• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Gambaran umum lokasi

Wisata Tanjung Pasir

Pantai Tanjung Pasir merupakan adalah salah satu pantai yang ada di kecamatan Teluk Naga, pantai ini memiliki luas sekitar 10 hektar. Kawasan Tanjung Pasir merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut 1 m dengan suhu udara 370 C. Jarak tempuh dari pusat Ibu kota Kabupaten adalah 54 km. Pantai Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai berpasir yang masih ditumbuhi hutan mangrove di bagian barat. Selain itu, Tanjung Pasir pada masa penjajahan Belanda dan Jepang pernah dijadikan benteng pertahanan. Pantai wisata ini dikelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2007 (DKP Kab. Tangerang 2012).

Wilayah Desa Tanjung Pasir termasuk strategis karena terletak diantara kota Tangerang dan Jakarta. Letak geografis Desa Tanjung Pasir adalah 106020’ -1060 43’ Bujur Timur dan 60 00’ – 60 20’ Lintang Selatan. Menurut BPS Kabupaten Tangerang (2014) Desa Tanjung Pasir mempunyai luas 5 642 km2

(sekitar 570 Ha) dengan batasan wilayah Desa, yaitu sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegalangus 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung.

Pengelolaan Pantai Tanjung Pasir dilakukan secara swadaya antara masyarakat sekitar dengan TNI AL. Terdapat biaya tiket masuk yang dikenakan wisatawan yang berkunjung ke pantai tersebut. Biaya ini dihitung berdasarkan kendaraan yang digunakan dan jumlah rombongan. Biaya kumulatif antara biaya masuk dan biaya parkir berkisar antara Rp. 20 000 (untuk motor) sampai Rp. 600000 (untuk mobil). Secara aksesibilitas, Pantai Tanjung Pasir hanya memiliki satu jalur darat. Ukuran jalan saat memasuki desa Tanjung Pasir hanya memiliki lebar 4 meter sehingga sangat rentan terjadi kemacetan apabila arus lalu lintas padat. Kondisi fisik jalan saat ini sebagian besar mengalami kerusakan yang cukup buruk, sehingga wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi harus berhati-hati dan laju kendaraan rata-rata hanya 30 km/jam.

Panorama pantainya yang cukup baik menjadikan objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan lokal (wilayah Tangerang dan sekitanya). Dalam rangka mendukung potensi tersebut, fasilitas yang telah dikembangkan di Pantai Tanjung Pasir yaitu lapangan parkir, tempat duduk, warung makan, pelayanan keamanan, jasa penyebrangan ke pulau, dan infrastruktur pendukung (dermaga tradisional, MCK, toilet, mushola). Trend kunjungan wisatawan di Pantai Tanjung Pasir dalam enam tahun terakhir menunjukkan nilai positif atau penambahan jumlah wisatawan setiap tahunnya (Gambar 8). Hasil jumlah kunjungan wisatawan di Pantai Tanjung Pasir akan terus meningkat sampai titik maksimal. Titik maksimal tersebut akan terjadi ketika wisatwan secara keseluruhan mulai mencari alternatif objek wisata yang sesuai, baik secara lingkungan maupun ekonomi.

22

Gambar 8 Jumlah kunjungan wisata Pantai Tanjung Pasir (Sumber: Dinpar Kab. Tangerang 2014)

Wisata Untung Jawa

Pulau Untung Jawa yang berada dalam wilayah Kepulauan Seribu yang sudah menjadi Kabupaten Kepulauan Seribu pada tahun 1999 dan diatur dalam UU 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan DKI Jakarta. Pulau Untung Jawa memiliki luas 40.1 Ha. Pulau ini memiliki berbagai potensi wisata, terutama letak strategisnya yaitu hanya berjarak 4.67 km dari Tanjung Pasir (Banten) dan 12.5 km dari Kali Adem atau Muara Angke (Jakarta). Memiliki 11 akses transportasi dari Tangerang, Jakarta, dan Bekasi sehingga memudahkan wisatawan berkunjung ke pulau tersebut. Akses jalur masuk menuju Pulau Untung Jawa, yaitu: Tanjung Kait, Tanjung Pasir, Muara Kamal, Kamal, Muara Angke, Pantai Mutiara, Sunda Kelapa, Marina Ancol, Tanjung Priok, Kali Baru, dan Marunda.

