LANDASAN TEOR
A. Gambaran Umum KSP Sarana Aneka Jasa
7. Pembahasan perumusan masalah pada KSP Sarana Aneka Jasa
a. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pinjaman bermasalah.
Hasil analisis yang mengacu pada tabel 3.4 yaitu tabel Laporan Pinjaman yang Diberikan KSP Sarana Aneka Jasa, saat NPL diatas 5% merupakan kondisi yang kurang baik bagi KSP Sarana Aneka Jasa. Tingginya angka NPL tersebut disebabkan karena beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam koperasi itu sendiri. Faktor internal terdiri dari:
i. SDM kurang profesional khususnya dibagian marketing
lending.
ii. Teknologi yang digunakan kurang update.
iii. Perencanaan kurang matang.
commit to user
84
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang bersumber dari luar koperasi, tetapi berpengaruh pada kinerja KSP Sarana Aneka Jasa. Faktor eksternal terdiri dari:
i. Adanya itikad yang kurang baik dari nasabah.
ii. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
b. Faktor-faktor yang dominan menyebabkan pinjaman bermasalah
pada KSP Sarana Aneka Jasa.
Berdasarkan hasil pengamatan 110 debitur maka dapat
diperoleh nilai-nilai prosentase dari penyebab pinjaman
bermasalah. 50% debitur mengalami pinjaman bermasalah dikarenakan memburuknya kondisi bisnis. 30% dikarenakan sumber daya manusia KSP Sarana Aneka Jasa kurang profesional. 20% dikarenakan oleh hal lainnya.
1. Sumber daya manusia (SDM) kurang profesional.
SDM pada koperasi sangat penting dalam pengembangan dan kemajuan koperasi, sebab mereka yang mengelola seluruh isi koperasi dan bertanggung jawab di dalamnya. Dari hasil penelitian di KSP Sarana Aneka Jasa, ada beberapa karyawan pada KSP Sarana Aneka Jasa yang kurang memadai
menangani kredit bermasalah. Kurang profesionalnya
karyawan itu disebabkan karena input yang dihasilkan dari proses seleksi perekrutan karyawan kurang baik, sehingga SDM yang kurang profesional tersebut kurang dapat
commit to user
85
menjalankan tugas-tugasnya dan proses kinerja KSP Sarana Aneka Jasa menjadi terhambat.
2. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
Penyaluran pinjaman KSP Sarana Aneka Jasa berorientasi pada UMK (usaha mikro dan kecil). Usaha mikro dan kecil
yang menjadi sasarannya. Keuangan UMK sangat mudah
terpengaruh oleh kemampuan debitur dalam mengelola usahanya. Kemampuan pengelolaan usaha difokuskan pada peningkatan omzet, pendapatan, dan mengantisipasi resiko yang muncul dari usaha yang dijalankan. Mengantisipasi resiko usaha tergantung pada kemampuan debitur dalam mengambil strategi dalam mengelola faktor-faktor fundamental ekonomi makro, seperti menguatnya nilai suku bunga dan fluktuatifnya nilai tukar. Jika debitur gagal dalam mengelola faktor fundamental maka bisnisnya akan mengalami keterpurukan, apalagi terdapat faktor lain yang tidak dapat dikontrol oleh debitur tetapi signifikan terhadap usaha debitur yaitu bencana alam.
Saat usaha yang dimiliki oleh debitur memburuk, pihak KSP Sarana Aneka Jasa melakukan beberapa usaha untuk mendampingi debitur dengan tujuan bisa membantu debitur dalam menyelesaikan masalah finansial. Usaha-usaha yang dilakukan KSP Sarana Aneka Jasa antara lain:
commit to user
86
1. Melakukan pendampingan usaha, baik pengadaan bahan
baku, produksi maupun distribusi.
