• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC dan RDW dapat digunakan sebagai dasar untuk mengevaluasi klasifikasi anemia, serta dugaan penyebab yang mendasarinya yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut,32 dan saat ini nilai MCV, MCH, MCHC, dan RDW sudah dapat langsung diketahui dari perhitungan alat elektronik.9,12,13 Dari studi meta-analisis yang meliputi 1912 bayi baru lahir dalam 15 penelitian controlled trial (8 RCT dan 7 non-RCT) menyimpulkan bahwa penundaan pengikatan tali pusat pada bayi baru lahir cukup bulan selama minimal 2 menit ternyata bermanfaat untuk bayi, dimana pada kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda ditemukan nilai Hb, Ht, dan volume darah yang lebih tinggi pada usia beberapa jam setelah lahir, kadar feritin bayi yang lebih tinggi saat berusia 2 sampai 6 bulan, serta risiko anemia yang lebih rendah dibanding pada bayi dengan pengikatan tali pusat dini.4

Walaupun terdapat peningkatan viskositas darah dan polisitemia, namun tidak ditemukan bukti yang bermakna yang membahayakan bayi, dan tidak ditemukan peningkatan risiko terjadinya neonatal jaundice pada bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda.4 Namun, dari beberapa pembahasan ataupun kesimpulan studi meta-analisis ini, tidak ada ditemukan hal menyangkut nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, maupun RDW bayi.

Pada karateristik sampel penelitian ini, ditemukan jumlah bayi laki-laki lebih banyak pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (19%) dibanding dini (13%), rerata berat badan lahir lebih tinggi pada kelompok pengikatan tali pusat dini (3154 gram) dibanding tertunda (3064 gram), dan rerata panjang badan bayi yang hampir sama di antara kedua kelompok penelitian. Namun, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Zambia, Libya, Meksiko, dan Argentina, tidak disebutkan adanya keterkaitan antara jenis kelamin, berat badan lahir, maupun panjang badan lahir bayi terhadap nilai indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, maupun RDW bayi.33-36

Suatu penelitian di Inggris diperoleh bahwa rerata volume darah meningkat jika dilakukan penundaan pengikatan tali pusat (sedikitnya 30 detik setelah kelahiran), baik yang lahir secara pervaginam maupun SC.37

Pada penelitian ini, ibu yang termasuk dalam kriteria inklusi adalah ibu yang melahirkan secara spontan, dan pengikatan tali pusat tertunda dilakukan saat 2 menit setelah kelahiran. Akan tetapi, oleh karena keterbatasan sarana yang ada, pengukuran volume darah pada bayi tidak dapat dilakukan.

Pengikatan tali pusat dini disebutkan dapat menyebabkan terjadinya anemia pada bayi,3-5 dimana anemia didefinisikan sebagai penurunan konsentrasi Hb atau volume eritrosit di bawah kisaran nilai normal sesuai usia.11 Dari satu penelitian di India, ditemukan bahwa terdapat

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

penurunan signifikan kadar Hb dan feritin bayi saat berusia 3 bulan dari kelompok bayi dengan pengikatan tali pusat dini dari ibu hamil yang anemia.38 Penelitian lain menemukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara kadar serum besi ibu yang rendah dengan status besi pada jaringan plasenta dan serum tali pusat yang rendah, sehingga diduga bahwa status besi janin proporsional dengan status besi ibu.39 Walaupun demikian, ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna dalam pemeriksaan rerata Hb dan serum besi bayi baru lahir dari kelompok ibu anemia defisiensi besi, non-anemia defisiensi besi, non anemia-non deplesi besi, tetapi nilai terendah rerata serum feritin bayi dijumpai dari kelompok ibu dengan anemia defisiensi besi.40 Dari penelitian di Guatemala, ditemukan bahwa pada usia 2 bulan didapatkan nilai Hb dan Ht lebih tinggi signifikan pada bayi dengan pengikatan tali pusat tertunda.41 Hal ini membuat beberapa peneliti merekomendasikan penundaan pengikatan tali pusat sebagai tindakan intervensi tambahan yang mudah, serta murah untuk menurunkan terjadinya anemia pada bayi di negara berkembang, terutama dari ibu yang anemia.38,41

Pada penelitian ini, penundaan pengikatan tali pusat dilakukan pada saat 2 menit setelah kelahiran dimana hal ini juga sesuai dengan sosialisasi dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan kesimpulan dari satu studi meta-analisis. Dari pengamatan klinis pada bayi, dijumpai 3 bayi pucat (10%) pada kelompok pengikatan tali pusat dini, namun penelitian ini tidak

mengikutsertakan pemeriksaan hematologis ibu, sehingga analisis lebih lanjut mengenai keterkaitan hasil pemeriksaan darah bayi dengan ibunya tidak dapat dilakukan, serta pengamatan bayi dilakukan dalam periode waktu yang singkat.

Penelitian yang membahas pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit MCV, MCH, MCHC, dan RDW pada bayi masih sangat terbatas jumlahnya, sedangkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pengikatan tali pusat terhadap indeks eritrosit bayi baru lahir.