Secara administratif wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa memiliki batasasan yang meliputi:

1. Bagian Utara berbatasan dengan Kelurahan Pulau Panggang

2. Bagian Timur berbatasan dengan Laut Jawa atau Tanjung Karawang–

Jawa Barat

3. Bagian Selatan berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara atau Provinsi Banten

4. Bagian Barat berbatasan dengan Kelurahan Pulau Pari.

Pulau Untung Jawa menarik wisatawan dari kalangan menengah khususnya dari wilayah Jabodetabek. Wisatawan dapat menikmati keindahan alamnya serta menikmati beberapa atraksi dan olahraga air. Berkeliling hutan bakau dan mangrove dengan sepeda yang juga menjadi tempat konservasi tanaman tersebut. Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2014 total wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa berjumlah 1 431 895 orang dan menempati peringkat pertama dari 12 pulau yang menjadi tujuan wisata di Kepulauan Seribu. Obyek wisata alam Pulau Untung Jawa berupa pemandangan alam yang indah. Pulau ini memiliki pantai pasir putih dan hutan mangrove. Selain itu, dengan adanya pengembangan wisata, masyarakat lokal ada yang membuka usaha olahraga air. Olahraga air dapat menjadi salah satu pilihan hiburan dan atraksi di Pulau Untung Jawa. Hingga saat ini Pulau Untung Jawa memiliki unit olahraga air yaitu banana boat, pillow fly, dan flying fish. Fasilitas yang dikembangkan di Pualu Untung Jawa yaitu penginapan yang layak, pelayanan keamanan, pelayanan kesehatan, travel agent melalui website, dan infrastruktur pendukung (dermaga,

100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 2009 2010 2011 2012 2013 2014 W is ataw an Tahun

23 MCK, toilet, masjid, sumur/ reverse osmosis). Terdapat 10 dermaga di Pulau Untung Jawa, hanya tiga dermaga (dermaga utama, dermaga Timur, dan dermaga Dinas Perhubungan) yang digunakan untuk sarana transportasi pulau. Tempat lainnya hanya berupa dermaga kecil yang digunakan oleh masyarakat untuk menambatkan kapal ataupun untuk pemberhentian nelayan.

Gambar 9 Jumlah kunjungan wisata Pulau Untung Jawa (Sumber: BPS Kep. Seribu 2014)

Gambar 10 Jumlah penginapan di Pulau Untung Jawa (Sumber: BPS Kep. Seribu 2014)

Trend kunjungan wisatawan di Pulau Untung Jawa dalam empat tahun terakhir menunjukkan nilai positif (Gambar 9). Pada tahun 2010 mengalami penurunan Akan tetapi tidak signifikan. Peningkatan terbesar terjadi antara tahun 2013-2014, lebih dari 100%. Hasil jumlah kunjungan wisatawan di Pulau Untung Jawa akan terus meningkat sampai titik maksimal. Titik maksimal terjadi ketika wisatawan mulai mencari alternatif objek wisata yang sesuai secara lingkungan, fasilitas, dan ekonomi. Salah satu fasilitas yang menjadi penilaiana wisatawan adalah ketersediaan penginapan, trend jumlah penginapan di Pulau Untung Jawa menunjukkan stagnan pada 2010-2013 kemudian menurun pada tahun 2014 (Gambar 10). Hal ini karena penambahan penduduk setempat yang tinggi sehingga membutuhkan tempat tinggal baru. Selain itu, adanya kehawatiran masyarakat akan potensi kerusakan lingkungan yang tinggi sehingga penginapan mulai dibatasi oleh pemerintah setempat.

