Pada bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013. Dengan jumlah sampel seluruh bayi usia 0-9 bulan adalah 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan adalah 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita 12-59 bulan adalah 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat adalah 428 siswa, didapatkan hasil yang disajikan berikut ini :
Hasil penelitian pada kelompok intervensi di Puskesmas Darusallam Medan diperoleh bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 91,8% dengan target
pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization.
diPuskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 431)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 396 91,8
2 Tidak Tercapai 35 8,2
Total 431 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa cakupan Desa atau Kelurahan Universal
Child Imunization di Puskesmas Darusallam Medan belum tercapai sesuai target 100% yaitu sebanyak 398 bayi yang tercapai dan yang tidak tercapai adalah sebanyak 35 bayi.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Kunjungan bayi Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 638)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 585 91,69
2 Tidak Tercapai 83 9,31
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kunjungan bayi umur 0-12 bulan di Puskesmas Darusallam Medan sudah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan pada bayi dengan baik sebanyak 91,69%, dan yang tidak tercapai sebanyak 8,31%.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Pelayanan Anak Balita Usia 12-59 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 575)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 487 84,7
2 Tidak Tercapai 88 15,3
Total 575 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa balita umur 12-59 bulan di Puskesmas Darusallam Medan belum melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada balita dengan baik karena masih dibawah target 90% yaitu sebanyak 84,7% balita dan sebanyak 15,3% balita yng tidak mendapatkan pelayanan pemantauan dan perkembangan balita.
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 428)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 428 100
2 Tidak Tercapai 0 0
Total 428 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa SD dan setingkat kelas 1 di Puskesmas Darusallam Medan sudah melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan dengan sangat baik yaitu jumlah siswa SD dan setingkat yang mendapatkan penjaringan kesehatan sudah mencapai target 100% karena semua siswa sudah mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
B. Pembahasan
1. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Imunization (UCI) Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.1, bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan cakupan desa atau kelurahan
Universal Child Imunization (UCI) belum seluruhnya mendapatkan imunisasi sesuai dengan target UCI dengan target 100%, karena masih ada 35 bayi yang belum mendapatkan imunisasi. Hasil Penelitian ini memberikan gambaran bahwa orang tua
bayi maupun balita sudah mulai termotivasi untuk membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas untuk diimunisasi. Hal ini dapat terindikasi dari adanya motivasi yang meningkat dari ibu-ibu di Puskesmas Darusallam tersebut. Motivasi ini muncul karena meningkatnya pemahaman ibu akan pentingnya imunisasi bagi anaknya. Meningkatnya pemahaman ibu bisa dikarenakan adanya informasi yang diterima ibu melalui kegiatan promosi kesehatan maupun pengaruh dari lingkungan (Sunaryo, 2004).
Menurut Sunaryo (2004), persepsi yang salah dapat dipengaruhi dari proses penerimaan rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati yang dalam hal ini adalah persepsi tentang efek imunisasi. Seiring dengan pendapat Suyono (2006) bahwa informasi dan pelayanan yang tepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas lebih penting diberikan karena kebanyakan masyarakat tidak sempat mendapatkan informasi dengan alasan bahwa mereka sibuk bekerja dan memperbaiki kehidupannya masing-masing dikarenakan kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat atau pengalaman masyarakat yang negatif.
2. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.2 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan kunjungan bayi sebagian besar sudah sesuai target yaitu melebihi dari target 90% yaitu 91,69% bayi yang melakukan kunjungan lebih dari 4 kali. Menurut suryono (2006) tentang informasi dan pelayanan
yang tepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas lebih penting diberikan karena kebanyakan masyarakat tidak sempat mendapatkan informasi dengan alasan bahwa mereka sibuk bekerja sehingga tidak sempat untuk membawakan bayinya ke Puskesmas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi apakah sesuai dengan umurnya. Masih ada bayi yang belum melakukan kunjungan minimal 4 kali sebanyak 58,31% dan walaupun angka tersebut kecil namun dapat mempengaruhi kesehatan pada bayi karena kunjungan bayi tersebut sangat berpengaruh untuk mengurangi resiko kurang gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan bayi untuk mengetahui tumbuh kembang bayi berdasarkan umurnya.
3. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.3 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan balita berdasarkan kunjungan balita sebagian besar sudah sesuai target yaitu 90%, walaupun (84,7%) yaitu sebanyak 487 balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dan balita yang tidak memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak 15,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai pelayanan kesehatan di Puskesmas terutama tentang pelayanan kunjungan balita dengan alasan ibu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga tidak sempat untuk membawakan anaknya untuk melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan di Puskesmas. Selain itu disebabkan oleh kurangnya penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat sehingga masyarakat pada umumnya kurang
mengetahui akan pentingnya pelayanan kesehatan terutama pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak balita mereka apakah sesuai dengan umurnya. Masih ada balita yang belum melakukan kunjungan minimal 8 kali sebanyak 88 bayi dan walaupun angka tersebut kecil tetapi dapat mempengaruhi kesehatan pada balita karena kunjungan balita tersebut sangat berpengaruh untuk mengurangi resiko kurang gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan balita untuk mengetahui tumbuh kembang balita berdasarkan umurnya.
4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.4 bahwa standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat seluruhnya sudah sesuai target yaitu 100% sebanyak 428 siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih. Sejauh ini sudah menunjukan perkembangan yang lebih baik mengingat saat ini juga sudah mengarah pada program MDGs (Millenium Development Goals) 2015. Apabila ditinjau dari sisi aspek pelayanan kesehatan sudah tercukupi. Sarana dan prasarana kesehatan di Puskesmas cukup memadai dan sudah mengikuti perkembangan teknologi, bahkan jenis pelayanan lebih variatif sesuai dengan usulan masyarakat misalnya dengan adanya pelayanan gigi dengan tenaga ahli dokter spesialis gigi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN