• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENATALAKSANAAN UMUM

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan Tanggal 01 s/d 05 mei

Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang telah dilakukan, pada tanggal 24 – 30 april 2012 pasien didiagnosa mengalami CHF Fc III – IV ec HHD, serta DM tipe II serta serta pasien didiagnosa mengalami infeksi berdasarkan hasil laboratorium kadar leukosit pasien mengalami peningkatan diatas normal. Pemeriksaan objektif yang dilakukan menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sadar (Compos mentis), tekanan darah pasien 100/70 dan tekanan darah pasien juga naik turun dimana pasien pernah mengalami hipotensi, Heart Rate (HR) pasien 80 kali/menit dan Respiratory Rate (RR) 26 kali/menit serta keadaan pasien tidak demam (afebris). nilai albumin dari pasien menunjukkan penurunan yaitu 2,8. Daftar obat-obat yang diberikan kepada pasien dari tanggal 01-05 Mei 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.3 Daftar Obat-obatan yang diberikan kepada pasien dari tanggal 02-05 Mei 2012 Tanggal 01-04 mei 2012 Jenis Obat Generik/Paten Sediaan Dosis Sehari Rute Bentuk Kekuatan

O2 Gas 2-4L/menit inhalasi

IVFD NaCl 0,9% Infus 500 ml/btl 10 Tetes / Menit i.v Injeksi Ceftriakson Injeksi 1g/ampul 1ampul/ 12 Jam i.m Aspilet Tablet 80mg/tablet 1 x 1 (siang) p.o

ISDN Tablet 5 mg/tablet 3 x 1 p.o

Captopril Tablet 6,25 mg/tablet 3 x 6,25 mg p.o Clopidogrel Tablet 75 mg/tablet 1 x 1 p.o

Pletaal Tablet 50 mg/tablet 2 x 1 p.o

RI Injeksi 10-0-10 1/2 hac

Humulin N Injeksi 1 x 8 UI s.c

O2 Gas 2-4L/menit inhalasi

4.2.1 Pengkajian Tepat Pasien

Berdasarkan pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti foto thoraks dan EKG menunjukkan bahwa pasien menderita CHF. Kandungan leukosit dalam darah pasien abnormal yaitu 15. 103/mm3, di mana nilai leukosit sangat jauh diatas normal adalah 5000-11000 /mm3. Keabnormalan nilai leukosit pasien ini menanadakan adanya infeksi yang dialami pasien (Price,1994).

Pemeriksaan fisik berupa terjadinya sesak nafas dan rasa lelah saat bekerja bahkan saat istirahat, serta nyeri di bagian dada memperkuat bahwa pasien mengalami CHF (Rusdijas, 2007).. Jadi, diagnosa dokter sudah tepat pasien. 4.2.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 01 Mei 2012 dimana kadar leukosit pasien diatas normal yaitu 12.700 (Normal: 9000-11000), ini menunjukkan pasien mengalami infeksi. Ceftriaxone diindikasikan sebagai antibiotik yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone. Pemberian Ceftriaxone sudah tepat digunakan untuk menangani pengobatan infeksi saluran pernafasan paru (Evoy, 2004). Ceftriaxone merupakan antibiotik sefalosporin 05 mei

12

Injeksi Ceftriakson Injeksi 1g/ampul 1ampul/ 12 Jam i.m Aspilet Tablet 80mg/tablet 1 x 1 (siang) p.o

ISDN Tablet 5 mg/tablet 3 x 1 p.o

Captopril Tablet 6,25 mg/tablet 3 x 6,25 mg p.o Clopidogrel Tablet 75 mg/tablet 1 x 1 p.o

Pletaal Tablet 50 mg/tablet 2 x 1 p.o

Reguler Insulin Injeksi 10-0-10 1/2 hac

Albumin Fls 20 mg/ 100

Dobutamin Injeksi i.v

generasi ketiga yang digunakan untuk infeksi-infeksi berat dan yang disebabkan oleh kuman-kuman gram positif maupun gram negatif infeksi saluran pernafasan. Pemberian antibiotik sebelum terjadinya kontaminasi pada jaringan atau cairan yang terinfeksi dinamakan profilaksis. Tujuan dari profilaksis antibiotik adalah untuk mencegah perkembangan infeksi pada daerah yang mengalami patofisiologi. Terapi antibiotik sering diberikan ketika diduga terjadi infeksi meskipun belum terbukti. Pemberian ceftriaxone pada pasien tepat karena mengalami infeksi.

Injeksi furosemid dihentikan sementara karena rendah kadar albuminnya, sehoingga perlu pemamtauan kadar albuminnya kembali ke keadaan semula.

