• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Pembahasan Penelitian Sebelumnya

Berbagai penelitian mengenai audit delay telah dilakukan, baik di dalam maupun di luar Indonesia. Ashton, dkk (1987) di Amerika Serikat meneliti hubungan antara audit delay dengan variabel bebas sebanyak 14 (empat belas), meliputi ukuran perusahaan, jenis industri, perusahaan publik atau non publik, bulan penutupan tahun buku, kualitas SPI, kompleksitas operasional,

kompleksitas keuangan, kompleksitas pelaporan keuangan, kompleksitas EDP, campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun, lamanya perusahaan menjadi klien KAP, pengumuman laba atau rugi, jenis opini, dan profitabilitas.

Ashton menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh Peat, Marwick, Mitchel dan Co. pada tahun 1982 sebanyak 488 perusahaan.

Hasil analisis univariate pada keseluruhan sampel memperlihatkan bahwa audit delay signifikan lebih lama pada perusahaan yang mempunyai qualified opinion, merupakan perusahaan industrial, bukan perusahaan publik, mempunyai tahun tutup buku selain bulan Desember, pengendalian internal dan EDP yang lemah, dan pekerjaan pemeriksaan relatif banyak dilakukan setelah berakhirnya penutupan tahun buku. Sementara pada uji analisis multivariate, hanya ukuran perusahaan, kompleksitas operasional, status perusahaan publik atau non publik, kualitas SPI dan campuran relatif antara waktu pemeriksaan pada interim dan akhir tahun yang berpengaruh secara signifikan pada keseluruhan sampel.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Ashton dkk (1987) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Ashton dkk (1987) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari 14 faktor-faktor tersebut, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Ashton dkk (1987) adalah

perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI.

Pourali, dkk (2013) meneliti tentang efektif faktor yang berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek di Teheran dalam kurun waktu tahun 2004-2010. Faktor-faktor yang diteliti meliputi ukuran perusahaan, earning per share (EPS), jenis perusahaan, extra ordinary, dan opini audit.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Pourali, dkk (2013) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Pourali, dkk (2013) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, earning per share (EPS), jenis perusahaan, extra ordinary, dan opini audit, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Pourali, dkk (2013) adalah perusahaan-perusahaan yang go public di Teheran, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.

Khalatbari (2013) meneliti tentang hubungan earning quality dengan audit delay pada perusahaan-perusahaan yang go public di Teheran. Variabel penelitiannya terdiri dari earning quality sebagai variabel independen, audit delay sebagai variabel dependen dan ukuran perusahaan, financial leverage, reputasi kantor audit serta rotasi auditor sebagai variabel kontrol.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Khalatbari (2013) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian.

Jika pada penelitian Khalatbari (2013) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, earning quality, reputasi kantor audit dan rotasi auditor, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Khalatbari (2013) adalah perusahaan-perusahaan yang go public di Teheran, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.

Lianto dan Kusuma (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay. Penelitian ini termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan consumer goods industry dan perusahaan multifinance. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan, jenis perusahaan, tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan terhadap audit delay. Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka dapat ditarik simpulan bahwa profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Ukuran perusahaan dan jenis industri tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Lianto dan Kusuma (2010) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Lianto dan Kusuma (2010) variabel penelitiannya

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, jenis perusahaan, tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan umur perusahaan terhadap audit delay, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Lianto dan Kusuma (2010) adalah perusahaan consumer goods industry dan perusahaan multifinance yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI.

Kartika (2009) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay di Indonesia (studi empiris pada perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftardi Bursa Efek Jakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan menguji bagaimana pengaruh ukuran perusahaan, laba rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas dan reputasi auditor mempengaruhi audit delay. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay di indonesia, maka dapat diambil kesimpulan faktor total asset, laba rugi operasi, mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Opini dari auditor punya pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay perusahaan. Faktor profit dan reputasi auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay perusahaan.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Kartika (2009) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian.

Jika pada penelitian Kartika (2009) variabel penelitiannya faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari ukuran perusahaan, laba rugi operasi, opini auditor, tingkat profitabilitas dan reputasi auditor mempengaruhiaudit delay, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Kartika (2009) adalah perusahaan-perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2001-2005, sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.

