• Tidak ada hasil yang ditemukan

5. 1 Karakteristik Dokter Gigi Di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Karakteristik dokter gigi yang bekerja di poliklinik gigi rumah sakit dilihat dari segi umur, di rumah sakit pemerintah lebih banyak yang berumur ≥ 45 tahun dan di rumah sakit swasta lebih banyak yang berumur antara 25-34 tahun. Hal ini sama dengan pernyataan As’ad (2000) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur.

Berdasarkan jenis kelamin, dokter gigi yang bekerja di poliklinik rumah sakit pemerintah maupun swasta memiliki kesamaan yaitu lebih banyak perempuan. Hal ini sama dengan pernyataan As’ad (2000) yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan kerja, dimana wanita merasa lebih puas dalam bekerja dibanding pria.

17

Berdasarkan jabatan, tidak terdapat perbedaan jabatan dokter gigi yang bekerja di poliklinik rumah sakit swasta. Hal tersebut berbeda dengan yang terdapat di rumah sakit pemerintah, ada perbedaan jabatan yaitu berupa kepala poliklinik dan bukan kepala poliklinik. Berdasarkan status perkawinan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta sebahagian besar telah menikah. Berdasarkan jumlah tanggungan, sebahagian besar dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta memiliki jumlah tanggungan ≤ 3 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan, dokter gigi spesialis hanya terdapat di rumah sakit pemerintah,

sedangkan seluruh dokter gigi yang bertugas di poliklinik rumah sakit swasta adalah dokter gigi umum.

5. 2 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Intrinsik

Dilihat dari faktor intrinsik dapat dikatakan bahwa dokter gigi di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi di rumah sakit swasta. Pernyataan di atas sesuai dengan teori Hezberg yang menyatakan bahwa faktor intrinsik merupakan faktor motivator atau faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.

Berdasarkan faktor intrinsik keberhasilan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan masih ada dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta kurang merasa puas terhadap prestasi yang dilakukannya. Hal ini sama dengan pernyataan Timmerck (2001) yang mengatakan bahwa keberhasilan merupakan faktor utama dalam menimbulkan kepuasan kerja petugas kesehatan. 20

Berdasarkan faktor intrinsik pengakuan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi di rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan masih ada dokter gigi di rumah sakit swasta yang merasa menjadi konsultan kesehatan bukan merupakan suatu kebanggan.

Dilihat dari faktor intrinsik tanggung jawab, kepuasan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi di rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan masih ada dokter gigi yang mengeluh dalam melakukan pekerjaannya.

Berdasarkan faktor intrinsik kemajuan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini disebabkan rumah sakit swasta yang memiliki fokus untuk mencari keuntungan dari pasien, jadi salah satu cara untuk memberi kepuasan kepada pasien adalah dengan memperhatikan perkembangan kemampuan dokter gigi yang bertugas.19

Dalam teori kepuasan kerja yang dikemukakan dalam Siagian (2004), menyatakan dorongan positif maupun dorongan negatif dari faktor intrinsik kepada pekerja, mungkin akan meningkatkan kepuasan kerja. Umumnya pekerja akan lebih puas bekerja apabila dapat menyesuikan dirinya terhadap dorongan tersebut.

Demikian juga dengan kesempatan pendidikan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah yaitu RS Adam Malik kepada dokter gigi yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

20

5. 3 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Ekstrinsik

Berdasarkan faktor ekstrinsik dapat dilihat bahwa di rumah sakit pemerintah 40% dokter gigi merasa tidak puas dalam hal administrasi dan kebijakan umum, 60% merasa tidak puas terhadap upah/gaji yang diterima, sedangkan dalam hal supervisi dan hubungan dengan rekan sekerja hanya 10% dokter gigi yang menyatakan tidak puas. Dalam keempat hal tersebut seluruh dokter gigi di rumah swasta merasa puas. Dokter gigi di rumah sakit pemerintah dan swasta memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dalam hal kondisi kerja.

rumah sakit pemerintah. Hal tersebut disebabkan rumah sakit swasta dikelola yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit oriented), untuk menjaga agar keuntungan diperoleh secara berkesinambungan maka rumah sakit swasta selalu berusaha menjaga administrasi dan kebijakan yang diterapkan.

Dilihat dari faktor ekstrinsik supervisi, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta merasa lebih puas dibandingkan yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan walaupun tidak terdapat kepala poliklinik, tetapi pihak rumah sakit memberi perhatian dan arahan yang baik bagi dokter gigi di rumah sakit swasta. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Gilmer (1966) yaitu bahwa ada hubungan antara kepuasan dalam bekerja dengan pengawasan dari atasan.

19

Berdasarkan faktor ekstrinsik upah/gaji, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit lebih merasa puas terhadap kesesuaian yang dirasakan dokter gigi terhadap imbalan yang diterimanya dibandingkan yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan upah/gaji yang diterima dokter gigi di rumah sakit pemerintah tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang mereka terima. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan di RS DR. M. Djamil Padang tahun 2007 mengenai tingkat kepuasan dokter yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara gaji dan insentif terhadap kepuasan kerja dengan tingkat korelasi kuat.

20

4

Kepuasan dokter gigi berdasarkan faktor ekstrinsik hubungan dengan rekan sekerja, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta lebih merasa puas dalam berinteraksi dengan karyawan lain dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah

sakit pemerintah. Hal ini disebabkan tidak terdapat perbedaan jabatan di antara dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta sehingga keluwesan dalam bekerja sama tercipta dengan baik. Hal ini sama dengan pernyataan Purba (2004) bahwa ada hubungan antara tim kerja dengan kepuasan seseorang dalam bekerja.

Berdasarkan faktor ekstrinsik kondisi kerja berupa kenyamanan ruang kerja dan kelengkapan peralatan kerja, dokter gigi di rumah sakit swasta memiliki tingkat kepuasan yang berbeda dengan dokter gigi di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi perlengkapan dan peralatan yang kurang baik sehingga mempengaruhi kepuasan kerja dokter gigi. Hal tersebut sama dengan pernyataan Titik (2001) bahwa variabel kondisi kerja merupakan variabel yang cukup menentukan dalam terciptanya kepuasan kerja dokter.

20

20

Teori dua faktor dari Hezberg juga menyatakan bahwa faktor hygiene sebagai penimbul ketidakpuasan, walau pada sebagian kecil responden penelitian Hezberg menunjukkan faktor ekstrinsik ini juga dapat menimbulkan kepuasaan kerja.14

Dokumen terkait