• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Perubahan Perancangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan Perubahan Perancangan

 

koefisien ini berpengaruh pada tanggapan sistem kendali. Berdasarkan nilai

koefisien hasil perhitungan pada waktu perancangan, tanggapan sistem kendali

dapat mencapai sudut yang diinginkan.

Nilai hasil perhitungan PD kemudian digunakan untuk menentukan lebar

pulsa dari PWM sebagai tanggapan tegangan keluaran. Lebar pulsa maksimal

adalah 8-bit yang mewakili tegangan sebesar 5V.

Proses perhitungan PD dilakukan terus menerus walaupun sudut yang

diinginkan sudah tercapai, hal ini bertujuan untuk mengaantisipasi gangguan –

gangguan dari luar, seperti angin atau kemiringan bidang datar model helikopter.

Perhitungan PD dilakukan setiap 10 mili detik. Agar diperoleh waktu yang

teliti maka perhiungan tundaan ini harus sesuai dengan prescalar yang tersedia

pada mikrokontroler dan nilai kristal yang cocok untuk prescalar yang digunakan.

Berdasarkan perancangan dengan menggunakan prescalar sebesar 1024 dan

Kristal 4.194304 tundaan selama 10 mili detik dapat tercapai.

4.3 Pembahasan Perubahan Perancangan

4.3.1 Potensiometer Sebagai Sensor

Pada perancangan (gambar 3.6) untuk mendeteksi perubahan gerakan

sudut menggunakan hall effect sensor dengan seri UGN 3503, namun pada

kenyataannya tidak menggunakan sensor tersebut. Hal ini dikarenakan tegangan

keluaran yang dihasilkan sensor yang terlalu kecil dan antara kutub yang satu

dengan yang lain hampir sama. Ketika masing - masing sensor diberi penguat non

– inverting, tegangan keluaran yang didapat lebih besar dari sebelumnya, namun

tegangan yang dihasilkan antara kutub yang satu dengan yang lainnya hampir

   

sama. Oleh karena itu digunakan potensiometer sebagai pengganti sensor sudut.

Gambar 4.5 merupakan rangkain sensor UGN3503 ketika telah diberi penguat

non–inverting. Tabel 4.1 merupakan tabel besarnya tegangan yang dihasilkan oleh

sensor sudut UGN3503.

Gambar 4.5 Rangkaian Sensor

Tabel 4.1 Tegangan yang dihasilkan sensor

Posisi (arah mata angin) Tegangan yang dihasilkan oleh sensor (Volt)

I II III

Utara 1.3688 1.3688 1.3688

Tenggara 1.3688 1.3689 1.3688

Timur 1.3688 1.3688 1.3689

Timur Laut 1.3688 1.3688 1.3688

Selatan 1.3688 1.3688 1.3688

Barat Laut 1.3688 1.3688 1.3688

Barat 1.3689 1.3688 1.3688

Barat Daya 1.3688 1.3689 1.3689

Dilihat dari tabel 4.1 tegangan yang dihasilkan sangat kecil dan tegangan

yang dihasilkan hampir sama sehingga tidak dapat terdeteksi oleh mikrokontroler,

sehingga sensor sudut ini tidak bisa digunakan. Oleh karena itu sebagai pengganti

sesor, digunakan potensiometer.

Sensor I

Sensor III

Sensor II

Konektor VCC

Konektor GND

   

Potensiometer merupakan hambatan variabel yang dapat berubah nilai

resistensinya ketika diputar. Ketika dihubungkan dengan sumber tegangan maka

pengubahan posisi potensiometer dapat menyebabkan perubahan tegangan.

Prinsip inilah yang digunakan untuk mendeteksi perubahan sudut.

Tabel 4.2. Hubungan sudut - tegangan

No Sudut (°) Tegangan(volt) 1 0 0 2 30 0,45 3 60 0,95 4 90 1,35 5 120 1,82 6 150 2,30 7 180 2,83 8 210 3,30 9 240 3,75 10 270 4,26 11 300 4,75

Perputaran potensiometer inilah yang akan menyebabkan tegangan

masukan ADC akan berubah, Perubahan tegangan pada input ADC ini kemudian

dikonversikan secara digital oleh mikrokontroler dan ditampilkan sebagai

perubahan sudut. Perubahan sudut yang dapat diukur tergantung pada diameter

putaran. Semakin besar diameter lintasan tali maka akan semakin besar pula

range perubahan sudut. Cara menghitung perubahan sudut yang terjadi pada

potensiometer, yaitu dengan bantuan busur derajat. Selama pengambilan data

berlangsung, belum pernah dilakukan kalibrasi pada potensiometer. Hal ini

dikarenakan ketika data akan diambil, tegangan yang dihasilkan pada

potensiometer tiap 30° tidak mengalami perubahan tegangan. Kalibrasi

potensiometer dengan cara digunakan tegangan reverensi, sebagai contoh

tegangan reverensi 5 volt dapat dihitung per 1 volt dengan tegangan maksimum

   

sebagai acuan. Jika tegangan maksimum mewakili 300° berarti 0.5 volt mewakili

30° dan seterusnya. Perubahan tegangan berdasarkan perubahan sudut dapat

dilihat pada tabel 4.2 dan gambar 4.6. Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa setiap

kenaikan 30° rata – rata mengalami perubahan teganggan yang sama yaitu 0.5 volt

maka dengan kata lain potensiometer ini bersifat linear.