400.000 800.000 1.200.000 1.600.000 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 W is ataw an Tahun 0 20 40 60 80 100 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Ju m lah Ho m estay Tahun

24

Kesesuaian dan daya dukung wisata

a. Wisata Tanjung Pasir

Karakteristik kesesuaian wisata Pantai Tanjung Pasir, beberapa parameter menunjukkan nilai yang bervariasi mulai dari kondisi baik (kategori 1) sampai kondisi tidak sesuai (Tabel 8).

Tabel 8 Hasil pengukuran karakteristik Pantai Tanjung Pasir

Parameter Hasil pengamatan Kategori

Kedalaman perairan (m) 1.25 ± 0.35 1

Tipe pantai pasir hitam 3

Lebar pantai (m) 17.3 ± 2.5 1

Material dasar perairan pasir 1

Kecepatan arus (m/dt) 0.02 ± 0.01 a 1

Kemiringan pantai (0) 9.06 ± 2.04 1

Kecerahan perairan (m) 0.93 ± 0.43 tidak ada Penutupan lahan pantai lahan terbuka 1

Biota berbahaya ubur-ubur 2

Ketersediaan air tawar (jarak/km) 0.25 ± 0.21 1

a Balitbang KP 2013

Kondisi sumber daya perairan di Tanjung Pasir masih cukup baik dan berpeluang untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata. Akan tetapi, pemanfaatan dan pengembangannya harus dikelola dengan baik agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, kawasan pesisir terdiri dari sumber daya alam dan lingkungan yang rapuh (fragile) dan sangat rentan terhadap gangguan dari luar. Indeks kesesuaian wisata Pantai Tanjung Pasir sebesar 83.33% dengan kategori sangat sesuai (Lampiran 3). Kesesuaian kawasan untuk wisata pantai memiliki panjang pantai yang cukup besar dengan penyebaran wisatawan yang cukup merata (Gambar 10). Daya dukung kawasan dengan panjang pantai 1240 meter (Gambar 10) sebesar 162 orang per hari (Lampiran 3).

25 b. Wisata Untung Jawa

Pulau untung Jawa memiliki potensi wisata untuk tiga jenis wisata, yaitu wisata pantai, mangrove, dan snorkeling. Akan tetapi, untuk wisata snorkeling, lokasi yang digunakan adalah bagian dari Pulau Rambut. Hal ini karena kondisi terumbu karang pada Pulau Untung Jawa sudah sangat rusak dan mengurangi daya tarik wisatawan. Selain itu, kondisi perairan Pulau Untung Jawa yang memiliki kekeruhan tinggi juga menyebabkan terumbu karang tidak dapat bertahan hidup di sekitar pulau tersebut.

Pulau Untung Jawa memiliki dua bagian pantai yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata pantai, yaitu pantai bagian selatan dan timur. Pantai lokasi 1 (bagian selatan) memiliki kelebihan dari segi kedalaman perairan yang sesuai, material dasar perairan berupa pasir, kecepatan arus yang rendah, kemiringan pantai yang landai, penutupan lahan yang kosong, tidak ada biota berbahaya, dan ketersediaan air tawar yang dekat (Tabel 9). Kemudian untuk lokasi 2 (bagian timur) juga memiliki kelebihan seperti lokasi 1 ditambah dengan lebar pantai yang lebih panjang, tetapi ketersediaan air tawar yang lebih jauh dari pada lokasi 1 (Tabel 9). Lokasi 1 lebih diminati oleh wisatawan dengan sebaran yang tinggi pada lokasi tersebut (Gambar 12). Hal ini karena pada pantai di lokasi 1 terdapat fasilitas olah raga air yang menarik wisatawan untuk mencobanya. Selain itu, pantai di lokasi 1 juga memiliki kelebihan dari segi letak yang strategis karena dekat dengan dermaga.

