• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

5.2 Analisis Hasil Penelitian

5.2.2 Uji Least Significant Difference (LSD)

Tabel 5. HASIL ANALISA UJI LSD ANTARA KELOMPOK I, II DAN III

Kelompok P

Kelompok kontrol - Kelompok hidrogen peroksida 0,003* Kelompok kontrol - Kelompok karbamid peroksida 0,763 Kelompok hidrogen peroksida - Kelompok karbamid peroksida 0,006*

*Terdapat perbedaan yang bermakna pada p < 0,05

Pada tabel 5 (hasil uji komparasi ganda) di atas perbandingan kelompok kontrol dan kelompok hidrogen peroksida diperoleh signifikasi sebesar 0,003 (p<0,05). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata nilai kekasaran permukaan antara kelompok kontrol dan kelompok yang diaplikasikan hidrogen peroksida 35%. Sedangkan perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok karbamid peroksida diperoleh signifikasi sebesar 0,763 (p>0,05). Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok yang diaplikasikan karbamid peroksida 35%. Perbedaan yang bermakna juga ditemukan antara kelompok yang diaplikasikan hidrogen peroksida 35% dan kelompok yang diaplikasikan karbamid peroksida 35% dengan nilai signifikasi 0,006 (p<0,05).

BAB 6

PEMBAHASAN

Penelitian ini mengevaluasi efek dari dua bahan office bleaching hidrogen peroksida 35% dan karbamid peroksida 35% terhadap kekasaran permukaan resin komposit nanofil. Penggunaan hidrogen peroksida dan karbamid peroksida dengan konsentrasi yang tinggi harus disertai dengan kehati-hatian dan kecermatan yang tinggi dari operator serta harus dilakukan di praktek dokter gigi karena bahan bersifat sangat iritan. 14,16

Resin komposit yang digunakan pada penelitian ini adalah resin komposit nanofil yang terbuat dari zirkonium/silika atau nanosilika dengan ukuran 20 nm dan memiliki rata-rata ukuran filler antara 0,6-1,4 µm. Jenis matriks resin yang dikandung adalah Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Resin komposit nanofil ini memiliki volume anorganik filler 78,5%, mudah dilakukan pemolisan, memiliki kekuatan yang baik dan modulus yang tinggi. Saat ini resin komposit nanofil banyak digunakan oleh kalangan dokter gigi untuk memenuhi kebutuhan estetik yang lebih baik, khususnya untuk restorasi gigi anterior. Resin komposit nanofil memiliki permukaan yang lebih halus dan mengkilat, pengkerutan (shrinkage) polimerisasi yang lebih minim dan resistensi yang lebih baik serta memiliki daya atrisi yang lebih rendah dari jenis resin komposit lainnya.11, 25

Bahan office bleaching hidrogen peroksida 35% diaplikasikan oleh dokter gigi di klinik dan bisa dilakukan dengan atau tanpa penyinaran, karena produk ini tidak

membutuhkan aktivasi. Beberapa penelitian sebelumnya melaporkan bahwa proses penyinaran dapat mempercepat proses pemutihan dan meningkatkan efek pemutihan gigi secara signifikan. Sehingga pada penelitian ini digunakan penyinaran dengan lampu LED untuk meningkatkan proses pemutihan. Dalam waktu pengaplikasian 30 menit sudah dapat terlihat hasil pemutihan gigi yang signifikan, pasien dapat keluar dari klinik dengan senyum yang lebih putih dan cerah.13

Bahan office bleaching yang mengandung karbamid peroksida 35% diaplikasikan oleh dokter gigi dengan cara menempatkan bahan dalam tray yang akan dipakai oleh pasien selama 30-45 menit ketika berada di tempat praktek. Gigi pasien akan terlihat 3-4 tingkat lebih putih dari sebelumnya. Produk ini dipakai sebelum pasien menggunakan produk home bleaching sehingga dapat memperoleh hasil permutihan yang maksimal.

Dari hasil penelitian diperoleh perbedaan rata-rata hasil nilai pengukuran kekasaran permukaan pada sampel resin komposit nanofil (Tabel 4), yaitu 0,168 ± 0,017 µm pada kelompok kontrol, 0,200 ± 0,029 µm pada kelompok hidrogen peroksida, dan 0,171 ± 0,016 µm pada kelompok karbamid peroksida. Menurut Bollen dkk (1997) batas nilai kekasaran permukaan dari bahan kedokteran gigi yang ideal adalah kurang atau mendekati 0,2 µm. Nilai kekasaran permukaan restorasi yang lebih dari 0,2 µm cenderung secara signifikan dapat meningkatkan adhesi bakteri, memudahkan terjadinya plak gigi dan keasaman yang dapat bereaksi dengan permukaan bahan sehingga meningkatkan resiko karies.10,24

Berdasarkan parameter tersebut, rata-rata nilai kekasaran permukaan kelompok I yaitu 0,168 ± 0,017 µm sebagai kelompok kontrol diterima (Ra ≤ 0,2

µm). Kelompok II menunjukkan rata-rata nilai kekasaran permukaan yang terbesar yaitu pada permukaan sampel resin komposit nanofil yang diaplikasikan bahan office bleaching hidrogen peroksida 35% dan disinar dengan lampu LED untuk mempercepat proses reaksi bleaching. Nilai kekasaran permukaan pada sampel resin komposit nanofil pada kelompok III yang diaplikasikan bahan office bleaching karbamid peroksida 35% tidak menunjukkan kenaikan nilai kekasaran permukaan yang signifikan.

Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Sharafeddin dan Jamalipour (2009) yang melaporkan bahwa bahan office bleaching karbamid peroksida 35% tidak menimbulkan efek yang signifikan terhadap kekasaran permukaan resin komposit hibrid dan mikrofil. Hal ini disebabkan pH dari bahan bleaching mendekati netral sehingga memiliki efek yang minimal terhadap kekasaran permukaan dari seluruh spesimen. Hasil penelitian ini mungkin dipengaruhi oleh juga jenis resin komposit yang digunakan. Penelitian ini menunjukkan bahwa karbamid peroksida 35% memberikan efek minimal terhadap restorasi resin komposit.12

Hasil penelitian ini didukung pula oleh hasil penelitian Denny dkk (2010) yang melaporkan bahwa terdapat kekasaran permukaan pada ketiga bahan resin komposit, baik pada mikrofil, hibrid maupun nanofil setelah prosedur office bleaching dengan menggunakan bahan pemutih hidrogen peroksida 25% dan 35%. Perubahan kekasaran permukaan yang ditimbulkan oleh bahan pemutih hidrogen peroksida 25% pada resin komposit lebih tinggi dibandingkan hidrogen peroksida 35%. Kekasaran permukaan resin komposit nanofil lebih tinggi dibandingkan dengan resin komposit mikrofil dan hibrid. Hal ini dikarenakan resin komposit nanofil

memiliki volume partikel pengisi yang lebih tinggi pada permukaan restorasi, sehingga radikal bebas yang timbul dari bahan aktif bleaching dapat merusak ikatan-ikatan antar partikel bahan pengisi. Karena ikatan-ikatan yang rusak lebih banyak pada resin komposit nanofil maka kekasaran permukaan yang timbul akan lebih tinggi.2,25

Hasil penelitian Pruthi dkk (2010) menyatakan bahwa terdapat peningkatan kekasaran permukaan pada semua sampel resin komposit yang telah dibleaching dengan menggunakan karbamid peroksida 15%. Pengamatan ini dilakukan secara subyektif dengan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscope). Dalam penelitian ini, resin komposit mikrohibrid menunjukkan kekasaran permukaan yang maksimum, diikuti dengan resin komposit mikrofil dan nanofil. Berbeda dengan hasil penelitian Denny dkk (2010), hasil penelitian Pruthi dkk (2010) melaporkan bahwa resin komposit mikrohibrid yang menunjukkan kekasaran permukaan paling besar dibanding resin komposit mikrofil dan nanofil. Resin komposit nanofil mengalami perubahan topografi yang paling minimal karena memiliki ukuran partikel pengisi yang paling kecil (20 nm). Ukuran partikel pengisi resin komposit mikrohibrid adalah 0,6-0,8 μm, sedangkan mikrofil adalah 0,04-1.2μm . Semakin besar ukuran partikel pengisi maka mikroporositas didalam struktur resin dapat meningkat.25

