• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan. Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan peneliti, perlu adanya media yang dapat membantu mengkongkretkan pemikiran dan meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan dalam mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran. Proses pembelajaran di kelas tidak menarik membuat mahasiswa sulit menerima materi, sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2008: 61) pembelajaran bagi orang dewasa menuntut lingkungan untuk bersifat informal. Motivasi pada seseorang terbentuk dari dalam dirinya sendiri atau motivasi instrinsik maupun dari luar dirinya atau motivasi ekstrinsik (Sardiman, 2007: 86-

rangsangan dari luar. Melihat dari pernyataan ini, dibutuhkan strategi pembelajaran bagi mahasiswa Teknologi Pendidikan. Atwi dalam Hamzah B. Uno (2008: 61) menyatakan bahwa strategi pembelajaran untuk orang dewasa mengandung komponen urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, serta waktu pembelajaran. Berdasarkan pernyataan berikut media pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman serta motivasi belajar belum tersedia, sehingga diharapkan media video mampu mengatasi permasalahan belajar seperti kurangnya motivasi belajar dan perhatian mahasiswa terhadap mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran, belum tersedianya media yang memadai, serta mahasiswa yang belum bisa mengkongkretkan pemikiran tentang berbagai model pembelajaran.

Selama ini pembelajaran yang dilakukan hanya menggunakan media seadanya seperti halnya power point presentation(ppt) yang digunakan dosen, atau dengan adanya kelompok diskusi dan mengadakan tanya jawab. Mata kuliah yang berisikan tentang berbagai model pembelajaran dengan spesifikasi model yang berbeda-beda tetapi hampir sama inilah yang membuat mahasiswa masih sulit menerima materi secara baik. Mahasiswa masih belum bisa membedakan satu model dengan model yang lain. Kurangnya motivasi belajar mahasiswa akan mata kuliah ini juga mempengaruhi, mereka menganggap bahwa mata kuliah ini membosankan karena terlalu banyak model yang harus dipahami. Mata kuliah ini akan lebih baik apabila disampaikan dengan cara mengkongkretkan pemikiran mahasiswa atau dengan cara mempraktekkan secara langsung. Maka dari itu, perlunya media yang mampu mengkongkretkan pemikiran mahasiswa tentang

model pembelajaran sekaligus meningkatkan motivasi belajar mahasiswa terhadap mata kuliah tersebut. Media video dipilih untuk mengkongkretkan pemikiran mahasiswa tentang model pembelajaran, ini dikarenakan menurut Sadiman, dkk (2008: 74) media video sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, gerakan lambat dan perulangan akan memperjelas uraian dan ilustrasi. Media video juga dapat memperjelas hal-hal yang abstrak menjadi jelas.

Oleh karena itu, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dikembangkan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Teams (STAD). Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Teams(STAD) dipilih karena tipe ini merupakan tipe pertama dalam model pembelajaran koopertatif sehingga memiliki langkah yang sederhana dan masih sedikit dipengaruhi oleh model lama. Ini adalah tipe pembelajaran pertama dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Slavin. Diharapkan dengan menggunakan tipe ini mahasiswa akan sedikit demi sedikit tahu apa perbedaan dari pembelajaran diskusi biasa dengan pembelajaran kooperatif khususnya tipeStudent Teams-Achievement Teams(STAD).

Produksi media video instruksional ini tidak dapat dilakukan oleh pengembang sendiri karena keterbatasan keahlian dan alat produksi, sehingga produksi media dilakukan bekerjasama dengan jasa pembuatan video. Produksi media video instruksional dilakukan sesuai dengan naskah dan strotyboardyang telah disusun pengembang sebelumnya.

pembelajaran. Pengembangan produk media memperhatikan beberapa prinsip dan teori, seperti prinsip desain pesan pembelajaran, teori behavioristik, serta teori konstruktivistik. Teori prinsip desain pesan pembelajaran menurut C. Asri Budiningsih (2003: 118-128) yaitu 1) adanya prinsip kesiapan dan motivasi diawal video dijelaskan tujuan dari media video, 2) prinsip penggunaan alat pemusat perhatian dengan adanya animasi dalam video, 3) prinsip partisipasi aktif peserta didik dengan memberikan evaluasi berupa pertanyaan diakhir video, 4) prinsip umpan balik dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan singkat yang diselipkan di tengah video, 5) prinsip perulangan adanya pengulangan pada bagian penting dari video yang dilakukan baik presenter maupun aktor. Teori behavioristik yang digunakan adalah teori perulangan, karena media video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat diulang apabila diperlukan (Azhar Arsyad, 2006: 49). Sedangkan dari teori konstruktivistik digunakan sikap aktor yang dituntut untuk aktif dalam pembelajaran. ini dikarenakan dalam teori konstruktivistik peserta didik dituntut untuk aktif dalam pembentukan pengetahuannya sendiri, baik aktif dalam melakukan kegiatan, berfikir, dan pemberian makna terhadap apa yang ia pelajari (Asri, 2003: 58).

Tujuan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk menghasilkan video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Teams (STAD) yang layak untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan sebagai media dalam mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran. Produk pengembangan dinyatakan layak dengan menggunakan instrumen angket yang berikan kepada ahli materi, ahli media instruksional, dan

mahasiswa Teknologi Pendidikan yang berperan sebagai subjek uji coba penelitian dan calon pengguna. Sedangkan dinyatakan dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa apabila hasil post-tes lebih baik daripada hasil pre-tes. Kelayakan produk pengembangan dilakukan dengan melakukan beberapa tahap uji coba. Tahapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) tahap validasi ahli materi, 2) tahap validasi ahli media instruksional, 3) uji coba lapangan awal, 4) uji coba lapangan utama, dan 5) uji coba lapangan operasional.

