• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian eksperimental laboratorium mengenai pengaruh teh kombucha terhadap kekerasan enamel dan adhesi Streptokokus mutans pada permukaan enamel adalah untuk membuktikan bahwa teh kombucha memiliki efek dalam menambah kekerasan enamel dan menghambat adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel. Pengujian kekerasan enamel dilakukan dengan alat Micro Vicker Hardness Tester pada gigi premolar bawah, sebelum dan sesudah dilakukan perendaman selama 30, 60 dan 120 menit. Hasil perhitungan yang di dapat, dimasukkan ke dalam rumus yang telah ditentukan untuk mendapatkan nilai kekerasan enamel dengan satuan VHN (kg/mm2). Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2005).14

Menurut Gunther et al., 1999 cit Kustyawati et al., 2008 kombucha adalah produk minuman hasil fermentasi larutan teh dan gula menggunakan starter Kombucha atau Tea Fungus. Teh kombucha sendiri di yakini sebagai minuman kesehatan. Minuman kesehatan teh kombucha merupakan agen penghasil senyawa biokimia yang berguna bagi tubuh.12 Pembuatan teh kombucha dilakukan dengan melarutkan daun teh ke dalam satu liter aquadest. Jenis teh yang digunakan adalah teh hijau, karena jenis teh ini diyakini dapat mengurangi penimbunan lemak dan mengurangi kadar kolesterol didalam tubuh.18

Pada penelitian ini terlihat persentase rata-rata kekerasan enamel dengan aquadest sebelum perlakuan dan setelah perlakuan selama 30, 60 dan 120 menit tidak

mengalami kenaikan, sedangkan perendaman sampel dengan teh hijau dan teh kombucha mengalami kenaikan kekerasan permukaan baik sebelum perendaman maupun setelah perendaman selama 30, 60 dan 120 menit. Perendaman dengan aquadest baik sebelum perendaman maupun setelah perendaman selama 30, 60 dan 120 menit kekerasan permukaan enamel tidak mengalami perubahan. Hal ini mungkin karena aquadest mempunyai pH yang netral sehingga tidak menyebabkan terjadinya perubahan atau kelarutan dari enamel.14 Pada perendaman dengan teh hijau dan teh kombucha baik sebelum perendaman maupun setelah perendaman selama 30, 60 dan 120 menit mengalami kenaikan kekerasan enamel. Hal ini dimungkinkan karena teh hijau mempunyai kandungan fluor yang terdapat di dalam daun teh.3

Mc. Donald (1994), teh hijau mempunyai fungsi ganda yaitu kandungan catechin dalam teh mempunyai daya anti mikroba dan fluor yang merupakan komponen anorganik dapat memperkuat struktur gigi.3 Fluor berperan dalam mengurangi kelarutan enamel terhadap asam Konig & Hogendoorn (1982) dan mampu menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga asam dari bakteri akan dihambat.6

Kandungan fluor dapat menambah kekerasan enamel sehingga dapat mengurangi insidens karies. Fluor dapat menambah kekuatan email dan dentin, sehingga dapat menambah daya tahan terhadap serangan asam yang menyebabkan terjadinya karies, serta dapat mengurangi sifat kariogenik plak. Sifat fluor mudah bereaksi dengan semua unsur kimia sedangkan sifat enamel mudah tembus oleh bahan atau unsur kimia tertentu, hal ini memungkinkan adanya fluor pada enamel.23

(a) (b)

