Hasil Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum dapat dihitung dengan pengurangan jumlah ransum yang diberikan dengan sisa dan ransum yang terbuang. Rataan konsumsi ransum dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. iRataan konsumsi ransum burung puyuh selama 6 minggu (g/ekor/minggu)
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4 P0 133.00 133.43 133.34 133.80 533.57 133.39 P1 133.51 133.69 133.34 119.34 519.89 129.97 P2 135.37 134.23 134.37 134.34 538.31 134.58 P3 133.29 133.37 133.86 133.74 534.26 133.56 P4 133.71 133.43 133.80 133.89 534.83 133.71 Total 668.89 668.14 668.71 655.11 2660.86 665.21 Rata-rata 133.78 133.63 133.74 131.02 532.17 133.04
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan konsumsi ransum burung puyuh selama penelitian adalah 133.04 g/ekor/minggu. Konsumsi ransum terendah terdapat pada perlakuan P1 (ransum dengan 0,125% probiotik starbio) yaitu
sebesar 129.97 g/ekor/minggu, sedangkan konsumsi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (ransum dengan 0,5% probiotik starbio) yaitu sebesar 134.58
41
Produksi Telur (%)
Produksi telur dihitung dari perbandingan jumlah telur yang dihasilkan dalam 1 minggu dengan jumlah puyuh betina yang ada dikalikan dengan 100%. Dari hasil penelitian diperoleh rataan produksi burung puyuh seperti tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan produksi telur burung puyuh selama penelitian (%) dengan pemberian probiotik starbio
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4 P0 52.34 54.49 49.53 50.42 206.78 51.69 P1 50.95 48.97 49.17 50.19 199.27 49.82 P2 53.06 53.67 57.53 53.05 217.30 54.32 P3 53.06 51.42 47.73 47.34 199.56 49.89 P4 47.90 48.16 58.35 47.34 201.75 50.44 Total 257.29 256.70 262.31 248.35 1024.66 256.16 Rata-rata 51.46 51.34 52.46 49.67 204.93 51.23
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rataan produksi telur burung puyuh selama penelitian adalah 51.23%. Produksi telur terendah terdapat pada perlakuan P1 (ransum dengan 0,125% probiotik starbio) yaitu sebesar 49.82%, sedangkan
produksi telur tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (ransum dengan 0,250%
probiotik starbio) yaitu sebesar 54.32%. Berat Telur (g)
Berat telur dihitung setiap hari dari perbandingan jumlah seluruh berat telur dengan jumlah telur per plot untuk perhitungan data 1 minggu. Dari hasil penelitian diperoleh rataan berat telur puyuh seperti tertera pada Tabel 8.
Tabel 8. Rataan berat telur burung puyuh selama penelitian (g) dengan pemberian probiotik starbio
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4 P0 10.23 10.13 10.12 9.98 40.47 10.12 P1 9.93 10.25 10.18 10.00 40.36 10.09 P2 10.02 10.03 10.01 10.10 40.17 10.04 P3 10.42 10.39 10.19 11.63 42.62 10.66 P4 10.45 10.29 10.17 10.42 41.33 10.33 Total 51.06 51.10 50.67 52.14 204.96 51.24 Rata-rata 10.21 10.22 10.13 10.43 40.99 10.25
Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa rataan berat telur burung puyuh selama penelitian adalah 10.25 gram. Rataan berat telur terendah terdapat pada perlakuan P2 ransum dengan 0.250% probiotik starbio) yaitu sebesar 10.04 gram, sedangkan
rataan berat telur tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (ransum dengan 0.375%
probiotik starbio) yaitu sebesar 10.66 gram. Konversi Ransum
Konversi ransum dihitung berdasarkan perbandingan konsumsi ransum dengan berat telur yang dihasilkan selama 1 minggu. Dari hasil penelitian diperoleh rataan konversi ransum puyuh seperti tertera pada Tabel 9.
Tabel 9. iRataan konversi ransum selama penelitian dengan pemberian probiotik starbio.
Perlakuan Ulangan Total Rata-rata
1 2 3 4 P0 13.02 13.17 13.20 13.41 52.76 13.19 P1 13.46 13.05 13.10 11.92 51.52 12.88 P2 13.51 13.38 13.43 13.30 53.62 13.40 P3 12.80 12.85 13.14 11.50 50.26 12.57 P4 12.80 12.97 13.16 12.85 51.77 12.94 Total 65.54 65.40 65.99 62.99 259.93 64.98 Rata-rata 13.11 13.08 13.20 12.60 51.99 13.00
43
Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa rataan konversi ransum burung puyuh selama penelitian adalah 13.04. Konversi ransum terendah terdapat pada perlakuan P3 (ransum dengan 0,375% probiotik starbio) yaitu sebesar 12.75,
sedangkan konversi ransum tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (ransum dengan
Pembahasan
Konsumsi Ransum (gram/ekor/minggu)
Untuk mengetahui pengaruh probiotik starbio dalam ransum burung puyuh terhadap konsumsi ransum burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 10.