Penelitian yang dilakukan Linda dkk (2011) menyatakan bahwa bahan bleaching hidrogen peroksida 35% dan karbamid peroksida 16% dapat mempengaruhi kekasaran permukaan resin komposit mikrofil dan nanofil tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap permukaan enamel. Peneliti menarik kesimpulan bahwa kita tidak dapat menegaskan bahwa resin komposit nanofil atau

resin komposit mikrofil yang lebih resisten terhadap proses bleaching karena hal tersebut tergantung dari bahan dan waktu aplikasi bahan bleaching yang digunakan.13

Penelitian yang dilakukan oleh Randa dkk (2010) melaporkan bahwa kekasaran permukaan resin komposit mikrofil dan mikrohibrid berubah secara signifikan setelah dibleaching dengan menggunakan tiga bahan office bleaching yang berbeda. Hasil nilai kekasaran permukaan yang dihasilkan bervariasi tergantung pada agen bleaching yang digunakan dan jenis serta warna resin komposit.9

Kekasaran permukaan yang timbul pada resin komposit nanofil yang telah dibleaching dapat terjadi karena dua hal, yaitu ikatan matriks yang terputus akibat radikal bebas yang dihasilkan oleh agen bleaching.dan ikatan siloxane yang terputus akibat ion hidrogen. Radikal bebas tersebut dapat menimbulkan dampak pada permukaan partikel pengisi dan menyebabkan terlepasnya ikatan partikel pengisi dengan matriks dari resin komposit, hal ini dapat menimbulkan microscopic cracks yang menyebabkan kekasaran permukaan resin komposit.2

Peroksida merupakan oksidator kuat yang dapat terurai menjadi radikal bebas. Radikal bebas yang dihasilkan ini memiliki elektron yang tidak berpasangan dan tidak stabil, yang dapat berikatan dengan molekul organik lain untuk membuatnya stabil. Radikal bebas tersebut memutuskan ikatan karbon siklik yang terdapat pada Bis-GMA, UDMA, TEGDMA dan Bis-EMA. Reaksi siklik ini akan berubah menjadi ikatan ganda yang kemudian akan terputus lagi menjadi ikatan tunggal. Proses ini akan terus berlanjut hingga terjadi oksidasi sempurna. Reaksi inilah yang menyebabkan ikatan karbon siklik menjadi lemah dan terdegradasi. Faktor lain adalah radikal bebas yang memutus rantai siloxane, putusnya rantai siloxane inilah yang

menyebabkan terlepasnya partikel pengisi dari matriks resin dan juga membuat meningkatnya kekasaran permukaan resin komposit.2

Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyinaran dapat meningkatkan reaksi kimia redoks pada saat proses bleaching dan dapat mempercepat proses penghilangan noda pada gigi sehingga gigi menjadi lebih putih dalam waktu yang lebih cepat.. Linda dkk (2011) menyatakan bahwa penyinaran dapat meningkatkan efek kerja hidrogen peroksida pada kekasaran permukaan bahan restorasi. Laporan tersebut mendukung hasil penelitian ini, dimana kelompok II yang diaplikasikan hidrogen peroksida 35% dan disinar dengan lampu LED menunjukkan kekasaran permukaan yang lebih besar dibanding kelompok III yang hanya diaplikasikan karbamid perosida 35%.9,13

Menurut Willem dkk (1991) kekasaran permukaan restorasi gigi harus kurang atau sama dengan kekasaran permukaan enamel yaitu 0,64 µm. Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan Kaplan dkk (1996) menunjukkan bahwa kekasaran permukaan yang kurang dari 10 µm tidak terdeteksi secara klinis sehingga kekasaran permukaan restorasi yang kurang dari 10 µm dapat diterima.24

Pada penelitian ini terjadi kenaikan nilai kekasaran permukaan resin komposit nanofil baik pada kelompok II maupun kelompok III setelah office bleaching dilakukan. Namun berdasarkan parameter yang telah ditemukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, rata-rata nilai kekasaran permukaan untuk setiap kelompok sampel masih dapat diterima karena masih mendekati batas nilai kekasaran ideal dan secara klinis tidak terdeteksi.10,24

BAB 7

Dokumen terkait