Pada validasi ahli materi tahap I produk pengembangan memperoleh kategori Baik . Ahli materi saran yaitu 1) terlalu banyak teks sehingga terlihat monoton dan membosankan, 2) model (pengajar) pada bagian langkah-langkah model pembelajaran kooperatif kurang menguasai materi sehingga terlihat kaku dan terpaku pada teks, dan 3) pada tahap langkah-langkah model pembelajaran kooperatif belum terlihat kongkret. Saran dari ahli materi mengenai terlalu banya teks tidak sesuai dengan prinsip desain pesan pembelajaran khususnya prinsip pemusat perhatian. Mahasiswa akan cenderung bosan dengan banyaknya teks, sehingga peneliti mengubah bagian yang terdapat banyak teks dengan adanya animasi. Asri (2003: 118-128) menyatakan bahwa cara yang dapat digunakan untuk memusatkan perhatian salah satunya dengan menggunakan alat pemusat seperti gambar, bagan, dan media pembelajaran visual lainnya. Adanya animasi dapat digunakan menjadi alat pemusat perhatian, seperti halnya yang telah diutarakan oleh Asri (2003: 118-128). Pada validasi ahli materi tahap II produk pengembangan memperoleh kategori Baik . Ahli materi memberikan komentar

pemilihan materi sudah baik dan memberikan saran berupa penambahan keterangan pada poin motivasi dan penghargaan.

Pada validasi ahli media instruksional tahap I produk pengembangan memperoleh kategori Baik . Ahli media instruksional memberikan saran yaitu 1) perbaikan cover sehingga lebih mencerminkanStudent Teams-Achievement Teams (STAD), 2) pada tahap langkah-langkah model pembelajaran kooperatif belum terlihat kongkret, 3) model (pengajar) pada bagian langkah-langkah model pembelajaran kooperatif kurang menguasai materi sehingga terlihat kaku dan terpaku pada teks, dan 4) pemberian materi pada tahap langkah diharapkan materi yang tidak terlalu khusus. Pada validasi ahli media instruksional tahap II produk pengembangan memperoleh kategori Sangat Baik . Ahli media instruksional memberikan komentar semua bagian sudah baik dan memberikan saran berupa penambahan referensi pada akhir video.

Pada tahap uji coba penelitian dilakukan tiga tahap pengujian yaitu, uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji coba lapangan operasional dengan 12 indikator penilaian. Sebelum dan sesudah mahasiswa menggunakan media video, mahasiswa diberikan pre-tes dan post-tes untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa sebelum dan sesudah menggunakan video. Apabila ada peningkatan nilai setelah mahasiswa mengerjakan soal pre-tes dan post-tes maka dinyatakan media dapat meningkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa.

Subjek uji coba lapangan awal digunakan 5 orang mahasiswa Teknologi Pendidikan angkatan 2015 dengan menghasilkan kategori Baik dan memiliki tingkat kelayakan Layak . Respon dari uji coba lapangan awal ini mahasiswa

merasa tertarik dengan adanya media video. Mahasiswa dapat dengan leluasa mengulang dan memperhatikan adegan yang sekiranya penting untuk dipelajari. Kelima mahasiswa memberikan saran bahwa produk pengembangan dapat mengkongkretkan langkah yang ada sehingga dapat lebih jelas terlihat bagaimana proses pembelajarannya, serta tidak membingungkan. Hasil post-tes lebih baik daripada hasil pre-tes sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar mahasiswa meningkat. Keleluasaan mahasiswa dalam mengulang media video sejalan dengan pendapat Arsyad (2006: 49) yang menyatakan bahwa media video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat diulang jika diperlukan. Pengulangan media video diperlukan apabila mahasiswa belum mengerti tentang materi dalam video, proses pengulangan hingga terbentuk pengetahuan baru sejalan dengan teori behavioristik Thorndike tentang adanya pengulangan stimulus sehingga timbul respon (Asri, 2012: 21).

Subjek uji coba lapangan utama digunakan 10 orang mahasiswa Teknologi Pendidikan angkatan 2015 dengan menghasilkan kategori Baik dan memiliki tingkat kelayakan Layak . Respon dari uji coba lapangan utama ini mahasiswa terlihat tertarik dan termotivasi dengan adanya media yang dapat membantu mereka belajar. Kesepuluh mahasiswa memberikan saran bahwa produk pengembangan dapat diperbaiki, dikarenakan suara pada beberapa adegan tidak terdengar jelas apabila volume pada alat pemutar video tidak ditambah. Hasil post-tes lebih baik daripada hasil pre-tes sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar mahasiswa meningkat.

Subjek uji coba lapangan operasional digunakan 20 orang mahasiswa Teknologi Pendidikan angkatan 2015 dengan menghasilkan kategori Sangat Baik dan memiliki tingkat kelayakan Layak . Respon dari uji coba lapangan opersional ini mahasiswa terlihat tertarik akan media yang dikembangkan serta memperhatikan dengan seksama selama video diputar. Hasil post-tes lebih baik daripada hasil pre-tes sehingga dapat disimpulkan motivasi belajar mahasiswa meningkat.

Hasil uji coba lapangan awal, uji coba lapangan utama, dan uji coba lapangan operasional menyatakan bahwa mahasiwa menikmati proses pembelajaran dengan adanya media video yang telah dikembangkan peneliti. Sejalan dengan pendapat Atwi dalam Hamzah B. Uno (2008: 61) menyatakan bahwa strategi pembelajaran untuk orang dewasa mengandung beberapa komponen yaitu, urutan kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan waktu pembelajaran. Saat semua komponen terpenuhi dengan baik, maka terjadi pembelajaran yang memberikan rasa aman, fleksibel dan tidak mengancam dalam pembelajarannya. Hal tersebut juga terjadi pada saat uji coba lapangan yang dilakukan oleh peneliti, dengan adanya media video pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) mahasiswa merasakan suasana menyenangkan saat berjalannya proses pembelajaran.

Kesimpulan dari adanya pre-tes dan post-tes yang dilakukan adalah sebelum pemutaran media video yang dikembangkan mahasiswa belum mampu menjawab pertanyaan pre-tes yang diberikan. Setelah pemutaran media video, mahasiswa mampu menjawab pertanyaan soal post-tes dengan benar. Hasil pre-tes dan hasil

post-tes memperlihatkan bahwa media video dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik, khususnya mengkongkretkan pemikiran mahasiswa, menerangkan dari suatu proses, dan adanya peningkatan motivasi belajar mahasiswa akan mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran. Hasil ini dapat dijadikan salah satu alasan bahwa media video yang telah dikembangkan dinyatakan layak sebagai sumber belajar bagi mahasiswa Teknologi Pendidikan.