Indeks kesesuaian pantai lokasi pertama (bagian selatan) Pulau Untung Jawa adalah sebesar 78.57% dengan kategori sangat sesuai (Lampiran 3). Daya dukung kawasan dengan panjang pantai 233 meter (Gambar 12) adalah sebesar 31 orang per hari (Lampiran 3). Pantai lokasi ke-2 (bagian timur) memiliki indeks kesesuaian sebesar 85.71% dengan kategori tergolong sangat sesuai (Lampiran 3). Daya dukung kawasan dengan panjang pantai 327 meter (Gambar 12) adalah sebesar 43 orang per hari (Lampiran 3). Hasil daya dukung kawasan pada kedua lokasi di Pulau Untung Jawa memiliki batasan ekologis terhadap jumlah pengunjung yang sangat terbatas. Hal ini karena panjang pantai potensial wilayah tersebut sangat kecil untuk ukuran pantai.

Tabel 9 Hasil pengukuran karakteristik pantai Pulau Untung Jawa

Parameter (x) Lokasi 1 (Selatan) Lokasi 2 (Timur)

Hasil Kategori Hasil Kategori

Kedalaman perairan (m) 1.0 ± 0.5 1 1.1 ± 0.2 1

Tipe pantai pasir putih, berkarang 2 pasir putih, berkarang 2

Lebar pantai (m) 7.6 ± 0.6 3 17.0 ± 3.4 1

Material dasar perairan pasir 1 pasir 1

Kecepatan arus (m/dt) 0.105 ± 0.010 a 1 0.067 ± 0.015 a 1 Kemiringan pantai(0) 8.53 ± 1.08 1 14.42 ± 2.35 2 Kecerahan perairan (m) 1.5 ± 0.2 tidak ada 1.2 ± 0.3 tidak ada Penutupan lahan pantai lahan terbuka 1 lahan terbuka 1

Biota berbahaya tidak ada 1 tidak ada 1

Ketersediaan air tawar

(jarak/km) 0.25 ± 0.15 1 0.8 ± 0.2 2

26

Kesesuaian wisata mangrove di Pulau Untung Jawa menunjukkan terdapat satu parameter yang memiliki kondisi buruk (kategori 3), sedangkan parameter lainnya menunjukkan kondisi baik dan sedang (kategori 1 dan 2) (Tabel 10). Karakteristik wisata mangrove di Pulau Untung Jawa memiliki kelebihan dari kondisi kerapatan mangrove, jumlah jenis mangrove, ketinggian air saat pasang surut, dan objek biota yang dapat dilihat di sekitar wisata mangrove. Ketebalan vegetasi mangrove yang cenderung rendah dan hanya terdapat di bagian Barat Laut Pulau Untung Jawa. Indeks kesesuaian wisata sebesar 56.14% dengan kategori tergolong sesuai (Lampiran 3). Daya dukung kawasan dengan panjang track wisata mangrove 382.86 meter (Gambar 12) sebesar 69 orang per hari (Lampiran 3).

Tabel 10 Hasil pengukuran karakteristik mangrove Pulau Untung Jawa

Parameter (x) Hasil pengamatan Kategori

Ketebalan mangrove (m) 68.57 ± 3.50 3

Kerapatan mangrove (100 m2) 17 ± 3 1

Jenis mangrove 4 ± 0 a 2

Pasang surut (m) 0.30 ± 0.14 1

Objek biota Beberapa jenis ikan, kepiting, moluska (gastropoda), ular, biawak, dan burung 1

