• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Abu Dasar dan Kompos Kotoran Sapi terhadap Sifat Kimia Tanah

Pengaruh pemberian abu dasar dan kompos kotoran sapi terhadap sifat kimia tanah yang meliputi pH, Al-dd, H-dd, C-organik, N-total, P-tersedia, K-dd, Na-dd, Ca-dd dan Mg-dd serta KTK disajikan pada Lampiran 1.

pH Tanah

Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi disajikan pada Tabel 6, sedangkan hasil analisis ragam pada Lampiran 2 yang menunjukkan bahwa dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan nilai pH tanah.

Tabel 6 Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap pH tanah

Perlakuan pH

Umur abu dasar T0 T1 T2 4,36 a 4,30 a 4,37 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 4,25 b 4,31 b 4,47 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 4,29 b 4,39 a

Dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi memberikan pengaruh paling nyata dalam meningkatkan pH tanah. Oklima (2013) menjelaskan bahwa semakin tinggi dosis abu batubara yang diberikan maka semakin tinggi pengaruhnya dalam peningkatan pH tanah. Selain itu Muse dan Mitchell (1995) yang meneliti mengenai perbandingan dari pemberian kapur dengan abu dasar batubara menyatakan bahwa abu dasar batubara lebih efektif dan cepat dalam menaikkan pH pada tanah masam.

Abu dasar dapat meningkatkan pH tanah karena mengandung CaO dan MgO, sehingga menunjukkan daya netralisasi yang cukup besar. Kemampuan pengapuran atau daya netralisasi dari abu dasar tergantung pada sumber dan proses pelapukannya. Sementara, bahan organik yang telah terdekomposisi dapat meningkatkan aktivitas ion OH- yang berasal dari gugus hidroksil sehingga ion OH- akan menetralisir ion H+ dalam larutan tanah.

9

Kemasaman yang dapat ditukar (Al-dd dan H-dd)

Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap Al-dd tanah disajikan pada Gambar 1, sedangkan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap penurunan kadar Al-dd tanah serta ada interaksi dari ketiga perlakuan. Pada dosis tertinggi, baik umur abu dasar, dosis abu dan dosis kompos kotoran sapi mampu menurunkan kadar Al-dd dalam tanah Inceptisols dari 1,21 cmol(+).kg-1 menjadi 0,00 cmol(+).kg-1. Akan tetapi, pemberian dosis abu dasar 80 ton/ha tanpa kompos kotoran sapi (T2A2K0) memberikan hasil yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan abu dasar dan kompos kotoran sapi (T0A2K1, T1A2K1 dan T2A2K1).

Angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji 5% menurut uji DMRT. T0, T1, T2 = abu dasar dengan umur segar, 4 bulan, 2 tahun; A0, A1, A2 = dosis abu dasar 0, 40, 80 ton/ha; K0, K1 = dosis kompos kotoran sapi 0, 10 ton/ha.

Gambar 1 Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap Al-dd tanah

Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap H-dd tanah disajikan pada Tabel 7. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi memberikan pengaruh yang nyata dalam menurunkan kadar H-dd tanah. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 7. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap H-dd tanah

Perlakuan H-dd (cmol(+).kg-1)

Umur abu dasar T0 T1 T2 1,56 a 1,56 a 1,33 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 1,83 a 1,53 b 1,09 c Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 1,36 b 1,60 a

C-Organik

Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar C-organik tanah serta hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pemberian ketiga perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap C-organik tanah.

C-organik merupakan indikator yang menentukan tingkat kesuburan tanah. Bradshaw dan Chadwick (1980) menjelaskan bahwa abu batubara mengandung unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman kecuali C-organik dan Nitrogen. Sementara, pemberian kompos kotoran sapi juga tidak berpengaruh nyata dalam peningkatan kadar C-organik tanah. Hasil penelitian menunjukkan kadar C-organik yang diperoleh yaitu 1-2%. Berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2012) kadar C-organik 1-2% termasuk rendah.

