PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
BIDANG KESEHATAN PADA BAYI DAN BALITA
DI PUSKESMAS DARUSALLAM MEDAN
TAHUN 2013
STEFANI ANASTASIA S
NIM : 125102081
KARYA TULIS ILMIAH
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
Di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Abstrak Stefani Anastasia S
Latar Belakang : Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hasil pencapaian pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh bayi usia 0-9 bulan sebanyak 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan sebanyak 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita12-59 bulan sebanyak 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat sebanyak 428 siswa.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif.
Hasil : pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 100% dengan
target pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita sudah mencapai target SPM dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga disarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas tersebut tetap memberikan pelayanan dan informasi yang akurat mengenai kunjungan bayi dan balita.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013”.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan selaku dosen pembimbing
akademik.
3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan
kepada peneliti.
4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administarsi program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU.
5. Puskesmas Darusallam yang telah memberikan izin penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan dukungan-dukungan
dan semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah.
7. Teman-teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka
8. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan, dan
semua pihak yang telah mendukung dalam memyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.
Medan, Juni 2013
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan ... 6
1. Pengertian SPM Bidang Kesehatan ... 6
2. Ruang Lingkup SPM Bidang Kesehatan ... 7
3. Teknik Penyusunan SPM ... 9
4. Cakupan SPM Bidang Kesehatan Pada Bayi dan balita ... 11
a. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization ... 11
b. Cakupan Kunjungan Bayi ... 13
c. Cakupan Pelayanan Anak Balita... 15
e. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ... 18
f. Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan setingkat... 20
BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 23
B. Defenisi Operasional ... 24
BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 27
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
C. Tempat Penelitian ... 27
D. Waktu Penelitian ... 28
E. Etika Penelitian ... 28
F. Instrumen Penelitian ... 28
G. Uji Validitas dan Realibilitas ... 28
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 29
I. Analisis Data ... 29
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 31
B. Pembahasan ... 34
1. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization ... 34
2. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan ... 35
3. SPM bidang kesehatan pada bayi dan balita berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan ... 36
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 39
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan desa atau kelurahan
Universal Child Immunization di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi frekunsi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan pelayanan anak balita usia 12-59 bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita pada cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat di Puskesmas darusallam Medan tahun 2013
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Teknik penyusunan standar pelayanan minimal bidang kesehatan ... 9
Skema 2 Kerangka Konsep Penelitian “Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah.
Lampiran 2 : Tabel Data Observasi Penelitian
Lampiran 3 : Surat Izin Data Penelitian Dari Fakultas USU
Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
Di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013
Abstrak Stefani Anastasia S
Latar Belakang : Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hasil pencapaian pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
Metodologi : penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif. Jumlah sampel dalam penelitian ini seluruh bayi usia 0-9 bulan sebanyak 431 bayi, jumlah sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan sebanyak 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita12-59 bulan sebanyak 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat sebanyak 428 siswa.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
menggunakan Total Sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa
deskriptif.
Hasil : pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 100% dengan
target pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100% dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Kesimpulan : dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita sudah mencapai target SPM dan sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga disarankan agar petugas kesehatan di Puskesmas tersebut tetap memberikan pelayanan dan informasi yang akurat mengenai kunjungan bayi dan balita.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
pembangunan nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir semua aspek
kehidupan manusia. Oleh sebab itu pembangunan kesehatan sangat terkait dengan
keadaan demografi, kondisi ekonomi masyarakat dan pendidikan mereka. Meskipun
tujuan akhir dari upaya pembangunan kesehatan adalah seluruh lapisan masyarakat,
secara operasional dipilih golongan sasaran secara bertahap. Hal ini dilakukan
mengingat kepentingan yang mendesak dan keterbatasan dana, sarana dan prasarana
maka diadakan urutan prioritas. Prioritas utama yang dipilih adalah kesehatan anak
merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, yang pada
akhirnya akan menghasilkan bangsa dan negara yang sehat sentosa (Supraptini, 2001,
¶ 4).
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang pada
dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan kewenangan wajib
oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada Pemerintah dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah
ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib
daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal (Andi, 2011).