a Laporan Monitoring dan Evaluasi Ekosistem Perairan Kepulauan Seribu 2014 (Lampiran 4) Hasil kesesuaian wisata snorkeling, beberapa parameter menunjukkan nilai yang bervariasi mulai dengan kondisi baik (kategori 1) sampai sampai kondisi yang tidak sesuai (Tabel 11). Kondisi terumbu karang Pulau Untung Jawa memiliki indeks kesesuaian sebesar 42.11% dengan kategori tidak sesuai (Gambar 12) (Lampiran 3). Lokasi snorkeling di Pulau Untung Jawa tidak digunakan sebagai tempat utama wisata tersebut, tetapi hanya sebagai alternatif spot snorkeling apabila jumlah jumlah wisatawan sangat banyak. Kondisi perairan Untung Jawa bergantung dengan musim, perairan memiliki kecerahan yang lebih tinggi pada muson Barat dan kembali keruh pada muson Timur. Wisata snorkeling yang ada di Pulau Untung Jawa menggunakan Pulau Rambut sebagai objek wisata dengan daya tarik terumbu karang yang lebih baik dan secara administrasi dalam pengelolaannya termasuk Kelurahan Pulau Untung Jawa.

Tabel 11 Hasil pengukuran karakteristik terumbu karang di Pulau Untung Jawa dan Pulau Rambut

Parameter (x) Pulau Untung Jawa Pulau Rambut

Hasil Kategori Hasil Kategori

Kecerahan perairan (%) 80 ± 10 2 100 ± 0 3

Tutupan komunitas karang (%) 1.75 ± 2.10 a tidak ada 3.04 ± 2.40 a tidak ada

Jenis life form 7 ± 1 a 3 9 ± 2 a 2

Jenis ikan karang 22 ± 2 a 3 21 ± 2 a 3

Kecepatan arus (cm/dt) 10.5 ± 2.5 b 1 12.5 ± 1.4 b 1 Kedalaman terumbu karang (m) 1.7 ± 0.3 1 1.5 ± 0.4 1 Lebar hamparan datar karang (m) 105 ± 7 2 110 ± 14 2

aKajian Status Terkini Sumber daya Perikanan dan Pencemaran Perairan Laut dari Ujung Barat Teluk Jakarta hingga Ujung Barat Pesisir Kabupaten Tangerang 2013 (Lampiran 4)

27 Pulau Rambut yang digunakan sebagai wisata snorkeling memiliki kelebihan dari segi kecerahan perairan tinggi karena lokasi yang terlindung, kecepatan arus yang rendah, dan kedalaman terumbu karang yang cukup. Selain itu, Pulau Rambut secara geografis memiliki lokasi terdekat dengan Pulau Untung Jawa dibandingkan pulau lainnya. Akan tetapi, persentase tutupan karang yang juga rendah, jenis life form, dan jenis ikan karang yang sedikit beragam. Indeks kesesuaian wisata snorkeling Pulau Rambut sebesar 56.14% dengan kategori tergolong sesuai (Lampiran 3). Daya dukung kawasan dengan luasan hamparan terumbu karang 1100 m2 (Gambar 13) sebesar 20 orang per hari (Lampiran 3).

Gambar 12 Sebaran wisatawan dan kesesuaian wisata Pulau Untung Jawa

Gambar 13 Sebaran wisatawan dan kesesuaian wisata di Pulau Rambut

28

Jumlah wisatawan aktual pada tahun 2014 yang diperoleh dari pengamatan dan rata-rata data wisatawan yang tercatat berkunjung ke objek wisata menunjukkan telah melebihi daya dukung kawasan setiap objek wisata baik di Tanjung Pasir maupun di Pulau Untung Jawa (Tabel 12). Ada perbedaan yang signifikan antara jumlah wisatawan pada hari kerja dibandingkan dengan hari libur atau akhir pekan. Jumlah penduduk Pulau Untung Jawa pada tahun 2014 berjumlah 2 152 orang dan memiliki 605 kepala keluarga.

