• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepuasan Dokter Gigi yang Bertugas di Rumah Sakit Pemerintah RS Adam Malik dengan Rumah Sakit Swasta RS Permata Bunda dan RS Advent Medan Tahun 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kepuasan Dokter Gigi yang Bertugas di Rumah Sakit Pemerintah RS Adam Malik dengan Rumah Sakit Swasta RS Permata Bunda dan RS Advent Medan Tahun 2009."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

TINGKAT KEPUASAN DOKTER GIGI YANG BERTUGAS DI

POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT PEMERINTAH RS ADAM

MALIK DENGAN RUMAH SAKIT SWASTA RS PERMATA

BUNDA DAN RS ADVENT MEDAN TAHUN 2009

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi

OLEH :

SALLY GRECIA OCTAVIA PANJAITAN NIM : 050600048

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Depatemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2009

Sally Grecia Octavia Panjaitan

Tingkat Kepuasan Dokter Gigi yang Bertugas di Rumah Sakit Pemerintah RS Adam Malik dengan Rumah Sakit Swasta RS Permata Bunda dan RS Advent Medan Tahun 2009

xi + 40 halaman

Kepuasan dokter gigi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor intrinsik yang meliputi keberhasilan (achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement) dan faktor ekstrinsik yang meliputi administrasi dan kebijakan umum, supervisi, upah/gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kondisi kerja. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 10 orang dokter gigi yang bertugas di poliklinik gigi RS Adam Malik, 4 orang RS Permata Bunda, 2 orang RS Advent Medan.

. Berdasarkan faktor intrinsik dokter gigi di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi di rumah sakit swasta, sebaliknya hampir di keseluruhan faktor ekstrinsik, dokter gigi di rumah sakit swasta merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah.

(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi

Medan, 23 Juli 2009

Pembimbing: Tanda tangan

1. Simson Damanik, drg., M.Kes ... NIP: 131 126 696

(4)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 23 Juli 2009

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Dr. drg. Nurmala Situmorang, MKM ANGGOTA : Gema Nazri Yanti, drg.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih dan karuniaNya akhirnya penulisan skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedoteran Gigi Universitas Sumatera Utara di Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan hati yang tulus dan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Drg. Ismet Danial Nasution, Ph.D, Sp. Pros (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah memberikan izin dalam penelitian ini.

2. Drg. Siti Chadididjah Az, sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

3. Prof. DR. drg. Nurmala Situmorang, M.KM., selaku ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat dan dosen penguji serta seluruh staf pengajar dan pegawai di departemen yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

(6)

5. Drg. Gema Nazri Yanti, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan sarana dalam perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Kedokteran Gigi USU yang telah membimbing dan membantu selama penulis menjalani masa pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.

Ucapan terima kasih yang teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda Julius Panjaitan, SE dan ibunda A. Nainggolan, saudara-saudaraku dr. Timbul Jerry Panjaitan, Rike Panjaitan, Ssi, Santy Panjaitan, SE, dan Tigor Panjaitan, atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik berupa moril maupun materil yang tidak akan terbalas oleh penulis sampai kapanpun.

Penulis juga mengucapkan terima kasih teman-temanku KK Kayla ( K’Dewi, Mei, Olin), adik kelompok KK Zadkiel (Arigato Hutabarat, Euanggelyne Tobing, Norawati Sihombing) semoga tetap menjadi pendoa yang sejati, Sabrina, Ina, Gita, Olin P, Mia, Iren, Ain, Andi, Puspa, Fery, Ka Beauty, Ka Nike, Dodo, Mas Dedot, Mukhtar, Uci, Eva, Ka Elfrida, Bang Erik, Bang Sam, teman-teman stambuk 2008 ke atas terima kasih atas doa, dukungan, semangat dan segala bantuannya kepada penulis. Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat bagi dokter gigi dan mahasiswa kedokteran gigi.

Medan, 23 Juli 2009 Penulis,

NIM:050600048

( Sally Grecia Octavia Panjaitan)

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 3

Landasan Teori ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Rumah Sakit ... 6

2.2 Klasifikasi Rumah Sakit ... 6

2.2.1 Berdasarkan bentuk pelayanan ... 6

2.2.2 Berdasarkan tingkatannya ... 7

2.2.3 Rumah sakit swasta ... 7

2.2.4 Berdasarkan kepemilikannya ... 8

2.2.4 Berdasarkan sifatnya ... 8

2.3 Dokter Gigi ... 8

2.4 Kepuasan Kerja ... 9

(8)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ... 15

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 15

3.3 Variabel dan Defenisi Operasional ... 15

3.4 Instrumen Penelitian ... 19

3.5 Pengolahan dan Analisa Data ... 19

3.6 Kerangka Konsep ... 20

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Responden ... 21

4.2 Karakteristik Individu ... 21

4.2.1 Umur ... 21

4.2.2 Jenis Kelamin ... 22

4.2.3 Jabatan ... 22

4.2.4 Status Perkawinan ... 23

4.2.5 Jumlah Tanggungan ... 23

4.2.6 Jenjang Pendidikan ... 24

4.3 Faktor Intrinsik ... 24

4.3.1 Keberhasilan ... 25

4.3.2 Pengakuan... 25

4.3.3 Tanggung Jawab ... 26

4.3.4 Kemajuan ... 27

4.4 Faktor Ekstrinsik ... 27

4.4.1.Administrasi dan kebijakan Umum ... 27

4.4.2 Supervisi ... 27

4.4.3 Upah/gaji ... 27

4.4.4 Hubungan dengan Rekan Sekerja ... 27

4.4.5 Kondisi Kerja ... 27

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Dokter Gigi di Poliklinik Gigi Rumah Sakit ... .33