2. Menambah plafon pinjaman sesuai kebutuhan debitur.
3. Penjualan asset/agunan debitur.
c. Penanganan pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa
Berdasarkan hasil analisis pada bab ini yang didasarkan pada hasil observasi/pengamatan dan wawancara langsung dengan manajemen KSP Sarana Aneka Jasa maka terdapat beberapa tahapan yang dilakukan untuk menangani pinjaman bermasalah, yaitu :
1. Identifikasi permasalahan
Setelah tahap monitoring pinjaman khususnya
penarikan jaminan belum membuahkan hasil maka tugas analis
serta pinjaman support adalah mengumpulkan informasi-
informasi aktual yang up to date dari beberapa sumber yang ditunjuk(keluarga dan sahabat) sehingga kita dapat mengetahui secara benar duduk permasalahan yang terjadi untuk keperluan identifikasi. Permasalahan dapat muncul dari masalah keluarga, ekonomi usaha, karakter debitur jelek, penipuan atas nama debitur, atau bahkan jaminan tergadaikan. Hal ini diperlukan sekali, karena setiap permasalahan yang identik atau hampir sama akan mempunyai cara atau langkah yang kemungkinan dapat kita terapkan pada debitur lainnya.
commit to user
87
2. Klasifikasi permasalahan
Setelah tahap identifikasi selesai maka
pengelompokan/klasifikasi bisa segera dilakukan, ini bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk penentuan keputusan langkah berikutnya. Di cabang dan kantor pusat KSP Sarana Aneka Jasa yang telah melakukan kegiatan operasional diatas 5 tahun secara pasti telah menghadapi/dapat ditemui beberapa kasus pinjaman bermasalah seperti pada relasi KSP Sarana Aneka Jasa yang beberpa tahun lalu telah melakukan tindakan penipuan dan memanipulasi berkas dan data-data jaminan ataupun angsuran nasabah. Berdasarkan pengalaman inilah maka diharapkan KSP Sarana Aneka Jasa tidak mengalami kejadian serupa. Dari beberapa kasus yang terjadi dapat diklasifikasikan menjadi 5, yaitu:
a. Jaminan hilang, digelapkan, atau digadaikan
b. Jaminan sudah tidak memenuhi nilai pinjaman
c. Ekonomi usaha bangkrut
d. Masalah keluarga/keharmonisan
e. Karakter debitur jelek
3. Penyusunan dan pengalihan strategi penyelamatan
Rencana berikutnya setelah melakukan pengelompokan yaitu penggalian kreatifitas, apresiasi serta teknik penyelesaian. Secara umum setelah seorang debitur dikatakan wanprestasi/
commit to user
88
mangkir/ macet dan bermasalah maka diambil langkah penyelesaiannya. Ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan dan merupakan cara umum yang sering dipakai oleh koperasi yaitu:
a. Penjadwalan kembali (resceduling)
Yaitu perubahan pada proses angsuran terutama pada penjadwalan kembali pelunasan pinjaman atau pihak KSP Sarana Aneka Jasa memberi kelonggaran calon anggota dalam membayar utangnya yang telah jatuh tempo. Contoh dari prosedur atau aplikasinya yaitu sisa plafond pinjaman dan tunggakan jasa diglobal kemudian dibuatkan jadwal/ tenggang waktu angsuran setiap bulannya, untuk jangka waktu harus hasil kesepakatan antara debitur dengan analisis KSP, bisa juga besar angsurannya. Langkah ini dapat diambil jika debitur masih mempunyai itikat baik menyelesaikan pinjaman hanya secara finansial belum mampu, dan cara ini kurang sesuai untuk pinjaman macet akibat karakter dan masalah keluarga. Disamping itu juga dapat dilakukan dengan penurunan tingkat imbalan jasa atau sistem angsuran dibebankan dulu pada angsuran pokok.
commit to user
89
b.Persyaratan (reconditioning) & Penataan kembali
(restructuring)
Yaitu perubahan sebagian atau keseluruhan syarat- syarat pinjaman yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, dan syarat lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo pinjaman dan konversi sebagian atau seluruh dari pinjaman menjadi equity perusahaan.
c. Reorganisasi dan rekapitulasi (reorganisation &
recapitalisation)
Yaitu perubahan syarat-syarat pinjaman
menyangkut penanaman dana, dan atau konversi seluruh dan tunggakan bunga menjadi pokok pinjaman baru, dan atau konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman sebagai dari pinjaman menjadi penyertaan dalam perusahaan.
