% baik, perencanaan 90,5% sudah baik, implementasi 89,2% baik, dan evaluasi 97,3% sudah baik.

1.3.Hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan sudah baik, dan kinerja perawat pelaksana juga baik, sehingga ada pengaruh yang bermakna antara pelaksanaan supervisi terhadap kinerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Hasil yang diperoleh yaitu nilai p=0,03, yang artinya ada pengaruh antara pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana di rumah sakit islam malahayati medan. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 57 orang perawat yang mendapat supervisi yang baik juga memberikan kinerja yang baik. Namun terdapat 8 orang perawat yang supervisinya baik tetapi kinerjanya kurang baik. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya faktor lain yang mempengaruhi kinerja perawat tersebut salah satunya adalah lama kerja perawat

2. Saran

1. Bagi Praktek Keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bagaimana gambaran pelaksanaan supervisi dan kinerja perawat pelaksana, sehingga diharapkan dalam praktek manajeman keperawatan kepala ruangan sebagai supervisor mengetahui faktor-faktor apa saja yang perlu ditingkatkan, seperti kegiatan rutin dan model supervisi sehingga pelaksanaan supervisi akan lebih baik yang nantinya akan meningkatkan kinerja perawat.

2. Penelitian Keperawatan

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Islam malahayati Medan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pelaksanaan supervisi dan kinerja perawat pelaksana dengan melihat indikator yang berbeda pada pelaksanaan supervisi dengan teori yang lain, dan penggunaan indikator kinerja yang lebih lengkap. Penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan dengan metode observasi langsung sehingga faktor bias berupa subjektivitas perawat dapat dihindari. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian tentang faktor –faktor yang lain seperti lama kerja, motivasi individu, dan faktor psikologi individu yang dapat mempengaruhi kinerja perawat di rumah sakit tersebut.

3. Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan diharapkan menetapkan tugas-tugas rutin setiap kepala ruangan sebagai supervisor sehingga akan dapat memperbaiki proses pelaksanaan supervisi yang belum maksimal seperti pada model supervisi yang dilaksanakan di rumah sakit tersebut belum maksimal. Pihak rumah sakit diharapkan memperhatikan kebutuhan setiap perawat melalui kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sehingga perawat tersebut lebih mengetahui standar keperawatan yang lebih baik, yanga akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Chandra Yoga. (2003). Manajemen AdministrasiRumah Sakit. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia (UI-Press)

Arwani dan Heru Supriyatno. (2005), Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta

Azwar, Azrul. (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Binarupa Aksara

Budiarto, Eko. (2001). Biostatistika untuk Kedokteran Dan Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: EGC

Budiyanto. (2006). Analisis Hubungan Antara Motivasi dan Kemampuan Kerja

Perawat dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pada RSU Tarakan Jakarta. Diambil pada tanggal 15 Oktober 2009 dari

Dahlan, S.M. (2004). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Arkans Dharma, Agus. (2003). Manajemen Supervisi: Petunjuk Praktis bagi Para

Supervisor. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di

Unit Ruang Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes

Faizin, A & Winarsih, (2008). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Lama Kerja

Perawat Dengan Kinerja Perawat Di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali. Diambil pada tanggal 29 Mei 2010 dari .

Ferdiansyah, Indra. (2006). Pengaruh Beberapa Faktor Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Perawat Bagian Penyakit Dalam RSU dr. Soetomo Surabaya. Daiambil pada tanggal 30 Mei 2010 dari www.

Hasanbasri. (2007). Pengembangan Manajemen Kinerja Perawat dan Bidan

Evaluasi Pelatihan di Kulon Progo. Diambil pada tanggal 10 Oktober

2009 dari

Hasniaty. A. G. (2002). Hubungan Kompetensi Supervisi Kepala Ruangan dengan

Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RS OMNI Medical Center Jakarta. Diambil pada Tanggal 10 Oktober 2009 dari

Hidayat AA. (2001). Pengantar Dokumentasi Proses keperawatan. EGC: Jakarta. Huber, D. (2000). Leadership and Nursing Care Management. 2nd. Philadelphia:

W.B. Saunders Company

Ilyas, Y. (1999) Kinerja: Teori penilaian dan penelitian. Jakarta: FKM UI

Izzah, Nur. (2002) Hubungan Yehnik Dan Frekuensi Kepala Ruangan Dengan

Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Batang Jawa Tengah. Diambil pada tanggal 20 Juni 2010 dari .