Total subjek uji coba yang dilakukan peneliti sebanyak 35 orang mahasiswa. Berdasarkan pengamatan pada uji coba tersebut dapat disimpulkan bahwa 1) mahasiswa Teknologi Pendidikan tertarik dengan adanya media video sebagai media dalam penyampaian materi pembelajaran, 2) motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan terhadap mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran meningkat 3) mahasiswa Teknologi Pendidikan mampu menerima pesan dengan baik dengan adanya media video sebagai media dalam penyampaian materi pembelajaran, 4) media video yang telah dikembangkan layak sebagai sumber belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan.

Berdasarkan penilaian yang didapatkan dari proses validasi ahli materi, validasi ahli media instruksional, dan mahasiswa Teknologi Pendidikan selaku pengguna produk pengembangan menyatakan bahwa media video instruksional pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams-Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan yang telah dikembangkan oleh peneliti dinyatakan Layak untuk digunakan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran pada mata kuliah model dan desain sistem

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan terhadap data yang telah dikumpulkan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagaimana berikut :

1. Proses pengembangan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) adalah: 1) penelitian awal dan pengumpulan data, 2) perencanaan media video, 3) pengembangan draf produk awal dan validasi ahli materi serta validasi ahli media instruksional, 4) uji coba lapangan awal, 5) revisi uji coba lapangan awal, 6) uji coba lapangan utama, 7) revisi uji coba lapangan utama, 8) uji coba lapangan operasional, serta 9) penyempurnaan produk akhir.

2. Kelayakan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division(STAD) adalah:

a. Hasil penilaian ahli materi dikategorikan baik dan layak.

b. Hasil penilaian ahli media instruksional dikategorikan sangat baik dan layak.

c. Hasil penilaian calon pengguna sebanyak 35 orang mahasiswa dikategorikan sangat baik dan layak.

d. Hasil post-tes yang meningkat dibandingkan hasil pre-tes menyimpulkan bahwa motivasi belajar mahasiswa meningkat setelah adanya media.

media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams- Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa

Teknologi Pendidikan yang telah dihasilkan dengan metode penelitian pengembangan research and development model pengembangan Borg and Gall dinyatakan Layak untuk membantu mahasiswa Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta meningkatkan motivasi belajar dalam mata kuliah model dan desain sistem pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berikut saran dari peneliti guna pengembangan produk selanjutnya :

1. Bagi peneliti atau pengembang selanjutnya, diharapkan dapat menyempurnakan media yang telah dikembangkan lebih lanjut pada mata kuliah dan kompetensi yang lain.

2. Bagi dosen, diharapkan dapat memanfaatkan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams-Achievement Division(STAD) sebagai alternatif dari penyampaian pesan kepada peserta didik/mahasiswa Teknologi Pendidikan.

3. Bagi mahasiswa Teknologi Pendidikan, diharapkan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar baik kelompok maupun individu serta sebagai motivasi dalam belajar.

C. Keterbatasan Pengembang

Penelitian pengembangan media video instruksional pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa Teknologi Pendidikan tidak sampai pada tahap deseminasi dan implementasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun. (2011). Psikologi Kependidikan. Jakarta: Remaja Rosda Karya.

Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran.Jakarta : Rajawali Pers.

Anita Lie. (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Arief S. Sadiman, dkk. (2006). Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan. Jakarta : Pustekom Dikbud.

Aristo Hadi Sutopo. (2003). Multimedia Interaktif dengan Flash. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Arsyad, Azhar. (2006).Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Grafindo Persada Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta :

Ciputat Pers.

Budiningsih, Asri. (2003). Desain Pesan Pembelajaran. Yogyakarta : Kalangan Sendiri.

Budiningsih, Asri. (2012).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. Cheppy Riyana. (2007). Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta : P3AI

UPI.

Dakir. (1993).Dasar-Dasar Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Deni Hardianto. (2015). Paradigma Teori Behavioristik dalam Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Diakses dari http://journal.uny.ac.id/index.php/mip/article/viewFile/2807/2333. Pada tanggal 13 April 2016 jam 11.01 WIB.

Etin Solihatin dan Raharjo. (2007). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.Jakarta: Bumi Aksara.

Hamzah B. Uno. (2008). Model Pembelajaran, Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif.Jakarta: Bumi Aksara.

Ika Lestari. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang : Akademia Permata.

Januszewski, Alan and Molenda Michael. (2008). Educational Technology : A Definition with Commentary.Lawrence Erlbaum Associates : New York. Nurhadi dan Senduk, Agus Gerald. (2003). Pembelajaran Konstektual

(Contextual Teaching and Learning / CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Malang : UM Press.

Sardiman, A.M. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Slavin, Robert E. (2005).Cooperative Learning : Teory, Research, and Practice. London: Allymand Bacon.

Soewarso. (1998). Menggunakan Strategi Komparatif Learning di dalam Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Edukasi No. 01 hal. 16-25.

Sugiharto, dkk. (2012).Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sukardjo. (2008). Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi Teknologi Pembelajaran.PPs. UNY.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.

Syamsu Mappa & Basleman Anisah. (1994). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 49. (2014). Standar Nasional Perguruan Tinggi.

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).Jakarta : Kencana Pernada Media Group.

Zainal Aqib. (2013). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: CV Yrama Widya.

Zainal Arifin. (2011). Penelitian Pendidikan Penelitian Dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

➯➲ ➳➵ ➸➺➲ ➻➼ ➽➾➚➪➸➲➶➸➪ ➚➹➘➸ ➵➚ ➴➘➷➬

➮➱ ✃❐ ❒ ❮➱❰ÏÐ ÏÑ❒ Ò➱ÓÔÕÖ ×ØÙ ÒØ ➱❰ÚÙÕ ➱❒Ñ❒Õ ÛÙ ✃ÜÙ✃Ó Ù Ò➱Ý➱ ❮➱❰ ➮➱ ✃❐ ❒ ❮➱❰ÏÐ Þß➱ ❮❒Õ àá➱ ❮❒ÕâÙÕ ➱ ❮ãÕ❒Ü❮×á ❮➱ ✃ÖÙØ❒ ➱ äß âãÜÖ å ➮➱ ✃❐ ❒ ❮➱❰ÏÐæç➱Õè➱éê❒Ø Ù×