Beberapa indikator derajat kesehatan penduduk yang mencerminkan derajat
kesehatan masyarakat antara lain adalah Angka Kematian Bayi (AKB), Angka
Kematian Kasar (CDR), status gizi dan umur harapan hidup. Besarnya indikator
kebersihan dan kesehatan lingkungan serta pelayanan kesehatan yang tersedia. Untuk
kesehatan balita erat kaitannya dengan pemberian ASI waktu bayi, pemberian
imunisasi dan status gizi mereka (Supraptini, 2001, ¶ 5 ).
Berdasarkan hasil data SDKI tahun 2007, pada tahun 1997 Angka Kematian Bayi
(AKB) di Indonesia sebesar 46 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup dan turun
menjadi 35 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup di tahun
2002-2003.Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007 yaitu menjadi
34 kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. Menurunnya angka kematian bayi
tersebut mencerminkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat (Profil
Anak Indonesia, 2011).
Berdasarkan data SDKI terlihat bahwa angka kematian balita di Indonesia selama
tahun 1997 sampai dengan tahun 2007 mengalami penurunan yang signifikan. Pada
tahun 1997 angka kematian balita di Indonesia sebesar 58 kematian balita per 1000
kelahiran hidup dan turun menjadi 46 kematian balita per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2002-2003. Angka tersebut mengalami penurunan kembali pada tahun 2007
yaitu menjadi 44 kematian balita per 1000 kelahiran hidup. Dengan adanya
penurunan tersebut maka diharapkan angka kematian balita di Indonesia akan
mencapai target MDGs pada tahun 2015 yaitu menjadi sebesar 32 kematian balita per
1000 kelahiran hidup (Profil Anak Indonesia, 2011).
Masalah lain yang penting dan memprihatinkan adalah meningkatnya kurang gizi
di berbagai pelosok Indonesia. Apabila gizi kurang sebesar 37,5% pada tahun 1998
berhasil ditekan mencapai 19,3% pada tahun 2002, gizi buruk sebesar 6,3% pada
tahun 1998 tidak berhasil ditekan bahkan setelah tahun 2002 berprevalensi untuk
menjadi lebih dari 10% yang dapat kita saksikan belakangan ini. Penyebabnya adalah
moneter 1997, bencana alam yang datang bertubi-tubi di tanah air kita ini dan
situasi politik dan keamanan yang tidak kondusif (IDAI, 2011).
Cakupan desa atau kelurahan Universal Child Immunization (UCI) merupakan
desa atau kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun dengan target imunisasi
2010 mencapai 100% (Kepmenkes, 2008).
Salah satu program imunisasi adalah seluruh anak di Indonesia mendapatkan
imunisasi lengkap (UCI). Departement kesehatan menargetkan paling sedikit 90%
anak harus sudah diimunisasi lengkap sebelum ulang tahun mereka yang pertama
(Supraptini, 2001, ¶ 16).
Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menurut
provinsi Sumatera Utara mulai dari tahun 2008 yaitu (70,67%), pada tahun 2009
(69,42%), pada tahun 2010 (69,26%), dan pada tahun 2011 (52,53%). Provinsi
Gorontalo mempunyai cakupan desa/UCI yang terendah yaitu pada tahun 2011
(50,96%), dan provinsi DI Yogyakarta memiliki cakupan desa/UCI tertinggi yaitu
pada tahun 2011 (100%) (Profil Data Kesehatan Indonesia, 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi di provinsi Sumatera Utara
pada tahun 2011 dengan jumlah bayi 273.279 bayi, hanya sebanyak 217.996
(79,77%) bayi yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan bayi (Profil
Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Cakupan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita di provinsi Sumatera Utara
tahun 2011 dengan jumlah balita 1.009.566 balita, hanya sebanyak 779.155 (77,18%)
balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan dan kunjungan balita (Profil Data
Cakupan Sekolah Dasar (SD) yang melaksanakan penjaringan siswa kelas 1
menurut provinsi Sumatera Utara pada tahun 2011 dengan jumlah sekolah dasar
sebanyak 8996 SD, hanya 5627 (62,55%) sekolah dasar yang telah melaksanakan
penjaringan siswa kelas 1 (Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011).