Tabel 10. Analisis keragaman konsumsi ransum burung puyuh selama penelitian
SK DB JK KT F.hit F.tabel
5% 1%
Perlakuan 4 50.51 12.62 1.24tn 3.04 4.89
Galat 15 152.20 10.14
Total 19 202.72
Ket. : tn : Tidak Berbeda Nyata Ket. : KK : 2.40%
Dari hasil analisis keragaman pada Tabel 10 menunjukkan bahwa pemberian probiotik starbio dalam ransum tidak menghasilkan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi burung puyuh. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat protein dan energi metabolisme hampir sama dalam setiap level perlakuan. Hal ini didukung oleh pernyataan Anggorodi (1995) menyatakan bahwa ransum yang diberikan pada ternak harus disesuaikan dengan umur kebutuhan tenak. Hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan penggunaan ransum. Dan dalam mengkonsumsi ransum, ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, palatabilitas ransum, kesehatan ternak, jenis ternak, aktivitas ternak, energi ransum dan tingkat produksi.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Tillman dkk. (1991) yang menyatakan bahwa sifat khusus unggas adalah mengkonsumsi ransum untuk memperoleh energi sehingga jumlah makanan yang dimakan tiap harinya
45
berkecenderungan berhubungan erat dengan kadar energinya. Bila persentase protein yang tetap terdapat dalam semua ransum, maka ransum yang mempunyai konsentrasi ME tinggi akan menyediakan protein yang kurang dalam tubuh unggas karena rendahnya jumlah makanan yang dikonsumsi dalam tubuh unggas. Sebaliknya, bila kadar energi kurang maka unggas akan mengkonsumsi makanan untuk mendapatkan lebih banyak energi akibatnya kemungkinan akan mengkonsumsi protein yang berlebihan.
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa konsumsi ransum burung puyuh dari semua perlakuan tidak berbeda nyata satu sama lain. Hal ini disebabkan karena ransum formulasi dari tiap perlakuan memiliki kandungan energi metabolis yang sama. Sehingga tingkat konsumsi ransum burung puyuh tidak berbeda nyata satu sama lain.
Produksi telur (%)
Untuk mengetahui manfaat pemberian probiotik starbio terhadap produksi telur burung puyuh,maka dilakukan nalisis keragaman seperi tertera pada Tabel 11.
Tabel 11. Analisis keragaman produksi telur burung puyuh. :
SK DB JK KT F.hit F.tabel
5% 1%
Perlakuan 4.00 56.83 14.21 1.54tn 3.04 4.89
Galat 15.00 138.40 9.23
Total 19.00 195.23
Ket. : tn : Tidak Berbeda Nyata Ket. : KK : 5.93%
Pada Tabel 11 diatas dapat dilihat bahwa pemberian probiotik starbio pada ransum memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap produksi telur burung puyuh. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat konsumsi ransum yang tidak
berbeda nyata pada tiap perlakuan. Pada umumnya konsumsi ransum mempengaruhi produksi telur yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat konsumsi ransum, semakin tinggi pula produksi telur burung puyuh. Hal ini berlaku untuk ransum yang memiliki tingkat energi dan protein yang sama seperti pada penelitian ini.
Dari hasil penelitian didapat rataan konsumsi ransum tertinggi pada perlakuan P2 yakni 134.58 g sebanding dengan rataan produksi telurnya yang juga
tertinggi yaitu sekitar 54.32%. Berbeda dengan perlakuan P1 yang konsumsi
ransumnya paling sedikit yakni 129.97 g dengan rataan produksi telur sekitar 49.82%.
Pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap produksi telur dari masing - masing perlakuan dapat juga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu, kelembapan dan sirlukasi udara. Perbedaan kondisi lingkungan yang berubah- ubah antara malam hari dan siang hari, dimana pada malam hari suhu udara yang terlalu rendah (udara dingin) disertai dengan angin kencang. Sementara siang hari berubah dengan suhu udara yang sangat panas. Hal ini berpengaruh pada tingkat stres burung puyuh yang disebabkan perubahan suhu yang terlalu ekstrim yang berdampak pada penurunan produksi telur burung puyuh. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yasin (1988) yang menyatakan bahwa secara garis besar produksi burung puyuh dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : genetik dan faktor luar seperti ransum, kandang, temperatur, lingkungan, penyakit dan stres.