5.2 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Intrinsik ... .33

5.3 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Ekstrinsik ... .35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 38

6.2 Saran ... 39

(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Distribusi Responden Menurut Umur di Poliklink Gigi Rumah Sakit Tahun

2009 ... 21 2 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Poliklinik Gigi di Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 22 3 Distribusi Responden Menurut Jabatan di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Tahun

2009 ... 22 4 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan di Poliklinik Gigi Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 23 5 Distribusi Responden Menurut Jumlah Tanggungan di Poliklinik Gigi Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 23 6 Distribusi Responden Menurut Jenjang Pendidikan di Poliklinik Gigi Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 24 7 Distribusi Responden Menurut Fakor Intrinsik di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Tahun 2009 ... 24 8 Distribusi Responden Menurut Keberhasilan di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Tahun 2009 ... 25 9 Distribusi Responden Menurut Pengakuan di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Tahun 2009 ... 25 10 Distribusi Responden Menurut Tanggung Jawab di Poliklinik Gigi Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 26 11 Distribusi Responden Menurut Kemajuan di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Tahun 2009 ... 27 12 Distribusi Responden Menurut Faktor Ekstrinsik di Poliklinik Gigi Rumah

Sakit Tahun 2009 ... 27 ix

(11)

14 Distribusi Responden Menurut Supervisi di Poliklinik Gigi Rumah Sakit Tahun 2009 ... 29 15 Distribusi Responden Menurut Upah/Gaji di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Tahun 2009 ... 29 16 Distribusi Responden Menurut Hubungan dengan Rekan Sekerja di Poliklinik

Gigi Rumah Sakit Tahun 2009 ... 30 17 Distribusi Responden Menurut Kondisi Kerja di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

(12)

Fakultas Kedokteran Gigi

Depatemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2009

Sally Grecia Octavia Panjaitan

Tingkat Kepuasan Dokter Gigi yang Bertugas di Rumah Sakit Pemerintah RS Adam Malik dengan Rumah Sakit Swasta RS Permata Bunda dan RS Advent Medan Tahun 2009

xi + 40 halaman

Kepuasan dokter gigi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor intrinsik yang meliputi keberhasilan (achievement), pengakuan (recognition), tanggung jawab (responsibility), kemajuan (advancement) dan faktor ekstrinsik yang meliputi administrasi dan kebijakan umum, supervisi, upah/gaji, hubungan dengan rekan sekerja, kondisi kerja. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 10 orang dokter gigi yang bertugas di poliklinik gigi RS Adam Malik, 4 orang RS Permata Bunda, 2 orang RS Advent Medan.

. Berdasarkan faktor intrinsik dokter gigi di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi di rumah sakit swasta, sebaliknya hampir di keseluruhan faktor ekstrinsik, dokter gigi di rumah sakit swasta merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah.

(13)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian rumah sakit

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, rumah sakit adalah 7 1. Tempat merawat orang sakit

:

2. Tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai pelayanan kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 159b/Menkes/PER/II/1988 menjelaskan, bahwa yang dimaksud dengan rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. 8 Menurut Soetjino (2006) rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang melakukan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

2. 2. Klasifikasi rumah sakit

(14)

medik, pelayanan instalasi, dan pelayanan perawatan secara rawat jalan dan rawat inap.

Rumah sakit umum pemerintah diklasifikasikan dalam beberapa tingkatan :

9

1. Rumah sakit kelas A

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub spesialis luas.

2. Rumah sakit kelas BII

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik spesialis luas dan sub spesialis terbatas.

3. Rumah sakit kelas BI

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 11 (sebelas) macam pelayanan medik spesialistik.

4. Rumah sakit kelas C

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) macam pelayanan medik spesialistik dasar.

5. Rumah sakit kelas D

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki pelayanan medik dasar.

Sedangkan untuk rumah sakit umum swasta, klasifikasinya lain lagi. Klasifikasi rumah sakit umum swasta, yaitu :

1. Rumah sakit umum tingkat utama

(15)

2. Rumah sakit umum tingkat madya

Rumah sakit tipe ini minimal memiliki 4 (empat) pelayanan medik spesialistik. 3. Rumah sakit umum tingkat pratama

Rumah sakit tipe ini memiliki pelayanan medik umum. Ditinjau dari segi kepemilikannya, rumah sakit dibedakan atas :

1. Rumah sakit pemerintah yang dikelola oleh : a. Departemen kesehatan

b. Departemen dalam negeri

c. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia d. Badan Usaha Milik Negara

2. Rumah sakit swasta yang didirikan oleh:

a. Yayasan dan perkumpulan serta bersifat nirlaba. b. Perseroan Terbatas.

