• Tidak ada hasil yang ditemukan

Secara simultan dan parsial perencanaan anggaran, pelaporan anggaran, komitmen organisasi, kualitas SDM, dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima karena semua variabel baik secara simultan maupun parsial memiliki tingkat nilai signifikan dibawah 0,05.

5.2.1. Pengaruh perencanaan anggaran terhadap kinerja SKPD

Dari hasil pengujian hipotesis nilai koefisien regresi positif sebesar 0,232 dan nilai signifikan sebesar 0,001 yang lebih kecil dari α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir. Berpengaruh positif menunjukkan bahwa semakin meningkatnya perencanaan anggaran sebesar satu satuan maka akan meningkat pula kinerja SKPD sebesar 0,232. Demikian juga sebaliknya dengan menurunnya perencanaan akan menurun pula kinerja SKPD. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 yang menekankan bahwa SKPD sebagai unit yang menggunakan anggaran dituntut untuk mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) yang sesuai dengan kebutuhan, efektif, ekonomis dan efisien dan disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja. Jika rencana kerja sudah ditentukan dengan baik maka akan semkin memudahkan suatu instansi untuk melaksanakan kerja sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Apabila suatu pekerjaan dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan yang baik maka kinerja yang dihasilkan juga akan semakin bagus.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlaila (2008) yang menyatakan perencanaan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Selain itu juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmarani (2013) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh terhadap kinerja kepala SKPD. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haykal (2007) yang menyatakan bahwa perencanaan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja SKPD.

5.2.2. Pengaruh pelaporan anggaran terhadap Kinerja SKPD

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi positif sebesar 0,151 dan nilai signifikan sebesar 0,034 yang lebih kecil dari α =

0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pelaporan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir.

Berpengaruh positif berarti bahwa dengan meningkatnya pelaporan anggaran sebesar satu satuan maka akan meningkat pula kinerja SKPD sebesar 0,151 dan demikian pula sebaliknya dengan menurunnya pelaporan anggaran maka akan menurun pula kinerja SKPD. Hal ini menjelaskan bahwa pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas apa yang sudah dilakukan dalam periode tertentu. Pelaporan menunjukkan bahwa segala sumber daya yang dipercayakan kepada Pemerintah harus dapat dipertanggungjawabkan secara Akuntabel dan Transparan. Dalam hal ini Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran harus menyelenggarakan akuntansi dan transaksi keuangan, aset, utang dan termasuk juga transaksi pendapatan dan belanja yang berada dalam tanggung jawabnya. Dengan adanya pelaporan yang harus dipertanggungjawabkan secara transparan per periode tertentu mendorong setiap instansi pemerintah untuk melaksanakan segala program yang direncanakan dengan baik sehingga kinerja nya akan menunjukkan hasil yang semakin baik juga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmarani (2013) yang menyatakan bahwa pelaporan anggaran berpengaruh terhadap kinerja Kepala SKPD. Namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haykal (2007) yang menyatakan bahwa pelaporan anggaran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD.

5.2.3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja SKPD

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,231 dan nilai signifikan sebesar 0,002 yang lebih kecil dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir.

Berpengaruh positif berarti bahwa dengan peningkatan komitmen organisasi sebesar satu satuan maka akan meningkat pula kinerja SKPD sebesar 0,231 dan demikian juga sebaliknya apabila terjadi penurunan komitmen organisasi maka akan menurun pula kinerja SKPD. Hal ini mendukung pendapat Simanjuntak (2005) yang menyatakan bahwa komitmen merupakan kesanggupan untuk bertanggungjawab terhadap hal-hal yang dipercayakan kepada seseorang. Dengan adanya komitmen yang kuat dari personal SKPD akan memungkinkan setiap orang akan memaksimalkan segala sumberdaya untuk meningkatkan kinerja demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warisno (2009) dan Ilhima (2013) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD. Perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi responden atas komitmen organisasi yang dapat mempengaruhi kinerja SKPD.

5.2.4. Pengaruh Kualitas SDM terhadap Kinerja SKPD

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,182 dan nilai signifikan sebesar 0,011 yang lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kualitas SDM berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir. Hal ini berarti bahwa dengan peningkatan kualitas SDM sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja SKPD sebesar 0,182 dan demikian pula sebaliknya dengan menurunnya kualitas SDM maka akan semakin menurun pula kinerja SKPD.

Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan

organisasi (Azhar, 2007). Kualitas SDM sangat mempengaruhi kinerja SKPD karena keberhasilan suatu SKPD itu tergantung dari kualitas SDM yang mereka miliki. Artinya bahwa tinggi rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang bekerja di SKPD, memungkinkan munculnya kreatifitas dan produktivitas yang akan direalisasikan dengan hasil kinerja yang baik. Pengelolaan sumber daya manusia semaksimal mungkin sebagai elemen penting dari sebuah organisasi akan mampu memberikan kontribusi yang optimal dalam pencapaian tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warisno (2009) dan Maswani (2010) yang menyatakan bahwa kualitas SDM berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD.

5.2.5. Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja SKPD

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,178 dan nilai signifikan sebesar 0,020 yang lebih kecil dari α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir. Berpengaruh positif berarti bahwa dengan peningkatan komunikasi sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja SKPD sebesar 0,178 dan demikian pula sebaliknya dengan menurunnya komunikasi maka akan menurun pula inerja SKPD. Menurut Suranto (2005) bahwa dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen SKPD dapat bekerja sistematis dalam satu arah yang sama untuk meningkatkan produktivitas instansi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Warisno (2009) bahwa komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi,

namun tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilhima (2013) dan Ernita (2010).

5.2.6. Pengaruh Pengawasan Inspektorat sebagai Variabel Moderating.

Pengawasan Inspektorat dapat memoderasi hubungan antara perencanaan anggaran, pelaporan anggaran, komitmen organisasi, kualitas SDM, dan komunikasi dengan kinerja SKPD pada pemerintah Kabupaten Samosir. Hal ini dapat dilihat dari koefisien yang bernilai negative (-,358) dan nilai sigifikan 0,004< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengawasan Inspektorat merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat hubungan antara perencanan anggaran, pelaporan anggaran, komitmen organisasi, kualitas SDM, dan komunikasi dengan kinerja SKPD. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berfungsinya Inspektorat dalam melaksanakan pengawasan, maka kinerja SKPD akan semakin meningkat.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bangun (2009), yang menyatakan bahwa pengawasan internal tidak dapat memoderasi partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan sasaran anggaran dan struktur desentralisasi terhadap kinerja manajerial SKPD. Namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2011) yang menyatakan bahwa variabel pemoderasi Pengawasan merupakan variabel yang memperkuat perencanaan anggaran dan partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Dengan adanya pengawasan yang dilakukan dalam setiap tahapan pengelolaan keuangan daerah (APBD) terutama dalam proses penyusunan anggaran akan memperbesar pengaruhnya terhadap kinerja manajerial SKPD (Mardiasmo, 2001).

6.1. Kesimpulan

Dari hasil analisis data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan:

1. Perencanaan anggaran, pelaporan anggaran, komitmen organisasi, kualitas SDM, dan komunikasi secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir.

2. Pengawasan Inspektorat merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat hubungan antara perencanaan anggaran, pelaporan anggaran, komitmen organisasi, kualitas SDM, dan komunikasi dengan kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir.

6.2.KeterbatasanPenelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

1. Responden yang digunakan dalam penelitian ini belum bersifat independen dan terkait langsung dengan kinerja yang diukur sehingga penilaian yang dilakukan cenderung subyektif.

2. Penelitian ini belum menggunakan data sekunder sebagai bahan evaluasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir.

3. Penelitian ini hanya dilakukan pada pimpinan SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Samosir dengan jumlah sampel penelitian sebanyak

35 orang sehingga hasil dari rekomendasi penelitian ini tidak dapat diberlakukan bagi daerah lain diluar Kabupaten Samosir.

6.3.Saran

Berdasarkan keterbatasan yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan reponden yang independen atau tidak terkait langsung dengan kinerja yang diukur sehingga penilaian bisa lebih objektif.

2. Peneliti selanjutnya sebaiknya juga menggunakan data sekunder sebagai bahan analisis atas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.

3. Peneliti selanjutnya disarankan agar menambah sampel penelitian misalnya dengan melakukan penelitian pada beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Utara.

Dokumen terkait