Pada tanggal 3-5 Mei 2012 pasien diberikan dobutamin ini dikarenakan pasien memiliki tensi yaitu 70/50 mmHg dan pasien mengalami hipotensi. Kemu Biasanya dobutamin juga dikombinasikan dengan levosol. Levosol digunakan pasien yang memiliki tensi dibawah 70 mm/Hg dan mengalami syok. Dobutamin mempunyai Efek inotropik pada infark, bedah jantung, cardiomyopathies, septic shock dan cardiogenic shock (Anonim, 2010). Dobutamin pada pasien digunakan untuk meningkatkan curah jantung pada gagal jantung kongestif.

Levosol (Norepinefrin) adalah neuromediator saraf adrenergek, maka secara teoritis obat ini akan memacu semua tipe reseptor adrenergik. Dalam kenyataannya, bila obat ini diberikan pada manusia dosis terapi, maka reseptor adrenergik saja yang paling dipengaruhi. Dalam terapi digunakan dalam pengobatan syok karena kemampuannya menaikkan tahan tepi oleh karena itu menaikkan tekanan darah. Pemberiaan levosol digunakan untuk menaikkan tekanan darah pasien yang sempat mengalami naik turun karena pasien memiliki tekanan darah dibawah 70 mmHg dan mengalami syock (Mycek, 2001).

4.2.3 Pengkajian Tepat Obat

Dobutamin pada pasien digunakan untuk meningkatkan curah jantung pada gagal jantung kongestif karena pasien mengalami hipotensi (Mycek, 2001).

Dalam terapi CHF ini levosol digunakan digunakan dalam pengobatan syok karena kemampuannya menaikkan tahan tepi oleh karena itu menaikkan tekanan darah . Pemberiaan levosol digunakan untuk menaikkan tekanan darah pasien yang sempat mengalami pasien turun drastis (Mycek, 2001).

Pemberian Ceftriaxone sudah tepat digunakan pada tanggal 02 mei 2010 dimana untuk menangani pengobatan infeksi . Tetapi untuk tanggal 05 mei pemberian ceftriaxone tidak tepat obat dan sebaiknya dikultur terlebih dahulu.

Pada tanggal 4 mei 2012 nilai albumin dari pasien menunjukkan penurunan yaitu 2,2. Perhitungan kadar albumin:

Hasil Laboratorium: 2.2

Albumin normal: 2,5 (pasien jamkesmas)

Rumus perhitungan albumin yang diperlukan:

(2,5 – Nilai albumin hasil lab) x BB x 0,8 Jadi: (2,5 – 2,2) x 60 kg x 0,8

= 0,3 x 60 x 0,8 = 14,4 gram

Albumin yang ada: 20% dalam 100 ml = 20 gram

Jadi, Jumlah fls (botol) yang dibutuhkan =

gram gram 20 4 , 14 = 0,72 gram

= kira-kira 1 botol yang 100ml Maka pemberian albumin sudah tepat obat.

4.2.4 Pengkajian Tepat Dosis

Dosis lazim dobutamin adalah 2,5 – 10 mcg/kgBB/min dan dosis dapat ditingkatkan atau diturunkan tergantung kondisi pasien (Anonimc, 2010). Jadi dosis yang diberikan tepat.

Dosis awal untuk levosol adalah 0,05 mcg/kgBB/min dan dapat ditingkatkan dan diturunkan sesuai dengan kondisi pasien (Anonime, 2010). Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

4.2.5 Waspada Efek Samping dan Interaksi Obat

Setiap obat memiliki efek samping tertentu, dan juga memiliki interaksi antara obat yang satu dengan obat yang lain. Untuk mewaspadai terjadinya efek samping dan interaksi obat pada pasien perlu diperhatikan Efek samping dan interaksi setiap obat yang digunakan. Efek samping dan interaksi obat dapat dilihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4. Efek Samping dan Interaksi Obat

NO Nama Obat/RM Efek Samping Interaksi obat

Interaksi obat – obat :

- Furosemide >< Captopril Efek hipotensif dan/atau renal mengalami potensiasi oleh

hypovolemia, Kombinasi

dengan diuretik (furosemida) akan meningkatkan efek dari kaptopril, dimana diuretik akan membantu kerja dari kaptopril, akan tetapi menurunkan volume sirkulasi darah akibat peningkatan diuresis, mka perlu pemantauan keseimbangan elektrolit. - Alprazolam X Ciprofloksasin meningkatkan efek Alprazolam - Furosemid X Ciprofloksasin dapat meningkatkan resikoaritmia (Depkes RI, 2007)

- Furosemide >< Aspilet

Naiknya resiko terjadinya

1. Aspilet Rangsangan pada mukosa

lambung dengan resiko perdarahan

2 ISDN Nyeri kepala, hipotensi ortostatik,

refleks takikardia.