Berdasarkan sifatnya, rumah sakit dibagi atas : a. Yang mencari keuntungan (for profit)

b. Yang tidak mencari keuntungan (not for profit)

2. 3. Dokter gigi

(16)

Kompetensi yang harus dicapai seorang dokter adalah meliputi tujuh area kompetensi, yaitu :

1. Keterampilan komunikasi efektif

10

2. Keterampilan klinik dasar

3. Keterampilan menerapkan dasar-dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran

4. Keterampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga, ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik, berkesimabungan, dan terkoordinasi.

5. Memanfaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi 6. Mawas diri dan mengembangkan diri/belajar sepanjang hayat 7. Menjunjung tinggi etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek

2. 4. Kepuasan kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu di luar kerja (Blum). Menurut Ashar (2001), kepuasan kerja mencerminkan sikap tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Howell dan Dibboye memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya pekerja atau karyawan terhadap berbagai aspek dalam pekerjaannya

(17)

usaha-usaha peningkatan kebahagian mereka. Bagi perusahaan, penelitian mengenai kepuasan kerja dilakukan dalam rangka usaha peningkatan kualitas produksi melalui perbaikan sikap dan tingkah laku karyawan, selanjutnya masyarakat tentu akan menikmati hasil produk atau jasa perusahaan yang maksimal. 11

2. 5. Teori-teori kepuasan kerja

Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan pada masing-masing individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan dan sebaliknya.11 Beberapa teori kepuasan kerja menurut As’ad (2000), yaitu :

1. Teori perbedaan ( discrepancy theory )

14,15,16,17

(18)

Apabila yang didapat ternyata lebih besar daripada yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat perbedaan, tetapi merupakan kenyataan yang positif. Sebaliknya makin jauh kenyataan yang diirasakan itu di bawah standar minimum sehingga menjadi perbedaan negatif ( negative discrepancy), maka makin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaan.

2. Teori keadilan ( equity theory )

Equity teori ini dikembangkan oleh Adams (1963). Adapun pendahulu dari teori

ini adalah Zalenzik (1958) dikutip dari Locke (1969). Prinsip dari teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas, tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity dan inequity atas suatu situasi diperoleh orang dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor, maupun di tempat lain. Menurut teori ini elemen-elemen dari equity ada tiga yaitu : input, out comes, comparison person.

Yang dimaksud dengan input ialah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaan. Out comes adalah segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai hasil pekerjaannya. Sedangkan yang dimaksud dengan comparison person ialah kepada orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input-out comes yang dimilikinya.

3. Teori dua faktor

(19)

disebut juga faktor intrinsik, yang terdiri dari : a) keberhasilan (achievement); b) pengakuan (recognition); c) tanggung jawab (responsibility); d) kemajuan (advancement). Kelompok faktor yang berkaitan dengan konteks atau aspek pekerjaan, disebut dengan faktor ekstrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari : a) kebijakan dan administrasi umum; b) supervisi; c) upah/gaji; d) hubungan dengan rekan sekerja; e) kondisi kerja.

Herzberg menyatakan bahwa bila para karyawan merasa puas dengan pekerjaannya, kepuasan itu didasarkan kepada faktor-faktor intrinsik. Sebaliknya, apabila para karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu pada umumnya dikaitkan dengan faktor-faktor ekstrinsik. Teori ini mengatakan faktor intrinsik merupakan faktor pemotivasi, yaitu faktor yang yang menentukan tingkat kepuasan kerja utama, sedangkan faktor ekstrinsik hanya sebagai faktor pemelihara atau pendukung (hygiene factor).

2. 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut As’ad (2000) ada lima faktor yang menimbulkan kepuasan kerja : a. Kedudukan ( posisi )

17

(20)

b. Pangkat ( golongan )

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukann tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaannya.

c. Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan. Umur di antara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

d. Jaminan finansial dan jaminan sosial

Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

e. Mutu pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan pegawai dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Glison dan Durick, mengemukakan bahwa variabel kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Karakteristik pekerjaaan, terdiri atas keanekaragaman keterampilan, identitas tugas, keberartian tugas, otonomi, dan umpan balik pekerjaan.

(21)

2. Karakteristik organisasi, terdiri atas skala usaha, kompleksitas, formalisasi, sentralisasi, jumlah anggota kelompok, anggaran anggota kelompok, lamanya beroperasi, usia kelompok kerja, dan kepemimpinan.

(22)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan desain cross sectional.

3. 2. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah dokter gigi yang bertugas di poliklinik gigi RS Adam Malik, RS Permata Bunda, RS Advent Medan, yang keseluruhannya diteliti.

3. 3. Variabel dan defenisi operasional

1. Karakteristik dokter gigi adalah karakterisik setiap responden yaitu dalam hal :

a. Umur adalah usia dokter pada saat penelitian dilakukan yang diukur dalam satuan tahun. Dibedakan atas umur 25-34, umur 35-44, dan umur ≥ 45.

b. Jenis kelamin adalah jenis kelamin dokter yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

c. Jabatan adalah adalah membedakan responden apakah sebagai kepala poliklinik atau sebagai anggota (bukan kepala poliklinik).

