• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah kuesioner yang diperoleh sebanyak 154 kuesioner. Kuesioner disebarkan pada mahasiswa jurusan akuntansi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA), Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY). Selain kuesioner yang dibagikan kepada responden dilakukan pula wawancara kepada beberapa responden untuk memperoleh informasi tambahan.

12

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Responden masing-masing universitas dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, angkatan dan indeks prestasi kumulatif (IPK). Jenis kelamin terdiri dari laki-laki dan perempuan. Responden dalam penelitian ini yang memenuhi persyaratan sebagai responden, terdiri dari angkatan 2013, 2012 dan 2011. Selain itu responden juga dikelompokkan berdasarkan IPK < 2,75 dan IPK > 2,75. Tabel 1 di atas menjelaskan tentang karakteristik responden. Tabel ini menunjukkan bahwa berdasarkan kelompok jenis kelamin, mayoritas responden berjenis

13 kelamin perempuan dengan jumlah 116 responden dan 38 responden berjenis kelamin laki-laki. Responden tersebut terdiri dari 3 angkatan, sebagian besar responden yaitu mahasiswa angkatan 2012 dengan jumlah 116. Dalam penelitian ini hampir seluruh responden menunjukkan tingkat intelektual yang tinggi terbukti 143 responden memiliki IPK > 2,75.

Pengakuan profesional dan pertimbangan pasar kerja merupakan dua aspek pengukur minat yang digunakan dalam penelitian ini. Setelah kedua aspek diuji memiliki nilai rata-rata di atas nilai tengah skala teoritis Likert antara 1 sampai 5, yang artinya semakin tinggi skor yang diberikan responden pada setiap pertanyaan masing-masing aspek pengukur minat, maka semakin tinggi minat untuk berkarir sebagai akuntan publik. Berdasarkan uji statistik deskriptif, rata-rata jawaban setiap variabel berada di atas nilai tengah yang menunjukkan arti bahwa responden berminat untuk berkarir sebagai akuntan publik.

Tabel 2

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Deskripsi mengenai pengakuan profesional secara rata-rata diperoleh sebesar 15,53 yang berada di atas nilai tengah sebesar 12. Hal ini berarti secara umum responden memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik dilihat dari aspek pengakuan profesional. Sehubungan dengan itu, deskripsi variabel pertimbangan pasar kerja juga menunjukkan rata-rata sebesar 14,92 yang berada di atas nilai tengah, artinya secara umum responden juga memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik dilihat dari aspek pertimbangan

14 pasar kerja. Skor rata-rata dari kedua variabel pengakuan profesional dan pertimbangan pasar kerja menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini memiliki keinginan untuk berkarir sebagai akuntan publik dan memiliki penilaian yang positif atas pekerjaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa responden akan bekerja dengan baik sehingga akan memperoleh pengakuan atas prestasi kerja.

Pengakuan Profesional

Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Universitas Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 154 responden dari berbagai universitas seperti UKSW, UNIKA, UKDW dan UAJY, mayoritas responden memiliki minat atas pengakuan profesional yang tinggi yaitu sejumlah 142 dan 12 responden memiliki minat atas pengakuan profesional yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa ketika ingin memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik.

Tabel 3

Deskripsi Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Universitas

Universitas

Minat Berkarir sebagai Akuntan Pulik atas

Pengakuan Profesioanl Total (Responden) Tinggi (Responden) Rendah (Responden)

UKSW 47 3 50

UNIKA 30 1 31

UKDW 30 4 34

UAJY 35 4 39

Total 142 12 154

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Pengakuan profesional adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan terhadap prestasi. Dalam penelitian ini sebagian besar responden memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik dilihat dari aspek pengakuan profesional. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa responden yang memiliki minat yang tinggi dari setiap universitas untuk

15 mengetahui alasan dan pandangan responden tentang minatnya yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik. Responden 6 (laki-laki berasal dari UKSW, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) ketika ditanyai mengenai berminatkah berkarir sebagai akuntan publik jika memperoleh pengakuan atas prestasi? Menurut responden 6, pengakuan prestasi sebagai daya tarik utama ketika ingin memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik.