Berdasarkan penelitian (Goodfriedus, 2011), mengenai analisis upaya pencapaian
standar pelayanan minimal cakupan pertolongan persalinan oleh bidan. Penelitian ini
termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Dari
penelitian ini didapatkan hasil bahwa bidan-bidan telah melakukan upaya koordinasi
kerja dalam rangka mencapai SPM cakupan pertolongan persalinan akan tetapi upaya
koordinasi yang dilakukan sejauh ini belum berjalan optimal dan masih berada di
bawah target SPM yaitu hanya 26,7% dikarenakan oleh kurangnya fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai dan jumlah tenaga kesehatan masih sedikit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian adalah
bagaimana pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan
balita di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada
bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kelurahan Universal Child
2. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan kunjungan bayi di Puskesmas
Darusallam.
3. Untuk mengidentifikasi pencapaian cakupan pelayanan anak balita di
Puskesmas Darusallam.
4. Untuk mengidentifikasi pencapaian penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan atau informasi bagi institusi pendidikan D-IV Bidan
Pendidik Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi Institusi kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi institusi terkait guna diharapkannya masyarakat
memahami mengenai pentingnya kesehatan bayi dan balita dan dapat
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya kepada bayi dan balita.
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai informasi untuk pembelajaran di pendidikan kesehatan
khususnya terhadap standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada
suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hal.123).
Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau
program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Evaluasi yang bersifat
tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh
mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak (Notoatmodjo, 2010, hal.30).
B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
1. Pengertian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang
pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan
kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada
Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan
Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal (Goodfriedus, 2012, ¶ 1).
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota adalah
tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten atau
pelayanaan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada
tingkat paling minimal secara nasional (Khushandajani, 2004, ¶ 1).
2. Ruang lingkup Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target 2010 yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%,
cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan dengan target 90%, cakupan ibu hamil
yang dirujuk dengan target 100%, cakupan kunjungan neonatus dengan
target 90%, cakupan kunjungan bayi dengan target 90%, cakupan bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani dengan target 100%.
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Meliputi : Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan
prasekolah dengan target 90%, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD
dan setingkat oleh tenaga kesehatan oleh tenaga terlatih atau guru UKS
dengan target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan remaja dengan target
80%.
c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Meliputi : Cakupan peserta aktif Keluarga Berencana dengan target
70%.
d. Pelayanan Imunisasi
Meliputi : Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
e. Pelayanan Pengobatan atau Perawatan
Meliputi : Cakupan rawat jalan dengan target 15%, dan cakupan rawat
inap dengan target 1,5%.
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Meliputi : Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan
umum dengan target 15%.
g. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Meliputi : Cakupan balita yang naik berat badannya dengan target 80%,
cakupan balita di bawah garis merah dengan target ˂ 15%.
h. Pelayanan Gizi
Meliputi : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe
dengan target 90%, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi bawah Garis Merah dari keluarga miskin dengan target 100%, dan
cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dengan target
100%.
i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif
Meliputi : Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman
untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates dengan target 80%,
cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani
dengan target 80%, dan cakupan neonatal dengan resiko tinggi dan
komplikasi yang ditangani dengan target 80%.
j. Pelayanan Gawat Darurat.
Meliputi : Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
k. Pelayanan Penyediaan Obat dan perbekalan kesehatan
Meliputi : Ketersediaan obat sesuai kebutuhan dengan target 90%,
pengadaan obat esensial dengan target 100%, dan pengadaan obat generic
dengan target 100%
l. Penyuluhan Perilaku Sehat
Meliputi : Rumah tangga sehat dengan target 65%, bayi yang mendapat
ASI Eksklusif dengan target 80%, desa dengan garam beryodium baik
dengan target 90%, dan cakupan posyandu purnama dengan target 90%.
3. Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Dalam rangka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM), paling tidak
dibutuhkan beberapa tahapan yang terurai dalam bagan alur sebagai berikut :
Bagan 1 : Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Short List kewenangan atau fungsi tersebut secara logis tentu tidak bisa
diselenggarakan secara menyeluruh pada waktu bersamaan. Oleh sebab itu
didasarkan pada kriteria seperti : pengukuran kebutuhan masyarakat akan
pelayanan-pelayanan mendasar, terukur, terus-menerus dan berorientasi pada
output yang dirasakan masyarakat, serta mungkin untuk dikerjakan, maka
disusunlah standar pelayanan minimal. Hasil akhir dari tahapan-tahapan tersebut
adalah munculnya daftar kewenangan/fungsi yang menjadi dasar bagi
terselenggaranya standar pelayanan minimal disertai dengan tolak ukur
pencapaian kinerja. Tolak ukur tersebut bisa membuat indikator-indikator
sebagai berikut :
a. Input/Masukan
Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan,
seperti sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan
sebagainya.
b. Output/Keluaran
Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau
program berdasarkan masukan input yang digariskan.
c. Outcome/Hasil
Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud
berdasarkan keluaran/output kebijakan atau program yang sudah
dilaksanakan.
d. Benefit/Manfaat
Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai
e. Impact/Dampak
Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai
berdasarkan manfaat yang dihasilkan.
