• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan teknik yang digunakan pada alat ini akan mempengaruhi kinerja alat yang akan dirancang. Bahan yang digunakan harus kokoh dan memenuhi persyaratan yang diinginkan serta mudah diperoleh. Pada alat ini rumah alat yang digunakan adalah bahan steenless steel. Pemilihan bahan ini didasari karena steenlees steel tahan terhadap korosi. Kerangka alat pada alat ini terbuat dari besi karena beban yang dihasilkan oleh pemarutan yang terbuat dari steenlees cukup besar sehingga pada saat pemarutan roller pada kerangka alat tetap kokoh. Pemasangan mata pisau menggunakan baut dikarenakan mata pisau yang digunakan bisa dibongkar pasang menggantikan mata pisau yang lainnya. Baut yangdigunakan berjenis baja dikarenakan pada saat pemarutan, getaran yang dihasilkan besar sehingga dengan menggunakan jenis baja kemungkinan bengkokdan rusak dapat teratasi.

Alat pertanian yang akan dijual baik impor maupun ekspor biasanya dikemas dalam bentuk box yang terbuat dari kayu. Dengan mengetahui dimensi dari sebuah alat pertanian, dapat diketahui berapa ukuran box yang sesuai untuk mengemas alat tersebut. Pengukuran dimensi dari suatu alat pertanian bertujuan untuk memproduksi alat dalam jumlah besar dan menjualnya. Selain dimensi dari suatu alat, massa juga perlu untuk diukur yang bertujuan untuk mengetahui berapa tenaga yang diperlukan untuk memindahkan alat pertanian tersebut. Alat ini memiliki panjang 60 cm, lebar 60 cm, tinggi 90 cm dan massa 32 kg.

Mata pisau alat pemarut kelapa kering ini berbentuk bulat yang dipasang pada roller dan dibuat tidak sejajar melainkan berselang seling. Jarak antara roller sangat kecil yaitu 1 cm sedangkan tingginya 2 mm sehingga apabila dibuat sejajar

maka pada saat pemarutan tidak semua kelapa dapat terparut. Mata pisau terbuat dari plat steenlees dengan ketebalan 0,4 mm dengan cara mendripnya berbentuk bulat. Pemasangan mata pisaunya dapat dilakukan dengan bongkar pasang yaitu, dengan mengunci plat dengan roller menggunakan baut. Dibuat bongkar pasang bertujuan agar memudahkan saat pergantian mata pisau dengan mata pisau yang bervariasi.

Tenaga yang dihasilkan oleh motor listrik adalah sebesar 1 Hp sehingga kelapa yang dapat diparut dalam sekali operasi hanya satu buah kelapa. Hal ini terjadi karena tenaga yang dihasilkan oleh motor listrik tersebut tidak mencukupi untuk pemarutan buah kelapa lebih dari satu dan juga karena daging buah kelapa keras.

Parutan kelapa ini dilengkapi dengan alat pendorong (tutup hopper) yang bertujuan untuk menahan buah kelapa agar tidak keluar dari hopper akibat dari perputaran roller pemarut dan juga untuk mendorong buah kelapayang tidak terparut agar masuk kedalam roller pemarut. Penutup hoppe ini terbuat dari bahan steenlees steel.

Kapasitas Efektif Alat

Kapasitas efektif alat didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (buah) persatuan waktu (jam). Dalam hal ini kapasitas efektif alat dihitung dari perbandingan antara banyaknya kelapa yang diparut (buah) dengan waktu yang dibutuhkan (jam) selama proses pemarutan. Data hasil pemarutan dapat dilihat pada tabel diberikut ini :

Tabel 2. Hasil Pemarutan Kelapa Parut Kering Mata pisau (mm) Jumlah bahan (Buah) Waktu pemarutan rata-rata per buah

(detik) Total waktu pemarutan (jam) Kapasitas alat (buah/jam) 2 3 35,206 0,0294 102,04 3 3 31,537 0,0263 114,07 4 3 18,113 0,0151 198,67 Rata-rata 3 28,285 0,0236 127,12

Berdasarkan tabel hasil penelitian dapat diproleh waktu yang diperlukan untuk memarut 3 buah kelapa dengan mata pisau (2 mm) sebesar 0,0294 jam, waktu untuk mamarut 3 buah kelapa dengan mata pisau (3 mm) sebesar 0,0263 jam, waktu untuk memarut 3 buah kelapa dengan mata pisau (4mm) sebesar 0,0151 jam. Kapasitas efektif alat untuk mata pisau (2 mm) adalah sebesar 102,04 buah/jam, Kapasitas efektif alat untuk mata pisau (3 mm) adalah sebesar 114,07 buah/jam, Kapasitas efektif alat untuk mata pisau (4 mm) adalah sebesar 198,67 buah/jam.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka kelapa yang dihasilkan adalah kelapa berbentuk butiran dengan ukuran 2-5 mm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhardiyono (1987) yang menyatakan bahwa pemotongan sangat halus seperti pita, lempengan dan lainnya dilakukan dengan mesin Thread mill atau mesin pemarut (grater machine), sedangakan jika diinginkan DCN berupa berbentuk butiran disebut desintegrater.

