TINJAUAN PUSTAKA
A. Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada
suatu kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003, hal.123).
Evaluasi dilakukan untuk penilaian terhadap suatu pelaksanaan kegiatan atau
program yang sedang dilakukan dalam rangka mencari umpan balik yang akan
dijadikan dasar untuk memperbaiki suatu program atau sistem. Evaluasi yang bersifat
tinjauan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program itu berjalan, dan sejauh
mana program tersebut mempunyai hasil atau dampak (Notoatmodjo, 2010, hal.30).
B. Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
1. Pengertian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah salah satu bentuk standar yang
pada dasarnya ditetapkan untuk menjamin dan mendukung pelaksanaan
kewenangan wajib oleh daerah sekaligus merupakan akuntabilitas daerah kepada
Pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah. Standar Pelayanan
Minimal (SPM) adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang
merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara
minimal (Goodfriedus, 2012, ¶ 1).
Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan di Kabupaten atau Kota adalah
tolak ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten atau
pelayanaan kesehatan yang paling mendasar dan esensial dapat dipenuhi pada
tingkat paling minimal secara nasional (Khushandajani, 2004, ¶ 1).
2. Ruang lingkup Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang
meliputi jenis pelayanan beserta indikator kinerja dan target 2010 yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Meliputi : Cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target 95%,
cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan dengan target 90%, cakupan ibu hamil
yang dirujuk dengan target 100%, cakupan kunjungan neonatus dengan
target 90%, cakupan kunjungan bayi dengan target 90%, cakupan bayi
berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani dengan target 100%.
b. Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah
Meliputi : Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan
prasekolah dengan target 90%, cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD
dan setingkat oleh tenaga kesehatan oleh tenaga terlatih atau guru UKS
dengan target 100 %, cakupan pelayanan kesehatan remaja dengan target
80%.
c. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Meliputi : Cakupan peserta aktif Keluarga Berencana dengan target
70%.
d. Pelayanan Imunisasi
Meliputi : Desa atau Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
e. Pelayanan Pengobatan atau Perawatan
Meliputi : Cakupan rawat jalan dengan target 15%, dan cakupan rawat
inap dengan target 1,5%.
f. Pelayanan Kesehatan Jiwa
Meliputi : Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan
umum dengan target 15%.
g. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Meliputi : Cakupan balita yang naik berat badannya dengan target 80%,
cakupan balita di bawah garis merah dengan target ˂ 15%.
h. Pelayanan Gizi
Meliputi : Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
dengan target 90%, cakupan ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe
dengan target 90%, cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada
bayi bawah Garis Merah dari keluarga miskin dengan target 100%, dan
cakupan balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan dengan target
100%.
i. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif
Meliputi : Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman
untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonates dengan target 80%,
cakupan ibu hamil dengan resiko tinggi dan komplikasi yang ditangani
dengan target 80%, dan cakupan neonatal dengan resiko tinggi dan
komplikasi yang ditangani dengan target 80%.
j. Pelayanan Gawat Darurat.
Meliputi : Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat
k. Pelayanan Penyediaan Obat dan perbekalan kesehatan
Meliputi : Ketersediaan obat sesuai kebutuhan dengan target 90%,
pengadaan obat esensial dengan target 100%, dan pengadaan obat generic
dengan target 100%
l. Penyuluhan Perilaku Sehat
Meliputi : Rumah tangga sehat dengan target 65%, bayi yang mendapat
ASI Eksklusif dengan target 80%, desa dengan garam beryodium baik
dengan target 90%, dan cakupan posyandu purnama dengan target 90%.
3. Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Dalam rangka menyusun Standar Pelayanan Minimal (SPM), paling tidak
dibutuhkan beberapa tahapan yang terurai dalam bagan alur sebagai berikut :
Bagan 1 : Teknik Penyusunan Standar Pelayanan Minimal
Short List kewenangan atau fungsi tersebut secara logis tentu tidak bisa
diselenggarakan secara menyeluruh pada waktu bersamaan. Oleh sebab itu
didasarkan pada kriteria seperti : pengukuran kebutuhan masyarakat akan
pelayanan-pelayanan mendasar, terukur, terus-menerus dan berorientasi pada
output yang dirasakan masyarakat, serta mungkin untuk dikerjakan, maka
disusunlah standar pelayanan minimal. Hasil akhir dari tahapan-tahapan tersebut
adalah munculnya daftar kewenangan/fungsi yang menjadi dasar bagi
terselenggaranya standar pelayanan minimal disertai dengan tolak ukur
pencapaian kinerja. Tolak ukur tersebut bisa membuat indikator-indikator
sebagai berikut :
a. Input/Masukan
Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan,
seperti sumber daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan
sebagainya.
b. Output/Keluaran
Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau
program berdasarkan masukan input yang digariskan.
c. Outcome/Hasil
Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud
berdasarkan keluaran/output kebijakan atau program yang sudah
dilaksanakan.
d. Benefit/Manfaat
Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai
e. Impact/Dampak
Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai
berdasarkan manfaat yang dihasilkan.