4. Cakupan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
a. Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
1). Pengertian
a). Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).
b). Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
c). UCI (Universal Child Immunization ) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi 0-11 bulan, ibu hamil, WUS dan anak
sekolah tingkat dasar.
d). Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, 1 dosis campak, ibu hamil dan
WUS meliputi 2 dosis TT, anak sekolah tingkat dasar meliputi 1
dosisi DT, 1 dosisi campak, dan 2 dosis TT.
e). Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan
terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan, berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan.
f). Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin
hasil pemantauan atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan meliputi Backlog Fighting dan Crash program.
g). Imunisasi dalam penanganan KLB adalah kegiatan imunisasi yang
telah disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit.
2) Definisi Operasional
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
3). Cara Perhitungan dan Rumus
a). Rumus
Jumlah Desa UCI
Seluruh Desa x 100%
b). Pembilang
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di suatu wilayah kerja pada tahun
tertentu
c). Penyebut
Seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam waktu yang
sama.
d). Konstanta/Ukuran
Persentase 100%
e). Sumber Data
SIMPUS, SIRS, dan Klinik
f). Sumber Daya Manusia (SDM)
Dokter, perawat, dan bidan.
g). Target
b. Cakupan Kunjungan Bayi
1). Pengertian
a). Bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan.
b). Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur
29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit) maupun di rumah,
posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
c). Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu
satu kali pertama pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
d). Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi.
e). Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : Konseling ASI
esklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatan dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan pertumbuhan dan
pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.
f). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali
disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang tertentu.
3). Cara Penghitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah bayi yang memperol eh pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah bayi yang memperoleh jumlah pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
c). Penyebut
Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama dengan cacatan tidak ada data dapat digunakan angka
estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau
perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (%)
e). Sumber Data
SIMPUS (Kohort bayi, SIRS dan klinik)
f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan, dan perawat terlatih.
g). Target
c. Cakupan Pelayanan Anak Balita
1). Pengertian
a). Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan
b). Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali setahun yang sudah tercatat
di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS, atau buku
pencatatan dan pelaporan lainnya.
c). Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per tinggi
atau panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan
pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap
bulan di posyandu. Taman bermain, pos PAUD, taman penitipan anak
dan taman kanak-kanak, serta raudatul athfal dll.
d).Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian,
pemeriksaan daya dengar, daya ingat. Jika ada keluhan atau kecurigaan
terhadap anak maka akan dilakukan pemeriksaan untuk gangguan
mental emosional, autis, serta gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas.
e). Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59
bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada kohort anak balita dan
prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak.
f). Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak
umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (Bulan Febuari dan bulan Agustus).
g). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
2). Defenisi Operasional
cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita.
3). Cara Penghitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali disatu wilay ah tertentu pada kurun tertentu
Jumlah seluruh anak balita disatu wilayah kerja dalam waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada
tahun kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu.
d). Konstanta/Ukuran
e). Sumber Data
Kohort balita, laporan rutin SKDN, Buku KIA, KMS, Pencatatan pada
pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), taman bermain, taman
penitipan anak, taman kanak-kanak, Raudathul Athfal dll.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan , dan perawat terlatih.
g). Target
Target 2010 : 90%.
d. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
1). Pengertian
a). Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan
anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).
b). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat
(Kab/kota)
c). MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan
biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.
2). Definisi Operasional.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI
3). Cara perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah anak usia 6−24 bula n keluarga miskin yang mendapat MP−ASI
Jumlah seluruh anak usia 6−24 bulan keluarga miskin
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat
MP-ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (100%).
e). Sumber Data
Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB-3 SIMPUS
f). Sumber Daya Manusia
Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi.
g). Target
Target 2010 : 100%.
e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
1). Pengertian
a). Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11
b). Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score ≤ 3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor).
c). Perawatan adalah perawatan sesuai dengan tataklaksana pada gizi
buruk.
