A.Simpanan Deposito
Menurut Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, deposito adalah simpanan yang penarikannya dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Kasmir (2002:93) berpendapat bahwa “Deposito merupakan salah satu tempat bagi nasabah untuk melakukan investasi dalam bentuk surat-surat berharga.” Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada para deposan merupakan bunga yang tertinggi, jika dibandigkan dengan simpanan giro atau tabungan,sehingga deposito oleh bagi sebagian bank dianggap sebagai dana mahal.
Keuntungan bagi bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan relatif lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relatif panjang dan frekuensi penarikan yang juga jarang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kembali dana tersebut untuk keperluan penyaluran kredit.
Untuk lebih jelasnya, manfaat yang ditimbulkan deposito dapat dibagi atas dua bagian yaitu :
a. Deposito berjangka adalah sumber utama bagi bank yang paling mudah diperoleh dari masyarakat.
b. Jatuh tempo dari deposito berjangka sudah ditentukan pada saat pembukaan sehingga bank dapat mengelola dana tersebut seoptimal mungkin.
c. Dana yang dikumpulkan dari deposito berjangka dipergunakan oleh bank untuk menunjang kegiatan pokoknya berupa pemberian kredit pada masyarakat.
2. Manfaat dilihat dari sudut nasabah :
a.Tingkat bunga deposito yang tinggi akan menjanjikan suatu perolehan pendapatan bunga yang relatif baik.
b. Jumlah dana yang dimiliki mempunyai tempat yang aman dan menguntungkan.
Sarana atau alat untuk menarik uang yang disimpan di deposito sangat tergantung dari jenis depositonya. Artinya setiap jenis deposito mengandung beberapa perbedaan sehingga diperlukan sarana yang berbeda pula. Sebagai contoh untuk deposito berjangka, penarikannya menggunakan bilyet deposito, sedangkan untuk sertifikat deposito menggunakan sertifikat deposito. Dalam praktiknya deposito yang ditawarkan terdiri dari beragam jenis, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Masing-masing jenis deposito memiliki keunggulan tersendiri, sehingga deposan dapat memilih sesuai dengan selera mereka.
Adapun jenis-jenis deposito yaitu : 1. Deposito Berjangka
Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1, 2, 3, 6, 12, 18 sampai dengan 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangan maupun lembaga. Artinya di dalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga. Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada saat deposito berjangka dibuka. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo (jangka waktu) sesuai jangka waktunya. Penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindahbukuan). Kepada setiap deposan dikenakan pajak terhadap bunga yang diterimanya.
2. Sertifikat Deposito
Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2, 3, 6, dan 12 bulan. Sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifikat deposito tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan pada pihak lain. Pencairan bunga sertifikat deposito dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo, baik tunai maupun non tunai. Dalam prkatiknya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
3. Deposito On Call
Merupakan deposito berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1 bulan. Diterbitkan atas nama dan biasanya dalam jumlah yang besar
misalnya 50 juta rupiah (tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank. 4. Jenis Deposito lainnya
Adalah deposito yang diatur menurut kebijaksanaan tiap-tiap bank, biasanya hanya dibedakan berdasarkan saldo minimum dan fasilitas yang diberikannya.
Diatas adalah beberapa jenis deposito yang ditawarkan oleh bank kepada masyarakat. Namun sesuai dengan judul tugas akhir ini, maka yang akan dibahas adalah mengenai deposito berjangka terutama terhadap pengawasannya pada PT. Bank Sumut Unit Imam Bonjol Medan.
B. Deposito Berjangka pada PT. Bank Sumut
Manfaat memiliki deposito berjangka pada PT. Bank Sumut yaitu : 1. Suku bunga bersaing
2. Dapat dijadikan agunan kredit
3. Jangka waktu bervariasi, yaitu : 1, 3, 6, 12 dan 24 bulan 4. Dapat diperpanjang secara otomatis ( Automatic Roll Over)
Ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam deposito berjangka pada PT. Bank Sumut yaitu :
1. Deposito berjangka yang dibuka atas nama perorangan harus mengisi formulir permohonan pembukaan rekening terlebih dahulu, lalu memberikan identitas
diri yang jelas berupa fotocopy dari KTP/ SIM/ Paspor/ KIMS/ KITAS dari nasabah.
Sedangkan deposito berjangka yang dibuka atas nama Badan Hukum harus memberikan fotocopy berupa akte pendirian/ perubahan perusahaan.
2. Nilai setoran nasabah berjumlah minimal Rp. 1.000.000,-
3. Bunga deposito akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Pencairan deposito sebelum tanggal jatuh tempo dikenakan penalti sebesar 2% dari nominal deposito.