Yendarawati dan Rokhman (2008) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan-perusahaan go public di BEJ. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis rata-rata audit delay yang terjadi dan faktor-faktor penyebabnya pada perusahaan go public di BEJ. Berdasarkan hasil analisis terhadap data tentang audit delay di Indonesia dapat disimpulkan bahwa: (1) Rata-rata audit delay yang terjadi pada keseluruhan sampel perusahaan yang diteliti, yaitu sebanyak 50 perusahaan adalah 76,66 hari.

Rata-rata ini tidak berbeda jauh dengan rata-rata audit delay pada perusahaan manufaktur, sedangkan untuk perusahaan non-manufaktur ratarata audit delay yang terjadi adalah 73,55 hari atau lebih cepat 3,11 hari dari rata-rata audit delay keseluruhan sampel dan (2) Secara keseluruhan kelima variabel yang terdiri dari ukuran perusahaan, Rugi/ Laba, tingkat profitabilitas, jenis pendapat akuntan publik, dan jenis industri secara serentak berpengaruh terhadap audit delay.

Namun demikian secara parsial hanya variabel jenis pendapat akuntan publik yang berpengaruh secara signifikan, sedangkan apabila difokuskan ke perusahaan

jenis non-manufaktur ada dua variabel yang berpengaruh signifikan yaitu variabel jenis pendapat akuntan publik dan variabel Rugi/Laba.

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian yang dilakukan Yendarawati dan Rokhman (2008) terletak pada variabel penelitian dan objek penelitian. Jika pada penelitian Yendarawati dan Rokhman (2008) variabel penelitiannya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit delay yang terdiri dari profitabilitas, ukuran perusahaan, jenis industri, pendapat auditor dan rugi laba usaha, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan terdiri dari ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini audit. Selain itu perbedaan yang lainnya jika objek penelitian Yendarawati dan Rokhman (2008) adalah perusahaan yang terdaftar di BEJ dan menerbitkan laporan keuangannya pada tahun 2001-2005. Sedangkan objek penelitian yang akan dilakukan adalah perusahaan-perusahaanyang terdaftar di BEI.

Hasil penelitian merupakan kajian empiris penelitian. Penelitian ini akan mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan cara melakukan perluasan pengamatan dan pengembangan proksi-proksi yang akan digunakan.

34 3.1 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah hasil dan sintesis teori serta kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah yang dihadapi dalam perumusan masalah penelitian ini.

Kerangka berpikir dalam penelitian ini didasarkan pada pemikiran bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia selalu berdasarkan suatu motivasi dan minat tertentu, yang nantinya akan mempengaruhi kinerja individu tersebut. Teori-teori yang mendukung penelitian ini antara lain Teori Keagenan, Stakeholder Theory, dan Teori Pengambilan Keputusan. Dalam kasus ini perusahaan bertindak sebagai principle yang memiliki kepentingan dalam audit yang dilaksanakan oleh auditor yang bertindak sebagai agent, agar laporan keuangan dapat disajikan secara tepat waktu. Sehingga, seluruh pihak terkait yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, yang dijelaskan pada Stakeholder Theory, dapat mengambil keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Menurut Sugiyono (2012) dalam membentuk kelompok teori yang perlu dikemukakan dalam penyusunan kerangka berpikir dalam membuat suatu hipotesis harus ditetapkan terlebih dahulu variabel penelitiannya. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa variabel yang dinilai dapat mempengaruhi terjadinya audit delay yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor. Seluruh variabel yang mempengaruhi tersebut

merupakan variabel independen sedangkan audit delay sebagai variebel yang dipengaruhi merupakan variabel dependen. Kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

3.2 Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, kemudian disusun konsep yang menjelaskan hubungan antar variabel antar variabel dalam penelitian ini. Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori dan kajian empiris yang telah di jelaskan pada kajian pustaka. Konsep dalam penelitian ini dapat

Gambar 3.2 Konsep Penelitian

3.3 Pengembangan Hipotesis

3.3.1 Pengaruh Ukuran Perusahaan pada Audit Delay

Penelitian oleh Pourali, dkk (2013), menyatakan bahwa manajemen perusahaan besar memiliki dorongan untuk mengurangi audit delay dan penundaan penyampaian laporan keuangan, yang disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dan pemerintah.

