• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel pada mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Gigi di daerah Jakarta. Untuk memperoleh data responden dilakukan wawancara dengan bantuan kuesioner. Seleksi juga dilakukan dengan pengambilan hanya pada sampel mahasiswa kepaniteraan klinik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 orang responden pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di daerah Jakarta diperoleh hasil 77% frekuensi responden wanita (Tabel 5). Bila dibandingkan dengan hasil penelitian Emilia Mestika yang melakukan penelitian di dalah satu Fakultas Kedokteran Gigi di Sumatera Utara dengan responden wanita sebanyak 72,5%. Dari perbandingan ini dapat kita lihat mahasiswa kepaniteraan klinik lebih kecil persentasenya berjenis kelamin laki-laki dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan, memperlihatkan bahwa fakultas kedokteran gigi lebih banyak diminati oleh perempuan.

Frekuensi responden yang mengetahui kegunaan radiografi sebesar 77% (Tabel 6) dibandingkan dengan hasil penelitian Emilia Mestika tentang pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik mengenai kegunaan radiografi didapat 83,8% mengetahuinya.

Hampir semua perawatan gigi dan mulut membutuhkan data penunjang berupa pemeriksaan radiografi agar perawatan yang dilakukan mencapai hasil yang optimal. Pada umumnya, kegunaan atau manfaat dari radiografi itu sendiri adalah membantu menegakka diagnosis, menentukan rencana perawatan dan juga untuk mengevaluasi hasil perawatan.3

Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui prinsip keselamatan terhadap radiasi menurut ICRP yaitu 61% (Tabel 7), dan prinsip ALARA adalah 55% (Tabel 8). Pada hasil ini menunjukkan, pengetahuan mahasiswa kepaniteraan kinik terhadap prinsip umum yang diterapkan ICRP dalam melakukan radiografi adalah kurang. Dalam hal melakukan proteksi, ICRP (International Commission on Radiological Protection) telah menerbitkan bahwa dalam melakukan suatu radiografi harus memenuhi 3 prinsip umum, sebagai berikut :

1. Justifikasi : pemanfaatan radiasi harus mempunyai manfaat yang lebih besar dari pada resiko yang diterima.

2. Optimasi (ALARA) : pemanfaatan radiasi harus diupayakan serendah mungkin dengan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi.

3. Limitasi : pemanfaatan radiasi tidak boleh melampaui nilai batas dosis yang sudah ditetapkan oleh peraturan.

Mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui tentang efek yang merugikan akibat radiasi sebesar 100% (Tabel 9). Dapat dibandingkan dengan penelitian sebelumnya oleh Emilia Mestika, pengetahuan responden terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh radiasi dalam

melakukan radiografi dental adalah 88,8% responden yang mengetahuinya. Dapat disimpulkan mahasiswa kepaniteraan klinik pada penelitian sekarang dan sebelumnya oleh Emilia Mestika termasuk kategori baik dalam mengetahui efek merugikan atau bahaya oleh radiasi.

Efek-efek yang timbul jika terpapar sinar radiasi yang berlebihan contohnya seperti katarak, rambut rontok (2-6 Sv), eritema kulit, fibrosis, pertumbuhan dan perkembangan abnormal, dan bisa menjadi kanker (>10Sv) bahkan kematian.2,3 Sebanyak 43% (Tabel 10) mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui efek radiasi yang dapat timbul akibat dosis radiasi yang berlebihan dan sebanyak 56% (Tabel 11) mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui perbedaan efek definisi dari efek stokastik. Rendahnya persentase yang mengetahui efek yang dapat timbul dari sinar radiasi menyebabkan mahasiswa kepaniteraan klinik yang akan melakukan prosedur radiografi lebih tidak berhati-hati dalam melakukan paparan sinar radiasi ke pasien.

Mahasiswa kepaniteraan klinik kurang mengetahui definisi dari efek stokastik dan non stokastik yang merupakan efek atau risiko yang yang ditimbulkan akibat sinar radiasi. Efek stokastik didefinisikan sebagai suatu yang menyebabkan terjadinya keparahan tanpa dipengaruhi oleh nilai ambang. Sedangkan efek non stokastik (deterministik) didefinisikan sebagai efek somatik yang meningkat dalam keparahan penyakit akibat dosis radiasi yang melebihi ambang batas.3,16,17

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa mahasiswa kepaniteraan klinik sebagai responden yang mengetahui tujuan dilakukannya proteksi terhadap sinar radiasi 98% (Tabel 12), sedangkan frekuensi responden yang mengetahui apron sebagai alat yang digunakan pasien sebagai alat proteksi didapat 94% (Tabel 13).