C. Perhitungan Bunga Deposito Berjangka
Bunga deposito biasanya dibayarkan secara periodik pada saat tanggal jatuh tempo. Dalam praktek perbankan di Indonesia umumnya diketahui perhitungan dan pembayaran bunga deposito terdiri dari tiga bagian yaitu :
1. Bunga deposito dengan pembayaran bulanan
Deposito berjangka yang bunganya dibayarkan setiap bulanan pada saat tanggal jatuh tempo yang dapat dilakukan secara manual dan otomatis. Dengan demikian perhitungan bunga deposito berjangka adalah :
360
Hari bunga x Nominal deposito x Suku bunga
2. Bunga deposito dengan pembayaran capitalized system
Deposito berjangka yang bunganya dibayar pada saat jatuh tempo dengan system bunga berbunga secara bulanan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Hasil bunga bulan pertama akan menambah nominal depositonya.
b. Perhitungan bulan kedua dihitung dari nominal ditambah bunga bulan pertama.
c. Perhitungan bulan ketiga dihitung dari nominal ditambah bunga bulan pertama
dan bunga bulan kedua.
3. Bunga deposito dengan pembayaran sistem simple interest
Deposito berjangka yang bunganya dibayarkan pada saat jatuh tempo dengan tingkat bunga akan ditetapkan atau disepakati pada waktu deposito diterbitkan. Tingkat bunga deposito dengan sistem ini biasanya lebih besar daripada tingkat bunga deposito yang dibayar bulanan.
D. Perhitungan Bunga Deposito Berjangka Pada PT. Bank Sumut
Adapun perhitungan bunga deposito berjangka yang digunakan oleh PT. Bank Sumut adalah dengan rumus :
12
Nilai nominal deposito x suku bunga %
Pajak Penghasilan = 20%
Contoh : Deposan menyimpan dananya di deposito berjangka dengan nilai nominal Rp. 50.000.000,- dalam jangka waktu 6 (enam) bulan. Bunga 18% Pa (per tahun) dan bunga diambil setiap bulan tunai. Setelah jatuh tempo deposito tersebut dicairkan dan uangnya diambil tunai. Maka jumlah bunga yang diterima deposan setiap bulan dengan pajak sebesar 20% adalah :
Bunga = Rp 50.000.000,- x 18% 12
= Rp. 750.000,-
Pajak Penghasilan = 20% x Rp. 750.000,- =
Bunga bersih per bulan = Rp. 600.000,- Rp. 150.000,-
Jadi jumlah bunga yang diterima deposan setiap bulan adalah Rp. 600.000,-
E. Pengawasan Intern
Dalam ilmu manajemen, pengawasan sering kali diartikan sebagai suatu pengendalian terhadap apa yang menjadi sasaran atau tujuan yang ingin dicapai perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu. Pengawasan dapat dilaksanakan secara aktif melalui pemeriksaan dan pelaporan.
Menurut Hall (2001:157) Pengawasan adalah proses dimana kualitas desain kontrol internal dan operasinya dapat dinilai. Pada perusahaan, pengawasan berfungsi untuk menentukan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan usaha, menentukan sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai dan menentukan apakah kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan dari yang telah ditetapkan oleh pihak manajemen.
Pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara pengawasan yang cukup efektif dalam membantu tugas pihak manajemen untuk mengawasi kelangsungan operasi perusahaan seperti yang telah direncanakan maupun sesuai dengan kebijakan lain yang telah ditetapkan terlebih dahulu adalah pengawasan intern.
Menurut Mulyadi (2001:163) bahwa “Pengawasan intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga
kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Berdasarkan pengertian diatas maka tujuan pengawasan intern terdiri dari : 1. Dari sudut akuntansi
Pengawasan intern dilakukan bertujuan untuk :
a. Menjaga kekayaan organisasi dari kecurangan dan penyalahgunaa. b. Mengecek ketelitian dan dapat dipercayanya data akuntansi.
c. Mendorong efisiensi dan mengukur dipatuhinya kebijakan manajemen. 2. Dari sudut perbankan
Pengawasan intern dilakukan bertujuan untuk :
a. Menjaga dan pengamanan harta bank dan warkat-warkat atau berkas-berkas yang ada dari pencurian maupun penggunaan yang dilakukan secara tidak benar.
b. Mendorong terciptanya data akuntansi yang teliti dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk mengambil keputusan maupun sebagai sarana untuk penyusunan laporan keuangan.
c. Mendorong terciptanya operasi atau kegiatan usaha yang efisien dalam pemakaian segala bentuk sumber dana dan daya yang ada.
d. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan dalam mencapai tujuan dari perusahaan.