(23)

e. Jumlah tanggungan adalah jumlah istri/suami maupun anak yang menjadi tanggungan dokter. Dibedakan atas jumlah tanggungan ≤ 3 atau jumlah tanggungan > 3 orang

f. Jenjang pendidikan adalah status pendidikan dokter pada saat dilakukan penelitian. Dibedakan atas dokter gigi umum atau dokter gigi spesialis.

2. Kepuasan kerja adalah faktor-faktor subjektif dari responden yaitu berupa kesan, pendapat, perasaan yang dialami dan tanggapan dokter gigi terhadap pekerjaan dan tempatnya bekerja.

3. Faktor intrinsik adalah daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-masing, yang terdiri dari :

a. Keberhasilan (achievement) adalah perasaan dokter gigi bahwa ia dapat dan telah melakukan pekerjaannya dengan baik dan berprestasi baik dirinya maupun rumah sakit tempat ia bekerja. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas . b. Pengakuan (recognition) adalah perasaan dokter gigi bahwa ada kebanggaan bertugas di rumah sakit tempat ia bekerja. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

(24)

sebaik-alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

d. Kemajuan (advancement) adalah perasaan dokter gigi bahwa di tempat kerjanya ada kesempatan untuk perkembangan kemampuan dan pengetahuan. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

4. Faktor ekstrinsik adalah pendorong yang datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempat bekerja, yang terdiri dari :

a. Administrasi dan kebijakan umum adalah kesesuaian yang dirasakan dokter gigi dari semua kebijakan dan peraturan yang berlaku dalam organisasi. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

b. Supervisi adalah penyeliaan yang dirasakan dokter gigi dari kepala bagian poliklinik maupun kepala rumah sakit. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

(25)

d. Hubungan dengan rekan sekerja adalah kesesuaian yang dirasakan dalam berinteraksi dengan karyawan lain. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas.

e. Kondisi kerja adalah kenyamanan ruang kerja dan kelengkapan peralatan kerja yang dipersepsi dokter gigi. Penilaian dilakukan dengan angket sebanyak empat pernyataan dengan alternatif pilihan mulai dari sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju dan akan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu puas dan tidak puas .

3. 4. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah angket yang berisi daftar pertanyaan. Alternatif pilihan jawaban dengan menggunakan skala Likert, yang dibagi dalam empat tingkatan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. 5. Pengolahan dan analisa data

(26)

3.6 Kerangka konsep

Karakteristik rumah sakit: 1. rumah sakit pemerintah 2. rumah sakit swasta 6. Jumlah tanggungan

Kepuasan dokter gigi : 1. Faktor intrinsik :

a. Keberhasilan b. Pengakuan c. Tanggung jawab d. Kemajuan 2. Faktor ekstrinsik :

(27)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4. 1 Gambaran umum responden

Penelitian ini dilakukan di rumah sakit pemerintah yaitu RSUP H. Adam Malik, dan rumah sakit swasta RS Permata Bunda dan RS Advent Medan. Jumlah responden pada masing-masing rumah sakit adalah 10 orang di rumah sakit pemerintah dan 6 orang di rumah sakit swasta ( 4 orang RS Permata Bunda dan 2 orang RS Advent).

4. 2 Karakteristik individu

4.2.1 Umur

Dari tabel 1 di bawah ini memperlihatkan bahwa persentase dokter gigi yang bekerja di rumah sakit pemerintah sebahagian besar ( 75%) berumur ≥45 tahun, sedangkan di rumah sakit swasta sebahagian besar (50%) berumur antara 25-34 tahun.

Tabel 1. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT UMUR DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

Usia RS Pemerintah RS Swasta

n % n %

25-34 tahun - - 3 50

35-44 tahun 2 20 2 33,33

≥ 45 tahun 8 80 1 16,67

(28)

4.2.2 Jenis Kelamin

Tabel 2 memperlihatkan bahwa di rumah sakit pemerintah sebahagian besar dokter gigi yang menjadi responden adalah perempuan (70%), demikian juga di rumah sakit swasta yaitu sebesar 66,67%.

Tabel 2. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.2.3 Jabatan

Pada tabel 3 terlihat bahwa jumlah responden yang bukan kepala poliklinik di rumah sakit swasta adalah 90%, lebih banyak dibandingkan responden yang menjadi kepala poliklinik. Sedangkan di rumah sakit swasta tidak terdapat perbedaan dalam hal jabatan.

Tabel 3. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JABATAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.2.4 Status Perkawinan

Tabel 4 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden di rumah sakit telah menikah, yaitu 100% di rumah sakit pemerintah dan 83,33% di rumah sakit swasta.