N-total

Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar N-total tanah disajikan pada Gambar 2, sedangkan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 7. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ketiga perlakuan memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan kadar N-total tanah, serta ada interaksi. Hasil tertinggi kadar N-total dari seluruh perlakuan yaitu 0,20%. Akan tetapi, berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2012) kadar N-total dari hasil pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan kompos kotoran sapi masih tergolong rendah.

11

Angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji 5% menurut uji DMRT. T0,T1,T2 = abu dasar dengan umur segar; 4 bulan; 2 tahun; A0, A1, A2 = dosis abu dasar 0; 40; 80 ton/ha; K0, K1 = dosis kompos kotoran sapi 0; 10 ton/ha

Gambar 2 Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap N-total tanah

P-tersedia

Pengaruh pemberian umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar P-tersedia tanah disajikan pada Tabel 8. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tabel 8. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap P-tersedia tanah

Perlakuan P-tersedia (ppm)

Umur abu dasar T0 T1 T2 7,54 a 7,46 a 5,99 b Dosis abu dasar

A0 A1 A2 6,43 a 7,13 a 7,42 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 6,09 b 7,90 a

Tabel 8 menjelaskan bahwa terdapat pengaruh nyata dari umur abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap peningkatan kadar P-tersedia tanah. Tanah dengan perlakuan abu dasar segar memiliki kandungan P-tersedia yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang diberi perlakuan abu dasar 4 bulan dan 2 tahun. Hal ini diduga pemberian abu dasar dapat meningkatkan kadar P dalam tanah, sebagai akibat dari adanya peningkatan pH pada tanah. Begitu juga dengan perlakuan kompos kotoran sapi, fiksasi Al-P dan Fe-P di tanah Inceptisols berkurang karena kemungkinan Al dan Fe di khelat oleh senyawa organik.

Penelitian yang dilakukan oleh Shen et al. (2007) mengindikasikan bahwa kandungan fosfor dalam abu batubara lebih tersedia di dalam tanah, sehingga lebih mudah diserap oleh tanaman. Sedangkan, bahan organik khususnya yang berasal dari kotoran hewan berpengaruh terhadap penurunan fiksasi P, sehingga akan meningkatkan ketersediaan P di dalam tanah (Suharyani et al. 2012).

Kation-kation yang dapat dipertukarkan a) Kalium dapat dipertukarkan (K-dd)

Pengaruh pemberian umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar K-dd tanah disajikan pada Gambar 3. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 9.

Angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji 5% menurut uji DMRT. T0,T1,T2 = abu dasar dengan umur segar; 4 bulan; 2 tahun; A0, A1, A2 = dosis abu dasar 0; 40; 80 ton/ha; K0, K1 = dosis kompos kotoran sapi 0; 10 ton/ha

Gambar 3 Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap K-dd tanah

Pemberian ketiga perlakuan, yaitu perbedaan umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi menunjukkan adanya pengaruh yang nyata terhadap peningkatan kadar K-dd tanah (Gambar 3) serta ada interaksi. Kompos kotoran sapi dengan dosis 10 ton/ha dengan abu dasar berumur 2 tahun di landfill

dengan dosis 80 ton/ha (T2A2K1) dan 40 ton/ha (T2A1K1) meningkatkan kadar K-dd tanah dari 1,16 cmol(+).kg-1 (tanpa perlakuan) menjadi 3,51 cmol(+).kg-1, sedangkan perlakuan kompos kotoran sapi 10 ton/ha tanpa abu dasar (T2A0K1) meningkatkan kadar K-dd tanah menjadi 3,59 cmol(+).kg-1.