Langkah-langkah ini hanya dapat diterapkan untuk debitur yang masih kooperatif artinya debitur masih ada itikat untuk menyelesaikan pinjamannya di KSP Sarana Aneka Jasa, dan atas permintaan debitur.
4. Pembinaan debitur
Debitur akan memberikan berbagai macam respon baik positif maupun negatif, jika memberikan respon positif berarti
commit to user
90
debitur dapat diberi penyelamatan kredit 3R (resceduling,
reconditioning & restructuring, dan
reorganisation&recapitalisation). Dari berbagai cara yang dilakukan jika nasabah masih kooperatif maka perlu sekali diberikan pembinaan-pembinaan ekstra sehingga debitur yang semula kurang disiplin akan tumbuh lagi rasa tanggung jawabnya. Seorang analis dan pinjaman support sangat
diharapkan dapat melakukan pembinaan ini dengan
pendekatan-pendekatan kekeluargaan dikarenakan analis lebih faham situasi dan kondisi debitur.
5. Peringatan penyegelan
Surat peringatan diterbitkan jika debitur sudah benar- benar lalai atau mangkir dalam jangka waktu beberapa bulan setelah pinjaman dianggap macet. Disini diperlukan kerjasama analis, pinjaman support, dan kepala cabang untuk memberikan surat tegas kepada analis dan pinjaman support, serta administrasi untuk membuatkan berita acara peringatan penyegelan yang berisi tanggal, data jaminan, masa berlaku segel, status segel, dan tanda tangan debitur dengan kepala cabang.
commit to user
91
6. Sila atau keputusan eksekusi jaminan
Beberapa hari setelah diterbitkannya surat peringatan penyegelan sampai dengan jatuh tempo tanggal debitur tidak ada realisasi, maka jalan berikutnya yaitu penyelesaian melalui jalur hukum. Sebelum masuk tahap sita jaminan atau eksekusi, jalur hukum dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu :
a) Cara pertama yaitu melalui jalur hukum.
Cara ini dapat ditempuh melalui badan urusan piutang dan lelang negara (untuk BUMN milik pemerintah juga swasta), gugatan perdata melalui pengadilan negeri dan abitrase (perwasitan). Langkah-langkah ini mungkin dapat diambil jika pada awal pencairan telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antar debitur, KSP Sarana Aneka Jasa, dan pihak notaris. Kdua belah pihak telah sepakat dan dilegalkan oleh pihak notaris melalui Akte Pengakuan Hutang (APH), Akte Pengikatan Jaminan
(Surat Kuasa/Keterangan Membekoperasian Hak
Tanggungan (SKMHT), Fidusia, Borgtocht, Cessie) serta Akta Pembebanan Hak Tanggungan(APHT). Semua hal tersebut dapat dilakukan oleh biro hukum KKSP Sarana Aneka Jasa yang ditunjuk seperti Notaris dan PPAT.
commit to user
92
b) Cara yang kedua yaitu melalui tiem atau juru sita KSP Sarana Aneka Jasa.
dilakukan karena atas dasar KSP Sarana Aneka Jasa telah menuangkan dalam pasal 14 juga pasal tambahan surat perjanjian pinjaman yang menerangkan jika suatu saat tidak mampu menyelesaikan kewajiban akibat dari akte perjanjian ini (SKP) maka akan diselesaikan melalui jalur hukum yang berlaku di negara Indonesia dan dipilih kantor pengadilan negeri di Klaten, Jawa Tengah. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa penyelesaian jaminan dalam sengketa dengan koperasi dapat melalui proses pengadilan.