4. Cakupan Standar Pelayanan Bidang Kesehatan Pada Bayi dan Balita
a. Cakupan Desa /Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
1). Pengertian
a). Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah
kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No.32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).
b). Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam
sistem pemerintahan nasional dan berada di bawah kabupaten
c). UCI (Universal Child Immunization ) adalah tercapainya imunisasi
dasar secara lengkap pada bayi 0-11 bulan, ibu hamil, WUS dan anak
sekolah tingkat dasar.
d). Imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis
DPT, 4 dosis polio, 3 dosis hepatitis B, 1 dosis campak, ibu hamil dan
WUS meliputi 2 dosis TT, anak sekolah tingkat dasar meliputi 1
dosisi DT, 1 dosisi campak, dan 2 dosis TT.
e). Imunisasi rutin adalah kegiatan imunisasi yang secara rutin dan
terus-menerus harus dilaksanakan pada periode waktu yang telah
ditetapkan, berdasarkan kelompok usia sasaran dan tempat pelayanan.
f). Imunisasi tambahan adalah kegiatan imunisasi yang tidak rutin
hasil pemantauan atau evaluasi. Yang termasuk dalam kegiatan
imunisasi tambahan meliputi Backlog Fighting dan Crash program.
g). Imunisasi dalam penanganan KLB adalah kegiatan imunisasi yang
telah disesuaikan dengan situasi epidemiologis penyakit.
2) Definisi Operasional
Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut
sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun.
3). Cara Perhitungan dan Rumus
a). Rumus
Jumlah Desa UCI
Seluruh Desa x 100% b). Pembilang
Jumlah Desa/Kelurahan UCI di suatu wilayah kerja pada tahun
tertentu
c). Penyebut
Seluruh Desa/Kelurahan di satu wilayah kerja dalam waktu yang
sama.
d). Konstanta/Ukuran
Persentase 100%
e). Sumber Data
SIMPUS, SIRS, dan Klinik
f). Sumber Daya Manusia (SDM)
Dokter, perawat, dan bidan.
g). Target
b. Cakupan Kunjungan Bayi
1). Pengertian
a). Bayi adalah anak berumur 29 hari-11 bulan.
b). Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur
29 hari-11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu,
puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit) maupun di rumah,
posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya
melalui kunjungan petugas.
c). Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali, yaitu
satu kali pertama pada umur 29 hari-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
d). Pelayanan kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio1-4, dan campak), stimulasi deteksi
intervensi dini tumbuh kembang bayi dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi.
e). Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : Konseling ASI
esklusif, pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan,
perawatan dan tanda bahaya bayi sakit, pemantauan pertumbuhan dan
pemberian vitamin A kapsul biru pada usia 6-11 bulan.
f). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan
pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh
perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan paling sedikit 4 kali
disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang tertentu.
3). Cara Penghitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah bayi yang memperol eh pelayanan kesehatan sesuai standar di wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh bayi lahir hidup disatu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah bayi yang memperoleh jumlah pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu.
c). Penyebut
Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama dengan cacatan tidak ada data dapat digunakan angka
estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS atau
perhitungan CBR dikalikan jumlah penduduk.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (%)
e). Sumber Data
SIMPUS (Kohort bayi, SIRS dan klinik)
f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan, dan perawat terlatih.
g). Target
c. Cakupan Pelayanan Anak Balita
1). Pengertian
a). Anak balita adalah anak berumur 12-59 bulan
b). Setiap anak umur 12-59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 kali setahun yang sudah tercatat
di kohort anak balita dan pra sekolah, buku KIA/KMS, atau buku
pencatatan dan pelaporan lainnya.
c). Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per tinggi
atau panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat pemantauan
pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap
bulan di posyandu. Taman bermain, pos PAUD, taman penitipan anak
dan taman kanak-kanak, serta raudatul athfal dll.
d).Pemantauan perkembangan meliputi penilaian perkembangan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian,
pemeriksaan daya dengar, daya ingat. Jika ada keluhan atau kecurigaan
terhadap anak maka akan dilakukan pemeriksaan untuk gangguan
mental emosional, autis, serta gangguan pemusatan perhatian dan
hiperaktifitas.
e). Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan setiap anak usia 12-59
bulan dilaksanakan melalui pelayanan SDIDTK minimal 2 kali
pertahun (setiap 6 bulan) dan tercatat pada kohort anak balita dan
prasekolah atau pencatatan pelaporan lainnya. Pelayanan SDIDTK
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang
anak.
f). Suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 IU) diberikan pada anak
umur 12-59 bulan 2 kali pertahun (Bulan Febuari dan bulan Agustus).
g). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam
melindungi anak balita sehingga kesehatannya terjamin melalui
penyediaan pelayanan kesehatan.