Untuk indeks eritrosit MCV, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCV 79,5 (3,7) fL dijumpai pada pengikatan tali pusat dini dan 80,6 (3,2) fL pada pengikatan tertunda, dan dijumpai peningkatan MCV yang bermakna.35 Di Argentina, didapatkan nilai rerata MCV 105,1 ± 5,30 fL pada kelompok pengikatan tali pusat dini.42

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCV 101,76 (4,03) fL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 103,95 (4,27) fL pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda, serta dijumpai peningkatan MCV bermakna (P=0,046). Berdasarkan nilai MCV dan MCH, dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut dimana bila ditemukan nilai MCV/MCH yang rendah, maka hal ini dapat ditemukan pada keadaan anemia fetal yang kronis, perdarahan fetomaternal, talasemia atau .22 Rerata nilai MCV ini

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

lebih rendah dari normal yang menyatakan keadaan eritrosit yang berukuran mikrositer. Hal ini dapat ditemukan pada keadaan, seperti defisiensi besi, penyakit kronik, atau talasemia.14 Dengan demikian, ditemukan bahwa terbuka kemungkinan bayi pada penelitian ini menderita defisiensi besi atau anemia fetal yang kronis yang dialami sejak dalam kandungan.

Untuk nilai indeks eritrosit MCH, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCH 25,9 (1,6) pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 26,2 (1,3) pg pada pengikatan tertunda (P=0,07).35 Di Argentina, didapatkan nilai rerata MCH 33,3 ± 1,2 pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini.42

Pada penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCH 35,02 (1,52) pg pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 35,21 (1,61) pg pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,635). Rerata nilai MCH ini masih dalam batas normal yang termasuk dalam kategori normokrom.

Untuk nilai indeks eritrosit MCHC, penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan yang diperiksa saat usia 6 bulan memiliki rerata nilai MCHC 32,6 (12) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 32,5 (9) g/dL pada pengikatan tertunda (P=0,56).35 Di Zambia, pada bayi cukup bulan didapatkan rerata nilai MCHC 30,0 (2,0) g/dL pada pengikatan tali pusat tertunda (setelah pulsasi tali pusat terhenti) dan 29,8 (1,6) g/dL pada pengikatan dini (dalam 10 detik setelah kelahiran).33

Dari hasil penelitian ini, diperoleh nilai rerata MCHC 34,24 (0,93) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 34,51 (0,79) g/dL pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,230).

Adanya perubahan pada nilai Hb hendaknya memperhitungkan nilai MCHC dimana MCHC menyatakan konsentrasi Hb pada eritrosit, dan nilai MCHC yang meninggi dijumpai pada sferositosis dan serositosis herediter.13,22

Untuk nilai indeks eritrosit RDW, pada penelitian ini ditemukan rerata nilai RDW 16,46 (0,92)% pada kelompok pengikatan tali pusat dini dan 16,34 (0,85)% pada kelompok pengikatan tali pusat tertunda (P=0,602). Sedangkan dari penelitian lain pada bayi baru lahir cukup bulan, belum ditemukan kesimpulan hasil berkaitan dengan hal ini. Adapun nilai RDW pada bayi baru lahir, yaitu 22,1%.22

Nilai RDW menyatakan variasi atau perbedaan ukuran eritrosit, yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya anisositosis, dimana ditemukan ukuran eritrosit yang lebih bervariasi daripada keadaan normal. Semakin banyak variasi ukuran sel yang ditemukan, mencerminkan nilai RDW yang lebih besar. Nilai RDW yang meningkat dapat dijumpai pada anemia hemolitik, dan nilai RDW ini juga dapat dipergunakan sebagai indikator adanya anemia defisiensi besi.43 Berdasarkan nilai RDW dari penelitian ini, maka tidak banyak variasi ukuran eritrosit pada bayi.

Susilowati : Pengaruh Waktu Pengikatan Tali Pusat Terhadap Indeks Eritrosit Bayi Baru Lahir, 2009 USU Repository © 2008

Dari penelitian di Meksiko pada bayi baru lahir cukup bulan, pada pengamatan klinis ditemukan jumlah bayi kuning pada kelompok pengikatan tertunda lebih banyak (17%) dibanding pengikatan dini (14%).35 Hal berbeda dijumpai pada penelitian di Libya, dimana bayi kuning lebih banyak dijumpai pada kelompok pengikatan dini.34

Pada penelitian ini, dari pengamatan klinis pada bayi tidak ditemukan bayi kuning, baik pada kelompok pengikatan dini maupun tertunda.

Peneliti menyadari bahwa studi ini masih belum sempurna dimana masih mempunyai beberapa kelemahan, seperti jumlah sampel yang sedikit, cara pengambilan sampel, serta faktor penganggu yang dapat menimbulkan bias, seperti status gizi, maupun anemia pada ibu yang dapat mempengaruhi hasil akhir penelitian ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan suatu studi acak tersamar dalam jumlah sampel yang lebih besar .

Pada penelitian ini, sebaiknya juga dilakukan pemeriksaan darah lengkap dan kadar besi pada ibu karena pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mendeteksi anemia dan defisiensi besi secara dini.

Dokumen terkait