Mathis, Robert. L. & Jackson, Jhon. H. (2002). Manajemen Sumber Daya

Manusia. Buku 2. Jakarta : P.T. Salemba Emban Patria

Maryadi. (2006). Hubungan Kepuasan Kompensasi Jasa Pelayanan dengan

Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Sleman Tahun 2006. Diambil pada tanggal 14 Oktober 2009 dari

Doenges,Marilyn E. (2000). Penerapan Proses Keperawatan Dan diagnosa

Keperwatan. Edisi 2. Jakarta.EGC

Muninjaya, A.A.G. (1999). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: P.T Rineka Cipta:EGC.

Nursalam. (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik

Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Mediaka

Potter,P.A & Perry A. G. (2005) Buku Ajar Fundamental Keperawatan:Konsep,

Proses Dan Praktik. Jakarta: EGC

Prawirosentono, S. (1999). Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan

Kinerja Karyawan. Yokyakarta: BPFE

Siagian, Hotmaida. (2003). pengaruh supervisi kepala ruang rawat inap,

kemampuan, motivasi dan imbalan tenaga perawat pelaksana terhadap kinerja tenaga perawat pelaksana diruang rawat inap rsud sidoarjo.

Diambil pada tanggal 29 Mei 2010 dari

Siregar, Marni. (2008). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana

Suarli, S. & Bahtiar. (2009). Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan

Praktik. Jakarta: Erlangga

Sudaryanto, A &Supratman. (2008). Model-Model Supervisi Keperawatan Klinik. Diambil pada tanggal 29 Mei 2010 dari

Sutanto, (2008). Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di

Rumah Sakit. Jokjakarta:Mitra Cendikia Press

Swanburg, Russel.C. & Swanburg, Richard.J. (1999). Introductory Management

and Leadership for Nurses. Second Edition. Canada : Jones and Bartlett

Publisher

Swanburg, R.C. (2000). Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan.

Terjemahan. Jakarta: EGC

Tanjary. (2009). Hubungan karasteristik Perawat dengan Kinerja Perawat. Diambil pada tanggal 14 Oktober 2009 dari

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Raja Wali Press

Wiyana, Muncul. (2008). Supervisi dalam Keperawatan. Diambil pada tanggal 10

Oktober 2009. Dari

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan Terhadap kinerja Perawat pelaksana Ruang Rawat Inap Rumah sakit Islam Malahayati Medan

Oleh

Mei Junita Nainggolan

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi adanya pengaruh pelaksanaan supervisi kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Malahayati Medan.

Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana tidak akan memberikan dampak yang membahayakan bagi Bapak/Ibu. Jika Bapak/Ibu bersedia maka saya akan memberikan kuisioner kepada Bapak/Ibu meliputi data demografi, pelaksanaan supervisi dan penilaian kinerja perawat pelaksana.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Semua informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Jika Bapak/Ibu bersedia menjadi peserta dalam penelitian ini, maka silahkan Bapak/Ibu menandatangani formulir persetujuan ini.

Medan,………

Peneliti Responden

Lampiran 2

No Responden :…………. KUESIONER PENELITIAN

1. Data Demografi Responden Nama (inisial) : Jenis Kelamin :

Pendidikan Terakhir : SPK D3 Sarjana

Usia :

Masa Kerja :

Unit Bekerja :

2. Kuesioner Pelaksanaan Supervisi yang Dilakukan oleh Kepala Ruangan Berilah tanda (√) pada kolom angka yang ada disebelah kanan pada masing – masing butir pernyataan dengan pilihan sebagai berikut:

SLD = Selalu dilakukan dilakukan SD = Sering dilakukan

JD = Kadang-kadang dilakukan TD = Tidak dilakukan sama sekali

No PERNYATAAN TD JD SD SLD

1.

2.

3.

TEHNIK SUPERVISI

Kepala ruangan saya memberikan pengarahan kepada perawat pelaksana secara langsung dan lengkap

Setiap memberikan pengarahan, kepala ruangan saya menggunakan kata-kata yang tidak berbeli-belit.

Materi arahan yang diberikan oleh kepala ruangan sudah sesuai dengan standar keperawatan

No PERNYATAAN TD JD SD SLD 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

Kepala ruangan saya memberikan pengarahan kepada perawat pelaksana tidak sekaligus dalam satu hari

Kepala ruangan saya selalu mengontrol kerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan

Dokumen terkait