3. Captopril Proteinuria, peningkatan ureum

dan kreatinin, anemia, trombositopenia, hipotensi (MIMS, 2007)

4. Clopidogrel Sakit kepala, pusing, parestesia,

gangguan GI, gangguann hematologik, ruam kulit, pruritus (MIMS, 2007)

5. Ceftriaxone Gangguan GI, reaksi kulit,

hematologi, sakit kepala, pusing, reaksi anafilaktik (MIMS, 2007)

6. Humulin R

Humulin N

Hipoglikemik, reaksi alergi, dan gangguan penglihatan

Retensi Natrium dan edema (MIMS, 2007)

gangguan fungsi ginjal - Kaptoril dengan KSR dapat menyebabkan hiperkalemia

-Analgesik opiat dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat. Metoklopramid dapat meningkatkan risiko atau gejala ekstrapiramidal bila digunakan bersama-sama dengan obat antipsikosis. Obat- obat antikolinergis melawan kerja metoklopramid. Hindari alkohol karena dapat meningkatkan depresi sistem saraf pusat.

- Digoksin X Furosemida Hipokalemia dapat menimbulkan toksisitas digoksin akibat pemberian furosemida yang berlebihan. - Digoksin X KSR

Jika dosis KSR terlalu besar akan mengurangi efek dari digoksin.

- Kaptopril X Furosemid

Dapat menimbulkan hipotensi yang hebat tetapi efek ini dapat diatasi dengan pemberian indometasin

- Kaptopril X Digoksin

Dapat meningkatkan kadar digoksin dalam darah

- Kaptopril X Parasetamol Dapat mengurangi ekskresi kalium dengan demikian membawa resiko hiperkal - Parasetamol X Furosemid

Dapat memperlemah efek diuretik dan anti hipertensif akibat sifat retensi ion natrium dan air

- Digoksin X Furosemid

Dapat meningkatkan toksisitas digoksin dalam serum

(Tjay 2002,Aslam 2003, Stocley 1999, MIMS 2007).

Interaksi obat-hasil lab :

Pemakaian digoksin dapat membuat otot jantung menjadi lebih peka bila kekurangan kalium (hipokalemia).

Interaksi obat – makanan :

- Konsentrasi furosemid menurun dengan adanya makanan. ginseng

7 Dobutamin Peningkatan kecepatan jantung,

TD dan aktivitas ektopik ventrikel, hipotensi, flebitis, perubahan inflamasi lokal, mual, sakit kepala, nyeri ringan, nyeri dada non spesifik, palpitasi, napas memendek

(MIMS, 2007)

Takikardia dan meningkatnya tekanan darah sistolik

menunjukkan terjadi overdosis, flebitis, jarang terjadi efek trombositopenia

8 Levosol

(Norepinefrin)

Bradikardia, ansietas, sakit kepala.

4.2.6 Rekomendasi Untuk Dokter 4.2.6.1 Pengkajian

Tetapi untuk tanggal 5 mei pemberian ceftriaxone tidak tepat. Jadi pemakaian hari selanjutnya untuk ceftriaxone harus dihentikan dan jika ingin diteruskan pemakaiannya perlu dilakukan uji kultur dan cek leukosit.

4.2.6.2 Perencanaan

Monitor tekanan darah, kadar gula darah, elektrolit serum, fungsi hati serta fungsi ginjal secara teratur.

(memperparah hipotensi), bawang putih (dapat

meningkatkan efek hipertensi), - Merokok menurunkan

konsentrasi Alprazolam sampai 50% (Depkes RI, 2007)

- Obat – obat anti diabetes dengan makanan yang mengandung karbohidrat Makanan akan menurunkan absorpsi dari obat – obat anti diabetes.

- Makanan (kalsium yang ada dalam sari buah, multivitamin dan mineral) kemungkinan menganggu penyerapan Ciprofloxasin pada saluran cerna.Sebaiknya obat digunakan 2 jam sebelum makan atau 6 jam setelah makan.

4.2.9 Rekomendasi Untuk Dokter 4.2.9.1 Pengkajian

Sebaiknya dilakukan uji kultur darah untuk mengetahui antibiotik apa yang tepat untuk mengatasi infeksi yang di alami oleh pasien dimana kadar leukosit diatas normal yaitu pada tanggal 02 Mei 2012 nilainya 12.000 103/mm3 (normal 4500-11000 103/mm3).

Efek samping dari ceftriaxone adalah nefrotoksik sehingga disarankan harus dilakukan pemeriksaan rutin fungsi ginjal pasien dan pada tanggal 23 April 2012 dilakukan pemeriksaan di mana kadar kreatinin pasien normal. Jadi pemakaiannya perlu dilakukan penyesuaian dosis.

BAB V

Dokumen terkait