Tabel 12 Kondisi aktual jumlah wisatawan tahun 2014 Jenis kunjungan

(orang/hari)

Tanjung Pasir Pulau Untung Jawa

Pantai Pantai selatan Pantai timur Mangrove Snorkeling

Hari kerja 894 436 1598 326 244

Hari libur nasional

dan akhir pekan 1664 800 2935 598 448

Karakteristik wisatawan

a. Wisatawan Tanjung Pasir

Kunjungan wisatawan ke wisata Pantai Tanjung Pasir terjadi pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan puncak wisatawan terjadi pada hari libur nasional. Hal ini disebabkan karena waktu tersebut merupakan saat puncak liburan sehingga masyarakat lebih banyak dapat meluangkan waktu berwisata ke Pantai Tanjung Pasir. Hasil survei wisatawan yang berkunjung ke Pantai Tanjung Pasir maka diperoleh persentase kunjungan wisatawan berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, penghasilan per bulan, dan asal daerah (Gambar 14). Sejumlah 87% pria yang berwisata ke Pantai Tanjung Pasir, lebih besar dibandingkan wanita sebesar 13%. Sejumlah 50% wisatawan memiliki kisaran usia antara 21 – 30 tahun dan sebesar 37% berusia antara 31-40 tahun. Kisaran umur tersebut tergolong kalangan pemuda-pemudi dan keluarga kecil. Wisatawan yang berkunjung ke Pantai Tanjung Pasir berdasarkan tingkat pendidikannya, tingkat pendidikan menengah yaitu SMA sebesar 54% dan SMP sebesar 10%, hanya 21% yang berpendidikan tinggi (S1), serta terdapat pula yang berpendidikan dasar sebesar 3%. Berdasarkan jenis pekerjaan, maka persentase wisatawan terbesar berprofesi sebagai karyawan swasta sebesar 63%, kemudian masing-masing sebesar 10% sebagai PNS dan pelajar, 7% berprofesi sebagai wiraswasta dan IRT, serta buruh sebesar 3% (Gambar 14).

Berdasarkan penghasilan atau pendapatan per bulan maka wisatawan berpenghasilan berkisar antara Rp. 2 000 000 - Rp. 3 000 000 sebesar 43%, kemudian wisatawan berpenghasilan antara Rp. 3 000 000 - Rp. 5 000 000 sebesar 37%, dan hanya 7% wisatawan yang memiliki penghasilan lebih dari Rp. 5 000 000 per bulan. Berdasarkan asal daerahnya sebesar 77% wisatawan berasal dari Tangerang, sebesar 3% dari Jakarta, 7% dari banten, dan 3% berasal dari Bogor (Gambar 14). Secara keseluruhan dari penilaian wisatawan terhadap kondisi Pantai Tanjung Pasir menunjukkan nilai yang mendominasi yaitu sedang dan baik. Jumlah penilaian yang buruk persentasenya terbilang kecil (Gambar 15). Penilaian buruk pada atribut wisata yang terbesar ada pada aksesibilitas menuju lokasi wisata. Wisatawan menilai akses untuk ke lokasi sangat kurang (tidak layak) dan tidak memiliki jalur darat alternatif, sehingga kemungkinan besar akan terjadi kemacetan besar saat hari libur nasional atau sejenisnya.

29

Gambar 15 Penilaian wisatawan terhadap atribut wisata di Pantai Tanjung Pasir

0% 20% 40% 60% 80% 100% Sarana dan

Prasarana PanoramaAlam Aksesibilitas Keamanan MasyarakatSikap Objek wisataPengelola

P en ilaian w is aw an ( %) Atribut wisata Baik Sedang Buruk Pelajar 10% Karyawan swasta 63% PNS 10% IRT 7% Buruh 3% Wiraswasta 7% < 1 jt 10% 1-2 jt 3% 2-3 jt 43% 3-5 jt 37% > 5 jt 7% SD 3% SMP 10% SMA 54% S1 33% 10-20 thn 3% 21-30 thn 50% 31-40 thn 37% 41-50 thn 10% Tangerang 77% Jakarta 13% Bogor 3% Banten 7% Laki-laki 87% Perempuan 13%

a. Jenis kelamin b. Usia

c. Tingkat pendidkan d. Jenis pekerjaan

e. Penghasilan per bulan f. Asal daerah

30

b. Wisatawan Untung Jawa

Kunjungan wisatawan tertinggi ke wisata pantai Pulau Untung Jawa terjadi pada hari libur nasional. Hal ini disebabkan karena masyarakat Jabodetabek memiliki keinginan berlibur di sela-sela aktivitas kerja sehari-hari sehingga lebih banyak dapat meluangkan waktu berwisata ke wilayah yang cukup dekat yaitu Pulau Untung Jawa.

