• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian eksperimental laboratorium mengenai perbedaan kekerasan permukaan enamel gigi antara perendaman dalam jus buah dan larutan vitamin C bertujuan untuk membuktikan bahwa ada perbedaan kekerasan permukaan enamel gigi sebelum dan setelah direndam dalam minuman jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C selama 60, 90 dan 120 menit. Penelitian ini melanjutkan penelitian Briliana sebelumnya yang

melakukan pengukuran kekerasan dimulai dari menit ke 30, 60 dan 120. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa belum terjadi penurunan kekerasan permukaan gigi yang signifikan pada menit ke 30, sehingga dalam penelitian ini perendaman dilakukan mulai dari menit ke 60.35

Kekerasan permukaan gigi bervariasi tergantung jenis gigi dan lokasi gigi yang diukur. Hal ini dipengaruhi oleh komposisi kimia dan ketebalan enamel gigi pada masing-masing gigi. Ketebalan enamel berbeda-beda antara permukaan gigi yang satu dengan yang lainnya. Pada incisal ridge dari insisivus rata-rata sekitar 2,5 mm, pada cups dari premolar rata-rata sekitar 2,3 mm sampai 2,5 mm dan pada cups dari molar rata-rata sekitar 2,5 mm sampai 3 mm.22 Pada permukaan lateral ketebalan enamel sekitar 1,3 mm.23 Hasil penelitian pada sampel gigi premolar menunjukkan kekerasan yang bervariasi dilihat dari standard deviasi di setiap kelompok. Rata-rata kekerasan enamel hasil pengukuran sebelum dilakukan perendaman pada penelitian ini berkisar antara 313- 366 VHN. Rata-rata kekerasan untuk enamel berkisar 250-360 VHN. Craig dan Peyton melaporkan bahwa kekerasan enamel berkisar antara 344-418 VHN. Collys dkk melaporkan kekerasan enamel berkisar antara 369-431 VHN sedangkan Wilson dan Love melaporkan kekerasan permukaan enamel berkisar antara 263-327 VHN.34 Berdasarkan kekerasan yang disebutkan pada penelitian sebelumnya, maka rata-rata kekerasan permukaan gigi dalam penelitian ini masih dapat diterima.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan kekerasan permukaan enamel gigi setelah direndam dalam minuman jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C baik direndam selama 60 menit, 90 menit dan 120 menit. Hasil uji ANOVA Satu Arah didapat ada perbedaan kekerasan permukaan gigi antara sebelum perendaman dan setelah

perendaman dalam minuman jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C. Hasil uji LSD pada perendaman dalam jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C menunjukkan adanya penurunan kekerasan permukaan enamel gigi yang bermakna (p<0,05) baik pada perendaman 60, 90 dan 120 menit. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ketiga jenis minuman ini dapat menyebabkan kekerasan permukaan gigi menurun pada perendaman 60 menit dan semakin menurun pada menit ke 120. Hal ini mungkin disebabkan oleh nilai pH ketiga jenis minuman tersebut yang lebih rendah dari pH kritis hidroksiapatit (5,5). Jika hidroksiapatit berkontak dengan asam yang mempunyai pH di bawah pH kritis (5,5) maka dapat menyebabkan larutnya mineral enamel gigi dan mempengaruhi kekerasan permukaan gigi.1,2,4

Hasil pengukuran pH pada penelitian ini diperoleh pH jus jeruk 3,6, pH jus apel 3,7 dan pH larutan vitamin C 4,2. Hal ini sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa pH minuman jus jeruk berkisar dari 3,6-3,8, jus apel 3,4-4,0, sedangkan pH vitamin C effervescent tablet 2,6-3,98.3,15-18 Adanya perbedaan pH vitamin C effervescent di atas mungkin disebabkan perbedaan komposisi kandungan vitamin C

effervescent dengan penambahan ion-ion seperti Ca, K dan Fe yang dapat meminimalisir

efek keasamannya.