Dengan adanya bahan fluor dalam enamel daya tahan enamel terhadap asam lebih tinggi.23 Penyerapan fluor pada enamel terjadi karena pada waktu ion fluor dilepaskan oleh teh akan bereaksi dengan kristal-kristal hidroksiapatit yang menyusun enamel dan menggantikan posisi ion hidroksil sehingga akan terbentuk fluorapatit (gambar 22). Bukti kimia dan kristalografik menyatakan bahwa penggantian ion fluor dapat meningkatkan stabilitas dari struktur apatit dan dengan demikian dapat menghambat penurunan asam. Fluorapatit menjadikan enamel tahan terhadap demineralisasi asam dan memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel. Hasilnya akan dapat melindungi pengkristalan untuk melawan proses demineralisasi yang meliputi karies gigi dengan meningkatkan angka remineralisasi yang artinya dapat meningkatkan kekerasan enamel. Dengan terikatnya fluor pada hidroksiapatit menjadi fluorapatit maka kristal-kristal enamel akan bertambah besar sehingga terbentuk ikatan fluorapatit yang lebih sempurna dan lebih tahan asam dibandingkan hidroksiapatit.23,24,31

Brown dkk (1979) pemberian Fluor secara topikal juga menghambat sistem enzim mikrobiologi bakteri yang mengubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dengan mempengaruhi jenis polisakarida ekstraseluler. Soine dan Wilson (1974) menyatakan bahwa ion fluor mempunyai khasiat bakterisid sehingga garam-garam sodium fluorida dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menghambat produksi asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme.23

Dikatakan lebih lanjut bahwa kerja fluor terutama menghambat pengembangan lesi karies, sehingga ada dua aktifitas fluor yang penting yaitu dalam suasana asam akan menghambat demineralisasi disamping juga meningkatkan remineralisasi sehingga merangsang perbaikan atau menghentikan proses lesi awal. Fluor dalam keadaan tidak berikatan dengan kristal hidroksiapatit juga dapat menghambat karies dengan jalan menganggu metabolisme mikroorganisme plak sehingga produksi asam dapat dikurangi.31

Pada hasil uji ANOVA dari masing-masing kelompok perlakuan terhadap waktu perendaman (tabel 4) terlihat bahwa pada kelompok perendaman dengan aquadest dan teh hijau didapatkan (p > 0.05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok aquadest dan teh hijau terhadap waktu sebelum dan setelah perendaman 30, 60 dan 120 menit. Pada kelompok perendaman dengan teh kombucha didapatkan (p < 0.05) yang artinya terlihat perbedaan yang signifikan pada kelompok perendaman dengan teh kombucha terhadap waktu sebelum dan setelah perendaman 30, 60 dan 120 menit.

Hasil penelitian ini dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan antara kelompok lama perendaman. Hasil penelitian terhadap kekerasan

enamel (tabel 5) dapat dilihat bahwa pada α = 0,05 kekerasan enamel sebelum dan setelah perendaman aquadest dan teh hijau selama 30, 60 dan 120 menit menunjukkan (p > 0.05) yang artinya tidak ada perbedaan. Perbedaan waktu perendaman selama 30, 60 dan 120 menit tidak mempengaruhi kenaikan kekerasan enamel. Kekerasan permukaan enamel dengan perendaman teh kombucha pada α = 0,05 sebelum dengan setelah perendaman 120 menit dan perendaman 30 menit dengan 120 menit menunjukkan perbedaan yang bermakna (p < 0.05). Perbedaan waktu perendaman selama 30, 60 dan 120 menit mempengaruhi kenaikan kekerasan enamel, yang artinya semakin lama perendaman maka kekerasan enamel semakin meningkat.

Hasil analisa statistik pada penelitian kekerasan terhadap permukaan enamel terlihat bahwa hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan diantara masing-masing kelompok yang direndam dengan aquadest, teh hijau dan teh kombucha (tabel 4 dan tabel 5). Terlihat adanya perbedaan antara teh kombucha dengan teh hijau dalam meningkatkan kekerasan enamel pada perendaman selama 30, 60, 120 menit. Hal ini berarti hipotesis penelitian diterima.