Proteksi radiasi merupakan prosedur penting yang harus dilakukan sebelum melakukan radiografi. Persiapan terhadap proteksi radiografi harus dilakukan terhadap semua yang

berhubungan dengan pelaksanaan radiografi antara lain pasien, operator dan lingkungan kerja radiologi.Tujuan dilakukannya proteksi terhadap sinar radiasi adalah untuk melindungi tubuh dan bagian-bagian yang sensitif dari tubuh agar tidak terkena langsung dari paparan sinar radiasi utama sehingga meminimalkan resiko yang yang terjadi akibar sinar radiasi. Untuk menurunkan dosis serap terhadap pasien dan paparan terhadap personil, prinsip proteksi radiasi meliputi waktu, jarak, dan perisai radiasi harus diterapkan dengan benar.11

Frekuensi mahasiswa kepaniteraan klinik yang mengetahui posisi operator berada diluar ruang penyinaran didapat 96% (Tabel 14). Tetapi hanya 52% (Tabel 15) yang mengetahui berapa jarak minimal operator pada saat penyinaran. Hasil ini menunjukkan pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik baik, dalam mengetahui posisi operator, akan tetapi pengetahuan terhadap jarak minimal operator dari sumber radiasi termasuk kurang.

Jarak merupakan sarana sarana yang berguna untuk perlindungan karena intensitas radiasi menurun dengan kuadrat jarak. Menggandakan jarak dari sumber radiasi utama, berarti mengurangi empat kali lipat bahaya yang ditimbulkan..2

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik pada salah satu Fakultas Kedokteran Gigi di daerah Jakarta tentang bahaya radiasi dan proteksi radiasi dikategori baik sebanyak 51%.

6.2Saran

Saran untuk Fakultas Kedokteran Gigi di daerah Jakarta berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahaya radiasi sehingga mahasiswa yang akan melakukan prosedur radiografi akan lebih berhati-hati dan melakukan radiografi yang memiliki manfaat lebih besar dari pada resiko yang ditimbulkan.

2. Mahasiswa kepaniteraan klinik harus menaati SOP (Standard Operational Procedure yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. The Use of Dental Radiograph. J Am Dent Assoc 2006;137:1304-11. 2. White SC, Pharoah . Oral Radiology. 6th eds.China : Mosby. 2009 19-21.

3. Boel T. Prinsip dan teknik radiografi kedokteran gigi. Medan : FKG USU.2008 :9-20.

4. Fajrina R. Pengetahuan Radiografer Tentang Radiologi Dental di Beberapa Instalasi Kesehatan di Medan. 2013. 32-46 (skripsi belum terpublikasi)

5. Mestika E. Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Terhada Prosedur Penggunaan Radiografi Dental dalam Melakukan Perawatan Gigi. 2012. 18-30 (skripsi belum terpublikasi).

6. Ernes W. Considerations for the Use of Ionizing Radiation in Dentistry. Practice Enhancemant And Knowledge 2011. Aug/Sept: 1-12.

7. Supriyadi.Distorsi Radiograf Periapikal pada Berbagai Ragio Gigi.Dentika dentals J.2008;13(1):33-36.

8. Columbia University College Of Dental medicine. Types of X-Rays. 2012 Aug 8: 1-3.

9. Alan G, et all. Intraoral Radiographic Techniques

10. Gail F. Wiliamson. Intraoral Radiography: principles, techniques and error correction.

11. Wiliam C. Et All. Practical Panoramic Radiography.

12. Panoramic and Cephalomatric Extraoral Dental Radiograph Systems. J Am Dent Assoc 2002 Dec;133:1696-8.

13. American Dental Association. The selection of patients for dental radiographic examinations. 2004.

14. White SC, Pharoah MJ. Oral Radiology. 5th eds. India : Ajanta Offset. 2004 : 32-6.

15. Langland OE , Langlais RP, Preece JW. Principles of dental imaging. America : Maple Press . 2002 : 203,308-11.

16. Whaites E. Radiography and radiology for dental care professionals. China : Elsevier. 2009 : 61, 71-3.

17. Mason RA. ed. A guide to dental radiography. 3rd eds. London : Butterworths. 1988 : 1-3, 8- 11.

18. Lavoie C. Radiation protection in dentistry. Ottawa : Health Canada. 1999 : 11, 41.

19. Hancock PJ, Epstein JB, Sadler GR. Oral and dental management related to radiation therapy for head and neck cancer. Journal of the Canadian Dental Association . 2003 ; Vol 69 : 2 , 5 .

20. Ameerunnisa, David CM, Savitha G , Rammarayan BK , Sanjay CJ. Analysis of cytogenetic effects of radiation in dental personel exposed to diagnostic X-rays. Int J Hum Genet. 2011 ; 271.

21. Herbert H, Jeanine J. Radiology for the Dental Professional. 8th. Ed., New York: Mosby. 2005.

Dokumen terkait