Penggunaan dosis abu dasar 40 ton/ha memberikan pengaruh yang sama dengan pemberian dosis abu dasar 80 ton/ha dalam meningkatan kadar K-dd tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu dasar yang berumur 2 tahun di

landfill lebih mudah melepaskan unsur kalium dibandingkan dengan abu dasar segar maupun 4 bulan. Sementara, pemberian kompos kotoran sapi 10 ton/ha juga memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kadar K-dd tanah.

13

b) Natrium dapat dipertukarkan (Na-dd)

Pengaruh pemberian abu dasar batubara dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar Na-dd tanah disajikan pada Tabel 10, sedangkan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 10. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar Na-dd tanah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompos kotoran sapi dan abu dasar yang berumur 2 tahun di landfill memberikan pengaruh paling baik dalam menyumbangkan unsur Na dibandingkan dengan abu dasar segar maupun 4 bulan. Tabel 9. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran

sapi terhadap Na-dd tanah

Perlakuan Na-dd (cmol(+).kg-1)

Umur abu dasar T0 T1 T2 0,19 b 0,20 b 0,23 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 0,21 a 0,21 a 0,21 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 0,12 b 0,30 a

c) Kalsium dapat dipertukarkan (Ca-dd)

Pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar Ca-dd tanah disajikan pada Gambar 4.

Angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji 5% menurut uji DMRT. T0,T1,T2 = abu dasar dengan umur segar; 4 bulan; 2 tahun; A0, A1, A2 = dosis abu dasar 0; 40; 80 ton/ha; K0, K1 = dosis kompos kotoran sapi 0; 10 ton/ha.

Gambar 4 Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap Ca-dd tanah

Pada Gambar 4 menunjukkan bahwa kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap peningkatan kadar Ca-dd tanah serta ada interaksi dari ketiga perlakuan. Abu dasar umur 2 tahun dengan dosis 80 ton/ha dan dosis kompos kotoran sapi 10 ton/ha (T2A2K1) merupakan perlakuan paling baik dalam meningkatkan kadar Ca-dd tanah. Kemudian, abu dasar umur 2 tahun dengan dosis 40 ton/ha dan dosis kompos kotoran sapi 10 ton/ha (T2A1K1) juga meningkatkan Ca-dd dibanding dengan perlakuan lainnya. Kadar Ca-dd dari perlakuan T2A2K1 meningkatkan Ca-dd sebesar 6,44 cmol(+).kg-1 dibanding dengan tanpa perlakuan 2,37 cmol(+).kg-1, sedangkan perlakuan T2A1K1 meningkatkan Ca-dd menjadi 5,08 cmol(+).kg-1.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis abu dasar 80 ton/ha memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatan kadar Ca-dd tanah. Abu dasar yang berumur 2 tahun di landfill lebih menyediakan unsur kalsium dalam tanah dibandingkan dengan abu dasar segar maupun 4 bulan. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 11.

d) Magnesium dapat dipertukarkan (Mg-dd)

Pengaruh kombinasi abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar Mg-dd tanah disajikan pada Gambar 5. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 12.

Angka pada diagram batang yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji 5% menurut uji DMRT. T0,T1,T2 = abu dasar dengan umur segar; 4 bulan; 2 tahun; A0, A1, A2 = dosis abu dasar 0; 40; 80 ton/ha; K0, K1 = dosis kompos kotoran sapi 0; 10 ton/ha.

Gambar 5 Pengaruh kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap Mg-dd tanah

Gambar 5 menunjukkan adanya pengaruh yang nyata dari kombinasi umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap peningkatan kadar Mg-dd tanah serta ada interaksi dari ketiga perlakuan. Pemberian abu dasar umur 2 tahun dengan dosis 80 ton/ha dan dosis kompos kotoran sapi 10 ton/ha (T2A2K1) mampu meningkatkan kadar Mg-dd tanah dari 0,57 cmol(+).kg-1 (tanpa perlakuan) menjadi 1,63 cmol(+).kg-1. Sementara, pemberian abu dasar umur 2 tahun dengan dosis 40 ton/ha dan dosis kompos kotoran sapi 10 ton/ha (T2A1K1) meningkatkan kadar Mg-dd sebesar 1,33 cmol(+).kg-1.

