• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Media Komunikasi Secara Parsial Masing Masing Sub Variabel Motivatif (X4) Terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres

FAKTOR SPESIFIK

4.11 Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Media Komunikasi Secara Parsial Masing Masing Sub Variabel Motivatif (X4) Terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres

Pekalongan (Y)

Motivatif merupakan bagian dari variabel Media Komunikasi (X) yang dalam penelitian ini penulis jadikan sebagai sub variabel (X4), Motivatif merupakan salah satu unsur yang merupakan salah satu fungsi dari media komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Marshall Mc Luhan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dijelaskan hipotesis secara parsial untuk sub variabel Motivatif, sebagai berikut ini:

Ho (X4) : Tidak terdapat pengaruh antara media komunikasi dalam sub variabel

Motivatif terhadap kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan

Ha (X4) : Terdapat pengaruh antara media komunikasi dalam sub variabel

Motivatif terhadap kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel Media Komunikasi (X) pada sub variabel Motivatif (X4) dengan variabel Kinerja Bhabinkamtibmas (Y), dilakukan dengan menganalisa hasil pengujian regresi berganda. Pada sub pasal sebelumnya (Tabel 4.23) diperoleh bahwa Nilai Koefisien Regresi dari Variabel Media Komunikasi (X) pada sub variabel Motivatif (X4) sebesar -0,889 sedangkan Nilai thitung sebesar -0,812, dengan nilai Signifikansi sebesar 0,420. Bila dibandingkan dengan Nilai ttabel sebesar 1,999 maka Nilai

thitung Variabel Media Komunikasi pada sub variabel Motivatif (X4) sebesar -0,812 < ttabel

sebesar 1,999, sebagaimana dapat dilihat dalam sub bab seblumnya pada tabel 4.23. Sedangkan nilai signifikan Variabel Media Komunikasi pada sub variabel Motivatif (X4) sebesar 0,420 > 0,05 yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memperlihatkan bahwa Variabel Media Komunikasi pada sub variabel Motivatif (X4) tidak berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan (Y).

Berdasarkan pembahasan di atas, secara parsial Variabel Media Komunikasi pada sub variabel Motivatif (X4) tidak berpengaruh signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhbinkamtibmas Polres Pekalongan. Hal ini dengan asumsi bahwa sub variabel yang lain (efektivitas, efisiensi, dan konkret) adalah tetap, atau tidak ada perlakuan terhadap sub

variabel lainnya. Dengan kata lain bahwa dengan hanya memanfaatkan media komunikasi pada sub variabel Motivatif saja (tidak disertai pemanfaatan media komunikasi dengan sub variabel efektivitas, evisiensi, dan motivatif), tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan. Hal ini menjawab permasalahan kedua sebagaimana telah dirumuskan oleh penulis sebelumnya.

PENUTUP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami secara nyata berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari hasil penelitian, mengenai pengaruh media komunikasi pada sub variabel efektivitas, efisiensi, konkret, dan motivatif baik secara simultan maupun secara parsial, terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan.

Berdasarkan temuan penelitian dan pembahasan data hasil penelitian mengenai “Media komunikasi terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan”, maka dapat diperoleh simpulan, yang kemudian penulis memberikan saran sesuai dengan hasil penelitian.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data hasil penelitian yang dilakukan sesuai dari tujuan penelitian, maka didapatkan simpulan yang merupakan jawaban dari rumusan permasalahan dalam penelitian ini yang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Hasil uji simultan dari Variabel media komunikasi (X) yang terbagi dalam empat sub variabel yaitu media komunikasi sub variabel efektivitas (X1), media komunikasi sub variabel efisiensi (X2), Media komunikasi sub variabel konkret (X3) dan media komunikasi sub variabel motivatif (X4). Variabel media komunikasi tersebut secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan.

Hal tersebut di tunjukkan dalam tabel 4.22 dengan nilai Fhitung lebih besar daripada nilai Ftabel (Fhitung > Ftabel), yaitu 3,286 > 2,53. Kemudian dikatakan berpengaruh karena nilai Sig. Variabel penelitian sebesar 0,017 < 0,05. Kemudian dari tabel 4.21 dengan Adjusted R Square terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan adalah sebesar 0,100 atau sebesar 10%, yang artinya variabel media komunikasi memberikan kontribusi atau memberikan pengaruh sebesar 10% terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan.

Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komunikasi bagi personil Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan berpengaruh terhadap kinerja mereka. Mengapa demikian, karena berdasarkan hasil wawancara menurut responden media komunikasi dapat membuat aliran komunikasi menjadi lebih lancar sehingga memudahkan Bhabinkamtibmas dalam pelaksanaan tugasnya.

b. Sedangkaan dari hasil uji parsial (t test) antara sub variabel yang ada dari variabel media komunikasi (efektivitas, efisiensi, konkret, motivatif) terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan, yaitu:

1. Nilai t Hitung variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel efektivitas (X1) sebesar 1,765 < t Tabel sebesar 1,999. Sedangkan nilai signifikan Variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel efektivitas (X1) sebesar 0,083 > 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel efektivitas (X1) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan (Y).

2. Nilai t Hitung variabel media komunikasi (X) pada sub variabel efisiensi (X2) sebesar -0,264 < t Tabel sebesar 1,999. Sedangkan nilai signifikan Variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel efisensi (X2) sebesar 0,083 > 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel efisiensi (X2) secara parsial berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan (Y).

3. Nilai t Hitung variabel media komunikasi (X) pada sub variabel konkret (X3) sebesar -0,706 < t Tabel sebesar 1,999. Sedangkan nilai signifikan Variabel media komunikasi (X) pada sub variabel konkret (X3) sebesar 0,438 > 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Variabel media komunikasi (X) pada sub variabel konkret (X3) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan (Y).

4. Nilai t Hitung variabel media komunikasi (X) pada sub variabel motivatif (X4) sebesar -0,187 < t Tabel sebesar 1,999. Sedangkan nilai signifikan Variabel media komunikasi (X) pada sub variabel motivatif (X4) sebesar 0,420 > 0,05. Hal ini memperlihatkan bahwa Variabel Media komunikasi (X) pada sub variabel motivatif (X4) secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan dan nyata terhadap Kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan (Y).

Hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan media komunikasi dalam sub variabel efektivitas, konkret, dan motivatif secara parsial (sendiri-sendiri) tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja Bhabinkamtibmas Pores Pekalongan, hanya media komunikasi dalam sub variabel efisiensi secara parsial yang berperngaruh terhadap kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan.

Hal ini memperjelas bahwa meskipun media komunikasi kurang berpengaruh namun kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan dapat dikatakan baik. Terbukti dari data jumlah tindak pidana yang terjadi di wiayah Polres Pekalongan mengalami penerununan dari tahun 2015 ke tahun 2017. Mengapa demikian, karena menurut responden dari hasil wawancara yang di lakukan oleh penulis responden mengatakan bahwa terdapat faktor lain diluar penggunaan media komunikasi bagi personil

Bhabinkamtibmas yang lebih mempengaruhi kinerja yang dilakukan

Bhabinkamtibmas, sebagian berpendapat bahwa media komunikasi berpengaruh terhadap kesadaran para Bhabinkamtibmas dalam melaksanakan tugasnya ada juga yang berpendapat bahwa kinerja mereka tidak dipengaruhi oleh menggunaan media komunikasi tersebut.

5.2 Saran

Saran yang diajukan oleh penulis merupakan saran yang menyangkut implikasi praktis demi kepentingan perumusan kebijakan atau operasional bagi pimpinan Polri sebagai pengambil kebijakan. Khususnya yang berkaitan dengan permasalahan dengan penggunaan media komunikasi di Lingkungan pegawai Kepolisian Negara Republik Indonesia. Sehingga diharapkan dengan adanya saran dari penulis dapat memberikan suatu masukan dalam penerapan penggunaan media komunikasi yang efektif. Adapun saran-saran yang diajukan oleh penulis berdasarkan simpulan yang telah diambil adalah:

a. Melakukan peninjauan ulang terkait tata cara dan prosedur penggunaan media komunikasi bagi pegawai Kepolisian, karena setelah diadakan penelitian dan pengujian pengaruh media komunikasi terhadap kinerja Bhabinkamtibmas Polres Pekalongan baik secara simultan maupun secara parsial hasil yang didapatkan ada namun hanya sedikit pengaruhnya.

b. Pelaporan kegiatan dengan menggunakan media komunikasi Whatsapp dianjurkan dengan menyertakan bukti video maupun gambar agar laporan yang dikirimkan dapat dipertanggungjawabkan.

