• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Pada PT. Warna Agung .Jl. Pelita 3 No.B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Pada PT. Warna Agung .Jl. Pelita 3 No.B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa) Chapter III V"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh TQM terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa peneliti menggunakan metode explanatory surveydengan jenis penelitian asosiatif dantipe kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012:56) metode asosiatif yaitu metode yang mencari korelasi atau hubungan kausal (menanyakan apakah ada hubungan atau pengaruh terhadap objek yang diteliti). Tipe data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan, Supardi (2013:15).

Sementara data dalam penelitian ini dikumpulkan menurut periode tertentu yaitu dengan menggunakan studi cross sectional. Peneliti mengambil data dengan studi cross sectional pada Unit observasi yakni karyawan pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa. Pengambilan data secara cross sectional disesuaikan dengan tujuan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui keadaan yang didapat dalam interval waktu tertentu pada unit observasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Objek penelitian ini adalah PT. Warna Agung yang berlokasi di Jl. Pelita 3 Blok B No. B18 Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa. Penelitian dilakukan mulai tanggal 9 Januari 2017 sampai dengan 4 Februari 2017.

3.3.Sumber Data

(2)

yang telah tersedia sebelum penelitian ini dilakukan (data sekunder). Mengenai dua sumber data ini, dapat dijelaskan sebagai berikut

1. Data Primer

Dataprimeradalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. (Supardi, 2013:16).Data primer dalam penelitian ini adalah data kuesioner yang diperoleh dari karyawan PT. Warna Agung yang berlokasi di Jl. Pelita 3 Blok B No. B18 Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa yang kemudian diolah dengan software SPSS 17.0.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada.(Supardi, 2013 : 16).Data sekunder dikumpulkan melalui studi literatur atau studi kepustakaan dengan cara mempelajari, mengkaji, meneliti dan menelaah literatur-literatur, serta arsip perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder juga didapat dari website lainnya serta jurnal terkait dengan maksud mendukung keabsahaan dan kebenaran data primer sebagai bahan acuan atau referensi.

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

(3)

3.4.2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah Non-Probability Sampling yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sementara metode sampling yang digunakan adalah Sampling Jenuh (Sensus) yakni teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2012 : 120 & 122). Alasan peneliti memilih metode sampling jenuh karena populasi dalam penelitian ini karyawan PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 Blok B No. B18, Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa hanya berjumlah 30 orang. Lebih lanjut Arikunto (2006 : 134) mengemukakan “apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Berdasarkan teori diatas maka dalam penelitian ini, semua jumlah populasi pegawai pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa, yaitu sebanyak 30 orang yang selanjutnya disebut sebagai responden.

3.5.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua teknik yaitu

Field Research (Penelitian Lapangan) melalui penyebaran kuesioner dan Library Research (Penelitian Kepustakaan).

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

(4)

dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang sudah diberi

alternativejawaban sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban yang tersedia.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research).

Perolehan data dengan cara studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku, jurnal, dan artikel internet yang dapat dijadikan sebagai landasan pemikiran teoritis dalam penelitian ini, serta data lainnya yang relevan dan berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari beberapa website di internet dengan pencarian melalui kata kunci (keywords). Untuk memudahkan dalam mempelajari teori mengenai variabel yang diteliti dan bagaimana menyusun sistematika metode penelitian, maka peneliti menggunakan referensi lainnya yaitu penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh TQM terhadap kinerja manajerial. Daftar mengenai studi kepustakaan secara rinci dapat dilihat pada bagian daftar pustaka.

3.6. Prosedur Penelitian

Untuk melaksanakan penelitian ini maka terdapat beberapa tahapan pengolahan data sehingga mampu membentuk suatu kerangka yang sistematis. Adapun tahapan dari penelitian ini yakni sebagai berikut :

1. Tahap Identifikasi Variabel dan Indikator

(5)

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahap ini akan dilakukan survey kepada karyawan PT. Warna Agung yang akan menjadi objek penelitian. Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data baik data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 Blok B No. B18, Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa maupun data sekunder yang didapatkan dari arsip perusahaan, literatur, karya ilmiah dan website.

3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data yang sudah dikumpulkan dari hasil kuesioner lalu kemudian dianalisis dengan bantuan alat statistic SPSS 17 for windows.