Pada saat debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka KSP Sarana Aneka Jasa dapat mengajukan gugatan perdata untuk memperoleh keputusan pengadilan, dan apabila sudah ditetapkan pengadilan yang kemudian mempunyai kekuatan hukum untuk
dilaksanakan tetapi debitur tetap tidak melunasi
hutang/kewajibannya maka pelaksanaan keputusan pengadilan dilaksanakan atas dasar perintah dan dengan pimpinan ketua PN yang memeriksa gugatannya pada tingkat pertama. Atas permintaan ketua PN tersebut dilakukan penyitaan harta kekayaan debitur untuk berikutnya dilakukan proses lelang.
Kemungkina prosedur tersebut memakan waktu lama disebabkan debitur dapat mengulur waktu dan melakukan upaya
commit to user
93
banding dan kasasi. Dalam hal gugatan perdata KSP selain bisa dilakukan dengan personal dari biro hukum koperasi yang ditunjuk dimungkinkan melalui penggunaan jasa kejaksaan.
Disamping proses gugatan perdata dan lelang negara, proses arbitrase dapat digunakan sebagai jalan penyelesaian yaitu debitur menunjuk arbiter, kreditur menunjuk arbiter. Lalu mereka menunjuk satu ketua sehingga dijadikan tim/wasit yang akan membantu menyelesaikan sengketa dengan jalan tertutup sehingga tidak diketahui umum, karena keputusannya cepat dan dapat memenuhi rasa keadilan para pihak yang terkait.
Syarat penting yang harus dipegang oleh seorang petugas juru sita KSP Sarana Aneka Jasa adalah dalam hal penyitaan calon anggota telah menerima surat peringatan baik 1 maupun 2, kemudian calon anggota telah rela atau secara sukarela menyerahkan jaminan tersebut, petugas harus membawa surat tugas resmi, kemudian ada berita acara serah terima barang jaminan dan persuasif.
7. Lelang jaminan
Setelah aplikasi sita dan keputusan eksekusi jaminan disahkan pengadilan negeri yang ditunjuk dan telah dilakukan sita jaminan atau kekayaan maka proses lelang untuk beberapa waktu dapat dilakukan melalui lelang tertutup yaitu pihak koperasi atau melalui badan lelang yang ditunjuk. Lelang
commit to user
94
eksekusi hak tanggungan yaitu lelang terhadap tanah dan benda-benda yang berkaitan dengan tanahyang dibebani dengan hak tanggungan. Syarat-syarat lelang secara umum jika proses awal diserahkan kepada Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) yaitu memenuhi surat permohonan lelang eksekusi hak tanggungan yang dilampiri:
i. Salinan/fotocopy surat keputusan penunjukan penjual ii. Salinan/fotocopy bukti kepemilikan/SHM
iii. Syarat lelang dari penjual (jika ada) iv. Daftar barang yang akan dilelang
v. Salinan/fotocopy surat perjanjian pinjaman (SKP)
vi. Salinan/fotocopy sertifikat hak tanggungan (SKMHT) dan akta pemberian hak tanggungan (APHT)
vii.Salinan/fotocopy bukti bahwa debitur wan prestasi yang dapat berupa peringatan-peringatan aaupun pernyataan dari Koperasi.
viii. Surat pernyataan dari koperasi yang akan bertanggung jawab jika terjadi gugatan.
ix. Surat keterangan tanah (SKT) dari kantor pertanahan.
x. Bukti pengumuman lelang oleh penjual melalui surat kabar
harian setempat.
Untuk sementara proses lelang di KSP Sarana Aneka Jasa dilakukan pada debitur bermasalah cenderung melalui jalur penyelesaian secara kekeluargaan sehingga debitur memberi
commit to user
95
kuasa jual kepada KSP/pihak yang ditunjuk. Serta jika jaminan berupa BPKB motor yang telah ditarik dalam tempo 10 hari sejak penarikan dapat dilakukan lelang tertutup atau melalui biro jual beli yang ditunjuk, jika sudah dilakukan lelang atau dijual debitur dibeeritahukan hasilnya. Tidak menutup kemungkinan proses penyelesaian secara kekeluargaan tetap dikedepankan sehingga pihak debitur dan kospin tidak terlalu terbebani besarnya biaya.