2). Definisi operasinal
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi
buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
b). Pembilang
Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana
pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/konstanta
e). Sumber Data
R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, laporan wabah KLB, laporan KLB
gizi buruk puskesmas, atau Rumah sakit.
f). Sumber Daya Manusia
Tim asuhan gizi, dokter, nutrisionis, bidan, perawat terlatih.
g). Target
Target 2010 : 100%.
f. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
1). Pengertian
a). Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan
Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama guru, dan dokter kecil.
b). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah
yang berada di sekolah.
c). Sekolah Dasar Setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar
Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan
pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah
d). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas
puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana
UKS/UKGS.
e). Guru UKS/UKGS adalah guru kelas satu atau guru yang ditunjuk
sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS.
f). Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal
dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
g). Indikator ini mengatur kemampuan manajemen program Usaha
Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga
kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan
siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih
(guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu
b). Pembilang
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga terlatih (guru, UKS/dokter
kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (100%)
e). Sumber Data
Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan
UKS) (Sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui
tenaga kesehatan), dan data juga dapat diperoleh dari data Diknas/BPS
setempat.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter umum, dokter gigi, dan perawat terlatih.
g). Target
KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep dalam penelitian ini menggambarkan Pelaksanaan standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas
Darusallam Medan Tahun 2013, Secara skematis kerangka penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut :
Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan
Pada bayi dan Balita
Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Pada Bayi
dan Balita
1. Cakupan Desa atau
Kelurahan Universal Child
Immunization.
2. Cakupan kunjungan bayi.
3. Cakupan pelayanan anak
balita.
4. Cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan
B. Defenisi Operasional
No Variabel Definisi operasional
kesehatan pada bayi
dan balita meliputi :
a.Cakupan UCI
adalah dimana ≥
80% dari jumlah
bayi dan balita
yang ada di
Observasi Masing masing
pelaksanaan
standar pelayanan
minimal bidang
kesehatan pada
bayi dan balita.
1. Tercapai =
jika seluruh
bayi dan balita
sudah
mendapatkan
imunisasi
lengkap
2. Tidak Tercapai
= jika
imunisasi bayi
dan balita
belum lengkap
1. Tercapai = jika
bayi telah
melakukan 4
kali
pelayanan
kesehatan sesuai
dengan standar
yaitu paling sedikit
4 kali di
Puskesmas Petisah.
c.Cakupan
pelayanan anak
balita adalah anak
balita yang
SD dan setingkat
adalah anak SD
dan setingkat yang
diperiksa
kesehatannya oleh
kunjungan.
2. Tidak Tercapai
= jika bayi
2. Tidak Tercapai
tenaga kesehatan
atau tenaga terlatih
(guru UKS/dokter
kecil) melalui
penjaringan
kesehatan.
kesehatan.
2. Tidak Tercapai
= jika siswa SD
dan setingkat
belum pernah
diperiksa
kesehatannya
oleh tenaga
kesehatan
melalui
penjaringan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan
pendekatan cross sectional yakni bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita di Puskesmas Darusallam Medan
tahun 2013.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh bayi usia 0-9 bulan, seluruh
bayi usia 0-12 bulan, seluruh anak balita umur 12-59 bulan dan seluruh siswa SD dan
setingkat, Dari survei pendahuluan, jumlah bayi usia 0-9 bulan adalah 431 bayi, jumlah
bayi usia 0-12 bulan 638 bayi, jumlah anak balita umur 12-59 bulan adalah 575 balita,
dan jumlah siswa SD kelas 1 dan setingkat dari 10 SD adalah 428 siswa.
2. Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik Total
Sampling yaitu seluruh bayi, balita, dan anak SD dan setingkat yang ada di Puskesmas
Darusallam Medan.
C. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Darusallam Medan, dengan pertimbangan program
Puskesmas tersebut belum terlaksana dengan apa yang diharapkan, selain itu juga belum
pernah dilakukan penelitian di Puskesmas tersebut mengenai pelaksanaan standar pelayanan
minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2012 - Juli 2013.