Gambar 4.6 Perubahan tegangan dan posisi yang terjadi pada potensiometer

4.3.2 Perubahan Nilai Set Point

Perubahan lain yang terjadi, yaitu pada penentuan set point. Pada

perancangan kenaikan tiap sudut adalah 45° sedangkan pada kenyataanya

perubahan sudut yang terjadi adalah 15° dan untuk penentuan set point digunakan

tombol up atau down pada keyboard. Selain itu, pada perancangan ketika sudah

menunjuk perintah pergerakan sudut maka akan ada pilihan gerakan sudut, apakah

ke kiri atau ke kanan. Namun yang terjadi adalah pada awal gerakan, hanya bisa

putar ke kanan terlebih dahulu kemudian baru dapat dilakukan dua pilihan

putaran. Begitu pula sebaliknya ketika model helikopter sudah berada pada sudut

   

300° maka hanya bisa diputar ke kiri terlebih dahulu kemudian baru dapat

dilakukan dua pilihan putaran. Hal ini dikarenakan maksimal sudut yang bisa

dicapai adalah 300° sehingga apabila perubahan putaran sudut 15° maka

pembagian sudut antara yang satu dengan yang lain akan sama rata.

4.3.3 Perubahan Parameter

Parameter pada perancangan menggunakan PID digital, namun pada

kenyataannya hanya menggunakan P (Proporsional) dan D (Derivative). Hal ini

dikarenakan ketika digunakan I (Integrative) sistem yang terjadi mengalami

osilasi yang terlalu lama. Sehingga untuk mencapai suatu nilai set point

dibutuhkan waktu yang sangat lama. Oleh karena itu untuk menyingkat waktu dan

mengurangi offset maka parameter yang digunakan adalah P dan D saja. Dengan

demikian hasil yang didapat sesuai dengan set point yang diinginkan dengan

waktu yang relatife singkat.

Tabel 4.3 Data yang dihasilkan pada gerakan ke kanan dengan menggunakan parameter PID

Hal ini dapat dibuktikan ketika parameter yang digunakan adalah P, I dan

D berdasarkan metode Ziegler-Nikols akan menghasilkan waktu yang sangat lama

dan hasil yang didapat tidak selalu menunjukkan nilai set point yang diinginkan.

Sudut awal

Besarnya

set point

Besarnya sudut

yang terjadi Waktu Tempuh

Keadaan Bidang 0° 15° 12° 4 menit 25 detik Datar 12° 30° 27° 4 menit 1detik Datar 27° 45° 40° 4 menit 20 detik Datar 40° 60° 65° 7 menit 2 detik Miring 65° 75° 80° 6 menit 56 detik Miring 80° 90° 95° 6 menit 49 detik Miring 95° 105° 105° 7 menit 50 detik Miring 105° 120° 126° 6 menit 58 detik Miring 126° 135° 138° 5 menit 40 detik Datar 138° 150° 157° 4menit 23 detik Datar

   

Sebagai contoh, ketika dipilih set point 45° ke kanan, maka sudut yang dibentuk

adalah 40° dengan waktu yang sangat lama. Sehingga jika berdasarkan metode

Ziegler–Nikols, hasil waktu tempuh rata – rata 5 menit sedangkan jika

menggunakan parameter P dan D waktu tempuh rata – rata lebih cepat yaitu 1

menit. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4.

Tabel 4.4 Data yang dihasilkan pada gerakan ke kiri dengan menggunakan parameter PID

Sudut awal

Besarnya

set point

Besarnya sudut

yang terjadi Waktu Tempuh

Keadaan Bidang 300° 285° 288° 4 menit 12 detik Datar 288° 270° 271° 4 menit 46 detik Datar 271° 255° 250° 5 menit 5 detik Datar 250° 240° 245° 5 menit 1 detik Datar 245° 225° 228° 4 menit 34 detik Datar 228° 210° 216° 4 menit 30 detik Datar 216° 195° 200° 5 menit 6 detik Datar 200° 180° 174° 4 menit 53 detik Datar 174° 165° 159° 6 menit 14 detik Miring 159° 150° 144° 6 menit 25 detik Miring

4.3.3.1 Cara Memperoleh Nilai Kp dan Kd

 

Berdasarkan perhitungan pada gambar 3.13 halaman 49, didapatkan nilai

Kp 0,4 dan Kd 0,31 menghasilkan waktu tempuh rata – rata yang cukup lama.

Oleh karena itu agar waktu yang diperoleh lebih cepat, nilai Kp dinaikkan

sehingga didapat hasil seperti pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Data nilai Kp dan Kd dengan asumsi nilai Kp awal adalah 0,4

No : Nilai Kp Nilai Kd Hasil yang diperoleh 1. 0,4 0,31 Waktu tempuh rata – rata 4 menit 2. 0,5 0,37 Waktu tempuh rata – rata 5 menit 3. 0,6 0,45 Waktu tempuh rata – rata 4 menit 4. 0,8 0,59 Waktu tempuh rata – rata 3 menit 5. 1,0 0,75 Waktu tempuh rata – rata 1 menit 6. 1,2 0,89 Waktu tempuh rata – rata 5 menit 7. 1,5 1,17 Waktu tempuh rata – rata 4 menit

   

Dilihat dari tabel 4.5, maka waktu tempuh rata – rata yang paling cepat

ketika nilai Kp = 1 dan nilai Kd = 0,75. Sehingga nilai Kp dan Kd yang digunakan

adalah 1 dan 0,8.

Dokumen terkait