✝✞ ✟✠ ✡ ☛✞☞✌✍ ✎✏✞ ☛✡✑ ✒✓✞ ☛✡✑✔✕✑ ✞ ☛✖✑✡✗ ☛✘✓ ☛✞ ✟✙ ✕✚✡ ✞ ✛✏ ✔✖ ✗✙ ✜ ✢✣✤✥✦ ✧ ★✦ ✣✤ ✥✦ ✥ ✩ ✤✪✢✤✣✫ ✫ ★✬ ✥✣

(

✢✧ ✥✩ ✫

)

✫★✬ ✥✣✭ ✥✬ ★ ✪ ✩ ★✫✧★✮ ✣✯ ✣✤✣✰ ✱✲ ✳ ✴ ✵✶✷ ✸✹ ☎✺ ✻ ✼✽✼✾ ✿❀✽❁❂❃❄❅ ❆❇✼❈❅ ❀❂❄ ❉✾❊ ❂✽❁✾❋❁●❍❁✾❉■❉ ❇❉❄❏ ❂❂❑ ❁❇❉ ❆❀▲▼ ❀❑ ❁◆❖P◗ ❘❙❖❚ ❘❯ ❱❲❳ ❨ ❩❬❭ ❘❪ ❘❱❘ ❙❖❫❭❪❭ ❲❭❴ ❙ ❵❛▼ ❜❝ ❞ ❡✺ ❋❂❈ ❂❈❢❉❣❉❅ ❉❄ ❊ ❂✽❁✾❑❁●❍❁✾❉■❉ ❇❉❄❈ ❂❂❑ ❁❇❉ ❆❀▲❆❀❑❁◆❖P◗ ❘❙❖❚ ❘❯ ❱❲❳❨❩ ❬❭ ❘❪ ❘❱❘ ❙❖❫❭❪❭ ❲❭❴ ❙❵❛▼ ❜❝ ❞ ❤✺ ❝ ❁❅ ❈ ❇❀❑ ❅ ❀ ❋❇ ❂✐❇❉ ● ❥❀✽❁❂ ❀❄ ❀ ●❁●❍❉❣❉❅ ❆❁❄ ❆❉ ❄✐●❂✽❁✾❑ ❁● ❍❁✾❉■❉ ❇❉❄❈ ❂❂❑ ❁❇❉❆❀▲❆❀❑ ❁ ◆❖P◗ ❘❙❖❚ ❘❯ ❱❲❳ ❨❩❬❭ ❘❪❘❱❘❙❖ ❫❭❪❭ ❲❭❴ ❙ ❵❛▼ ❜❝ ❞✺ ❢❉❣❉❅ ❉ ❄ ❆❁ ❇❅❁❍✼❆ ●✼✾❉ ❀ ✽❉ ❇ ❀ ❉ ❅ ❉✾●✼✾❉ ❆❀❑❁●❂✽❁✾ ❑ ❁●❍❁✾❉ ■❉ ❇❉❄❆❁ ❇❅❁❍✼❆ ❅ ❉ ●❑❉ ❀ ✾❉❄✐❈❉❣❦✾❉❄ ✐❈ ❉❣❧ ❅ ❁❇ ❆❉❑ ❁❇ ❍❁✽❉❉❄●❂✽❁✾ ❑ ❁●❍❁✾❉ ■❉ ❇❉❄❈ ❂ ❂❑ ❁❇❉ ❆❀▲❆❀❑❁◆❖P◗ ❘❙❖❚ ❘❯ ❱❲❳ ❨❩❬❭ ❘❪ ❘❱❘❙❖❫❭❪❭ ❲❭❴ ❙❵❛▼❜❝ ❞✽❁❄✐❉❄●❂✽❁✾❑ ❁●❍❁✾❉■❉ ❇❉❄✾❉ ❀❄✺ ♠✺ ❛ ❆❉❄✽❉ ❇❏❂●❑ ❁❆❁❄❅❀ ❛ ❁❆❁✾❉❣ ● ❁●❑ ❁✾❉■❉ ❇ ❀ ❥❀✽❁❂ ❀❄❅❆❇✼❈❅❀❂❄❉✾ ❀❄ ❀ ✽❀❣❉❇❉❑❈❉❄ ●❉❣❉ ❅ ❀❅♥❉ ✽❉❑ ❉ ❆ ●❁●❉❣❉ ●❀ ●❂✽❁✾❑ ❁●❍❁✾❉■❉ ❇❉❄ ❈ ❂❂❑❁❇❉ ❆❀▲ ❆❀❑❁ ◆❖P◗ ❘❙❖❚ ❘❯ ❱❲❳❨❩❬❭ ❘❪ ❘❱ ❘❙❖❫❭❪❭ ❲❭❴ ❙❵❛▼ ❜❝ ❞