E. Etika Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi
pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin
Kepala Puskesmas Darusallam Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang
berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu : memberikan penjelasan kepada pengolah data di
Puskesmas Darusallam Medan, dan setelah diberi izin kepada peneliti baru mengambil data
yang diperlukan dan data-data yang diperoleh dari puskesmas juga hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian.
F. Instrumen Penelitian
Peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar observasi. Peneliti
menggunakan data sekunder dari medical record yang dikembangkan dan berpedoman pada
kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Dalam penelitian ini tidak digunakan data demografi
tetapi menggunakan lembar observasi yang terdiri dari 4 jenis standar pelayanan minimal
pada bayi dan balita.
G. Uji Validitas dan Reliabilitas
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi yang
terlebih dahulu sebelum dilakukan penelitian. Jadi tidak perlu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari program
D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat
izin dari Kepala Puskesmas Darusallam Medan.
Setelah mendapat izin dari pendidikan dan Dinas Kesehatan kota Medan, setelah itu
peneliti pergi ke Puskesmas Darusallam untuk mengambil data. Dalam penelitian ini, peneliti
dibantu oleh bidan dan perawat masing-masing ruangan untuk membantu peneliti dalam
proses pengumpulan data. Data diambil dengan cara pengumpulan data sekunder yaitu
peneliti hanya mengambil data yang diperlukan guna penelitian, kemudian peneliti
memeriksa kelengkapan data dan data yang telah terkumpul kemudian dianalisis, dan setelah
melakukan observasi peneliti mencatat hasil observasi dari lembar observasi yang didapat
dari data.
I. Analisis Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, peneliti melakukan analisa data
melalui beberapa tahap pertama, editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data.
Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam
melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang
dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentri data kedalam komputer dan
dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna
menghindari terjadinya kesalahan.
Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program yang disesuaikan dengan
langkah sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis ini adalah suatu prosedur pengolahan data untuk mengetahui frekuensi dan
persentase dari keseluruhan data yang diteliti yaitu pelaksanaan standar pelayanan
minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita dan kemudian hasilnya disajikan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan
Tahun 2013. Dengan jumlah sampel seluruh bayi usia 0-9 bulan adalah 431 bayi, jumlah
sampel seluruh bayi usia 0-12 bulan adalah 638 bayi, jumlah sampel seluruh balita 12-59
bulan adalah 575 balita, dan jumlah seluruh siswa SD dan setingkat adalah 428 siswa,
didapatkan hasil yang disajikan berikut ini :
Hasil penelitian pada kelompok intervensi di Puskesmas Darusallam Medan
diperoleh bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan
cakupan Kelurahan universal child Immunization (UCI) sebanyak 91,8% dengan target
pencapaian standar pelayanan minimal 100%, pelaksanaan standar pelayanan minimal
bidang kesehatan berdasarkan cakupan kunjungan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 91,69
dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 90%, pelaksanaaan standar
pelayanan minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan pelayanan kesehatan anak
balita usia 12-59 bulan sebanyak 84,7 dengan target pencapaian standar pelayanan
minimal 90%, dan pelaksanaan standar pelayanaan minimal bidang kesehatan
berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat sebanyak 100%
dengan target pencapaian standar pelayanan minimal 100%.
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada
Bayi dan Balita pada Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization.
diPuskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 431)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 396 91,8
2 Tidak Tercapai 35 8,2
Total 431 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa cakupan Desa atau Kelurahan Universal
Child Imunization di Puskesmas Darusallam Medan belum tercapai sesuai target 100%
yaitu sebanyak 398 bayi yang tercapai dan yang tidak tercapai adalah sebanyak 35 bayi.
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Kunjungan bayi
Usia 0-12 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 638)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 585 91,69
2 Tidak Tercapai 83 9,31
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa kunjungan bayi umur 0-12 bulan di
Puskesmas Darusallam Medan sudah melaksanakan Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan pada bayi dengan baik sebanyak 91,69%, dan yang tidak tercapai
sebanyak 8,31%.