15 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis abu dasar 80 ton/ha memberikan pengaruh paling baik dalam meningkatan kadar Mg-dd tanah. Abu dasar yang berumur 2 tahun di landfill menyediakan unsur kalsium lebih besar dalam tanah dibandingkan dengan abu dasar segar maupun 4 bulan.

Kapasitas Tukar Kation (KTK)

Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap KTK tanah serta hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 13 dan hanya umur abu dasar yang berpengaruh nyata terhadap peningkatan KTK tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu dasar segar memiliki kapasitas tukar kation yang lebih tinggi dibandingkan dengan abu dasar 4 bulan dan 2 tahun. Tabel 10. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos

kotoran sapi terhadap KTK tanah

Perlakuan KTK (cmol(+).kg-1)

Umur abu dasar T0 T1 T2 27,82 a 22,01 b 22,01 b Dosis abu dasar

A0 A1 A2 24,43 a 24,53 a 22,88 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 23,38 a 24,51 a

Pengaruh Pemberian Abu Dasar dan Dosis Kompos Kotoran Sapi terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Caisim

Gambar dari tanaman caisim hasil pemberian abu dasar dan kompos kotoran sapi dapat dilihat pada Lampiran 14, 15, 16, 17, 18 dan 19.

Tinggi Tanaman

Pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap tinggi tanaman pada 14 hst, 21 hst dan 28 hst disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap tinggi tanaman pada 14 hst, 21 hst dan 28 hst

Perlakuan 14 hst Tinggi tanaman (cm) 21 hst 28 hst

Umur abu dasar T0 T1 T2 14,55 a 13,38 a 14,11 a 19,38 a 17,66 a 18,33 a 20,94 a 19,50 a 19,22 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 12,77 b 14,11 a 15,16 a 17,22 b 18,94 a 19,22 a 18,94 a 20,05 a 20,66 a Dosis kompos kotoran

sapi K0 K1

12,85 b

15,18 a 16,96 b 19,96 a 18,11 b 21,66 a Pengaruh nyata ditunjukkan oleh dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap tinggi tanaman 14 hst pada (Tabel 10), sedangkan umur abu dasar tidak memberikan berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Sementara pada 21 hst, pemberian dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Kemudian, pada 28 hst, hanya dosis kompos kotoran sapi yang berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, sedangkan umur abu dasar dan dosis abu dasar tidak memberikan pengaruh yang nyata. Akan tetapi, dari seluruh perlakuan terjadi peningkatan tinggi tanaman pada tanaman caisim dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Semakin tinggi perlakuan yang diberikan, maka semakin meningkatkan tinggi pada tanaman caisim. Hasil analisis ragam dari tinggi tanaman caisim dapat dilihat pada Lampiran 20, 21 dan 22.

Jumlah daun

Hasil analisis ragam pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap jumlah daun pada 14 hst, 21 hst dan 28 hst dapat dilihat pada Lampiran 23, 24 25 dan 26. Pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan kompos kotoran sapi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah daun pada 14 hst. Hasil serupa juga didapatkan pada 21 hst, pemberian ketiga perlakuan yaitu umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi juga tidak memberikan pengaruh yang yata nyata terhadap jumlah daun tanaman caisim. Sementara, pada 28 hst hanya dosis kompos kotoran sapi yang berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, sedangkan umur abu dasar dan dosis abu dasar berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun. Akan tetapi, dari seluruh perlakuan terjadi penambahan jumlah daun pada tanaman caisim dibandingkan dengan tanpa perlakuan. Tanaman caisim merupakan tanaman yang dikonsumsi daunnya, maka penambahan jumlah daun sangat mempengaruhi kualitas dari tanaman caisim. Dibandingkan dengan tanpa perlakuan, penambahan jumlah daun juga lebih banyak tumbuh pada perlakuan dengan dosis tertinggi yaitu pada T0A2K1 dengan penambahan jumlah daun dari 5 helai 14 hst, 6 helai