Hasil survei wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa menunjukkan karakteristik pengunjung cukup bervariasi. Sejumlah 83% pria dan wanita sebesar 17%. Sejumlah 40% wisatawan memiliki kisaran usia antara 21 –

30 tahun, sebesar 27% berusia antara 31- 40 tahun, kurang dari 20 tahun 10%, dan lebih dari 40 tahun sebanyak 23%. Wisatawan yang berkunjung ke Pulau Untung Jawa berdasarkan tingkat pendidikan maka tingkat pendidikan menengah (SMP dan SMA) sebanyak 54%, pendidikan tinggi (S1 dan S2) sebesar 36%.

Berdasarkan jenis pekerjaan, maka persentase wisatawan terbesar adalah berprofesi sebagai karyawan swasta sebesar 40%, kemudian diikuti wiraswasta dan pelajar sebesar 17%, PNS sebanyak 10%, serta IRT dan buruh masing-masing sebesar 10% dan 6%. Berdasarkan penghasilan atau pendapatan per bulan maka wisatawan berpenghasilan berkisar antara Rp. 2 000 000 - Rp. 3 000 000 sebesar 34%, sebanyak 23% wisatawan memiliki penghasilan lebih dari Rp. 5 000 000 per bulan,

kemudian wisatawan berpenghasilan antara Rp. 3 000 000 - Rp. 5 000 000 dan kurang dari Rp. 1 000 000 masing-masing sebesar 13%. Sebanyak 40% wisatawan berasal dari Tangerang, sebanyak 30% berasal dari Jakarta, dan sebanyak 30% dari Jawa Barat (Depok, Bogor, dan Bandung) (Gambar 16).

Hasil dari penilaian wisatawan terhadap kondisi Pulau Untung Jawa menunjukkan dominansi nilai sedang dan baik. Penilaian buruk persentasenya terbilang kecil untuk semua atribut wisata (Gambar 17). Penilaian yang tergolong baik dan sedang pada atribut wisata di kawasan Pulau Untung Jawa karena telah banyak pembangunan setiap tahunnya yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan daya tarik wisata agar tingkat kujungan wisatawan semakin meningkat. Pembangunan yang dilakukan diantaranya pengelolaan tata ruang wisata, perbaikan lingkungan, peningkatan sanitasi, pembatasan jumlah bangunan, pembuatan taman, serta program penanaman mangrove dan pengembangan wisata mangrove dengan penyediaan fasilitas tracking.

Berdasarkan karakteristik wisatawan Pantai Tanjung Pasir dan Pulau Untung Jawa dari segi penghasilan, pendidikan, pekerjaan, dan asal daerah maka jenis kedua kawasan tersebut merupakan wisata yang banyak diminati oleh kalangan ekonomi menengah kebawah dan akses wisata yang mudah dicapai dari tempat tinggal. Selain itu, penilaian wisatawan terhadap panorama dan sarana prasarana yang dominan bernilai sedang-buruk tidak menyebabkan terjadinya penurunan jumlah wisatawan setiap tahunnya. Hal ini karena wisatawan kurang memprioritaskan kenyamanan dan keindahan alam sebagai tujuan utama, sehingga merasa puas dengan kondisi wisata yang bersifat murah meriah.