Menurut penelitian Ashton, dkk (1987) dan Khalatbari, dkk (2013) dan Purnamasari (2012), perusahaan besar melaporkan lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dengan demikian dapat dikatakan ukuran perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi audit delay. Demikian juga penelitian Andi Kartika (2009) menyatakan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap audit delay.

Ukuran Perusahaan

Namun, hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Kartika Simbolon (2009) dan Lianto dan Kusuma (2010) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Khalatbari, dkk (2013) dan Purnamasari (2012) serta penelitian Andi Kartika (2009), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif pada audit delay.

3.3.2 Pengaruh Profitabilitas Perusahaan pada Audit Delay

Perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih tinggi diduga audit delay-nya akan lebih pendek ketimbang perusahaan dengan tingkat profitabilitas lebih rendah. Lianto dan Kusuma (2010) dan Purnamasari (2012) menunjukkan hasil penelitian profitabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Sementara itu Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012) menyebutkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) serta Susilawati, dkk (2012), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif pada audit delay.

3.3.3 Pengaruh Solvabilitas pada Audit Delay

Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan dilikuidasi. Lianto dan Kusuma

(2010) mengungkapkan bahwa proporsi relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan dari perusahaan. Proporsi yang besar dari hutang terhadap total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan diaudit.

Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari hutang akan meningkatkan pula risiko keuangannya. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan mismanagement dan fraud. Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang lebih dalam pengauditan. Wirakusuma (2004) menemukan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay. Semakin besar rasio hutang terhadap total aktiva maka akan semakin lama rentang audit delay.

Susilawati, dkk (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010) menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan solvabilitas terhadap audit delay perusahaan.

Semakin tingginya solvabilitas berarti ada permasalahan going concern yang memerlukan audit lebih teliti.

Sebaliknya penelitian Ashton, dkk (1987) dan Kartika (2009) menunjukan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Susilawati, dkk (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Solvabilitas berpengaruh positif pada audit delay.

3.3.4 Pengaruh Kualitas Auditor pada Audit Delay

Tingginya kualitas KAP diperlihatkan oleh tingginya kualitas hasil jasa, yang berikutnya akan berimbas pada jangka waktu penyelesaian audit. Waktu audit yang cepat merupakan salah satu cara KAP dengan kualitas tinggi untuk mempertahankan reputasi mereka. Dalam penelitian ini, kualitas auditor diproksi dari besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan, mengacu pada apakah KAP bersangkutan berafiliasi dengan the big four/tidak.

Menurut Yuliana dan Ardiati (2004), the big four umumnya memiliki sumber daya yang lebih besar, baik itu dari segi kompetensi, keahlian, dan kemampuan auditor maupun fasilitas, sistem dan prosedur pengauditan yang digunakan dibandingkan non big four sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan audit lebih efektif dan efisien. Logikanya, perusahaan yang diaudit oleh the big four akan memiliki waktu audt delay lebih singkat ketimbang perusahaan yang diaudit oleh non big four.

Penelitian Hossain (2001) dan Taylor (1998) yang menunjukkan kualitas auditor berpengaruh negatif terhadap audit delay. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) yang menemukan kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Carslaw dan Kaplan (1991), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H4 : Kualitas auditor berpengaruh negatif pada audit delay.

3.3.5 Pengaruh Opini Auditor pada Audit Delay

Auditor akan memberikan opini tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan klien. Selain auditor memberikan opini tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga auditor dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya (Kartika, 2009).

Perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion diperkirakan mengalami audit delay yang lebih panjang alasannya perusahaan yang menerima opini tersebut memandang sebagai bad news dan akan memperlambat proses audit. Disamping itu penerimaan opini selain qualified merupakan indikasi terjadinya konflik antara auditor dan perusahaan yang pada akhirnya memperpanjang audit delay. Jadi, perusahaan yang tidak menerima opini audit standar unqualified opinion mengalami audit delay yang panjang (Kartika, 2009).

Penelitian Yendrawati dan Rokhman (2008) menyatakan bahwa terdapat pengaruh opini auditor terhadap audit delay. Perusahaan yang menerima qualified opinion menunjukkan audit delay yang lebih panjang dibanding yang menerima unqualified opinion. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Kartika (2009) dan Purnamasari (2012).