Dalam pelaksanaannya, ada dua bentuk sasaran pengawasan intern yang dicapai dalam sistem akuntansi dan perbankan yaitu :
1. Pengawasan intern dalam arti sempit
Pengawasan intern dalam arti sempit atau dapat disamakan dengan internal check terdiri dari :
a. Penjagaan ketelitian dan kebenaran data administrasi keuangan.
b. Pengawasan kecocokan antara angka-angka didalam buku besar dengan perincian-perincian operasional.
c. Penjagaan apakah semua bukti pembukuan telah sah dan didukung oleh dokumen-dokumen serta perhitungan-perhitungan angkanya, nomor rekening dan tanggal valuta asing sudah benar.
d. Penjagaan rekening antara kantor satu cabang dengan cabang lainnya dengan koresponden tidak ada pos yang terbuka atau ada pembukuan yang rangkap. e. Penjagaan semua transaksi yang terjadi telah dibukukan pada saat itu juga. f. Penjagaan semua saldo rekening nasabah telah sama dengan saldo pada
administrasi.
Menurut Soemarso (2004:51) bahwa “Pengawasan dalam arti sempit (internal check) merupakan prosedur-prosedur mekanis untuk memeriksa data-data administrasi, baik secara manual maupun komputerisasi.”
2. Pengawasan intern dalam arti luas
Soemarso (2004:52) juga menyatakan bahwa “Pengawasan dalam arti luas atau disamakan dengan mangement control merupakan suatu sistem yang meliputi semua cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengawasi atau mengendalikan perusahaan. Data atau informasi akuntansi dan perbankan yang diperoleh dengan tambahan berbagai informasi ekstern akan
bermanfaat untuk menyusun berbagai evaluasi atau analisa untuk mengetahui performance dari suatu bank seperti dalam bentuk evaluasi posisi likuidasi, profitabilitas, profit sensitivity, solvabilitas, efisiensi usaha bank, variasi anggaran dan realisasi yang telah dicapai, market share, sumber dan penggunaan dana bank, estimasi cash flow untuk periode mendatang, estimasi pembagian deviden pada akhir tahun buku mendatang, dan evaluasi prestasi suatu unit kerja.
Berbagai macam indikator yang diperoleh dari hasil evaluasi-evaluasi diatas akan sangat bermanfaat bagi manajemen bank untuk mengendalikan operasi bank yang bersangkutan ataupun bermanfaat sebagai umpan balik untuk menyusun perencanaan untuk waktu mendatang dan alat untuk mengoreksi.
Gambar 3.1
Flow Chart
Prosedur dan Pelaksanaan Pengawasan Intern Atas Deposito Berjangka Pada PT. Bank Sumut
PENGAWASAN INTERN
Pengawasan Intern Atas Pembukaan Deposito
Berjangka
Pengawasan Intern Atas Pencairan Deposito
Berjangka
Pengawasan Intern Atas Penarikan Bunga Deposito
Berjangka Dengan Penyetoran Tunai Dengan Pemindah Bukuan Deposito
Pada Saat Jatuh Tempo Sebelum Jatuh
Tempo
Penarikan Bunga Tunai
Secara garis besar pengawasan intern terhadap deposito berjangka pada PT. Bank Sumut meliputi 3 bagian yaitu :
1. Pengawasan Intern Atas Pembukaan Deposito Berjangka. 2. Pengawasan Intern Atas Pencairan Deposito Berjangka.
3. Pengawasan Intern Atas Penarikan Bunga Deposito Berjangka. Ad. 1 Pengawasan Intern Atas Pembukaan Deposito Berjangka
Dengan penyetoran tunai :
a. Bank menerima APPD ( Aplikasi Permohonan Pembukaan Deposito) #2, Bilyet Deposito #2 dan Copy Identitas Diri Deposan & Daftar Deposito yang buka hari ini dari Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
b. Bank menerima Dokumen Finansial APPD #1 (transaksi keuangan) & seluruh hasil transaksi setiap harinya bersama dengan laporannya dari pelaksana Verifikasi/ Checker yang telah diverifikasi.
c. Kontrol Intern melakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan membandingkan hasil proses Aplikasi OLIB’s dengan Ketentuan Intern yang berlaku.
d. Hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap bulan dilaporkan kepada Pemimpin Divisi Pengawasan, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada Bagian/ Seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring tindak lanjutnya.
e. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka, dokumen-dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada
Pelaksana Verfikasi/ Checker untuk difile. Sedangkan Copy Identitas Diri Deposan, Bilyet Deposito #2 & APPD #2 dikembalikan kepada Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
f. Sedangkan Dokumen Administrasi dilakukan pemeriksaan secara berkala atau secara mendadak dan setelah selesai dikembalikan kepada pemilik dokumennya.
g. Teruskan hasil temuan (Memo Inetrn) Kepada Bagian/ Seksi terkait. h. Laporan Kontrol Intern diteruskan ke Pemimpin Divisi Pengawasan. i. Bubuhi paraf pada dokumen-dokumen tersebut sebagai persetujuan telah
dilakukan pemeriksaan. Dengan pemindahbukuan :
a. Bank menerima APPD #2, Bilyet Deposito #2, Copy Identitas Diri Deposan dan Daftar Deposito ynag dibuka hari ini dari Pelaksana pelayanan & Informasi Nasabah.
b. Bank menerima Dokumen Finansial (transaksi keuangan) seluruh hasil transaksi setiap harinya bersama dengan laporannya dari Pelaksana Verifikasi/ Checker yang telah diverifikasi. Lakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan membandingkan hasil proses Aplikasi OLIB’s dengan Ketentuan Intern yang berlaku. c. Hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap hari dilaporkan kepada
Pemimpin Cabang, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan secara umum terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada
Bagian/ Seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.
d. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka, dokumen-dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada Pelaksana Verifikasi/ Checker untuk difile. Sedangkan Copy Identitas Diri Deposan, Bilyet Deposito #2 & APPD #2 dikembalikan kepada Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
e. Dokumen Administrasi dilakukan pemeriksaan secara berkala atau secara mendadak dan setelah selesai dikembalikan kepada pemilik dokumennya. f. Teruskan hasil temuan (Memo Intern) Kepada Bagian/ Seksi terkait. g. Laporan Kontrol Intern diteruskan ke Pemimpin Divisi Pengawasan. h. Bubuhi paraf pada dokumen-dokumen tersebut sebagai persetujan telah
dilakukan pemeriksaan.
Ad. 2 Pengawasan Intern Atas Pencairan Deposito Berjangka Dengan pencairan tunai nominal sebelum jatuh tempo :
a. Bank menerima Dokumen Finansial (transakasi keuangan) seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari Pelaksana Verifikasi/ Checker yang telah diverifikasi.
b. Sebelumnya Bank menerima APPD #2, Copy Bilyet Deposito #2 dan Copy Identitas Diri Nasabah serta Daftar Bilyet Deposito yang dicairkan hari ini dari Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
c. Setelah itu Bank melakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersebut dengan membandingkan hasil proses Aplikasi OLIB’s dengan Ketentuan Intern yang berlaku.
d. Hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap hari dilaporkan kepada Pemimpin Cabang, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada Bagian/ Seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.
e. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka, dokumen-dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada Pelaksana Verifikasi/ Checker untuk difile.
f. Teruskan APPD #2, Copy Bilyet Deposito #2 dan Copy Identitas Diri Nasabah serta Daftar Bilyet Deposito yang dicairkan hari ini kepada Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
g. Teruskan hasil temuan (Memo Intern) Kepada Bagian/ seksi Terkait. h. Laporan Kontrol Inten diteruskan ke Pemimpin Cabang dengan
tembusan ke Divisi Pengawasan.
i. Setelah itu bubuhi paraf pada dokumen-dokumen tersebut sebagai persetujuan telah dilakukan pemeriksaan.
Dengan pencairan tunai nominal pada saat jatuh tempo :
a. Bank menerima Dokumen Finansial (transaksi keuangan) seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari Pelaksana Verifikasi/ Checker yang telah diverifikasi.
b. Sebelumnya Bank menerima Copy Bilyet Deposito #2, Copy Identitas Diri, APPD #2 dan Daftar Deposito yang dicairkan hari ini dari Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
c. Setelah itu Bank melakukan pemeriksaan secara umum terhadap dokumen-dokumen tersabut dengan membandingkan hasil proses Aplikasi OLIB’s dengan Ketentuan Intern yang berlaku.
d. Hasil Pemeriksaan Kontrol Intern setiap bulan dilaporkan kepada Pemimpin Divisi Pengawasan, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada Bagian/ Seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.
e. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka, dokumen-dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada Pelaksana Verifikasi/ Checker untuk defile.
f. Sedangkan Copy Bilyet Deposito #2, Copy Identitas Diri, APPD #2 dan Daftar Deposito yang dicairkan hari ini dikembalikan kepada Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah untuk defile.
g. Teruskan hasil temuan (Memo Intern) kepada Bagian/ Seksi terkait. h. Setelah itu laporan Kontrol Intern diteruskan kepada Pemimpin Divisi
Pengawasan.
i. Bubuhi paraf pada dokumen-dokumen tersabut sebagai persetujuan telah dilakukan pemeriksaan.
