• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1. Peran Tenaga Kesehatan Dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Puskesmas Bromo Kota Medan

Menurut Horton dan Hunt (1993), peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status. Seseorang mungkin tidak memandang suatu peran dengan cara yang sama sebagaimana orang lain memandangnya. Sifat kepribadian seseorang mempengaruhi bagaimana orang itu merasakan peran tersebut. Tidak semua orang yang mengisi suatu peran merasa sama terikatnya kepada peran tersebut, karena hal ini dapat bertentangan dengan peran lainnya. Semua faktor ini terpadu sedemikian rupa, sehingga tidak ada dua individu yang memerankan satu peran tertentu dengan cara yang benar – benar sama.

Dalam penelitian ini peran tenaga kesehatan meliputi melatih keterampilan tenaga kesehatan dan pemberian informasi dalam inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan Tenaga Kesehatan dalam pelaksanaan Inisiasi yaitu baik sebesar 90,3%, keterampilan ini nantinya menunjang pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan baik agar tidak terjadi hambatan – hambatan dalam

pelaksananan inisiasi menyusu dini menurut Utami Rusli ada beberapa hambatan yang kemungkinan muncul yang disebabkan oleh kurangnya keterampilan dari tenaga kesehatan meliputi bayi kedinginan, ibu harus dijahit, suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonorhoe yang harus segera diberikan setelah lahir, kemudian bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang dan diukur, sedangkan ketrampilan petugas yang persentasenya 09.7 % yaitu kurang dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini dikarenakan masih ada tenaga kesehatan yang tidak melaksanakannya sesuai dengan langkah – langkah dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini menurut Utami Rusli.

Dari hasil penelitian ini pemberian informasi dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini yaitu baik sebesar 67.7%, didalam buku JNP-KR tahun 2007 salah satu peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini adalah memberi informasi tentang manfaat IMD dan ASI Eksklusif pada ibu hamil, sedangkan pemberian informasi yang persentasenya 32,3% yakni kurang disebabkan karena kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat dan juga berupa cara penyampaian informasi yang tidak dimengerti oleh masyarakat mulai dari komunikasi yang diberikan kemudian kesiapan dari masyarakat dalam menerima informasi kesehatan tersebut.

Peran tenaga kesehatan dalam menunjang keberhasilan praktek menyusui terutama inisiasi menyusu dini, sejalan dengan penelitian Daryati (2008) di Sanggau Kalimantan Barat, yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara peran tenaga kesehatan dengan keberhasilan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD).

5.2. Pengaruh Melatih Keterampilan Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan uji chi square melatih keterampilan tenaga kesehatan mempunyai hubungan signifikan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini dengan nilai p=0,00 dan dengan uji regresi linear berganda bahwa melatih keterampilan tenaga kesehatan merupakan peran yang paling dominan berpengaruh terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini artinya semakin baik keterampilan tenaga kesehatan yang dilaksanakan maka semakin baik pelaksanaan inisiasi menyusu dini yang dilakukan.

Peran dalam melatih keterampilan secara signifikan memberikan konstribusi terhadap pelaksanaan IMD dibuktikan dengan koefisien r sebesar 0.595 dengan harga

p=0.00 signifikan pada taraf p=0.01. Hal ini menggambarkan pentingnya ketrampilan dalam keberhasilan pelaksanaan Inisiasi menyusu dini. Menurut Depkes, 2002 yaitu bahwa 10 langkah pemberian keberhasilan menyusu dini lebih menekankan kepada keterampilan tenaga kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bromo Medan bahwa keterampilan tenaga kesehatan terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini sudah baik dilaksanakan, sebagian besar tenaga kesehatan sudah mendapatkan

pelatihan tentang inisiasi menyusu dini. Pelatihan inisiasi menyusu dini yang didapatkan oleh tenaga kesehatan sangat membantu pada saat menolong persalinan untuk melakukan inisiasi menyusu dini. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa terlaksananya inisiasi menyusu dini ada kaitannya dengan tenaga kesehatan yang sudah dilatih. Setiap tenaga kesehatan yang mempunyai keterampilan pada saat menolong persalinan akan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) walaupun hanya sebentar. Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini (Early Initiation) merupakan suatu cara yakni memberikan kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama kehidupannya, karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40 menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22% kematian neonatal dan meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif.

Penelitian ini sejalan dengan pendapat Roesli (2008), bahwa untuk melakukan inisiasi menyusu dini, maka perlu melatih tenaga kesehatan yang terkait yang dapat menolong, mendukung ibu menyusui termasuk menolong termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar.

5.3. Pengaruh Pemberian Informasi Bagi Tenaga Kesehatan Terhadap Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi tenaga kesehatan yang melaksanakan inisiasi menyusu dini (67,7%) terdapat pada tenaga kesehatan dengan pemberian informasi kategori baik dibandingkan dengan pemberian informasi bagi tenaga kesehatan yang kurang (32,3%). hasil uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan pemberian informasi terhadap pelaksanaan inisiasi menyusu dini (p=0.20) dengan taraf signifikan (p=0,05).

Pemberian informasi tidak memberikan konstribusi secara signifikan terhadap keberhasilan pelaksanaan IMD dengan koefisien r sebesar 0.134 dengan harga p

sebesar 0.236 berarti hal ini menggambarkan bahwa pemberian informasi tidak bisa berdiri sendiri dalam pelaksananaan IMD karena dalam informasi membutuhkan adanya ketrampilan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Bromo Medan bahwa kurangnya informasi yang disampaikan tenaga kesehatan kepada ibu tentang inisiasi menyusu dini sehingga kurangnya pemahaman ibu tentang inisiasi menyusu dini disebabkan karena tenaga kesehatan kurang menyampaikan informasi tentang inisiasi menyusu dini bukan suatu kewajiban rutin maka hal ini sering terlupakan dan tidak mempergunakan waktu semaksimal dalam setiap memberikan pelayanan baik antenal care (ANC) maupun intra natal care (INC) khususnya dalam hal pemberian informasi tentang inisiasi menyusu dini.

Pemberian informasi secara terus menerus kepada ibu yang mau melahirkan secara perlahan akan memberikan dampak positif terhadap pemahaman dan pengetahuan ibu tentang pentingnya melakukan inisiasi menyusu dini untuk bayinya.

Bentuk pemberian informasi tersebut dapat berupa informasi tentang inisiasi menyusu dini, bahan bacaan, tata laksana inisiasi menyusu dini serta informasi kepada suami dan keluarga.

Menurut Cohen dan Syme (1985) dalam Friedman (1998). Dukungan informasional meliputi memberikan nasehat, petujuk, masukan, atau penjelasan bagaimana seseorang bersikap dan bertindak menghadapi situasi yang dianggap membebani. Sejalan dengan Hause dalam Newman (1987), bantuan informasi adalah komunikasi temntang opini atau kenyataan yang relevan tentang kesulitan – kesulitan agar dapat menjadikan individu lebih mampu mengatasi sesuatu.

Pemahaman pentingnya pemberian inisiasi menyusu dini menjadi tanggung jawab dari semua tenaga kesehatan untuk memberikan informasi yang benar dan seluas-luasnya dan masih ada tenaga kesehatan yang kurang mendapatkan informasi tentang inisiasi menyusu dini. UNICEF dan pemerintah Indonesia telah mencanangkan inisiasi menyusu dini sebagai bagian dari upaya mengoptimalisasi pemberian ASI secara eksklusif. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, inisiasi menyusu dini harus disosialisasikan seacara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan tenaga medis tetapi juga masyarakat.

Dokumen terkait