Jenis kelamin RS Pemerintah RS Swasta

n % n %

Laki-laki 3 30 2 33,33

Perempuan 7 70 4 66,67

Total 10 100 6 100

Jabatan RS Pemerintah RS Swasta

n % n %

Kepala poliklinik 9 90 - -

Bukan kepala poliklinik 10 100 6 100

(29)

Tabel 4. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT STATUS PERKAWINAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.2.5 Jumlah Tanggungan

Dari tabel 5 terlihat bahwa sebahagian besar responden yang mempunyai jumlah tanggungan ≤3 orang, yaitu 60% di rumah pemerintah dan 80% di rumah sakit swasta.

Tabel 5. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JUMLAH TANGGUNGAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.2.6 Jenjang Pendidikan

Dari tabel 6 dapat dilihat, sebahagian besar dokter gigi di rumah sakit pemerintah adalah dokter gigi umum (90%), sedangkan di rumah sakit swasta keseluruhannya adalah dokter gigi umum.

Status perkawinan RS Pemerintah RS Swasta

n % n %

Menikah 10 100 5 83,33

Belum menikah - - 1 16,67

Total 10 100 6 100

Jumlah tanggungan RS Pemerintah RS Swasta

n % n %

≤ 3 orang 6 60 4 80

> 3 orang 4 40 1 20

(30)

Tabel 6. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JENJANG PENDIDIKAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.3 Faktor Intrinsik

Tabel 7 di bawah ini memperlihatkan bahwa dalam hal keberhasilan dan pengakuan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi di rumah sakit swasta.

Tabel 7. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR INTRINSIK DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.3.1 Keberhasilan

Tabel 8 di bawah ini memperlihatkan responden yang merasa puas dengan prestasi kerja adalah 100% di rumah sakit pemerintah dan 50% di rumah sakit swasta. Seluruh responden di rumah sakit swasta dan pemerintah menyatakan puas terhadap keinginan dalam mencapai kesuksesan dalam bekerja. Sebanyak 90% responden di rumah sakit pemerintah merasa puas terhadap motivasi, keinginan untuk mencapai

Jenjang pendidikan RS Pemerintah RS Swasta

(31)

hasil yang lebih baik dan mencapai kesuksesan dalam bekerja, sedangkan di rumah sakit swasta seluruh responden menyatakan puas terhadap hal tersebut.

Tabel 8. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR KEBERHASILAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.3.2 Pengakuan

Tabel 9 di bawah ini memperlihatkan bahwa semua responden di rumah sakit pemerintah maupun swasta menyatakan puas terhadap perasaan berguna yang diterima ketika bekerja di rumah sakit. Dalam hal penghargaan yang sangat berpengaruh dan konsultasi yang dilakukan dengan rekan sejawat, 90% responden di ruamh sakit pemerintah dan 100% di rumah sakit swasta merasa puas.

(32)

Tabel 9. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR PENGAKUAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.3.3 Tanggung Jawab

Tabel 10 di bawah ini memperlihatkan bahwa semua responden di rumah sakit pemerintah maupun swasta menyatakan puas terhadap usaha keras yang dilakukan dalam melakukan tugas dan memperbaiki kinerja yang dilakukannya.

Tabel 10. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR TANGGUNG JAWAB DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

PENGAKUAN

Merasa berguna di masyarakat dengan bekerja di RS

10 100 - - 6 100 - - Penghargaan orang lain sangat

berpengaruh Berusaha keras dalam memperbaiki

kinerjanya

10 100 - - 6 100 - - Melakukan yang terbaik sesuai tugas

dan tuntutan pekerjaan

10 100 - - 6 100 - - Jarang meninggalkan tugas dan tanggung

jawab

(33)

4.3.4 Kemajuan

Tabel 11 di bawah ini memperlihatkan bahwa seluruh responden di rumah sakit pemerintah maupun swasta menyatakan puas terhadap rasa tanggung jawab, usaha, dan pemanfatan peluang dalam pengembangan kemapuan dan keterampilan dan pemikiran terhadap gagasan baru untuk meningkatkan kinerja atau unit kerjanya. Tabel 11. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR KEMAJUAN DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.4 Faktor Ekstrinsik

Tabel 12 di bawah ini memperlihatkan bahwa berdasarkan lima faktor ekstrinsik yang ada, dokter gigi di rumah sakit pemerintah merasa lebih tidak puas dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta. Tingkat ketidakpuasan yang paling dominan terlihat pada faktor upah/gaji.

KEMAJUAN meningkatkan kinerja atau unit kerjanya

(34)

Tabel 12. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR EKSTRINSIK DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.4.1 Administrasi dan Kebijakan Umum

Tabel 13 di bawah ini memperlihatkan bahwa 100% responden di rumah sakit swasta.merasa puas terhadap administrasi dan kebijakan umum yang diberlakukan di rumah sakit, sedangkan 20% responden di rumah sakit pemerintah menyatakan administrasi yang diterapkan tidak baik dan berbelit-belit.

Tabel 13. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN UMUM DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN UMUM

RS Administrasi dan kebijakan umum yang

diterapkan rumah sakit sudah baik

8 80 2 20 6 100 - - Hukuman sesuai peraturan yang berlaku selalu

diterapkan

9 90 1 10 6 100 - - Pihak rumah sakit memberikan penghargaan yang

memotivasi

7 70 3 30 6 100 - - Administrasi dan kebijakan umum yang berlaku

tidak berbelit-belit

(35)

4.4.2 Supervisi

Tabel 14 di bawah ini memperlihatkan bahwa seluruh responden di rumah sakit swasta dan 90% responden di rumah sakit pemerintah merasa puas terhadap supervisi yang diterima.