Pada penelitian mengenai adhesi Streptokokus mutans pada permukaan enamel dengan menggunakan dua buah sampel yang telah diuji kekerasannya pada masing-masing kelompok serta menggunakan kontrol yaitu gigi yang tidak mengalami perlakuan perendaman serta kontrol negatif, yaitu biakan Streptokokus mutans. Dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Sampel diuji adhesinya dengan teknik gentian violet, lalu dibaca dengan alat Microplate Reader.Pada penelitian ini terlihat perbedaan nilai rata-rata adhesi Streptokokus mutans permukaan enamel pada

masing-masing sampel yang telah diuji kekerasan sebelumnya dan dibandingkan dengan kelompok kontrol (gigi yang tidak mengalami perlakuan perendaman).

Senyawa polifenol pada daun teh termasuk golongan flavanol yang dikenal sebagai catechin dapat menghambat beberapa jenis bakteri seperti Streptococcus sp, Clostridium botulinum (Sakanaka dan Ichicami., 1991).7 Ekstrak teh hijau, cocoa dan kopi dapat menghambat aktifitas dari glukosiltransferase dan formasi glukan (Kashket et al., 1985).11

Pada kelompok aquadest dapat dilihat bahwa rata-rata adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel paling besar dibandingkan kelompok perendaman yang lain. Hal ini dimungkinkan bahwa pada kelompok aquadest tersebut tidak mendapatkan perlakuan perendaman, sehingga gigi tersebut tidak mempunyai antibakteri yang dapat mencegah adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel. Pada kelompok teh hijau bakteri Streptokokus mutans hanya sedikit melekat diantara kelompok lainnya, hal ini dimungkinkan karena teh hijau mengandung catechin. Catechin dari ekstrak teh hijau mempunyai daya hambat dan aktivitas bakterisidal dalam melawan Streptokokus mutans. Catechin yang terkandung dalam teh hijau dapat menghambat aktivitas enzim glukosiltrasferase dari Streptokokus mutans sehingga mencegah terbentuknya glukan dan menghambat Glucan-Binding Protein berperan sebagai mediasi pengikat sintesa glukan dari sukrosa yang dihasilkan oleh enzim glukosiltransferase. Hal ini merupakan awal mula terbentuknya plak gigi dan mencegah adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel.10,18,28

Gambar 23. Struktur kimia cathecin27

Pada kelompok teh kombucha walaupun mengandung catechin, tetapi bakteri Streptokokus mutans yang melekat pada permukaan enamel lebih banyak dibandingkan pada teh hijau. Hal ini dimungkinkan karena teh kombucha mempunyai rasa yang sedikit asam.13 Hal ini memungkinkan bakteri Streptokokus mutans mudah melekat, karena bakteri tersebut bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam dan bersifat asidodurik yaitu mampu tinggal pada lingkungan asam.28

Pada hasil uji ANOVA dari dari masing-masing kelompok perlakuan (tabel 7) terlihat bahwa pada kelompok aquadest, teh hijau, teh kombucha dan kontrol didapatkan (p > 0.05) yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok tersebut. Hasil penelitian ini dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok terhadap adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel (tabel 8), adhesi Streptokokus mutans pada permukaan enamel masing- masing kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p > 0.05) antar kelompok tersebut.

Pada penelitian adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel ini hipotesis penelitian ditolak, hal ini kemungkinan terjadi karena permukaan gigi yang

menjadi sampel penelitian tidak dilakukan penghalusan permukaan sebelumnya, sehingga permukaan enamel menjadi lebih kasar. Permukaan gigi yang kasar juga dapat menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan karies gigi. Enamel merupakan jaringan tubuh dengan susunan kimia kompleks yang mengandung lebih dari 95% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, fluor), air 4-5% dan bahan organik 1%.34 Bagian luar enamel mengalami mineralisasi yang lebih sempurna dan mengandung banyak fluor, fosfat dan sedikit karbonat dan air. Kepadatan kristal enamel sangat menentukan kelarutan enamel. Semakin banyak enamel mengandung mineral maka kristal enamel semakin padat dan enamel akan semakin resisten terhadap bakteri Streptokokus mutans.

Dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan bahwa teh kombucha dapat meningkatkan kekerasan enamel dan menghambat adhesi Streptokokus mutans ke permukaan enamel.

Dokumen terkait