17 21 hst dan 9 helai pada 28 hst. Sedangkan pada perlakuan T1A2K1 terjadi penambahan jumlah daun dari 5 helai pada 14 hst, 6 helai pada 21 hst dan 8 helai pada 28 hst. Kemudian pada T2A2K1 penambahan lebih banyak tumbuh yaitu 6 helai pada 14 hst, 7 helai pada 21 hst dan 10 helai pada 28 hst.

Panjang Akar

Hasil analisis ragam pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap panjang akar tanaman caisim disajikan pada Lampiran 27 dan 28. Hasil analisis statistik tidak menunjukkan pengaruh yang nyata dari pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap panjang akar tanaman caisim. Akar tanaman berhubungan dengan kemampuan dalam penyerapan hara dan total luasan media tanam. Akar tanaman caisim dari semua perlakuan relatif sama panjangnya. Hal ini kemungkinan terjadi karena media tanaman caisim dibatasi pada ruang pot sehingga akar tanaman hanya tumbuh sampai dasar pot.

Bobot basah

Pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap bobot basah tanaman caisim disajikan pada Tabel 11, sedangkan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 29. Hasil analisis statistik menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap bobot basah tanaman caisim. Akan tetapi, dapat dilihat pada Tabel 11 pengaruh yang signifikan penambahan bobot basah dipengaruhi oleh penambahan dosis kompos kotoran sapi. Pada perlakuan dengan dosis kompos kotoran sapi, bobot basah lebih besar dibanding dengan perlakuan tanpa kompos.

Tabel 11. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap terhadap bobot basah tanaman caisim

Perlakuan Bobot basah (gram)

Umur abu dasar T0 T1 T2 12,03 a 9,69 a 11,53 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 9,86 a 11,05 a 12,34 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

Pengaruh Pemberian Abu Dasar dan Kompos Kotoran Sapi terhadap Kadar Hara Tanaman Caisim

Berikut adalah hasil penelitian yang didapatkan dari pemberian abu dasar dan kompos kotoran sapi terhadap kadar hara tanaman caisim yang meliputi kadar N, P, K, Ca dan Mg. Hasil analisis secara keseluruhan dapat dilihat pada Lampiran 30.

Pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar N, P, K, Ca dan Mg dalam tanaman caisim disajikan pada Tabel 12, sedangkan hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 31, 32, 33, 34 dan 35.

Tabel 12. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar N, P, K, Cad an Mg dalam tanaman caisim

Perlakuan N P (%) K Ca Mg

Umur abu dasar T0 T1 T2 2,29 b 3,01 a 2,77 ab 0,78 a 0,80 a 0,85 a 1,45 a 1,23 a 1,41 a 1,87 a 1,88 a 1,84 a 0,32 a 0,30 a 0,31 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 2,85 a 2,75 a 2,47 a 0,82 a 0,77 a 0,84 a 1,34 a 1,33 a 1,42 a 1,75 b 1,85 ab 1,98 a 0,28 b 0,30 b 0,34 a Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 2,67 a 2,71 a 0,67 b 0,95 a 0,77 b 1,96 a 1,86 a 1,86 a 0,30 a 0,32 a Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa hanya umur abu dasar yang mempunyai pengaruh yang nyata terhadap kadar N tanaman caisim, sedangkan pada kadar P tanaman caisim, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa hanya dosis kompos kotoran sapi yang mempunyai pengaruh nyata. Pada kadar K tanaman caisim, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis kompos kotoran sapi yang memberikan pengaruh yang nyata. Kemudian, pada kadar Ca tanaman caisim hanya dosis abu dasar yang memberikan pengaruh yang nyata. Sementara, pemberian dosis abu dasar juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar Mg tanaman caisim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis abu dasar 80 ton/ha merupakan hasil terbaik dalam meningkatkan kadar Ca dan Mg dalam tanaman.