Tabel 14. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR SUPERVISI DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.4.3 Upah/gaji

Tabel 15 di bawah ini memperlihatkan bahwa seluruh responden di rumah sakit swasta merasa puas terhadap upah/gaji yang diterimanya, sedangkan di rumah sakit pemerintah 60% responden menyatakan tidak puas dalam hal kesesuain gaji dan beban kerja. selalu memberikan arahan dan perhatian

pendapat dari anggota selalu diperhatikan

9 90 1 10 6 100 - -

Kepala poliklinik/RS selalu mempertimbangkan pendapat, usul, dan kritik anggota

(36)

Tabel 15. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR UPAH/GAJI DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

4.4.4 Hubungan dengan Rekan Sekerja

Tabel 16 di bawah ini memperlihatkan bahwa seluruh responden di rumah sakit swasta merasa puas terhadap hubungan dengan rekan sekerja dalam empat pernyataan yang ada, sedangkan sebanyak 10% responden di rumah sakit pemerintah merasa tidak puas terhadap hubungan dengan rekan sekerja dalam hal persaingan yang terjadi di tempatnya bekerja.

UPAH/GAJI Besarnya gaji telah sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan

4 40 6 60 6 100 - - Tidak mempermasalahkan gaji/upah

yang diterima karena sudah sesuai dengan yang seharusnya

4 40 6 60 6 100 - -

Pendapatan dan beban kerja telah sesuai

(37)

Tabel 16. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR HUBUNGAN DENGAN REKAN SEKERJA DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT

TAHUN 2009

4.4.5 Kondisi Kerja

Tabel 17 di bawah ini memperlihatkan bahwa seluruh responden di rumah sakit pemerintah dan responden di rumah sakit swasta menyatakan puas terhadap penataan ruangan kerja. Dalam hal perlengkapan dan peralatan yang membantu pekerjaan 70% responden di rumah sakit pemerintah dan 83,33 responden di rumah sakit swasta merasa puas. Hanya 16,67% responden di rumah sakit swasta merasa puas terhadap kondisi perlengkapan dan peralatan yang tersedia.

HUBUNGAN DENGAN REKAN Dapat menyesuaikan diri dengan baik di

lingkungan kerja

10 100 - - 6 100 - - Komunikasi dan hubungan yang baik

terjalin dalam lingkungan ini

10 100 - - 6 100 - - Hubungan yang baik rekan sekerja

merupakan hal mutlak

(38)

Tabel 17. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT FAKTOR KONDISI KERJA DI POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009

KONDISI KERJA

RS Pemerintah RS

Swasta Puas Tidak

puas

Puas Tidak puas

n % n % n % n %

Ruang kerja sudah nyaman dan menyenangkan

10 100 - - 5 83,33 1 16,67 Perlengkapan dan peralatan yang ada

sangat menbantu pekerjaan

7 70 3 30 5 83,33 1 16,67 Semua perlatan dan perlengkapan

berada dalam kondisi baik

5 50 5 50 1 16,67 5 83,33 Penataan ruang kerja tidak menghalangi

pekerjaan

(39)

BAB 5

PEMBAHASAN

5. 1 Karakteristik Dokter Gigi Di Poliklinik Gigi Rumah Sakit

Karakteristik dokter gigi yang bekerja di poliklinik gigi rumah sakit dilihat dari segi umur, di rumah sakit pemerintah lebih banyak yang berumur ≥ 45 tahun dan di rumah sakit swasta lebih banyak yang berumur antara 25-34 tahun. Hal ini sama dengan pernyataan As’ad (2000) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur.

Berdasarkan jenis kelamin, dokter gigi yang bekerja di poliklinik rumah sakit pemerintah maupun swasta memiliki kesamaan yaitu lebih banyak perempuan. Hal ini sama dengan pernyataan As’ad (2000) yang menyatakan bahwa perbedaan jenis kelamin berpengaruh terhadap tinggi rendahnya kepuasan kerja, dimana wanita merasa lebih puas dalam bekerja dibanding pria.

17

Berdasarkan jabatan, tidak terdapat perbedaan jabatan dokter gigi yang bekerja di poliklinik rumah sakit swasta. Hal tersebut berbeda dengan yang terdapat di rumah sakit pemerintah, ada perbedaan jabatan yaitu berupa kepala poliklinik dan bukan kepala poliklinik. Berdasarkan status perkawinan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta sebahagian besar telah menikah. Berdasarkan jumlah tanggungan, sebahagian besar dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta memiliki jumlah tanggungan ≤ 3 orang. Berdasarkan jenjang pendidikan, dokter gigi spesialis hanya terdapat di rumah sakit pemerintah,

(40)

sedangkan seluruh dokter gigi yang bertugas di poliklinik rumah sakit swasta adalah dokter gigi umum.