8. Penghitungan sisa hutang dan pembekuan tahap II
Bila berbagai cara yang ditempuh telah mendapatkan hasil lelang maka langkah terakhir yaitu melunasi hutang dan tunggakan dengan hasil lelang. Namun bila hasil lelang belum cukup untuk menutupi hutang maka dibekukan tahap II.
9. Proses penghapusbukuan/write off
Jalan terakhir yang ditempuh dari beberapa rangkaian penyelesaian pinjaman bermasalah setelah pembekuan tahap ke
II yaitu penghapusbukuan, sumber utama dana
penghapusbukuan yaitu dari penyisihan SHU atau disebut cadangan piutang. Namun untuk dimengerti bahwa jalan terakhir ini diusahakan untuk dhindari karena membutuhkan persyaratan yang amat sulit dan kompleks. Berikut ini adalah beberapa langkah dan syarat yang harus dipenuhi:
commit to user
96
i. Diharuskan melaporkan dan memaparkan hasil penanganan
penagihannya secara rinci dan diperlukan waktu yang cukup lama. Juga diperlukan untuk membuat catatan setiap kunjungan ke calon anggota atau anggota.
ii. Prosentase total cadangan piutang ragu-ragu minimal sebesar jumlah total resiko pinjaman bermasalah pada penilaian kesehatan Koperasi (cadangan putang ragu-ragu yaitu besarnya cadangan pinjaman kurang lancar 50%, pinjaman diragukan 75%, dan pinjaman macet 100%) atau ditentukan oleh keputusan pengurus atas usulan manajer maupun general manajer.
iii. Jika persyaratan utama telah dipenuhi dan dirasakan memang benar-benar sudah tidak dapat dipecahkan baru diajukan ke kepala cabang selanjutnya ke manajer untuk diteliti ulang.
Kemudian manajer mengajukan ke pengurus untuk mendapatkan persetujuan penghapusbukuan, jika disetujui maka pihak KSP dapat menghapusbukukan.
d. Kasus
Seorang nasabah bernama X mengajukan pinjaman pada KSP Sarana Aneka Jasa sebesar Rp 25.000.000,- dalam tempo 5 tahun dengan jaminan BPKB mobil. Pinjaman yang diajukan oleh X berguna untuk investasi pembelian mobil. KSP Sarana Aneka
commit to user
97
Jasa memberikan jasa sebesar 1,4% flat per bulan. X dapat mengangsur dengan lancar pinjaman yang dia terima dalam kurun waktu 1 tahun. Namun setelah itu X mengalami gangguan pada pekerjaanya dan tidak dapat memenuhi kewajibannya dengan baik kepada KSP Sarana Aneka Jasa. Setelah X gulung tikar, dia mengangsur pinjamannya kepada KSP Sarana Aneka Jasa 3 bulan sekali. Selama X belum bisa mengangsur, pihak KSP Sarana Aneka Jasa menghubungi X melalui telepon. KSP Sarana Aneka Jasa memberikan surat peringatan I setelah X terlambat mengangsur pinjamannya selama 12 bulan. Selama 7 hari surat peringatan I tidak ditanggapi oleh X. Selanjutnya, KSP Sarana Aneka Jasa mengirim surat peringatan II. Setelah itu 2 minggu kemudian pihak KSP Sarana Aneka Jasa datang ke rumah X. Pihak KSP Sarana Aneka Jasa mendatangi nasabah di rumahnya dengantujuan untuk menyelesaikan permasalahan pinjaman. Mereka berunding untuk mencari solusi atas ketidaksanggupan X membayar utang. KSP Sarana Aneka Jasa telah mengajukan untuk melakukan penyelamatan 3R namun X tidak dapat menyetujui rencana tersebut karena sudah tidak sanggup lagi membayar. Akhirnya atas kesepakatan bersama memutuskan bahwa jaminan utang (mobil) dijual kepada pihak KSP Sarana Aneka Jasa seharga Rp 38.000.000,- dan sebagian uangnya berguna untuk melunasi utang pada KSP Sarana Aneka Jasa.