“Berminat, karena pengakuan prestasi ini adalah hasil dari kerja keras yang diperoleh sebagai pekerja dan juga sebagai daya tarik utama.”

Hal yang senada juga diungkapkan oleh responden 16 (perempuan berasal dari UNIKA, angkatan 2012 dan IPK < 2,75). Menurut responden 16, pengakuan prestasi itu penting dan dapat menjadi motivasi untuk bekerja dengan baik.

“ Iya berminat, pengakuan prestasi itu penting sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah saya lakukan, itu akan memotivasi saya untuk bekerja dengan baik.”

Apa yang diungkapkan oleh responden 6 dan 16 tidak jauh berbeda dengan responden lainnya. Responden 4 (perempuan yang berasal dari UKDW, angkatan 2013 dan IPK > 2,75) dan responden 26 (perempuan dari UAJY, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) juga berpendapat yang sama bahwa memang seyogyanya prestasi tersebut memperoleh pengakuan atau penghargaan seperti kenaikan pangkat, bonus dan sertifikat yang menunjang karir.

“Berminat, karena jika prestasi saya diakui maka saya akan merasa puas dalam pekerjaan saya, dan saya akan berusaha bekerja dengan baik lagi agar bisa menjadi orang yang sukses”

Dari berbagai pendapat masing-masing responden, kesimpulannya bahwa pengakuan prestasi sangat penting diberikan kepada karyawan sebagai penghargaan dan sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik, bahkan pengakuan prestasi yang diperoleh akan menjadi modal awal kepercayaan diri berkarir sebagai akuntan publik. Kesimpulan tersebut didukung oleh teori pengharapan atau motivasi yang mengatakan bahwa karyawan akan berupaya lebih baik jika karyawan tersebut meyakini upaya itu menghasilkan penilaian kinerja yang baik.

16 Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Sembiring (2009) yang menyatakan bahwa pengakuan profesional berpengaruh terhadap minat menjadi akuntan publik. Penelitian Sembiring ini juga menyatakan hal yang sama bahwa jika seseorang memilih karir yang akan digelutinya mahasiswa akan mempertimbangan tentang pengakuan profesional, karena hal tersebut akan memicu responden untuk bekerja dengan lebih baik karena termotivasi dengan penghargaan yang akan diperoleh dari kerja keras yang dilakukan.

Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin Hasil penelitian yang digambarkan pada tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas responden perempuan maupun laki-laki yang berasal dari masing-masing universitas memiliki minat atas pengakuan profesional yang tinggi sebesar 142 responden dan 12 responden yang memiliki minat atas pengakuan profesioanl yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan terhadap minat responden baik perempuan maupun laki-laki untuk berkarir sebagai akuntan pulik.

Tabel 4

Deskripsi Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Minat Berkarir sebagai Akuntan

Publik atas Pengakuan Profesional Total (Responden)

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

17 Dari wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa responden baik itu responden perempuan maupun responden laki-laki yang memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik, kedua responden sama-sama memiliki pertimbangan untuk berkarir sebagai akuntan publik yaitu ingin memperoleh pengakuan prestasi dan kesempatan untuk berkembang. Ketika ditanya mengenai berminatkah berkarir sebagai akuntan publik jika profesi tersebut memberi kesempatan untuk berkembang? Responden 26 (perempuan dari UAJY, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) menyatakan bahwa melalui kesempatan berkembang dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

”Iya berminat, karena dengan memberikan kesempatan berkembang dapat memberikan saya kesempatan untuk memperluas wawasan saya.”

Pendapat ini didukung oleh responden 6 (Laki-laki yang berasal dari UKSW, angkatan 2012 dan IPK > 2,75). Menurut responden 6, dengan adanya kesempatan berkembang maka akan menambah wawasan dan pengalaman dalam berkarir serta akan meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja menjadi lebih baik.

“Iya saya berminat alasannya karena dapat menambah wawasan dan pengalaman, serta ketika profesi tersebut memberikan kesempatan saya untuk lebih berkembang sehingga dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) akan meningkatkan produktivitas kerja yang berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi.”