19

Pengaruh Pemberian Abu Dasar dan Kompos Kotoran Sapi terhadap Kandungan Logam Berat dalam Tanah dan Tanaman Caisim

Hasil analisis logam berat dalam abu dasar disajikan pada Tabel 2. Dari hasil analisis logam berat abu dasar, dipilih tiga unsur logam berat yang tertinggi dan kadarnya melebihi batas logam berat di dalam tanah berdasarkan data yang dikutip dalam buku Heavy metals in soils oleh Alloway (1995). Unsur logam berat yang dipilih yaitu Timbal (Pb), Cadmium (Cd) dan Cobalt (Co).

Kandungan logam berat Pb, Cd dan Co dalam tanah

Pengaruh pemberian abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar logam berat Pb, Cd dan Co di dalam tanah dapat dilihat pada Tabel 13. Sementara, kadar logam berat dalam tanah, daun dan akar tanaman caisim pada percobaan abu dasar dengan perbedaan umur simpan dan kompos kotoran sapi dapat dilihat pada Lampiran 36.

Tabel 13. Pengaruh umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi terhadap kadar Pb, Cd dan Co dalam tanah

Perlakuan Kadar logam berat (ppm)

Pb Cd Co

Umur abu dasar T0 T1 T2 0,271 a 0,268 a 0,271 a 0,005 b 0,006 a 0,007 a 0,281 b 0,283 b 0,292 a Dosis abu dasar

A0 A1 A2 0,277 a 0,271 ab 0,263 b 0,005 b 0,006 b 0,007 a 0,290 a 0,287 ab 0,280 b Dosis kompos kotoran sapi

K0

K1 0,268 a 0,272 a 0,005 b 0,006 a 0,283 a 0,288 a

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa dosis abu dasar berpengaruh nyata terhadap kadar Pb dalam tanah, sementara umur abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kadar Pb tanah (Tabel 13). Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 37. Pemberian abu dasar sebanyak 40 ton/ha dan 80 ton/ha dibandingkan dengan tanpa pemberian abu dasar (kontrol) menghasilkan kadar Pb dalam tanah yang relatif sama. Kadar Pb tertinggi dari hasil analisis yaitu rata-rata 0,280 ppm, sedangkan yang terendah rata-rata 0,250 ppm. Menurut Alloway (1995), batas normal kadar logam berat Pb di dalam tanah yaitu sekitar 2-300 ppm, sedangkan batas kritisnya sekitar 100-400 ppm.

Hasil analisis statistik pada Tabel 13 menunjukkan bahwa umur abu dasar, dosis abu dasar dan dosis kompos kotoran sapi berpengaruh nyata terhadap kadar Cd tanah, akan tetapi tidak ada interaksi antara ketiga perlakuan. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 38. Kadar Cd tertinggi diperoleh pada perlakuan abu dasar berumur 2 tahun dengan dosis 80 ton/ha dan dosis kompos

kotoran sapi dengan dosis 10 ton/ha rata-rata yaitu 0,008 ppm, sementara kadar Cd tanpa perlakuan rata-rata 0,004 ppm. Dalam kasus pencemaran logam berat dalam tanah, Alloway (1995) menyebutkan bahwa kadar logam berat Cd sekitar 0,001-2 ppm tergolong normal.

Sementara, hasil analisis statistik pada Tabel 13 menunjukkan bahwa umur abu dan dosis abu dasar berpengaruh nyata terhadap kadar Co tanah. Hasil analisis ragam dapat dilihat pada Lampiran 39. Kadar Co tertinggi yang didapatkan dari hasil analisis logam berat tanah yaitu rata-rata 0,299 ppm, dengan

Dokumen terkait