BAB III METODE PENELITIAN
F. Teknik Analisis Data
7. Pembahasan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di MAN 2 Solok, telah diketahui hasil pretest dan posttest, maka untuk melihat signifikan atau tidaknya penurunan perilaku agresif siswa melalui bimbingan kelompok teknik psikodramadilakukan dengan analisis statistic uji beda (uji-t), maka hasilnya adalah hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis non (H0) ditolak. Hal ini dapat dilihat dari besarnya “t” yang penulis peroleh (t0=3,49) dan besarnya “t yang tercantum pada ttyaitu 2,26. Hal ini berarti bahwa bimbingan kelompok teknik psikodramaberpengaruh signifikan dalam mengurangi perilaku agresif siswa di MAN 2 Solok pada taraf signifikansi 0,05% diperoleh harga titik t sebesar 2,26, jadi 2,26 ≤ 3,49. Dengan demikian dapat diartikan bahwa berpengaruh signifikan dalam mengurangi perilaku agresif siswa di MAN 2 Solok. Dapat dipahami bahwa bimbingan kelompok teknik psikodrama dapat mengurangi perilaku agresif siswa. Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok ini bisa menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya ialah psikodrama.
Apabila dilihat per aspek dapat diketahui bahwa pada aspek menyerang fisik layanan bimbingan kelompok teknik psikodrama berpengaruh pada taraf signifikan t0 (-10,46) > tt (2,26), pada aspek menyerang verbal layanan bimbingan kelompok teknik psikodrama berpengaruh pada taraf signifikan t0 (2,80) > tt (2,26).
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil penelitian terdapat pengaruh yang signifikan layanan bimbingan kelompok teknik psikodrama untuk mengurangi perilaku agresif siswa. Artinya data empiric ini mendukung teori yang yang dikemukan oleh Nurihsan (2003:31), bahwa, “Bimbingan kelompok merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi
ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial”.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat dipahami layanan bimbingan kelompok merupakan layanan yang membantu peserta didik untuk membahas permasalahan yang menyangkut pribadi peserta didik tersebut, baik itu mengenai masalah terhadap pendidikan, pekerjaan maupun membahas mengenai masalah sosial individu.
Yusuf (2006:50) juga mengatakan bahwa:
Bimbingan kelompok yaitu pemberian bantuan kepada siswa melalui situasi kelompok. Masalah yang dibahas dalam bimbingan kelompok adalah yang bersifat “Common Problem”, masalah yang dialami bersama dan tidak rahasia, baik menyangkut masalah pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Dapat dipahami layanan bimbingan kelompok merupakan layanan dilaksanakan secara kelompok dan dipimpin oleh pemimpin kelompok (guru BK atau konselor). Membahas masalah yang dialami bersama dan tidak rahasia, baik menyangkit masalah, sosial, pribadi, dan belajar.
Menurut Tohirin (2007:172), tujuan layanan bimbingan kelompok, yaitu: Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan (siswa). Secara lebih khusus, layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal para siswa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk mengembangkan sosialisasi peserta didik antar sesama teman-temannya. Tujuan secara khusus, bimbingan kelompok untuk mengembangkan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap peserta didik.
Teknik yang diterapkan oleh pemimpin kelompok digunakan untuk merangsang pengembangan sikap anggota kelompok dalam mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok.
Layanan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam strategi atau teknik, sebagaimana menurut Tohirin (2007:290-291) yaitu :
Penyelenggaraan bimbingan kelompok antara lain dimaksudkan untuk membantu mengatasi masalah bersama atau membantu seorang individu yang menghadapi masalah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelompok. Beberapa jenis metode bimbingan kelompok yang bisa dterapkan dalam pelayanan bimbingan kelompok adalah: 1) program home room, 2) karyawisata, 3) diskusi kelompok, 4) kegiatan kelompok, 5) organisasi siwa, 6) sosiodrama, 7) psikodrama, dan 8) pengajaran remidial.
Dapat dipahami bahwa kegiatan layanan bimbingan kelompok tersebut dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi oleh siswa, dengan berbagai macam teknik yang digunakan karyawisata, psikodrama, sosiodrama, hoom room, dan pengajaran remedial. Dari berbagai macam teknik bimbingan kelompok tersebut, teknik bimbingan kelompok yang penulis gunakan adalah teknik psikodrama.Teknik Psikodrama menurut Tohirin (2007:294) :
Psikodrama adalah upaya pemecahan masalah melalui drama, dalam
psikodrama yang didramakan adalah masalah-masalah psikis yang dialami individu. Siswa yang memiliki masalah psikis disuruh memerankan suatu peranan, dengan memerankan peran tertentu, konflik atau keteganggan yang ada dalam diri individu dapat dikurangi. Kepada sekelompok siswa dikemukakan suatu cerita yang menggambarkan adanya suatu keteganggan psikis yang di alami oleh individu. Selanjutnya siswa diminta untuk mendramakan didepan kelas.
Dapat dipahami bahwa psikodrama merupakan upaya pemecahan masalah individu melalui drama, dalam psikodrama yang didramakan adalah
masalah-masalah psikis yang dihadapi oleh siswa. siswa yang memiliki masalah psikis disuruh memerankan suatu peranan dengan peranan tersebut, setelah itu siswa diminta untuk mendramakannya didepan kelas. Selanjutnya Menurut Tatiek Romlah (2006:107):
Psikodrama merupakan permainan peranan yang dimaksudkan agar
individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan-tekanan terhadap dirinya Dalam psikodrama individu yang mempunyai masalah memerankan dirinya sendiri. psikodrama dilaksanakan untuk tujuan terapi atau penyembuhan
.
Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami psikodrama merupakan permaian peran agar individu dapat memperoleh pengertian yang lebih baik tentang dirinya. psikodrama dilaksanakan untuk tujuan terapi atau penyembuhan, menyatakan kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-tekanan dirinya. Maksudnya di sini bahwa layanan bimbingan kelompok teknik psikodrama dapat menjadi salah satu cara dalam mengurangi perilaku agresifsiswa. Guru BK perlu menerapkan layanan bimbingan kelompok teknik psikodrama dalam mengurangi perilaku agresifsiswa.
117 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok teknik psikodramaberpengaruh signifikan dalam mengurangi perilaku agresif siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil prettest dan setelah itu treatment yang dilakukan sebanyak 4 kali. Treatment tersebut menjelaskan bahwa terjadi beberapa perubahan dari beberapa aspek terhadap perilaku agresif siswa setelah melakukan bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik psikodrama. Jadi dapat diketahui bahwa bimbingan kelompok teknik psikodramaberpengaruh signifikan dalam mengurangi perilaku agresif siswa kelas XI IPS 2 di MAN 2 Solok.