Selain disebabkan oleh pH yang rendah, penurunan kekerasan permukaan gigi yang terjadi mungkin disebabkan oleh kandungan asam pada ketiga minuman tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel gigi yang direndam dalam jus jeruk mengalami penurunan kekerasan yang lebih besar dibanding sampel gigi yang direndam dalam jus apel dan larutan vitamin C. Penurunan kekerasan permukaan gigi yang terkecil dari ketiga minuman media perendaman tesebut terdapat pada sampel yang direndam

dalam larutan vitamin C. Hal ini mungkin disebabkan oleh jus jeruk mengandung asam sitrat yang mempunyai efek erosif pada permukaan gigi. Ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa enamel dapat mengalami erosi yang disebabkan oleh bahan makanan dan minuman yang bersifat asam seperti kuah pempek dan buah jeruk.2 Asam sitrat dua kali lebih destruktif terhadap enamel gigi dibanding dengan asam klorida atau asam nitrat. Hal ini sebabkan oleh afinitas yang besar terhadap kalsium.1,15 Ini sejalan dengan penelitian oleh Lussi dkk yang menyimpulkan bahwa jus buah mempunyai potensi menyebabkan erosi akibat kandungan asam titrasi yang tinggi.13,14

Penelitian lain menyatakan bahwa minuman yang mengandung asam sitrat lebih bersifat erosif dibandingkan dengan minuman yang mengandung asam malat pada pH yang sama.1,15 Pernyatakan diatas sesuai dengan hasil penelitian ini dimana sampel gigi yang direndam dalam jus jeruk yang mengandung asam sitrat lebih rendah kekerasan permukaannya dibanding dengan sampel gigi yang direndam dalam jus apel yang mengandung asam malat.

Disamping itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa sampel gigi yang direndam dalam larutan vitamin C paling kecil penurunan kekerasan permukaannya dibanding dengan perendaman dalam jus jeruk dan jus apel. Hal ini selain disebabkan karena pH larutan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan kedua minuman yang lain, juga mungkin disebabkan oleh adanya penambahan elemen-elemen dalam kandungan suplemen vitamin tersebut. Dalam larutan vitamin C yang digunakan pada penelitian ini terdapat kandungan Ca yang tercantum pada kompisisi suplemen. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa minuman dengan pH yang tinggi, titrable acid yang rendah dan konsentrasi kalsium, fosfat dan fluor yang tinggi akan mengurangi daya erosif suatu

minuman.2,15,26 Lussi dkk menyatakan bahwa faktor kimia yang dapat mempengaruhi daya erosif suatu minuman dan makanan antara lain adalah pH dan kapasitas buffer, tipe asam, daya adhesi terhadap permukaan gigi, dan konsentrasi kalsium, fosfat dan fluorida.15

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya penurunan kekerasan permukaan gigi pada perendaman 60 menit dalam jus jeruk sebesar 41% atau 2/5 dari kekerasan awal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Camilo dkk yang melaporkan bahwa adanya penurunan kekerasan gigi yang signifikan sekitar ½ dari nilai awal setelah kontak dengan minuman jus jeruk.19 Penelitian Yanfang Ren dkk menemukan bahwa efek jus buah yang asam seperti jus jeruk dapat menurunkan kekerasan dan meningkatkan kerapuhan enamel gigi yang signifikan dibanding efek dari 6% hidrogen peroksida yang diaktifkan dengan LED pada enamel gigi.13

Hasil penelitian ini juga memperlihatkan adanya penurunan kekerasan permukaan gigi setelah direndam dalam larutan vitamin C baik pada menit 60, 90 dan 120. Hal ini sesuai dengan penelitian Meurman dan Murtomaa yang menemukan bahwa larutan vitamin C yang dimasukkan ke dalam air dapat melarutkan mineral-mineral yang terkandung dalam gigi yang nantinya dapat menimbulkan pori-pori gigi yang cenderung mudah mengalami kerusakan.20 Penelitian dari University of Baltimore Dental School menemukan bahwa kandungan asam sitrat dalam vitamin C sebagai penyebab erosi gigi.21