Jawaban dari kedua responden tersebut sama bahwa dengan adanya kesempatan berkembang yang ditawarkan oleh akuntan publik, dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang diperoleh. Di zaman sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan modern, sehingga pengetahuan dan wawasan yang dimiliki respondenpun harus demikian. Wawasan yang diperoleh secara terus-menerus akan meningkatkan pembangunan SDM menjadi lebih maju seiring dengan kualitas pekerjaan akan menjadi lebih baik.

Responden laki-laki dari UKSW juga menekankan pada pengalaman yang akan diperoleh. Melalui kesempatan berkembang yang ditawarkan tentunya pengalaman yang baru akan diperoleh. Pengalaman tersebut akan didapat dari pelatihan-pelatihan yang dilakukan guna meningkatkan kualitas dan produktivitas

18 kerja karyawan serta bekerja dengan ahli lainnya (progremer, konsultan dan sebagainya). Dari situlah pengalaman-pengalaman yang berharga diperoleh dan membuat responden menjadi lebih berkembang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wheeler (1983) bahwa profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipandang menjanjikan prospek yang cerah karena profesi ini memberikan tantangan intelektual dan pengalaman belajar yang tidak ternilai.

Penelitian ini didukung oleh penelitian Zaid (2015) bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh gender terhadap minat mahasiswa akuntansi untuk berkarir menjadi akuntan publik. Mahasiswa laki-laki maupun perempuan memiliki minat yang sama untuk berkarir sebagai akuntan publik.

Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Angkatan

Angkatan responden dalam penelitian ini terdiri dari angkatan 2013, 2012, dan 2011. Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki minat yang tinggi atas pengakuan profesional yaitu sebesar 142 responden dan 12 responden memiliki minat yang rendah.

19

Tabel 5

Deskripsi Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Angkatan

Angkatan

Minat Berkarir sebagai Akuntan

Publik atas Pengakuan Profesional Total (responden)

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Dalam berkarir sebagai akutan publik memberikan pengakuan profesional terhadap karyawan merupakan hal yang penting baik itu melalui pengakuan prestasi, kesempatan berkembang, cara untuk kenaikan pangkat dan keahlian untuk mencapai sukses.

Melalui wawancara yang dilakukan kepada responden 12 (Laki-laki yang berasal dari UKSW, angkatan 2011 dan IPK > 2,75) dan Responden 4 ( perempuan yang berasal dari UKDW, angkatan 2013 dan IPK > 2,75) ketika ditanyai tentang minat berkarir sebagai akuntan publik, jika profesi tersebut memberi kesempatan untuk berkembang. Menurut responden 12 dan 4, melalui kesempatan berkembang memungkinkan untuk terus belajar hal-hal baru dan mendapat pengalaman baru, hal ini akan menghilangkan kejenuhan ketika bekerja.

20

“Ya berminat. Karena dapat berkembang dalam karir tersebut membuat saya tidak bosan dalam bekerja, sehingga saya dapat terus belajar hal baru dan mendapat pengalaman baru.”

Jawaban yang sedikit berbeda diberikan oleh responden 43 (Perempuan dari UKSW, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) menyatakan bahwa:

“Iya saya berminat karena melalui kesempatan berkembang bisa menambah pengetahuan saya, tapi profesi akuntan publik merupakan pekerjaan yang berat dan membutuhkan tanggung jawab yang sangat besar. Kita harus jujur dan bahkan tidak boleh melakukan kesalahan karena akibatnya fatal.”

Responden 12 dan responden 4 lebih mengarah pada pandangan bahwa dengan kesempatan berkembang yang ditawarkan membuat karyawan tidak bosan bekerja karena akan memperoleh suasana-suasana baru dengan pelatihan-pelatihan yang mungkin diberikan. Hal ini dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta memperoleh pengalaman yang baru. Hasil wawancara tersebut juga didukung oleh penelitian Trirorania (2004) menyatakan bahwa pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi sebagai akuntan publik.

Pernyataan yang diberikan oleh responden 43 memiliki pandangan yang agak berbeda. Hal ini karena responden 43 memiliki minat yang rendah untuk berkarir sebagai akuntan publik. Responden menganggap pekerjaan akuntan publik pekerjaan yang berat dan butuh tanggung jawab yang besar. Responden merasa belum mampu untuk menanggung resiko yang berat. Seperti yang diketahui pekerjaan sebagai akuntan publik dituntut untuk bersikap sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi kewajaran, akuntabilitas, transparansi dan responsibilitas dengan resiko tinggi yang dimiliki.