31

Gambar 17 Penilaian wisatawan terhadap atribut wisata di Pulau Untung Jawa

0% 20% 40% 60% 80% 100% Sarana dan Prasarana Panorama Alam

Aksesibilitas Keamanan Sikap Masyarakat Pengelola Objek wisata P en ilaian w is ataw an ( %) Atribut wisata Baik Sedang Buruk < 1 jt 13% 1-2 jt 17% 2-3 jt 34% 3-5 jt 13% > 5 jt 23% SMP 10% SMA 44% D3 10% S1 33% S2 3% Pelajar 17% Karyawan swasta 40% PNS 10% IRT 10% Buruh 6% Wiraswasta 17% 10-20 thn 10% 21-30 thn 40% 31-40 thn 27% 41-50 thn 10% 51-60 thn 6% 61-80 thn 7% Tangerang 40% Jakarta 30% Bogor 20% Depok 4% Bandung 3% Beka si 3% Laki-laki 83% Perempuan 17%

a. Jenis kelamin b. Usia

c. Tingkat pendidkan d. Jenis pekerjaan

e. Penghasilan per bulan f. Asal daerah

32

Valuasi ekonomi wisata Travel cost method

Komponen biaya perjalanan merupakan kumulatif biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk sampai ke wisata Tanjung Pasir maupun Pulau Untung Jawa. Biaya perjalanan terdiri dari biaya transportasi, biaya akomodasi (penginapan) selama berada di lokasi, biaya konsumsi, tiket masuk, pendapatan yang hilang selama melakukan kegiatan wisata dan biaya lain-lainnya yang medukung kegiatan wisata. Biaya lainnya dapat berupa biaya sewa alat untuk snorkeling, sewa perahu, dan biaya yang dikeluarkan untuk membeli cinderamata.

Gambar 18 Perbandingan persentase jenis biaya terhadap biaya total yang dikeluarkan wisatawan

Proporsi biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan tentunya berbeda-beda, sesuai dengan tujuan wisata dan lokasi yang dituju. Setelah ditelaah lebih rinci, terdapat perbedaan pola biaya yang dikeluarkan wisatwan pada kedua lokasi (Tanjung Pasir dan P. Untung Jawa) tersebut. Wisatawan di Tanjung Pasir mengeluarkan proporsi biaya yang lebih tinggi untuk konsumsi dan souvenir (cinderamata). Wisatawan P. Untung Jawa mengeluarkan biaya dengan proporsi yang lebih tinggi untuk transportasi utama dan konsumsi. Selain itu, wisatawan P. Untung Jawa memiliki biaya untuk sewa alat snorkeling dan olah raga air di pantai (Gambar 18).

Persamaaan regresi berganda untuk jumlah kunjungan wisatawan (V) terhadap beberapa variabel bebas yaitu presepsi terhadap biaya perjalanan (X1), presepsi lingkungan (X2), waktu wisata (X3), biaya subtitusi (X4), pendapatan (X5), usia (X6), dan tingkat pendidikan (X7). Persamaan jumlah kunjungan wisata di Pantai Tanjung Pasir adalah sebagai berikut:

Ln V = 5.4551a– 0.5806a Ln X1 + 0.4329c Ln X2 + 0.1801b Ln X4 + ei

(R2= 38.72%, P=0.004) ... (Persamaan 1) Ket. tanda a, b, c menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-turut pada α= 1%, 10%, dan 20%. 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tanjung Pasir Untung Jawa

P er sen tase biay a p er jalan an Lokasi wisata

Biaya tol dan parkir Sewa alat

Biaya souvenir Biaya akomodasi Biaya konsumsi

Biaya Transportasi lokal Biaya Transportasi utama

33 Tingkat signifikansi hubungan nilai jumlah kunjungan dengan beberapa variabel lain ditunjukkan dengan nilai R-square sebesar 38.72% dan P-value sebesar 0.004 (Persamaan 1), sehingga sebesar 38.72% jumlah kunjungan wisatawan dapat dijelaskan oleh variabel dari persamaan tersebut, sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar persamaan. Hasil regresi jumlah kunjungan terhadap beberapa variabel bebas menunjukkan bahwa hubungan bernilai negatif dengan biaya perjalanan (Persamaan 1), sehingga semakin tinggi biaya perjalanan maka tingkat kunjungan wisatawan ke wisata Pantai Tanjung Pasir akan semakin

Dokumen terkait