4. Tahap Analisa Hasil Pengolahan Data

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap hasil yang diperoleh dari pengumpulan data yang sudah diolah melalui SPSS 17, kemudian dilakukan analisa mengenai Pengaruh penerapan TQM terhadap kinerja manajerial di PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 Blok B No. B18, Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa.

5. Tahap penarikan kesimpulan dan saran

(6)

3.7. Definisi Konsep dan Operasional Variabel 3.7.1. Definisi Konsep

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel independen (TQM) dan satu variabel dependen (Kinerja Manajerial). Adapun definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Independen (X)

Menurut Greenberg dan Baron (Wibowo, 2016:122) TQM merupakan suatu strategi organisasi tentang komitmen untuk memperbaiki kepuasan pelanggan dengan mengembangkan teknik secara berhati-hati mengelola kualitas keluaran.

2. Variabel Dependen (Y)

Menurut Widarsono (Hasanah, 2013:41) kinerja manajerial menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan aktivitas bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan

3.7.2.Definisi Operasional Variabel

(7)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

NO. Variabel Teoritis Indikator Sub Indikator Skala 1. Variabel Bebas

(X)

Total Quality

Management

TQM merupakan suatu strategi organisasi tentang

Kepemimpinan. 1. Percaya dan yakin kepada

1. Kinerja produk 2. Pelayanan

terhadap Produk 3. Garansi Produk 4. Harga Produk 5. Reputasi Produk

Interval

5. Pengakuan dan Penghargaan

(8)

Tabel 3.1 (Lanjutan) Definisi Operasional Variabel

Peningkatan Proses

Kemitraan Pemasok 1. Partnering 2. Supplier

Selection

3. Relationship

Development

Interval

2. Variabel Terikat (Y) yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan

keputusan

Perencanaan 1. Menentukan Tujuan

Investigasi 1. Menentukan persediaan 2. Menganalisis

pekerjaan

Interval

(9)

Tabel 3.1 (Lanjutan) Definisi Operasional Variabel

Evaluasi 1. Mampu menilai

setiap pekerjaan

Negosiasi 1. Melakukan pembelian 2. Menetapkan

kontrak

Interval

Perwakilan 1. Menghadiri pertemuan

2. Pendekatan ke masyarakat

3. Mempromosikan perusahaan

Interval

Sumber : Penulis, 2017

3.8. Pengujian Instrumen Penelitian 3.8.1. Uji Validitas

(10)

Item-item yang tidak memenuhi persyaratan kualitas tidak boleh diikutsertakan menjadi bagian tes. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode koefisien korelasi Product Moment Pearson yaitu dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total sehingga menghasilkan item-item korelasi, dengan rumus sebagai berikut:

(

)(

)

=

2 2

y

x

xy

r

i

Dimana :

X = Skor butir Y = Skor total

Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dilihat nilainya. Item-item yang memiliki korelasi negatif atau lebih kecil dari nilai kritis maka harus dibuang atau direvisi karena memiliki tingkat validitas yang rendah, Sugiyono (2012:178). Standar dalam menentukan valid atau tidaknya suatu instrumen penelitian yaitu dengan membandingkan antara angka r hasil korelasi Pearson dengan nilai kritis yaitu 0,3 Sugiyono (2012 : 179). Dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika rhasil positif, serta rhasil> nilai kristis, maka butir atau variabel tersebut valid.

2. Jika rhasil negatif, serta rhasil< nilai kristis, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

3. Jika rhasil> nilai kristis, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak valid.

(11)

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Menurut Sugiyono (2012 :173) instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Untuk uji reliabilitas menggunakan metode (rumusan koefisien alpha cronbach’s). Koefisien alpha cronbach’s merupakan koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan karena alasan koefisien ini menggambarkan variansi dan item-item baik untuk format benar/salah atau bahkan seperti format skala ordinal, sehingga koefisien alpha cronbach’s merupakan koefisien yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi internal consistency, nilai reliabilitas dikatakan baik jika nilainya lebih besar dari 0.70, Kaplan dan Saccuzo dalam Sugiyono (2012 : 185).

Rxy = Nilai koefisien alpha cronbach’s k = Jumlah item pertanyaan

(12)

Dasar pengambilan keputusan untuk menentukan reliabilitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jika rAlphapositif, dan rAlpha> nilai kritis, maka butir atau variabel tersebut reliabel.