②s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨②⑩②⑩❶❷⑩❸✉❹ ❸❺②⑧①②✉❶❸✉❻❸⑤③✇②✉⑩④✈❸❺❶ ❸⑩❼ ❸❺②❹②⑤ ②✉①④④❶❸⑤ ②③✇❽s ❼s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨②⑩②⑩❶❷⑩❸✉❹❸❺②⑧①② ✉❶❸✉❻❸⑤ ③✇②✉③✇❶❸❾ ❿➀➁➂➃ ❿➄➂ ➅➆➇ ➈ ➉➊➋➌➂➍➂➆ ➂➃ ❿➎➌➍➌➇➌ ➏➃➐ ➑➒➓➔ →s ➣s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨②⑩②⑩❶❷ ⑩❸✉❹ ❸❺②⑧①②✉ ①④⑩❶④✉❸✉⑩④✈❸❺ ❶❸⑩❼❸❺②❹②⑤②✉ ①④④❶❸⑤ ②③✇❽ ③✇❶❸❾ ❿➀➁ ➂➃ ❿➄➂ ➅➆➇➈➉➊➋➌➂➍➂➆ ➂➃ ❿➎➌➍➌➇ ➌ ➏➃ ➐➑➒➓➔ →s ✈s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨②⑩②⑩❶❷ ⑩❸✉❻❷⑤❷③①②✉❺②✉❻① ②⑦↔ ❺② ✉❻①②⑦❶❸⑩❼ ❸❺②❹②⑤ ②✉① ④④❶❸⑤ ②③✇❽ ③✇❶❸❾ ❿➀➁➂➃ ❿ ➄➂ ➅➆ ➇ ➈ ➉➊➋➌➂➍➂➆ ➂➃ ❿➎➌➍➌➇➌ ➏➃ ➐➑➒➓➔ →s ❸s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨②⑩②⑩❶❷⑩❸✉❹ ❸❺②⑧①②✉⑩②✉❽②②③❶❸⑩❼❸❺②❹②⑤ ②✉①④④❶❸⑤②③✇❽③✇❶❸❾ ❿➀➁➂➃ ❿➄➂ ➅➆➇➈ ➉➊➋➌➂ ➍➂➆ ➂➃ ❿➎➌➍➌➇➌ ➏➃➐➑➒➓➔ →s ❽s ⑥②⑦②⑧✇⑧⑨② ⑩②⑩❶❷ ⑩❸⑩❼ ❸✈②① ②✉ ⑩④✈❸❺ ❶❸ ⑩❼ ❸❺②❹②⑤ ②✉ ①④④❶❸⑤ ②③✇❽ ③✇❶❸ ❾ ❿➀➁➂➃❿ ➄➂ ➅➆➇➈➉➊➋➌➂ ➍➂➆➂➃ ❿ ➎➌➍➌➇➌ ➏➃ ➐ ➑ ➒➓➔ → ✈❸✉❻②✉⑩④ ✈❸❺❶❸⑩❼ ❸❺②❹② ⑤②✉① ④④❶❸⑤ ②③✇❽❺②✇✉s ↕s ➙❸✉❻④⑤❻②✉✇⑧②⑧✇②✉⑥②③❸⑤ ✇ ➛ ➜➝➞➟➠ ➟ ➡➢➤➥➦➢➦ ➧ ❽ ✈ ❸ ➣ ❼

➚➯ ➪➶➹➘➶➴ ➷➬➚➹➮ ➱✃➶❐❒ ➶➮ ❮➶❐ ➚❰ ➚➴ ➚ ➹Ï➱➱❒➶➴➚➷➬Ð➯ ➵Ñ ➪➶➹➘➶➴ ➷➬➚➹➷➬❒ ➶Ò ÓÔÕÖ×ÓØ ÖÙÚÛ ÜÝ ÞßàÖá ÖÚ Ö×ÓâàáàÛàã ×ä åæç èé➯ êÑ ë➱➮❒ ➱➹➶➹✃➚❐➚➮➮➱✃➶❐❒ ➶➮ ❮➶❐➚❰ ➚➴➚ ➹Ï➱➱❒➶➴➚➷➬Ð➷➬❒ ➶Ò ÓÔÕÖ×ÓØ ÖÙÚÛ ÜÝÞßàÖá ÖÚÖ×Óâàá àÛ àã ×äåæç è é➯ ✃➯ ì➚ ➹➘ Ï➚íî❐➚➹➘Ï ➚í❒ ➶➮ ❮➶❐ ➚❰ ➚➴ ➚➹Ï➱➱❒➶➴ ➚ ➷➬Ð➷➬❒ ➶Ò ÓÔÕ Ö×ÓØ ÖÙÚ ÛÜÝÞßàÖá ÖÚ Ö×Óâàá àÛàã ×ä åæç èé➯ ➶➯ ï ➚➹Ð➚➚➷❒➶➮ ❮➶❐➚❰ ➚➴➚➹Ï➱ ➱❒ ➶➴➚➷➬Ð➷➬❒ ➶Ò ÓÔÕÖ× ÓØ ÖÙ ÚÛ ÜÝÞßàÖáÖÚÖ×Óâàá àÛ àã ×ä åæç èé➯ Ð ➯ ➪➶➴❮➶✃➚➚➹ ➮ ➱✃➶ ❐ ❒ ➶➮❮➶❐➚❰ ➚➴➚➹ Ï➱➱❒ ➶➴ ➚➷➬Ð ➷➬❒➶ Ò ÓÔÕÖ×Ó Ø ÖÙÚÛ ÜÝÞßàÖá ÖÚÖ×Ó âàá àÛàã× ä åæç è é ✃➶➹➘➚➹ ➮ ➱✃➶❐ ❒ ➶➮❮➶❐➚❰ ➚➴➚➹Ï➱➱❒ ➶➴➚➷➬Ð❐➚➬➹➯ ðñ ò ðó ô õ

(

ò ö÷ óø ùò ö÷óø ðúø ö ÷óøóô ÷û ò ÷öõõú ü ó ö

)

ï➚➷➚ ëý❐➬➚í þ ï ➱✃➶❐✃➚ ➹ è➶ÿ➚➬➹å➬ÿ➷➶➮ ➪➶➮ ❮➶❐➚❰ ➚➴➚➹ ý➴ý ÿ➚➹ þæ➶Ï➹➱❐➱➘ ➬➪➶➹✃ ➬✃ ➬Ï➚➹ å➶➮ ➶ÿ➷➶➴ þ✁ ï➚➷➶➴ ➬ þ ï ➱✃➶❐ å➬ÿ➷➶➮ ➪➶➮ ❮➶❐➚❰ ➚➴ ➚➹ å➷➚➹✃➚➴ë➱➮ ❒ ➶➷➶➹ÿ➬þï ➶➮ ➚í➚➮ ➬ ➮ ➱✃➶❐❒ ➶➮ ❮➶❐➚❰ ➚➴ ➚➹Ï➱➱❒ ➶➴ ➚ ➷➬Ð➷➬❒ ➶ Ò ÓÔÕ Ö×ÓØ Ö ÙÚÛÜÝÞßàÖá Ö ÚÖ×Óâàá àÛ àã ×ä åæç èé