Kelapa yang dihasilkan dari penelitian diatas adalah kelapa yang bentuknya kecil-kecil, warna putih dan aroma atau rasa tidak berubah. Hal ini sesuai denga pernyataan Buda (1981) yang menyatakan bahwa Kelapa parut kering (dessicated coconut) merupakan salah satu pemanfaatan buah kelapa,

dimana buah kelapa dipotong-potong atau diparut kecil-kecil dan dikeringkan segera dengan warna tetap putih.

Kelapa parut kering dapat disimpan dengan waktu yang cukup lama. Penggunaan kelapa parut kering ini dapat diambil santannya dan dapat digunakan untuk bahan pembuatan kue. Hal ini sesuai dengan pernyataan Woodroof (1979) yang menyatakan bahwa kelapa parutan kering digunakan untuk membuat kue, biskuit, puding, permen, eskrim dan produk-produk pangan lainnya. Kelapa parut kering dapat ditambah air, kemudian dipres untuk mendapatkan santan yang digunakan untuk memasak. Kelapa parut kering merupakan bahan yang berkadar air rendah (maksimal 3%) sehingga dapat disimpan lama.

Kelapa yang dihasilkan dari penelitian adalah kelapa yang ukurannya berbeda-beda. Ada kelapa yang berukuran 16 mesh (sangat halus), 12 mesh (halus), 10 mesh (halus), 8 mesh (medium), 6 mesh (medium) dan 5 mesh (kasar). Hal ini sesuai dengan peryataan Suhardiyono (1987) yang menyatakan bahwa kelapa parutan kering dipisahkan menurut klasifikasi mutu berdasarkan ukuran yaitu, sangat halus (ekstra fine), halus (fine), sedang dan kasar. Pembungkusan kelapa parutan kering disesuaikan dengan klasifikasi mutu.

Buah kelapa yang diparut pada alat ini adalah buah kelapa dengan varietas kelapa hibrida yang sudah tua atau sudah layak untuk diambil santan kelapanya yang warna kulit kelapanya sudah kering kecoklatan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Suhardiyono (1987) yang menyatakan bahwa Kelapa yang hendak dijadikan DCN adalah kelapa butiran dalam keadaan pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak, dipisahkan dan kelapa butiran terpilih dimasukkaan

Analisis Ekonomi

Besarnya biaya produksi suatu alat dapat ditentukan menggunakan analisis ekonomi. Dengan analisis ekonomi dapat diperhitungkan seberapa besar keuntungan yang didapatkan dari suatu alat pada saat beroperasi.

Dari analisis ekonomi pada lampiran 6 diperoleh biaya pemarutan kelapa dengan mata pisau 3 mm sebesar Rp. 354,06/buah. Artinya, untuk memarut 1buah kelapa dibutuhkan biaya sebesar Rp. 354,06.

Break Even Point

Dari data yang diperoleh melalui penelitian pada lampiran 7 alat akan mencapai BEPjika apabila alat telah memarut kelapa sebanyak 16.927,61 buah/tahun. Artinya, alat ini akan mencapai titik impas apabila alat ini telah memarut kelapa sebanyak 16.927,61 buah/tahun. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Darun,2002) yang menyatakan bahwa Manfaat perhitungan titik impas ( break event point ) adalah untuk mengetahui batas produksi minimal yang harus dicapai dan dipasarkan agar usaha yang dikelola masih layak untuk dijalankan. Pada kondisi ini income yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya operasional tanpa adanya keuntungan.

Net Present Value

Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value (NPV) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan discount factor. Dari data yang diperoleh pada penelitian maka

dapat diketahui besarnya nilai NPV 16 % adalah sebesar Rp. 67.504.130,8 dan NPV 20 % adalah sebesar Rp. 56.221.369 (lampiran 8). Nilai NPV yang diperoleh lebih besar ataupun sama dengan nol artinya, usaha ini layak untuk dijalankan.

Internal Rate Of Return

Internal rate of return (IRR) ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama (umur) pemilikan suatu alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return berfungsi untuk melihat seberapa layak suatu usaha dapat dilaksanakan atau seberapa besar keuntungan investasi maksimum yang ingin dicapai. Berdasarkan hasil penelitian maka nilai IRR dari alat yang dirancang adalah sebesar 43,93 %. (Lampiran 9).

Dokumen terkait