Pemikiran inilah yang membuat responden memiliki minat yang rendah berkarir sebagai akuntan publik karena pemikiran pesimis yang telah dimiliki.

21 Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

Tabel 6 menunjukkan bahwa Indek Prestasi Kumulatif pada masing-masing universitas menunjukan sebagian besar responden memiliki IPK di atas 2,75, sebesar 142 responden dan 12 responden yang memiliki IPK < 2,75.

Responden yang memiliki IPK < 2,75 dan yang > 2,75 sama-sama memiliki minat yang tinggi terhadap pengakuan profesioanl.

Tabel 6

Deskripsi Minat Atas Pengakuan Profesional Berdasarkan Kelompok IPK

Indek Prestasi Kumulatif

Minat Berkarir sebagai Akuntan

Publik atas Pengakuan Profesional Total (responden)

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Responden yang memiliki IPK >2,75 maupun IPK < 2,75 memiliki pertimbangan yang sama untuk berkarir sebagai akuntan publik sama-sama ingin memperoleh pengakuan profesional. Wawancara yang dilakukan dengan responden 6 (laki-laki dari UKSW yang berusia 20 tahun, angkatan 2012 dengan IPK > 2,75) ketika ditanya mengenai apakah anda memperhitungkan nilai semasa kuliah ketika berkarir sebagai akuntan publik sehingga anda mendapatkan pengakuan profesional nantinya? Responden 6 menyatakan melalui nilai yang diperoleh semasa kuliah menjadi modal awal responden melakukan self

22 improvemnet ketika bekerja sebagai akuntan publik sehingga memperoleh pengakuan profesional.

“Ya. Karena pengetahuan yang saya peroleh semasa kuliah terbukti dengan nilai yang tinggi dapat membuat saya berkembang ketika saya berarir. Saya dapat melakukan self improvement sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan karir sehingga memperoleh pengakuan profesional.”

Alasan yang berbeda diberikan oleh responden 16 (perempuan yang berasal dari UNIKA, angkatan 2012, yang berusia 21 tahun dengan IPK < 2,75).

“Karena nilai yang tinggi belum tentu menunjukkan banyaknya ilmu pengetahuan yang diperoleh dari suatu matakuliah. Menurut saya pengalaman itu lebih bisa digunakan saat bekerja daripada nilai yang tinggi. Maka jika bekerja sebagai akuntan publik dengan pengalaman yang saya miliki dapat membuat saya berkembang sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang lebih luas maka saya berminat.”

Berdasarkan kedua jawaban responden, untuk responden yang memiliki IPK > 2,75 lebih menekankan pada ilmu pengetahuan saat kuliah untuk menjadi modal awal berkarir sebagai akuntan publik. Sedangkan responden dengan IPK <

2,75 lebih menekankan pengalaman dan soft skill sebagai modal dasar dalam berkarir. Walapun jawaban kedua responden berbeda karena perbedaan IPK yang dimiliki namun minat kedua responden sama yakni memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik terbukti dengan wawancara yang telah dilakukan kepada kedua responden laki-laki dan perempuan yang memiliki minat yang tinggi. Pengakuan profesional diberikan kepada karyawan dengan kualitas kerja yang baik. Ketika berkarir disuatu bidang tertentu pengetahuan dan pengalaman diperlukan untuk dapat bekerja dengan baik, jika seseorang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang baik dalam berkarir maka kualitas pekerjaannya yang dihasilkan baik.

Penelitian ini juga didukung oleh Stole (1976) dalam Setiyani (2005), pengakuan profesional dipertimbangkan oleh mahasiswa yang memilih profesi akuntan publik. Hal ini menunjukkan bahwa ketika ingin berkarir sebagai akuntan publik pengakuan profesional adalah hal utama yng diperhitungkan. Pengakuan

23 profesional dapat menjadi motivasi seseorang untuk meningkatkan kualitas kerjanya.