Penurunan kekerasan permukaan gigi disebabkan oleh terjadinya demineralisasi yang terjadi terus-menerus. Larutnya mineral gigi akibat terpapar oleh asam dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terbentuknya pori-pori kecil pada enamel yang

disebut sebagai porositas, yang nantinya mengarah pada penurunan kekerasan permukaan gigi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan semakin lama sampel direndam (dari 60 menit sampai 120 menit) maka penurunan kekerasan permukaan gigi semakin signifikan. Hal ini perlu diperhatikan karena konsumsi jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C telah menjadi rutinitas dalam upaya memenuhi kebutuhan vitamin C bagi tubuh.3,17

Proses demineralisasi yang terjadi di dalam rongga mulut dan di luar rongga mulut mempunyai perbedaan sehingga menimbulkan keuntungan dan kerugian dalam penelitian yang dilakukan secara eksperimental. Keuntungan penelitian secara eksperimental adalah dapat dilakukan pengukuran kekerasan permukaan gigi dengan menggunakan alat Micro Vickers Hardness Tester, yang tidak mungkin dilakukan secara

in vivo dalam rongga mulut. Kerugian penelitian secara eksperimental adalah karena

menggunakan gigi yang telah dicabut sehingga minuman yang bersifat asam kontak langsung dengan gigi tanpa adanya buffer oleh saliva.7 Saliva berperan penting yaitu sebagai buffer dalam ronga mulut untuk menetralkan asam serta mengandung kalsium dan fosfat yang dapat membantu proses remineralisasi.15 Fluor yang terdapat pada saliva dapat menganti gugus hidrogen pada hidroksiapatit menjadi fluorapatit yang yang mempunyai pH kritis lebih rendah dari hidroksiapatit yaitu 4,5. Fluorapatit lebih tahan terhadap serangan asam dibandingkan dengan hidroksiapatit. Tanpa saliva, efek minuman asam terhadap permukaan gigi akan lebih merusak.1,2,24

Minuman yang mengandung vitamin C seperti jus buah dan larutan suplemen vitamin C mempunyai manfaat bagi tubuh yaitu untuk menjaga daya tahan tubuh, memperbaiki kondisi tubuh di saat sakit, dan sebagainya.29 Namun disamping itu,

minuman tersebut yang biasanya bersifat asam dengan pH yang rendah juga mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan gigi jika diminum dalam jumlah berlebh dan dalam waktu yang lama. Jika minuman asam ini kontak langsung dengan gigi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan demineralisasi gigi yang selanjutnya berdampak pada penurunan kekerasan permukaan gigi. Jika demineralisasi gigi ini terjadi secara terus menerus maka akan mengarah pada hilangnya jaringan keras gigi secara irreversible yang dikenal sebagai erosi gigi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian ini dimana terjadi penurunan kekerasan permukaan gigi setelah direndam dalam jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C.

Dari hasil penelitian yang diperoleh, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak minuman asam terhadap kekerasan permukaan gigi disertai pemberian informasi mengenai cara mengatasinya. Efek negatif dari minuman asam tersebut dapat diminimalisir dengan berbagai cara seperti mengurangi konsumsi minuman yang bersifat asam, sebaiknya menggunakan pipet untuk menghindari kontak langsung antara larutan asam dengan gigi, jangan mengulum minuman dalam mulut, waktu minum tidak boleh lama dan dianjurkan untuk minum air putih setelah mengkonsumsi minuman asam.3,16

Hasil analisis statistik pada penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan baik antara seluruh kelompok perlakuan maupun di antara masing masing kelompok perendaman dengan jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C (tabel 3,4,5 dan 6). Apa perbedaan kekerasan permukaan enamel gigi antara jus jeruk, jus apel dan larutan vitamin C pada perendaman selama 60, 90 dan 120 menit. Hal ini berarti hipotesis penelitian diterima.

Dokumen terkait