✍✎☞✎ ✏ ✘✝✓✝✓ ✙✎✚✎☞ ✎☛ ✕✖✗✘✝✓✝✓✙✎✚✎☞✎ ☛ ✛ ✠✓☞ ✜✎✞✗✎ ✏ ✢✖✒ ✌✝ ✣ ✤✥ ✤✦ ✧✦ ★ ✤ ✩✤✩ ✪✫ ✩✬✭ ✮✬ ✯✤✦ ✰ ✤✭ ✩✱✲✬ ✯ ✪✬✩ ✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰✱✱✪✬✴✤✵✧✶ ✵✧✪✬ ✷✸✹✺ ✻✼✸ ✽ ✻✾ ✿❀❁ ❂ ❃❄❅ ✻❆ ✻✿✻✼✸ ❇❅❆❅ ❀❅❈✼ ❉ ❊❋● ❍■ ✤❏ ✣✤✥✤✦✧✦★✤ ✩✤✩ ✪✫ ✩✬✭ ✮✬ ✯✤✦✰✤✭ ✪✬✭❑✬✴✵✧✤✭ ✩✱✲✬ ✯ ✪✬✩ ✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰ ✱✱✪✬✴✤✵✧✶❏ ✳❏ ✣✤✥✤✦✧✦★ ✤ ✩✤✩ ✪✫ ✩✬✭ ✮✬ ✯✤✦✰ ✤✭ ✪✬✭❑✬✴✵✧✤✭ ✵✧✪✬ ❉❊❋● ❍■ ❏ ▲❏ ✣✤✥✤✦✧✦★✤ ✩✤✩ ✪✫ ✩✬✭ ✮✬ ✯✤✦✰ ✤✭ ✰ ✱✩ ✪✱✭✬✭ ✩✱✲✬ ✯ ✪✬✩ ✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰ ✱✱✪✬✴✤✵✧✶ ✵✧✪✬ ✷ ✸✹✺ ✻✼✸ ✽ ✻✾ ✿❀❁ ❂❃❄❅ ✻❆ ✻ ✿✻✼✸ ❇❅❆❅ ❀❅❈✼ ✣ ✱✲✬ ✯ ✪✬✩✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰✱✱✪✬✴✤✵✧✶ ✵✧✪✬ ✷✸✹✺ ✻✼✸ ✽ ✻✾ ✿ ❀❁ ❂❃❄❅ ✻❆ ✻ ✿✻✼✸ ❇❅❆❅ ❀❅❈✼ ❉❊❋●❍■ ✤ ❏ ▼✬✭❑✬✴✵✧✤✭ ✩✱✲✬ ✯ ✪✬✩ ✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰✱✱✪✬✴✤✵✧✶❏ ✳❏ ▼✬✭❑✬✴✵✧✤✭ ✵✧✪✬ ✷✸✹✺ ✻✼✸ ✽ ✻✾ ✿❀❁ ❂ ❃❄❅ ✻❆ ✻✿✻✼✸ ❇❅❆❅ ❀❅❈✼❉❊❋● ❍■❏ ▲❏ ◆✱✩ ✪✱✭✬✭ ✩✱✲✬ ✯ ✪✬✩ ✳✬ ✯✤✮✤✴✤✭ ✰✱✱✪✬✴✤✵✧✶ ✵✧✪✬ ✷✸✹✺ ✻✼✸ ✽ ✻✾ ✿❀❁ ❂ ❃❄❅ ✻❆ ✻✿✻✼✸ ❇❅❆❅ ❀❅❈✼❉❊❋● ❍■ ❏ ✒ ✌❖✎ ✞✟✌✏✓✎☛       ❊✯✤P✧✭ ◗ ❘✱✳✬✴✵ ❙❏ ❚✄✄❯❏ ❱❈❈❲ ✻❳✾ ✸❅❆ ✻ ❨✻✾❳✼❅ ✼❩ ❬ ✽ ✻❈❳❭❪ ❫✻❀✻✾❳❃❄❪ ✾ ✼✺ ❴❳✾ ❃✸❅ ❃✻ ❏ ❵✱✭✲✱ ✭❛ ● ✯✯❜✩✤✭✲ ❝✤▲✱✭ ❏

❣❤ ✐ ❥❦❥❧♠ ❧♥ ❥ ♦ ❥♦♣q ♦rstq✉q✈✇❥s ①❥st✇❥❦② ①❥st✇❥❦ ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ⑦⑧ ⑨⑩❶❷❤ r❤ ✐ ❥❦❥❧♠ ❧♥ ❥ ♦ ❥♦♣q ♦rs④r ①❥❧✇❥s ♦ ❥s⑥❥❥✈ ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ⑦⑧ ⑨⑩❶❷❤ ⑥❤ ✐ ❥❦❥❧♠ ❧♥ ❥ ♦ ❥♦♣q ♦r♦③r❣❥✇❥s ♦⑤❣r ① ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ⑦⑧ ⑨⑩❶❷ ❣rst❥s ♦⑤❣r ① ❣ ❤ ❸ ❥s t✇❥❦②①❥st ✇❥❦ ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ❹❺❻❼ ❽❾❺ ❿ ❽➀➁➂ ➃ ➄ ➅➆➇❽➈❽➁❽❾❺ ➉➇➈➇➂➇➊ ❾⑦⑧ ⑨⑩❶❷ ❤ r❤ ✐❥s ⑥❥❥✈ ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ❹❺❻❼ ❽❾❺ ❿ ❽➀➁➂ ➃ ➄ ➅➆➇❽➈❽➁❽❾❺ ➉➇➈➇➂➇➊ ❾⑦⑧ ⑨⑩❶❷❤ ⑥❤ ➋r ✉③ r❣❥❥s ♦⑤❣r ① ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s ✇⑤⑤♣r ✉❥✈♠⑥ ✈♠♣r ❹❺❻❼ ❽❾❺ ❿ ❽➀➁➂ ➃ ➄ ➅➆➇❽➈❽➁❽❾❺ ➉➇➈➇➂➇➊ ❾ ⑦⑧ ⑨⑩❶❷ ❣rst❥s ♦⑤❣r ① ♣r♦③r ①❥④❥✉❥s      

➏➐ ➑➒ ➓ ➔➐→➣↔ ↕➙➐➛ ➜➐➝ ➞➓ ➟ ➠➡

➙➢➤ ➥➢➦ ➞➧➨➩ ➫➭➩ ➯ ➲➩➏➢ ➳➢ ➵➢➙ ➸ ➺➻ ➺➼➽

Video Instruksional Pembelajaran Kooperatif Tipe

S

➾➚ ➪➶➹ ➾

T

➶➘➴ ➷

-A

➬➮➱➶ ✃➶➴ ➶➹ ➾

D

➱ ✃➱➷ ➱❐➹

(STAD)