5. 2 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Intrinsik

Dilihat dari faktor intrinsik dapat dikatakan bahwa dokter gigi di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi di rumah sakit swasta. Pernyataan di atas sesuai dengan teori Hezberg yang menyatakan bahwa faktor intrinsik merupakan faktor motivator atau faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja.

Berdasarkan faktor intrinsik keberhasilan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan masih ada dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta kurang merasa puas terhadap prestasi yang dilakukannya. Hal ini sama dengan pernyataan Timmerck (2001) yang mengatakan bahwa keberhasilan merupakan faktor utama dalam menimbulkan kepuasan kerja petugas kesehatan. 20

Berdasarkan faktor intrinsik pengakuan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah merasa lebih puas dibandingkan dokter gigi di rumah sakit swasta. Hal ini disebabkan masih ada dokter gigi di rumah sakit swasta yang merasa menjadi konsultan kesehatan bukan merupakan suatu kebanggan.

(41)

Berdasarkan faktor intrinsik kemajuan, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta memiliki tingkat kepuasan yang sama dengan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini disebabkan rumah sakit swasta yang memiliki fokus untuk mencari keuntungan dari pasien, jadi salah satu cara untuk memberi kepuasan kepada pasien adalah dengan memperhatikan perkembangan kemampuan dokter gigi yang bertugas.19

Dalam teori kepuasan kerja yang dikemukakan dalam Siagian (2004), menyatakan dorongan positif maupun dorongan negatif dari faktor intrinsik kepada pekerja, mungkin akan meningkatkan kepuasan kerja. Umumnya pekerja akan lebih puas bekerja apabila dapat menyesuikan dirinya terhadap dorongan tersebut.

Demikian juga dengan kesempatan pendidikan yang diberikan oleh rumah sakit pemerintah yaitu RS Adam Malik kepada dokter gigi yang ada untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

20

5. 3 Kepuasan Dokter Gigi Berdasarkan Faktor Ekstrinsik

Berdasarkan faktor ekstrinsik dapat dilihat bahwa di rumah sakit pemerintah 40% dokter gigi merasa tidak puas dalam hal administrasi dan kebijakan umum, 60% merasa tidak puas terhadap upah/gaji yang diterima, sedangkan dalam hal supervisi dan hubungan dengan rekan sekerja hanya 10% dokter gigi yang menyatakan tidak puas. Dalam keempat hal tersebut seluruh dokter gigi di rumah swasta merasa puas. Dokter gigi di rumah sakit pemerintah dan swasta memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dalam hal kondisi kerja.

(42)

rumah sakit pemerintah. Hal tersebut disebabkan rumah sakit swasta dikelola yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan (profit oriented), untuk menjaga agar keuntungan diperoleh secara berkesinambungan maka rumah sakit swasta selalu berusaha menjaga administrasi dan kebijakan yang diterapkan.

Dilihat dari faktor ekstrinsik supervisi, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta merasa lebih puas dibandingkan yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan walaupun tidak terdapat kepala poliklinik, tetapi pihak rumah sakit memberi perhatian dan arahan yang baik bagi dokter gigi di rumah sakit swasta. Hal ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Gilmer (1966) yaitu bahwa ada hubungan antara kepuasan dalam bekerja dengan pengawasan dari atasan.

19

Berdasarkan faktor ekstrinsik upah/gaji, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit lebih merasa puas terhadap kesesuaian yang dirasakan dokter gigi terhadap imbalan yang diterimanya dibandingkan yang bertugas di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan upah/gaji yang diterima dokter gigi di rumah sakit pemerintah tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang mereka terima. Hal tersebut dapat dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan di RS DR. M. Djamil Padang tahun 2007 mengenai tingkat kepuasan dokter yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara gaji dan insentif terhadap kepuasan kerja dengan tingkat korelasi kuat.

20

4

Kepuasan dokter gigi berdasarkan faktor ekstrinsik hubungan dengan rekan sekerja, dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta lebih merasa puas dalam berinteraksi dengan karyawan lain dibandingkan dokter gigi yang bertugas di rumah

(43)

sakit pemerintah. Hal ini disebabkan tidak terdapat perbedaan jabatan di antara dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta sehingga keluwesan dalam bekerja sama tercipta dengan baik. Hal ini sama dengan pernyataan Purba (2004) bahwa ada hubungan antara tim kerja dengan kepuasan seseorang dalam bekerja.

Berdasarkan faktor ekstrinsik kondisi kerja berupa kenyamanan ruang kerja dan kelengkapan peralatan kerja, dokter gigi di rumah sakit swasta memiliki tingkat kepuasan yang berbeda dengan dokter gigi di rumah sakit pemerintah. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi perlengkapan dan peralatan yang kurang baik sehingga mempengaruhi kepuasan kerja dokter gigi. Hal tersebut sama dengan pernyataan Titik (2001) bahwa variabel kondisi kerja merupakan variabel yang cukup menentukan dalam terciptanya kepuasan kerja dokter.