commit to user
98
Evaluasi:
Dalam kasus yang terdapat di KSP Sarana Aneka Jasa dapat dilihat bahwa tahap-tahap yang digunakan oleh KSP Sarana Aneka Jasa dalam menyelesaikan pinjaman bermasalah tidak mengikuti prosedur sesuai SOM (Standar Operasional Manajemen). Tahap yang tidak ada yaitu pembinaan nasabah. Padahal pembinaan nasabah berfungsi sebagai pendekatan kepada debitur, hal ini dilakukan agar debitur tetap mau berusaha membayar hutangnya walaupun KSP Sarana Aneka Jasa sudah memberikan penyelamatan 3R.
commit to user
99 BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya
maka penelitian Tugas Akhir dengan judul Standar Penanganan
Pinjaman Bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa terdapat 2 faktor yaitu:
a. Faktor intern
i. SDM kurang profesional.
ii. Teknologi yang digunakan kurang update.
iii. Perencanaan kurang matang.
iv. Manajemen kurang terorganisir dengan baik.
b. Faktor ekstern
i. Adanya itikad yang kurang baik dari nasabah.
ii. Memburuknya kondisi bisnis debitur.
2. Faktor yang paling dominan menjadi penyebab pinjaman bermasalah pada KSP Sarana Aneka Jasa adalah SDM KSP Sarana Aneka Jasa kurang profesional dan memburuknya kondisi bisnis debitur.
commit to user
100
3. Standar penanganan pinjaman bermasalah yang ada pada KSP Sarana
Aneka Jasa yaitu identifikasi permasalahan, klasifikasi permasalahan, penyusunan dan pengalihan strategi penyelamatan, pembinaan debitur, peringatan penyegelan, sila atau keputusan eksekusi jaminan, lelang jaminan, penghitungan sisa hutang dan pembekuan tahap II, dan yang terkhir yaitu proses penghapusbukuan/write off.
B. SARAN
1. Untuk menangani permasalahan pada faktor internal dan eksternal yang terdapat pada KSP Sarana Aneka Jasa yaitu:
a. Faktor internal
i. Dilakukan pelatihan rutin bagi karyawan agar dapat
meningkatkan kualitas SDM dan menjadikan kinerja koperasi menjadi lebih baik.
ii. Bagian IT Pengembangan mengikuti perkembangan
teknologi, agar program komputerisasi yang ada pada KSP Sarana Aneka Jasa selalu update dan membuat nasabah nyaman.
b. Faktor eksternal
Dari pihak KSP Sarana Aneka Jasa melakukan pemantauan serta pembinaan kepada debitur agar usaha debitur dapat berjalan lancar dan tidak menghambat pada pembayaran pinjaman yang berdampak buruk pula pada KSP Sarana Aneka Jasa.
commit to user
101
2. Pihak KSP Sarana Aneka Jasa lebih selektif dalam memilih karyawan,
sehingga kinerja dalam KSP Sarana Aneka Jasa bisa lebih baik lagi terutama dalam penanganan pinjaman. Pembinaan dan pemantauan dilakukan scara berkala agar KSP Sarana Aneka Jasa dapat mengetahui tentang perkemangan usaha debitur..
3. Bagi KSP Sarana Aneka Jasa seharusnya lebih memperketat lagi dalam
pemberian kredit, ini mengantisipasi agar tidak terjadi pinjaman bermasalah. Tujuan secara umum adalah untuk mengurangi jumlah nasabah yang mengalami pinjaman bermasalah.
4. KSP Sarana Aneka Jasa sebaiknya menyelesaikan pinjaman
bermasalah dengan mengikuti semua tahap-tahap dalam SOM agar penyelesaian pinjaman bermasalah berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
commit to user
102
LAMPIRAN
commit to user
commit to user
104