Pertimbangan Pasar Kerja

Minat Atas Pertimbangan Pasar Kerja Berdasarkan Kelompok Universitas Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa 154 responden dalam penelitian ini berasal dari berbagai universitas seperti UKSW, UNIKA, UKDW dan UAJY.

Mayoritas responden memiliki minat atas pengakuan profesional yang tinggi sebesar 134 responden dan 20 memiliki minat atas pengakuan profesional yang rendah.

Tabel 7

Deskripsi Minat Atas Pertimbangan Pasar Berdasarkan Kelompok Universitas

Universitas

Minat Berkarir sebagai Akuntan Pulik atas

Pengakuan Profesioanl Total (Responden) Tinggi (Responden) Rendah (Responden)

UKSW 49 1 50

UNIKA

23 8 31

UKDW 29 5 34

UAJY 33 6 39

Total 134 20 154

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

Pertimbangan pasar kerja adalah hal-hal yang dipertimbangkan oleh seseorang dalam memilih sebuah pekerjaan, karena setiap pekerjaan mempunyai peluang dan kesempatan yang berbeda-beda. Hasil wawancara dengan responden 4 (perempuan yang berasal dari UKDW, angkatan 2013 dan IPK > 2,75) ketika ditanya tentang minatkah berkarir sebagai akuntan publik jika memberikan keamanan kerja yang lebih terjamin (tidak mudah di PHK). Menurut responden 4

24 bahwa keamanan kerja itu penting memingat banyaknya persaingan dengan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten.

“Ya. Karena dengan jumlah sektor pekerjaan terbatas sedangkan SDM yang berkompeten sangat banyak, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan banyaknya pengangguran. Sedangkan jika saya berkarir sebagai akunan publik dengan keamanan kerja yang terjamin maka saya akan lebi fokus kepada pekerjaan saya.”

Pertanyaan serupa juga diajukan kepada responden 26 (Perempuanberasal dari UAJY, angkatan 2012 dan IPK > 2,75). Responden ini menyatakan bahwa jaminan tidak mudah di PHK tersebut sesuai dengan usaha untuk menjadi akuntan publik.

“Berminat, karena mencari pekerjaan dizaman sekarang tidaklah mudah, dan menjadi akuntan publikpun tidaklah gampang, jadi jaminan tersebut sesuai dengan usaha untuk menjadi akuntan publik.”

Jawaban yang senada disampaikan oleh responden 6 (laki-laki dari UKSW, angkatan 2012 dan IPK >2,75) dan responden 16 (perempuan yang berasal dari UNIKA, angkatan 2012 dan IPK < 2,75). Menurut kedua responden bahwa di zaman sekarang ini untuk memperoleh jaminan tidak mudah di PHK sangat susah.

“Sangat berminat, karena ada jaminan kerja yaitu tidah mudah di PHK dan di jaman sekarang susah untuk memperoleh pekerjaan apalagi dengan jaminan tidak mudah di PHK.”

Dari hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa mahasiswa berminat berkarir sebagai akuntan publik tentunya dengan minat yang tinggi yang dimiliki dan sangat memperhitungkan pertimbangan pasar kerja ketika memilih untuk berkarir sebagai akuntan publik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasmini (2007) menunjukkan bahwa mahasiswa menganggap karir sebagai akuntan publik mampu memberikan keamanan kerja yang lebih terjamin. Keamanan kerja dipertimbangkan untuk mengetahui seberapa lama pekerjaan yang dipilih mampu bertahan dan memberikan jaminan untuk tidak di PHK (Iswahudin 2015).

25 Sama halnya dengan penelitian ini bahwa dalam memilih karir mahasiswa sangat mempertimbangkan pasar kerja. Walaupun pekerjaan tersebut sulit untuk diperoleh responden akan berusaha untuk memperolehnnya, karena adanya jaminan jauh dari PHK. Hal inilah yang akan menjadi pengharapan/motivasi bagi mahasiswa untuk dapat berkarir sebagai akuntan publik. Responden akan berusaha dengan sebaiknya untuk memperoleh pekerjaan tersebut walaupun dengan persaingan yang ketat.