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Pelayanan Anak Balita
Usia 12-59 Bulan di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 575)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 487 84,7
2 Tidak Tercapai 88 15,3
Total 575 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa balita umur 12-59 bulan di Puskesmas
Darusallam Medan belum melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Pada balita dengan baik karena masih dibawah target 90% yaitu sebanyak 84,7% balita
dan sebanyak 15,3% balita yng tidak mendapatkan pelayanan pemantauan dan
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi dan Persentase Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Pada Bayi dan Balita pada Cakupan Penjaringan Siswa SD dan setingkat
di Puskesmas Darusallam Medan Tahun 2013 (n = 428)
No Target Frekuensi %
1 Tercapai 428 100
2 Tidak Tercapai 0 0
Total 428 100
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa siswa SD dan setingkat kelas 1 di
Puskesmas Darusallam Medan sudah melakukan Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dengan sangat baik yaitu jumlah siswa SD dan setingkat yang mendapatkan
penjaringan kesehatan sudah mencapai target 100% karena semua siswa sudah
mendapatkan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
B. Pembahasan
1. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita
berdasarkan cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Imunization (UCI)
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.1, bahwa standar pelayanan
minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan cakupan desa atau kelurahan
Universal Child Imunization (UCI) belum seluruhnya mendapatkan imunisasi sesuai
dengan target UCI dengan target 100%, karena masih ada 35 bayi yang belum
bayi maupun balita sudah mulai termotivasi untuk membawa anaknya ke fasilitas
pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas untuk diimunisasi. Hal ini dapat
terindikasi dari adanya motivasi yang meningkat dari ibu-ibu di Puskesmas
Darusallam tersebut. Motivasi ini muncul karena meningkatnya pemahaman ibu akan
pentingnya imunisasi bagi anaknya. Meningkatnya pemahaman ibu bisa dikarenakan
adanya informasi yang diterima ibu melalui kegiatan promosi kesehatan maupun
pengaruh dari lingkungan (Sunaryo, 2004).
Menurut Sunaryo (2004), persepsi yang salah dapat dipengaruhi dari proses
penerimaan rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga
individu mampu mengetahui, mengartikan dan menghayati tentang hal yang diamati
yang dalam hal ini adalah persepsi tentang efek imunisasi. Seiring dengan pendapat
Suyono (2006) bahwa informasi dan pelayanan yang tepat dan mudah diakses oleh
masyarakat luas lebih penting diberikan karena kebanyakan masyarakat tidak sempat
mendapatkan informasi dengan alasan bahwa mereka sibuk bekerja dan memperbaiki
kehidupannya masing-masing dikarenakan kurangnya penyuluhan yang diberikan
kepada masyarakat atau pengalaman masyarakat yang negatif.
2. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita
berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.2 bahwa standar pelayanan
minimal bidang kesehatan pada bayi berdasarkan kunjungan bayi sebagian besar
sudah sesuai target yaitu melebihi dari target 90% yaitu 91,69% bayi yang melakukan
yang tepat dan mudah diakses oleh masyarakat luas lebih penting diberikan karena
kebanyakan masyarakat tidak sempat mendapatkan informasi dengan alasan bahwa
mereka sibuk bekerja sehingga tidak sempat untuk membawakan bayinya ke
Puskesmas untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi apakah sesuai
dengan umurnya. Masih ada bayi yang belum melakukan kunjungan minimal 4 kali
sebanyak 58,31% dan walaupun angka tersebut kecil namun dapat mempengaruhi
kesehatan pada bayi karena kunjungan bayi tersebut sangat berpengaruh untuk
mengurangi resiko kurang gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan bayi untuk
mengetahui tumbuh kembang bayi berdasarkan umurnya.
3. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada bayi dan balita
berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.3 bahwa standar pelayanan
minimal bidang kesehatan balita berdasarkan kunjungan balita sebagian besar sudah
sesuai target yaitu 90%, walaupun (84,7%) yaitu sebanyak 487 balita yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali dan balita yang
tidak memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali sebanyak
15,3%. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi mengenai
pelayanan kesehatan di Puskesmas terutama tentang pelayanan kunjungan balita
dengan alasan ibu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga tidak sempat
untuk membawakan anaknya untuk melakukan pelayanan pemantauan pertumbuhan
dan perkembangan di Puskesmas. Selain itu disebabkan oleh kurangnya penyuluhan
mengetahui akan pentingnya pelayanan kesehatan terutama pelayanan pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan anak balita mereka apakah sesuai dengan umurnya.