Kontradiksi dengan hasil penelitian di atas, Susilawati, dkk (2012) dan Khalatbari, dkk (2013) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh negatif

terhadap audit delay. Perusahaan yang menerima pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language), pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), dan pendapat tidak wajar (adverse opinion) dan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer) membutuhkan waktu audit lebih lama dibanding opini lainnya.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang masih tidak konsisten tersebut, peneliti bermaksud membuktikan kembali hasil penelitian Khalatbari, dkk (2013), sehingga peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

H5 : Opini auditor berpengaruh negatif pada audit delay.

42 4.1 Rancangan Penelitian

Pada rancangan sebuah penelitian akan dijelaskan mengenai langkah awal hingga akhir mengenai tata cara dilakukanya penelitian ini membentuk proses dan hasil yang objektif, efektif, valid, dan efisien. Penelitian ini diawali dengan menetapkan suatu tujuan dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mendapatkan bukti secara statistik faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Dalam penelitian ini, menggunakan 1 (satu) variabel dependen yaitu audit delay, dan 5 (lima) variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor.

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan menganalisis pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor terhadap variabel dependen yaitu audit delay. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian penjelasan atau explanatory research, yang akan menjelaskan hubungan kausal antara variabel independen tersebut terhadap variabel dependen melalui pengujian hipotesis (Sugiyono, 2012). Gambar 4.1 menunjukan Rancangan Penelitian yang digunakan, mulai dari latar belakang hingga uji hipotesis dan simpulan serta saran.

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian

4.2 Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengalisis faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Untuk menganalisis pengaruh tersebut data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013.

Latar

4.3 Identifikasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang nilainya tidak tergantung varaibel lain, sedangkan variabel dependen adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas, kualitas auditor dan opini auditor, sedangkan variabel terikat (dependen) adalah audit delay.

4.4 Definisi Operasional Variabel

Cooper dan Schindler, (2007) menyatakan bahwa definisi operasional variabel penelitian merupakan penentuan construct dengan berbagai nilai untuk memberikan gambaran mengenai fenomena sehingga dapat diukur. Construct merupakan abstraksi dari fenomena atau realitas yang untuk keperluan penelitian harus dioperasionalisasikan dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai nilai. Variabel-variabel operasional dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Audit Delay

Audit delay yaitu jangka waktu antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen (Pourali, dkk, 2013).

Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.

2. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kapitalisasi pasar yang dihitung berdasarkan rumus.

Kapitalisasi Pasar = Jumlah Saham  Harga Saham ……….(1) 3. Profitabilitas

Profitabilitas adalah ukuran mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. penelitian ini menggunakan ROA (Return On Asset) sebagai proxy dari profitabilitas. ROA diukur dari laba dibagi dengan total aset.

%

Solvabilitas diukur menggunakan rasio antara total kewajiban dengan total ekuitas, yang dihitung dengan rumus.

Kualitas auditor mengacu pada apakah KAP yang mengaudit termasuk dalam kelompok the big four (nilai dummy 0) atau non big four (nilai dummy 1), berdasar pada pendapat Yuliana dan Ardiati (2004).

6. Opini Auditor

Penelitian ini menggunakan dua klasifikasi, yaitu wajar tanpa pengecualian (nilai dummy 1) dan wajar dengan pengecualian (nilai dummy 0), seperti yang digunakan Ashton, dkk (1987); Yendrawati dan Rokhman (2008); Kartika (2009) dan Susilawati, dkk (2012).

Secara ringkas definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Selisih tanggal penutupan tahun buku sampai tanggal laporan keuangan auditan

Rasio Sekunder Variabel Bebas

Ukuran Perusahaan Kapitalisasi Saham Rasio Sekunder Profitabilitas Laba dibagi total asset Rasio Sekunder Solvabilitas Total kewajiban dibagi total ekuitas Rasio Sekunder Kualitas Auditor Terkategori berafiliasi dengan the big

four/non big four Dummy Sekunder

Opini Auditor Pernyataan opini auditor Dummy Sekunder

4.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung atau sudah tersedia, yaitu berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan periode 2009-2013 yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penelusuran langsung situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id.

4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal lain yang ingin diteliti. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya akan teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 162 perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Jumlah sampel dihitung

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal-hal lain yang ingin diteliti. Populasi merupakan keseluruhan obyek yang karakteristiknya akan teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2013 yang berjumlah 162 perusahaan. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2013. Jumlah sampel dihitung

Dokumen terkait