A. Sinopsis ❒❮❰ÏÐ Ñ ÒÓÏÐ Ô❮❰ ÕÖÏ×Ø ❮Ô❮ Ò❮ Ù Ú❮Ù❮ ÛÏ ÛÖ❮ ÜÝ×❰ Þ ÒÞßÏ àÝ❰ÔÏÔÏ× ❮❰ Ø❮ ❰ ß Ú❮ ÛÏÙ áÝ ÒâÚ ÚÝ❰ßÝ ã äÏ áÝ❰❮ã äÝ❰ ä❮❰ ß åÝ ÚáÝ Ò❮ æ❮ ã❮❰ ×Þ ÞåÝã ❮ äÏ ÓÐ ❮å ❮ Ò❮ ßÏ åÝ ÚáÝÒ❮ æ❮ã❮ ❰ ×ÞÞå Ýã❮ äÏ Ó ÚÝ ÚÏ ÒÏ×Ï á❮❰ Ø❮ × äÏå Ýç èÝã Ý× ❮ ÚÝ Úâ äâÛ×❮❰ â❰ äâ× ÔÏ Û× âÛÏ ÚÝ ❰ßÝ❰❮Ï Ú❮ Û❮ Ò❮ÙÏ❰Ïç é❮❮ äÛÝÔ ❮❰ ß áÝãÔÏ Û× âÛÏÐêß❮ÚÝ❰ßÙ❮ÚåÏãÏ ÚÝã Ý×❮ Ø❮❰ ßäÝãÒÏÙ❮äÚ❮ ÛÏÙ ×Ý áÏ❰ ßâ❰ ß❮❰ç êß❮ ÚÝ❰❮Ö ❮ã×❮❰ ÛÝ áâ❮Ù ëÕ åÝ ÚáÝ Ò❮ æ❮ ã❮❰ Ø❮ ❰ß áÝã Ï ÛÏ äÝ❰ ä❮❰ß ÚÞÔÝÒ åÝ ÚáÝ Ò❮ æ❮ã ❮❰ × ÞÞåÝã ❮ äÏ Ó äÏå Ý ìíîïðñ í òð óôõö ÷ øùúð ûð ôðñ í ü úûúõ úýñ þé ÜÑ Õÿç ❒❮❰ÏÐÑ ÒÓÏÐÔ❮❰ÕÖÏ×ØÚÝ❰ØÝ äâæâÏ❮å❮áÏ Ò❮ ëÕ åÝ ÚáÝ Ò❮æ❮ã ❮❰äÝãÛÝ áâäÔÏ ✁✂ó✄ Ô❮❰ ÔÏåÝ Ò❮ æ❮ã Ï áÝã Û❮ Ú❮ Û❮ Ú❮ç àã Ý ÛÝ ❰ äÝã ÚâÒ❮ Ï Úâ❰☎â Ò Ô❮❰ ÚÝ❰ æÝ Ò❮ Û×❮❰ Û❮ äâ åÝãÛ❮äâ ÚâÒ❮Ï Ô❮ã Ï åÝ ❰ßÝ ã äÏ❮❰ åÝ ÚáÝ Ò❮ æ❮ ã❮❰ ×ÞÞåÝ ã❮ äÏ ÓÐ å Ý❰ßÝãäÏ❮❰ é ÜÑ ÕÐ ×Þ Úå Þ❰Ý❰ é ÜÑÕÐ Ò❮❰ß×❮ Ù Ò❮❰ ß×❮Ù é ÜÑÕÐ Ú❮❰ Ó❮❮ä é ÜÑÕÐ Ô❮❰ ☎Ïã Ï é ÜÑÕ ÔÏ á❮❰äâ ÔÝ❰ß❮❰❰❮ã ã ❮ äÞãç à❮Ô❮ ❮×ÙÏã ❰ Ø❮ êß❮Ð ❒❮❰ÏÐ ÑÒÓÏÐ Ô ❮❰ÕÖÏ×ØÛ âÔ❮Ù å❮Ù❮Ú äÝ❰ ä❮❰ ß ÚÞÔÝ Ò å Ý ÚáÝÒ❮ æ❮ã❮ ❰ ×ÞÞ åÝã ❮ äÏ Ó ×Ù âÛ âÛ❰Ø❮ äÏåÝ ìíîïðñ í òð óôõö ÷øùúð ûðôðñ íü úûúõúýñ þé ÜÑÕÿç B. Treatment ➌ç àã Þßã ❮ Ú Ô Ï ❮Ö❮ ÒÏ ÔÝ❰ ß❮❰ Úâ❰☎âÒ❰Ø❮ ÒÞßÞ ✆✝ ✞ ÛÝ☎❮ã ❮ ❮❰Ï Ú❮ ÛÏ ÔÏ ÒÝ❰ ß×❮ åÏ Ô Ý❰ß❮❰ ✟Ï Ûâ❮ Ò Ý Ó ÓÝ☎ä Ô❮❰ ÚâÛÏ× Ø❮❰ ß ÛÝ Û â❮Ïç ÕÏÏ×âäÏ Úâ❰☎â Ò❰ Ø❮ ☎❮åäÏÞ❰ ✠ ✥ è✡ èà✡ ☛é ✡è☞Ñ ✌✍Ñ✝❒êÕ ✡ ✎ê✝é Ü☛ ✆✍éê✎✝ Ñ ✏

2.

Perlahan logo hilang dan digantikan dengan munculnya animasi caption judul program video, yaitu VIDEO INSTRUKSIONAL METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ìò✑ü✒ ✓òò✒÷✔ìö ÷✕ ✖✗E✘✒✔E✓ò

✙✚ ✛✚ ✜✚ ✢ ✣ (STAD) dan perlahan musik menghilang diganti dengan adegan

selanjutnya.

3. Perlahan caption judul video menghilang dan muncul caption lain, Standar Kompetensi : setelah mempelajari video instruksional ini diharapkan mahasiswa dapat memahami model pembelajaran kooperatif tipe ✜✤✦✧★✩ ✤ ✪★✫✬s-A✭✮✯ ★v★✬ ★✩ ✤ Dv✯ ✰✯ ✱✩ (STAD). Kompetensi Dasar : Mahasiswa mampu

menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe ✜✤✦✧★✩ ✤ ✪★✫✬s-A✭✮✯ ★v★✬ ★✩ ✤ Dv✯✰ ✯ ✱✩ (STAD).