20

20

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa dari segi umur, di rumah sakit pemerintah lebih banyak yang berumur ≥ 45 tahun dan di rumah sakit swasta lebih banyak yang berumur antara 25-34 tahun, baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah dokter gigi yang bertugas lebih banyak perempuan, perbedaan jabatan hanya ada di rumah sakit pemerintah. Sebahagian besar dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta telah menikah, dari jumlah tanggungan, hampir seluruh dokter gigi yang bertugas di rumah sakit pemerintah dan swasta memiliki jumlah tanggungan ≤ 3 orang. Dokter gigi spesialis hanya terdapat di rumah sakit pemerintah.

2. Berdasarkan faktor intrinsik diketahui bahwa dokter gigi di rumah sakit pemerintah memiliki tingkat kepuasan yang hampir sama dengan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit swasta.

(45)

6.2 Saran

1. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa dokter gigi di rumah sakit pemerintah dan swasta merasa kurang puas dengan perlengkapan dan peralatan serta ruangan yang disediakan. Untuk itu diharapkan kepada pihak rumah sakit agar dapat memperhatikan hal tersebut karena sangat mempengaruhi kinerja mereka dalam pelayanan kesehatan.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudewi R. Kualitas pelayanan dan kepuasan pasien di rumah sakit. http : Maret 2009 )

2. Nadeak B. Analisis kepuasan kerja di rumah sakit pondok indah.

3. Situmorang N. Survei kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di poliklinik gigi puskesmas Teladan kota Medan. Dentika dental Journal,

2006; 11 : 100.

4. Nurmawilis N. Pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan di rsud rokan hulu propinsi riau.http://

library.usu.ac.id/index.php/component /journals/index.php ( 15 April 2009 ) 5. Andriani L. Kepuasan kerja dokter spesialis di rawat inap paviliun ambun pagi

rsup dr. m. djamil padang.http ://puspasca.ugm.ac.id/files/Abst_(2814-H-2007).

pdf( 15 April 2009)

6. Trisnantoro L. Aspek strategis manajemen rumah sakit antara misi sosial dan tekanan pasar. Yogyakarta : Penerbit Andi, 2005: 101.

7. Anonymous. Penjadwalan tenaga paramedis perawatan. http :

(47)

8. Utama S. Memahami fenomena kepuasan pasien rumah sakit.http.//library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-surya1.pdf. (27 Maret 2009)

9. Roberia dkk. Legalitas pendirian rumah sakit swasta. http ://www.rohukor.depkes.go.id/?art=5&set=10 ( 15 April 2009)

10. Anonymous. Pengertian dokter dan tugas dokter.http ://cintalestari.wordpress. com/2008/11/26/pengertian-dokter-da-tugas-dokter ( 21 April 2009)

11. Nasution BJ. Hukum kesehatan pertanggungjawaban dokter. Jakarta : PT Rineka Cipta, 2005 :11-13.

12. Poerwanto. Analisis hubungan faktor-faktor motivasi terhadap kepuasan kerja

karyawan

2009)

13. Ulfah N. Motivasi kerja dan kepuasan kerja.http : //indoskrip.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-individu ( 21 April 2009)

14. Hariandja M. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Gramedia, 2002: 290, 324-334.

15. Manullang M, Marihot M.Manajemen personalia.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2001 : 169-177.

16. Siagian S. Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta : Rineka Cipta, 2002 : 101-108.

17. As’ad SU. Psikologi industri. Yogyakarta : Liberty, 2000 : 104-109, 112-113. 18. Panggabean M. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta : Ghalia Indonesia,

(48)

19. Soetjino dkk. Reformasi perumahsakitan Indonesia. Jakarta : Gramedia, 2002 : 164,169.

20. Purba J. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan kerja dokter dalam pelayanan kesehatan puskesmas di kabupaten asahan tahun 2004. Tesis.

Gambar

Tabel 1. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT UMUR DI POLIKLINIK GIGI    RUMAH SAKIT TAHUN 2009
Tabel 3. DISTRIBUSI  RESPONDEN  MENURUT  JABATAN  DI  POLIKLINIK   GIGI  RUMAH SAKIT TAHUN 2009
Tabel 4. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT STATUS PERKAWINAN DI   POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009
Tabel 6. DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT JENJANG PENDIDIKAN  DI   POLIKLINIK GIGI RUMAH SAKIT TAHUN 2009
+7

Referensi

Dokumen terkait

berikut :Diuretic Tiazid : merupakan golongan yang umum digunakan seluruh obat –obat golongan ini bekerja pada tubulus disatl ginjal dan memiliki efek...

service yang ditawarkan, dimana adanya tuntutan pelanggan terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan, kepercayaan terhadap perusahaan kurang, kurangnya pengetahuan akan

PENGAMBILALIHAN SAHAM YANG DILAKUKAN PT BUMI KENCANA EKA SEJAHTERA TERHADAP PT ANDALAN

JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG. 2017.. Fahmi

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti memperoleh data mengenai sertifikasi guru yang diprogramkan oleh pemerintah terhadap kinerja guru di SDN Ciawi 1 dan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil

Shafiyyatul Amaliyyah Medan. --- Kata kunci : pembelajaran Al-Qur’an, metode takrir dan metode muraja’ah. Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui perencanaan metode

Ekonomi Universitas