Ad.3 Pengawasan Intern Atas Penarikan Bunga Deposito Berjangka Dengan penarikan bunga tunai :
a. Bank menerima dokumen finansial (transaksi keuangan) seluruh transaksi setiap harinya bersama laporannya dari Pelaksana Verifikasi/ Checker yang telah diverifikasi.
b. Sebelumnya Bank menerima APPD #2, Copy Bilyet Deposito #2, Copy Identitas Diri, Daftar Bunga Deposito yang dibebankan dan Daftar Bunga Deposito yang belum dibayarkan dari Pelaksana Pelayanan & Informasi Nasabah.
c. Lalu hasil pemeriksaan Kontrol Intern setiap hari dilaporkan kepada Pemimpin Divisi Pengawasan, sedangkan terhadap temuan hasil pemeriksaan dibuatkan Memo Intern kepada Bagian/ Seksi terkait untuk dilakukan tindak lanjut perbaikan dan dilakukan monitoring.
d. Setelah pemeriksaan dan pelaporan selesai dilakukan maka, dokumen-dokumen seluruh hasil transaksi setiap harinya dikembalikan kepada Pelaksana Verifikasi/ Checker untuk defile. Sedangkan APPD #2, Copy Bilyet Deposito #2, Copy Identitas Diri, Daftar Bunga Deposito yang belum dibayarkan dikembalikan kepada Pelaksana Pelayanan dan Informasi Nasabah.
e. Laporan Kontrol Intern diteruskan ke Pemimpin Divisi Pengawasan. h. Bubuhi paraf pada dokumen-dokumen tersebut sebagai persetujuan telah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Setelah dianalisa dan dievaluasi dengan memperbandingkan antara teori dan praktek yang ada pada PT. Bank Sumut Unit Imam Bonjol Medan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Struktur organisasi PT. Bank Sumut adalah organisasi garis dimana setiap bawahan bertanggung jawab kepada satu orang atasan atau pimpinan sehingga setiap karyawan dapat bekerja dengan baik, dikarenakan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.
2. Dalam menjalankan seluruh kegiatan operasionalnya, PT. Bank Sumut telah melakukan pengawasan intern dengan baik dalam kegiatan pembukaan, pencairan, dan penarikan bunga deposito berjangka .
3. Adanya formulir-formulir yang dibuat rangkap yang ditujukan pada pihak yang berwenang, yang digunakan sebagai alat pengawas dan bukti diterbitkannya deposito berjangka.
4. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab dalam prosedur pembukaan dan pencairan deposito berjangka secara jelas.
5. Telah digunakan OLIB’s (Online Integrated Banking System) sehingga proses kegiatan operasional PT. Bank Sumut dapat terlaksana secara efektif dan efisien sehingga informasi keuangan dapat dengan cepat diperoleh bagi pihak-pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
B. Saran
Dalam kesempatan ini, dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat memberikan masukan bagi PT. Bank Sumut. Adapun saran-saran tersebut adalah :
1. Hendaknya pengawasan intern atas deposito berjangka yang selama ini telah diterapkan dan dilaksanakan pada PT. Bank Sumut dapat lebih ditingkatkan, misalnya dengan metode pengawasan berbasis computer sehingga lebih cepat dan akurat, supaya nasabah atau masyarakat pihak ketiga dapat lebih percaya dan merasa aman akan kemampuan PT. Bank Sumut sehingga semakin banyak nasabah yang ingin membuka deposito berjangka dan bagi pihak PT. Bank Sumut dapat memanfaatkan dana tersebut dengan baik.
2. Pentingnya diadakan pemeriksaan mendadak untuk Divisi Pengawasan kantor pusat untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan terhadap deposito berjangka telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Meningkatkan pelayanan terhadap nasabah yang ingin melakukan pembukaan rekening deposito berjangka.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, James A, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir, 2002, Dasar-Dasar Perbankan, RajaGrafindo Persada, Jakarta. Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Salemba Empat, Jakarta.
S.R., Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Penghantar, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.