4. Disebuah taman, tampak dari kejauhan terlihat tiga orang mahasiswa, Vani, Alfi, dan Dwiky sedang berdiskusi. Tiba-tiba datang Iga menyapa mahasiswa lainnya. Ternyata ketiga mahasiswa tersebut sedang berdiskusi tentang model pembelajaran kooperatif. Ketiga mahasiswa tersebut masih belum paham apa itu model pembelajaran kooperatif dan tipe pembelajaran kooperatif yang ada. Kebetulan Iga membawa video yang berisi tentang model pembelajaran kooperatif dan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif, yaitu tipe ✜✤✦✧★✩ ✤ ✪★✫✬s-A✭✮✯ ★v★✬ ★✩ ✤ Dv✯✰✯ ✱✩ (STAD). Mereka memutuskan untuk memutar

video tersebut dan mempelajarinya bersama. Video dimasukkan ke dalam laptop untuk diputar.

5. Presenter berkata : Salam semangat teman-teman!! Mungkin teman-teman masih kebingungan tentang model pembelajaran kooperatif beserta berbagai macam tipenya. Apalagi model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe dengan langkah dan ciri yang berbeda pula. Video ini dapat membantu teman- teman, karena video ini berisi tentang model pembelajaran kooperatif khususnya tipe ✜✤✦✧★✩ ✤ ✪★✫✬s-A✭✮✯v★✬ ★✩ t D✯✯✰ ✯ ✱✩v . Agar lebih mudah

mengingat kita ✜✤✦✧ ★✩ ✤ ✪★✫✬s-A✭✮✯v★✬★✩ ✤ Dvs✯ ✱✩ biasa disingkat menjadi

6. Presenter dalam situasi lain, berkata : Seperti yang sudah saya janjikan tadi. Pertama saya akan menjelaskan apa itu model pembelajaran kooperatif. . Narator menjelaskan pengertian pendidikan kooperatif disertai dengan caption.

7. Alfi bertanya kepada teman-temannya apa arti Heterogen dalam arti dari model pembelajaran kooperatif.

8. Presenter kembali hadir dan berkata : Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kinerja peserta didik dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu peserta didik memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu peserta didik menumbuhkan kemampuan berfikir kritis. Jadi model pembelajaran kooperatif baik digunakan di dalam pembelajaran agar tercipta pembelajaran yang saling menguntungkan. Bukankah lebih mudah bagi teman- teman untuk belajar bersama dan berdiskusi bersama daripada belajar sendiri? .

9. Presenter kembali hadir dan berkata : Model pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe seperti ✲✳✴✵✶✷ ✳ ✸✶ ✹✺✻ ✼ ✽✾✿❀✶❁✶✺✶✷ ✳ ❂❀❁❀ ✻❀❃✷❄ ✸✶ ✹✺ ❅ ✹✺✶ ✻ ✸❃ ✴❆✷ ✹✺✶✷ ✳❄ ❇❀ ❈ ✻✹❉❄ ❊ ✴✺❋✶ ❆ ●✶ ✹✵ ✸❃ ❈✶✿✶ ❆t , dan lain sebagainya.

Salah satunya adalah STAD yang akan kita bahas kali ini. . disertai dengan caption. Dilanjutkan oleh narator yang menjelaskan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe ✲✳✴✵ ✶✷ ✳ ✸✶ ✹✺ ✻✼ ✽✾✿❀✶❁✶ ✺✶✷ ✳ ❂❀❁❀ ✻❀❃ ✷ (STAD)

disertai caption.

10. Kembali keempat mahasiswa yang sedang berdiskusi tadi, mereka sedikit demi sedikit mulai mengerti tentang pembelajaran kooperatif.

11. Narator melanjutkan dengan menjelaskan tentang komponen model pembelajaran kooperatif tipe ✲✳✴✵ ✶✷ ✳ ✸✶ ✹ ✺✻✼ ✽✾✿❀✶❁✶ ✺✶✷ ✳ ❂❀❁❀ ✻❀❃ ✷ (STAD)

12. Keempat mahasiswa mengulang apa yang telah disampaikan oleh narator.

13. Narator menjelaskan langkah-langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe❍■❏❑▲▼ ■◆▲ ❖P◗ ❘❙❚❯❱▲ ❲▲P▲▼ ■❳❱❲ ❱◗❱❨▼(STAD). Setelah penjelasan singkat

narrator dilanjutkan dengan adegan pembelajaran di kelas.

14. Presenter kembali hadir dan mengatakan : Sudah jelas tentang langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD? Jika belum jelas. Saya akan memberikan cara mudah agar dapat menghafalkan langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD. ThInK DEeP. T sebagai tujuan, yang dimaksudkan pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran. I sebagai informasi, yang dimaksudkan pendidik menyampaikan informasi ke peserta didik. K sebagai kelompok, yang dimaksudkan pembentukan kelompok heterogen berisi 4-5 orang. D sebagai diskusi, yang dimaksudkan diskusi dengan anggota kelompok masing-masing. E sebagai evaluasi, yang dimaksudkan evaluasi hasil belajar individu maupun kelompok. Dan yang terakhir P sebagai penghargaan, yang dimaksudkan penghargaan terhadap hasil belajar individu maupun kelompok. Apakah lebih mudah mengingatnya? disertai dengan caption.

15. Kembali ke mahasiswa yang sedang berdiskusi tentang model pembelajaran kooperatif tipe ❍■❏❑▲▼ ■ ◆▲ ❖P◗❘❙❚❯❱▲❲ ▲P▲▼■ ❳❱❲ ❱◗❱❨▼ (STAD). Mereka lebih

mudah menghafalkan langkah dari model pembelajaran kooperatif tipe

❍■❏❑▲▼ ■ ◆▲ ❖P◗❘❙ ❚❯ ❱▲❲▲ P▲▼ ■ ❳❱❲ ❱◗❱❨▼ (STAD) dengan mengingat kata

ThInK DEeP .

16. Presenter kembali hadir dengan mengatakan : Setelah membahas tentang langkah, ayo kita lihat manfaat apa yang diperoleh dari model pembelajaran

Dokumen terkait