Minat Atas Pertimbangan Pasar Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin Tabel 8 menunjukkan bahwa mayoritas responden perempuan maupun laki-laki yang berasal dari masing-masing universitas memiliki minat atas penghargaan finansial yang tinggi sebesar 134 responden dan 20 responden yang memiliki minat atas penghargaan finansial yang rendah. Sebagian besar responden sama-sama ingin memperoleh keamanan kerja dan adanya lapangan kerja yang memadai apalagi di zaman sekarang ini mencari pekerjaan sangatlah susah.

Tabel 8

Deskripsi Minat Atas Pertimbangan Pasar Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Sumber: Data Primer yang Diolah (Februari, 2016)

26 Pekerjaan sebagai akuntan publik menawarkan lapangan pekerjaan yang memadai dan tidak mudah di PHK. Dengan berkarir sebagai akuntan publik yang tidak mudah di PHK memberikan rasa aman tersendiri bagi karyawan yang bekerja sebagai akuntan publik dan bahkan meningkatkan fokus karyawan pada pekerjaannya. Pekerjaan yang memiliki pasar kerja yang lebih luas akan lebih diminati daripada pekerjaan yang pasar kerjanya lebih kecil (Suyono 2014). Hal ini karena peluang pengembangan dari pekerjaan dan imbalan yang diperoleh akan lebih banyak. Terbukti dari wawancara yang dilakukan pada responden 2 (perempuan yang berasal dari UNIKA, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) dengan pertanyaan berminatkah berkarir sebagai akuntan publik jika profesi tersebut memberikan lapangan kerja yang memadai?

“Ya berminat. Karena menurut saya, susah untuk mencari pekerjaan zaman sekarang ini namun berkarir sebagai akuntan publik memiliki tempat kerja dan lingkungan kerja yang memadai dan menunjang karir saya.”

Jawaban senada juga disampaikan oleh responden 17 (laki-laki yang berasal dari UKDW, angkatan 2013 dan IPK > 2,75). Responden ini berpendapat bahwa tersedianya lapangan kerja dan kemudahan mengakses lowongan kerja sangat dipertimbangkan oleh responden ketika akan memilih untuk berkarir.

“Berminat, karena dalam memilih karir tersedianya lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja sangat saya pertimbangkan.”

Responden 43 (perempuan dari UKSW, angkatan 2012 dan IPK > 2,75) memberikan jawaban yang sedikit berbeda. Responden ini berpendapat bahwa lapangan pekerjaan yang diberikan memang memadai, namun untuk memperoleh pekerjaan tersebut terdapat persaingan yang tinggi.

“Lapangan yang dibuka memang memadai namun banyak saingan apalagi dan kemampuan pun juga harus baik ya sesuai sama standar yang ditetapkan atau kemampuan diatas rata-rata.”

Dari jawaban responden 2 dan responden 17 yang memiliki minat yang tinggi untuk berkarir sebagai akuntan publik, kedua responden berpendapat tentang ketersediaan lapangan pekerjaan dan mudahnya mengakses lowongan pekerjaan sebagai pertimbangan yang penting. Mahasiswa akan berminat berkarir

27 sebagai akuntan publik jika mengetahui bahwa lapangan pekerjaannya memadai, jadi besar kemungkinan untuk berkarir di bidang tersebut dan dengan mudahnya mengakses lowongan pekerjaan akan memudahkan para respoden untuk mengetahui informasi-informasi tentang akuntan publik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Felton et al. (1994) dalam Aprilyan (2011) yang menjelaskan bahwa pertimbangan pasar kerja merupakan faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk memilih berprofesi sebagai akuntan publik.

Pernyataan responden 43 berbeda karena responden memiliki minat yang rendah berkarir sebagai akuntan publik. Responden merasa pesimis untuk berkarir sebagai akuntan publik karena menganggap sulit untuk bisa berkarir dengan banyaknya saingan dan kemampuan yang dimiliki harus sesaui dengan standar-standar yang dimiliki oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Pemikiran ini yang

Pernyataan responden 43 berbeda karena responden memiliki minat yang rendah berkarir sebagai akuntan publik. Responden merasa pesimis untuk berkarir sebagai akuntan publik karena menganggap sulit untuk bisa berkarir dengan banyaknya saingan dan kemampuan yang dimiliki harus sesaui dengan standar-standar yang dimiliki oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Pemikiran ini yang

Dokumen terkait