Masih ada balita yang belum melakukan kunjungan minimal 8 kali sebanyak 88 bayi
dan walaupun angka tersebut kecil tetapi dapat mempengaruhi kesehatan pada balita
karena kunjungan balita tersebut sangat berpengaruh untuk mengurangi resiko kurang
gizi untuk itu sangat diperlukan kunjungan balita untuk mengetahui tumbuh kembang
balita berdasarkan umurnya.
4. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan berdasarkan cakupan
penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.4 bahwa standar pelayanan
minimal bidang kesehatan berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat seluruhnya sudah sesuai target yaitu 100% sebanyak 428 siswa SD dan
setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih.
Sejauh ini sudah menunjukan perkembangan yang lebih baik mengingat saat ini juga
sudah mengarah pada program MDGs (Millenium Development Goals) 2015.
Apabila ditinjau dari sisi aspek pelayanan kesehatan sudah tercukupi. Sarana dan
prasarana kesehatan di Puskesmas cukup memadai dan sudah mengikuti
perkembangan teknologi, bahkan jenis pelayanan lebih variatif sesuai dengan usulan
masyarakat misalnya dengan adanya pelayanan gigi dengan tenaga ahli dokter
spesialis gigi.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pelaksanaan standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita di Puskesmas Darusallam Medan tahun 2013
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan Cakupan Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization belum
seluruhnya tercapai dan belum sesuai dengan target.
2. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan kunjungan bayi usia 0-12 bulan secara keseluruhan sudah tercapai dan
sudah melebihi target 90%.
3. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan kunjungan balita usia 12-59 bulan belum seluruhnya tercapai dan belum
sesuai dengan target.
4. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
berdasarkan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat keseluruhan
B. Saran
Dari penelitian diatas, ada beberapa hal yang perlu diupayakan untuk meningkatkan
pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita yaitu :
1. Bagi Pendidikan Kebidanan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang
kesehatan pada bayi dan balita dalam kategori baik. Untuk itu diharapkan bidan-bidan
yang bertugas di Puskesmas dapat lebih mengembangkan dan melakukan berbagai
penyuluhan berdasarkan kegiatan puskesmas.
2. Bagi Puskesmas
Dari hasil penelitian ini diharapkan petugas kesehatan di Puskesmas Darusallam
Medan bisa mempertahankan dan lebih meningkatkan peranan Puskesmas bagi
masyarakat di wilayah kerjanya, dan diharapkan staff Puskesmas Darusallam lebih
meningkatkan kegiatan Puskesmas terutama dalam pelaksanaan standar pelayanan
minimal bidang kesehatan pada bayi dan balita.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Disampaikan kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan
penelitian selanjutnya yang lebih mengeksplorasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan standar pelayanan minimal bidang kesehatan pada bayi
DAFTAR PUSTAKA
Andi Muhadir (2009). Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan, Jakarta : Salemba
Medika.
Depkes RI. (2010). Visi Misi Indonesia Sehat. Retrivied September 22, 2012, from
Depkes RI. (2011). Profil Data Kesehatan Indonesia. Retrivied September 23, 2012, from
Depkes RI. (2011). Profil Anak Indonesia. Retrivied September 19, 2012, from
Keputusan Menteri Kesehatan RI. (2008). Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota. fro
Notoatmojo Soekidjo (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Setiawan, A., & Saryono. (2007). Metodologi Penelitian Kebidanan D-III, D-IV, S1 dan S2. Cet.
1.Yokyakarta: Tuha Medika.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung : Alfabeta, cv.
Supraptini Kesehatan Bayi dan Balita: Retrieved September 27, 2012, from
Tim Penyusun Program D-IV USU. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan :
tidak dipublikasikan.
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
PADA BAYI DAN BALITA DI PUSKESMAS DARUSALLAM MEDAN
TAHUN 2013
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN PADA BAYI DAN BALITA Juml Anak Balita Usia
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Stefani Anastasia S
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 27 Mei 1991
Agama : Katolik
Alamat : Jl Sakura 3, Gg Keluarga No 3 Medan
Riwayat Pendidikan
Tahun 1997 - 2003 : SD Katolik Santo Petrus Medan
Tahun 2003 – 2006 : SMP Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2006 – 2009 : SMA Katolik Santo Yoseph Medan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2009 – 2012 : Pendidikan Program Diploma III di AKBID Medistra L.Pakam
Lulus dan Berijazah
Tahun 2012 – sekarang : Sedang Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV BIDAN PENDIDIK