• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertumbuhan tanaman ratun dipengaruhi oleh karakter agronomi dan fisiologi tanaman utama. Tanaman utama yang mempunyai pertumbuhan vegetatif yang baik memiliki kemampuan meratun yang baik. Pertumbuhan vegetatif yang baik dilihat berdasarkan karakter vegetatif dan fisiologi yang mendukung karakter reproduktif yang tinggi. Lima genotipe dan seratus genotipe yang diuji pada penelitian ini mempunyai kemampuan meratun yang berbeda-beda.

Genotipe N/UP-118-3 merupakan hasil persilangan Numbu dan UPCA S1. Walaupun tetuanya mempunyai kemampuan meratun yang baik, sifat ini tidak diwariskan pada N/UP-118-3. Hal yang sama juga terjadi pada 100 genotipe yang diuji. Sebagian genotipe tidak mempunyai kemampuan meratun yang baik sebagian lagi mempunyai kemampuan meratun yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada genotipe yang mewarisi sifat tetuanya yang mempunyai kemampuan meratun yang baik dan ada yang tidak. Sinaga (2015) menyatakan bahwa kemampuan meratun pada padi dikendalikan secara genetik namun karakter agronomi ratun sangat dipengaruhi lingkungan karena karakter tersebut dikendalikan oleh banyak gen minor.

Tanaman ratun sorgum memiliki fase pertumbuhan yang sama dengan tanaman utamanya, dimulai dari fase juvenil sampai dewasa sehingga umur panen ratun tidak berbeda jauh dengan umur panen tanaman utama. Berdasarkan studi korelasi terdapat beberapa karakter tanaman utama yang mempunyai hubungan linear yang nyata dengan kemampuan meratun. Tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang tanaman utama berkorelasi positif dengan kemampuan meratun. Berdasarkan hasil sidik lintas, bobot kering brangkasan dan bobot biji per malai tanaman utama mempunyai pengaruh langsung paling besar terhadap karakter vegetatif ratun. Hal ini bisa dilihat pada lima genotipe dan seratus genotipe yang diuji. Genotipe-genotipe yang mempunyai kemampuan meratun yang baik atau potensi ratun yang tinggi mempunyak tinggi tanaman, diameter batang atau bobot brangkasan tanaman utama yang tinggi.

Karakter vegetatif tanaman utama berpengaruh langsung terhadap karakter vegetatif ratun. Karakter vegetatif ratun berpengaruh langsung terhadap produksi ratun. Berdasarkan hasil sidik lintas, diameter batang dan bobot brangkasan ratun mempunyai pengaruh langsung paling besar terhadap bobot biji per malai ratun. Hal ini berhubungan dengan akumulasi fotosintat selama pertumbuhan vegetatif. Sebagian akumulasi fotosintat yang tinggi selama pertumbuhan vegetatif tanaman utama akan digunakan untuk pertumbuhan tanaman ratun (sebagian besar digunakan untuk pengisian biji). Akumulasi fotosintat selama pertumbuhan tanaman ratun akan digunakan untuk pengisian biji ratun sehingga bisa menghasilkan produksi yang tinggi.

Walaupun produksi ratun lebih rendah dibandingkan tanaman utama, terdapat genotipe atau genotipe yang mampu menghasilkan produksi ratun lebih dari 50% produksi tanaman utamanya. Numbu pada percobaan 1 memiliki nilai produksi relatif yang paling tinggi yaitu 40.30%. Numbu pada percobaan 2 memiliki produksi relatif yang lebih tinggi yaitu 58.99%. Hal ini disebabkan oleh perbedaan lingkungan percobaan. Sinaga (2015) melaporkan bahwa karakter agronomi ratun sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Numbu merupakan genotipe yang yang memiliki kemampuan ratun yang baik dan produksi relatif yang tinggi. Berdasarkan pengamatan karakter fisiologi, Numbu memiliki laju fotosintesis yang paling tinggi. Konduktansi stomata, CO2 interselular dan laju transpirasi varietas Numbu juga tinggi. Hal ini mendukung pertumbuhan yang baik, nilai karakter vegetatif genotipe ini tinggi sehingga memiliki kemampuan meratun yang baik dan potensi ratun yang tinggi.

Sebanyak 39 genotipe dari 100 genotipe yang diuji pada percobaan 2 memiliki potensi ratun yang tinggi. Pemilihan genotipe-genotipe yang memang memiliki kemampuan meratun yang baik sangat penting untuk mendapatkan produksi yang tinggi. Genotipe-genotipe tertentu memiliki tunas yang mampu tumbuh menjadi ratun dan genotipe lainnya tidak. Aslam (2013) melaporkan bahwa tunas yang terdapat pada buku sangat berpengaruh terhadap kemampuan meratun.

Karena pertumbuhan ratun dipengaruhi oleh lingkungan maka penerapan teknik budidaya yang tepat bisa meningkatkan hasil produksi ratun. Produksi ratun dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif ratun. Pertumbuhan vegetatif ratun dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif tanaman utama. Oleh karena itu, peningkatan pertumbuhan vegetatif tanaman utama dan tanaman ratun dapat meningkatkan produksi ratun. Salah satu teknik budidaya yang bisa meningkatkan

pertumbuhan vegetatif adalah pemupukan. Pemupukan yang tepat dan sesuai kebutuhan tanaman utama maupun tanaman ratun diharapkan dapat meningkatkan produksi ratun. Shukla et al. (2009) menyatakan bahwa pemupukan nitrogen dapat meningkatkan jumlah tunas ratun yang tumbuh pada tanaman tebu.

Selain itu, berdasarkan pengamatan, satu tanaman utama yang dipangkas mampu menghasilkan beberapa anakan. Walaupun anakan direduksi dan tidak dilakukan pengamatan, setiap anakan akan menghasilkan malai sehingga dengan memelihara beberapa anakan jumlah produksi malai yang dihasilkan ratun lebih banyak dan diharapkan produksi biji juga meningkat. Opole et al. (2007) melaporkan bahwa peningkatan produksi ratun sorgum dapat ditingkatkan dengan memelihara tiga anakan.

Produksi ratun dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif ratun. Pertumbuhan vegetatif ratun dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif tanaman utama. Karakter tanaman utama yang mempunyai korelasi nyata terhadap vegetatif ratun berdasarkan analisis korelasi adalah tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Karakter yang dapat dilihat dengan mudah adalah tinggi tanaman dan diameter batang (dilihat dari batang yang besar). Kedua karakter ini dapat dijadikan kriteria seleksi untuk memilih genotipe-genotipe yang memiliki potensi ratun tinggi. Akan tetapi studi pewarisan sifat mengenai kemampuan genotipe- genotipe yang memiliki potensi ratun tinggi untuk mewariskan sifat pada generasi selanjutnya juga perlu dilakukan.

Keuntungan praktis yang dapat diperoleh melalui penerapan budidaya ratun adalah pemanfaatan air sisa musim tanam sebelumnya (tanaman utama). Air sangat penting bagi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jika sorgum ditanam ulang dari biji, air dalam tanah sisa musim tanam sebelumnya akan habis sebelum akar tanaman tersebut terbentuk dan bisa menyerap air tanah dengan baik. Berbeda dengan sorgum yang ditanam dari biji, akar tanaman ratun sudah terbentuk sebelum air musim tanam sebelumnya habis. Selain itu, sebelum akar tanaman ratun terbentuk, akar tanaman utama masih bisa bekerja (Smith et al. 2005). Penerapan budidaya ratun dapat diterapkan pada lahan kering melalui keuntungan praktis ini.

Dokumen terkait