Produksi telur yang semakin meningkat cenderung menurunkan besar
47
Kartasudjana dan Suprijatna (2002) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran telur sebagai berikut :
1. Breeding
Besar telur dipengaruhi oleh faktor keturunan dan pengaruh lingkungan. 2. Umur
Pada saat bertelur biasanya berat telur cukup rendah dan berat telur tersebut meningkat secara bertahap.
3. Jumlah Telur
Ada kecenderungan berat telur menurun dengan meningkatnya produksi tersebut.
Berat Telur (g)
Untuk mengetahui pengaruh probiotik starbio dalam ransum burung puyuh terhadap berat telur burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 12.
Tabel 12. Analisis keragaman berat telur burung puyuh. :
SK DB JK KT F.hit F.tabel
5% 1%
Perlk. 4 1.03 0.257 2.69tn 3.04 4.89
Galat 15 1.44 0.095
Total 19 2.47
Ket. : tn : Tidak Berbeda Nyata Ket. : KK : 3.00%
Pada tabel 12 diatas dapat dilihat bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel
(Fhitung<Ftabel). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik starbio pada
ransum memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap berat telur burung puyuh. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat konsumsi ransum yang tidak berbeda nyata dari tiap perlakuan.
Besar tubuh induk yang tidak berbeda nyata dari masing-masing perlakuan juga dapat memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata pula terhadap berat telur burung puyuh. Hal ini sesuai dengan literatur yang dinyatakan oleh Listiyowati dan Roospitasari (2000) yang menyatakan bahwa berat telur merupakan sifat kualitatif yang dapat diturunkan. Jenis pakan, jumlah pakan, lingkungan kandang serta besar tubuh induk sangat mempengaruhi berat telur yang dihasilkan.
Rataan berat telur yang diperoleh dari hasil penelitian berkisar 10 g dari semua perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rasyaf (1985); Listiyowati dan Roospitasari (2000) yang menyatakan berat telur puyuh Cortunix- cortunix japonica dengan warna burik, berat telurnya rata-rata 10 g atau sekitar 8% dari berat badannya (Rasyaf, 1985; Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Konversi Ransum
Untuk mengetahui pengaruh probiotik starbio dalam ransum burung puyuh terhadap konversi ransum burung puyuh, maka dilakukan analisis keragaman seperti yang tertera pada Tabel 13.
Tabel 13. Analisis keragaman konversi ransum burung puyuh. :
SK DB JK KT F.hit F.tabel
5% 1%
Perlakuan 4 1.62 0.41 1.99tn 3.04 4.89
Galat 15 3.06 0.20
Total 19 4.08
Ket. : tn : Tidak Berbeda Nyata Ket. : KK : 3.44 %
Pada tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa Fhitung lebih kecil dari Ftabel
(Fhitung<Ftabel). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik starbio pada
49
burung puyuh. Hal ini dapat disebabkan karena tingkat konsumsi ransum dan berat telur puyuh yang tidak berbeda nyata dari tiap perlakuan. Kualitas ransum yang sama memberikan pengaruh terhadap tingkat konsumsi ransum yang tidak berbeda nyata dari tiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tillman dkk. (1991) yang menyatakan bahwa semakin banyak ransum yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu satuan produksi maka semakin buruklah pakan tersebut. Baik buruknya konversi ransum dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya mutu ransum, kesehatan ternak dan tata cara pemberian ransum.
Umur puyuh dan kandungan gizi ransum juga mempengaruhi konversi ransum burung puyuh. Umur puyuh yang sama disertai dengan kandungan gizi ransum yang sama pula dari tiap perlakuan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi ransumnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1995) yang menyatakan bahwa konversi ransum dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum, keadaan temperatur, dan kesehatan ternak tersebut.
Rekapitulasi Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka didapat hasil rekapitulasi penelitian seperti tertera pada Tabel 14.
Tabel 14. iRekapitulasi konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan konversi ransum puyuh selama penelitian
Perlakuan Konsumsi Ransum (g/e/minggu) Produksi Telur (%) Berat Telur (g) Konversi Ransum P0 133.39 tn 51.69tn 10.12tn 13.19tn P1 129.97 tn 49.82tn 10.09tn 12.88tn P2 134.58tn 54.32tn 10.04tn 13.40tn P3 133.56 tn 49.89tn 10.66tn 12.57tn P4 133.71 tn 50.44tn 10.33tn 12.94tn Keterangan : tn = tidak nyata
Tabel 14. diatas menunjukkan bahwa penambahan probiotik starbio dalam ransum burung puyuh memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap konsumsi ransum, produksi telur, berat telur dan konversi ransum puyuh yang dihasilkan.
51