c. Perlu adanya modernisasi teknologi informasi dalam organisasi Polri. Semakin berkembangnya teknologi membuat prilaku masyarakat juga berubah, untuk dapat menyesuaikan perkembangan tersebut anggota kepolisian sebagai aparat yang bertugas sebagai pelindung pengayom dan pelayan masyarakat harus memiliki kemampuan dalam pemanfaatan teknologi yang lebih mutakhir agar dapat melakukan kontrol terhadap prilaku masyarakat yang semakin modern. d. Dianjurkan kepada pimpinan agar mengadakan pelatihan kepada

Bhabinkamtibmas untuk mendalami pemakaian beberapa media sosial agar mengerti cara memakai aplikasi dan mengembangkan kreativitas Bhabinkamtibmas yang sudah berumur di atas 50 tahun.

e. Mengingat hanya 12,2% saja variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel media komunikasi sedangkan sisanya (100% - 12,2% = 87,8%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain di luar penelitian ini, maka diperlukan adanya penelitian lebih jauh terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja anggota di luar variabel tersebut untuk selanjutnya dapat ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian terkait upaya peningkatan kinerja anggota.

REFERENSI

Manikotomo, B. (2017). Pengaruh Beban Kerja yang Berlebihan dan Keterlibatan Personel Terhadap Kinerja Personel Polres Kudus: Effect of Excessive Workload and Personnel Involvement on the Performance of Kudus Police Personnel. Indonesian Journal of Police

Studies, 1(1), 83-144. Retrieved from

http://journal.akpol.ac.id/index.php/ijps/article/view/2

Pratama, A. (2017). Pengaruh Ambiguitas Peran, Otonomi Kerja dan Locus of Control Terhadap Kinerja Personel Polres Kudus: The Influence of Role Ambiguity, Work Autonomy and Locus of Control on the Performance of Kudus Police Personnel. Indonesian Journal of Police Studies, 1(1), 145-206. Retrieved from http://journal.akpol.ac.id/index.php/ijps/article/view/3

Tuhuteru, C. P. (2017). Optimalisasi Kinerja Unit Patroli Satuan Sabhara dalam Mencegah Tindak Pidana Curanmor di Wilayah Hukum Polres Tegal Kabupaten: Optimizing the Performance of the Sabhara Unit Patrol Unit in Preventing Motorized Vehicle Theft Crime in the Legal District of Tegal District Police. Police Studies Review, 1(1), 55-90. Retrieved from http://journal.akpol.ac.id/index.php/psr/article/view/9

Panggabean, R. R. (2017). Pengaruh Kompetensi dan Integritas Terhadap Kinerja Personel Satuan Lantas Polres Cilacap: Influence of Competence and Integrity on the Performance of Personnel of the Cilacap Regional Traffic Police Unit. Advances in Police

Science Research Journal, 1(1), 293-358. Retrieved from http://journal.akpol.ac.id/index.php/apsrj/article/view/24

Muhammad, F. (2017). Kinerja POLRI Pasca POLRI Mandiri. Jurnal Hukum &

Pembangunan, 33(3), 341-355.

Junus, S. R., & Suwandi, M. (2017). Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Anggota Polres Tegal Kota. Multiplier, 1(2).

Chusyairi, A., & Usman, M. Y. (2017). Pengembangan Web Pelayanan Publik Polres Banyuwangi Dengan Metode MVC. SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 5(1), 1-2.

Suseno, B. (2016). E-Polmas: Paradigma Baru Pemolisian Masyarakat Era Digital. Jurnal

Keamanan Nasional, 2(1), 77-110.

Verkade, R. (2017). Community police officers and WhatsApp: exploring and explaining the impact of

WhatsApp neighborhood prevention groups on policing in a neighborhood (Master's thesis,

University of Twente).

Sachdeva, N., & Kumaraguru, P. (2015). Online Social Networks and Police in India— Understanding the Perceptions, Behavior, Challenges. In ECSCW 2015: Proceedings of the

14th European Conference on Computer Supported Cooperative Work, 19-23 September 2015, Oslo, Norway (pp. 183-203). Springer, Cham.

Aronczyk, M. (2017). Portal or police? The limits of promotional paratexts. Critical Studies in