2). Defenisi Operasional
cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12-59 bulan) yang
memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
balita.
3). Cara Penghitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah anak balita yang memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali disatu wilay ah tertentu pada kurun tertentu
Jumlah seluruh anak balita disatu wilayah kerja dalam waktu yang sama
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan
pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali di satu wilayah kerja pada
tahun kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak balita (12-59 bulan) di satu wilayah kerja dalam
kurun waktu tertentu.
d). Konstanta/Ukuran
e). Sumber Data
Kohort balita, laporan rutin SKDN, Buku KIA, KMS, Pencatatan pada
pos PAUD (Pemantauan Anak Usia Dini), taman bermain, taman
penitipan anak, taman kanak-kanak, Raudathul Athfal dll.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter SpA, dokter umum, bidan , dan perawat terlatih.
g). Target
Target 2010 : 90%.
d. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin
1). Pengertian
a). Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan
anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN).
b). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat
(Kab/kota)
c). MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan
biskuit untuk anak usia 12-24 bulan.
2). Definisi Operasional.
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24
bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI
3). Cara perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah anak usia 6−24 bula n keluarga miskin yang mendapat MP−ASI
Jumlah seluruh anak usia 6−24 bulan keluarga miskin
x 100%
b). Pembilang
Jumlah anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin yang mendapat
MP-ASI di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh anak usia 6-24 bulan dari keluarga miskin di satu
wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (100%).
e). Sumber Data
Laporan khusus MP-ASI, R-1 gizi, LB-3 SIMPUS
f). Sumber Daya Manusia
Nutrisionis/Tenaga kesehatan terlatih gizi.
g). Target
Target 2010 : 100%.
e. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
1). Pengertian
a). Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun 11
b). Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi
badan (TB) dengan Z-score ≤ 3 dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwashiorkor, dan marasmus kwashiorkor).
c). Perawatan adalah perawatan sesuai dengan tataklaksana pada gizi
buruk.
2). Definisi operasinal
Cakupan balita gizi buruk yang mendapat perawatan adalah balita gizi
buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi buruk disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah balita gizi buruk mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
x 100%
b). Pembilang
Jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana
pelayanan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah seluruh balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/konstanta
e). Sumber Data
R-1 /gizi, LB3-SIMPUS, SIRS, laporan wabah KLB, laporan KLB
gizi buruk puskesmas, atau Rumah sakit.
f). Sumber Daya Manusia
Tim asuhan gizi, dokter, nutrisionis, bidan, perawat terlatih.
g). Target
Target 2010 : 100%.
f. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
1). Pengertian
a). Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan
kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat
melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan
Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
bersama guru, dan dokter kecil.
b). Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program
dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah
yang berada di sekolah.
c). Sekolah Dasar Setingkat adalah Sekolah Dasar Negeri, Sekolah Dasar
Swasta, Sekolah Dasar Luar Biasa, Madrasah Ibtidaiyah serta satuan
pendidikan keagamaan termasuk ponpes baik jalur pendidikan sekolah
d). Tenaga kesehatan adalah tenaga medis, keperawatan atau petugas
puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai tenaga pelaksana
UKS/UKGS.
e). Guru UKS/UKGS adalah guru kelas satu atau guru yang ditunjuk
sebagai Pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih tentang
UKS/UKGS.
f). Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal
dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah mendapatkan
pelatihan dokter kecil.
g). Indikator ini mengatur kemampuan manajemen program Usaha
Kesehatan Anak Sekolah dalam melindungi anak sekolah sehingga
kesehatannya terjamin melalui pelayanan kesehatan.
2). Definisi Operasional
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah cakupan
siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga terlatih
(guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.
3). Cara Perhitungan/Rumus
a). Rumus
Jumlah murid SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu
b). Pembilang
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga terlatih (guru, UKS/dokter
kecil) disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
c). Penyebut
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat disatu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama.
d). Ukuran/Konstanta
Persentase (100%)
e). Sumber Data
Catatan dan pelaporan hasil penjaringan kesehatan (Laporan kegiatan
UKS) (Sumber data diperbaiki, data akan masuk ke puskesmas melalui
tenaga kesehatan), dan data juga dapat diperoleh dari data Diknas/BPS
setempat.
f). Sumber Daya Manusia
Dokter umum, dokter gigi, dan perawat terlatih.
g). Target