2. Jika rAlphapositif, dan rAlpha< nilai kritis, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3. Jika rAlpha>nilai kritis, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan untuk analisis regresi linier sederhana adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data (Supardi, 2013:129). Uji normalitas dapat dilihat atau dicari melalui beberapa cara, yaitu dengan menggunakan pendekatanKolmogorov-Smirnov, dengan melihat penyebaran data (titik) pada kertas peluang normal dan dengan melihat diagram distribusi data berbentuk lonceng. Dengan pendekatan uji Kolmogorov-Smirnov, dapat ditentukan dengan kriteria:

a. Jika probabilitas > 0.05, maka data berdistribusi normal b. Jika probabilitas ≤ 0.05, maka data tidak berdistribusi normal

Sedangkan dengan penyebaran data (titik) pada garis diagonal, normalitas data dapat dideteksi seperti dibawah ini :

(13)

b. Jika data menyebar jauh dari garis horizontal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka data tidak memenuhi asumsi normalitas

Selanjutnya, distribusi normal juga dapat dideteksi melalui diagram berbentuk lonceng yang tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan.

3.9. Teknik Penyajian Data

Teknik penyajian data dari seluruh jawaban untuk setiap indikator dari variabel yang diteliti dicari rata-ratanya dengan menggunakan rumus :

(n)

Selanjutnya rata-rata tersebut akan dinilai menggunakan interval. Interval dari kriteria penilaian rata-rata yang digunakan menurut Supardi (2013:36) adalah sebagai berikut :

Pada penelitian ini Total Quality Management (X) dan kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung dikelompokkan menjadi lima kriteria (kelas interval) yaitu :

a. Sangat Tidak Baik / Sangat Rendah b. Tidak Baik / Rendah

c. Cukup Baik / Sedang d. Baik / Tinggi

e. Sangat Baik / Sangat Tinggi 3.10. Teknik Analisis Data

(14)

manajerial (Y) di PT. Warna Agung Cab, Tanjung Morawa, teknik pengolahan data yang digunakan adalah teknik analisis statistic inferensial, yang merupakan metode yang berhubungan dengan analisis data pada sampel dan hasilnya dipakai untuk generalisasi pada populasi (Sugiyono, 2012:207). Teknik analisis statistic inferensial yang dipakai adalah analisis statistic parametric. Menurut Sugiyono (2012:208) statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.Asumsi yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis statistic parametric adalah data yang digunakan minimal berskala interval.Untuk memenuhi persyaratan asumsi skala interval tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen kuesioner yang menghasilkan data berskala interval dengan teknik skala berupa skala semantic defferensial.Skala semantic defferensial adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap yang tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis atau sebaliknya. Responden dapat memberi jawaban pada rentang jawaban yang positif sampai dengan negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden kepada yang dinilai. (Sugiyono 2012:138-139).

3.10.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

(15)

(2012:270). Regresi linier sederhana menggunakan model persamaan sebagai berikut

Y = a + bX + e

Keterangan :

Y = Kinerja Manajerial

X = Total Quality Management

B = Koefisien Regresi Variabel Total Quality Management

a = Konstanta e = Standard Error

3.10.2Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu TQM (X) dengan variabel terikat yaitu kinerja manajerial (Y) di PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa, digunakan analisis product moment, atau dikenal dengan rumus Pearson dengan rumus sebagai berikut :

(

)( )

Pada hakekatnya nilai r dapat bervariasi dari -1 sampai 0 hingga +1, yang dapat diartikan sebagai berikut:

r = 0 atau mendekati 0 maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali

(16)

r = -1 atau mendekati -1 maka hubungan antara kedua variabel tersebut negatif dan sangat kuat (Supardi, 2013:167)

Menurut Sugiyono (2012:250)yang mengacu pada pendapat Gilford,untuk korelasi berangka positif dapat ditaksirkan sebagai berikut.

Tabel 3.2

Koefisien Korelasi Product Moment

Derajat Hubungan Arti

Kurang dari 0,2 Hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan tinggi / kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi / kuat sekali

3.10.3 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh TQM (X) sebagai variabel bebas terhadap kinerja manajerial (Y) sebagai variabel terikat pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa, digunakan analisis Koefisien Determinasi (Kd) yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kd = r2 × 100 %

Dimana :

Kd = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

3.11 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

(17)

Sugiyono (2012 : 250) untuk menguji signifikan hubungan, maka perlu diuji signifikannya dengan menggunakan Uji t. Uji partial (uji t)bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu TQM (X) terhadap kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa. Pengujian hipotesis secara parsial dapat dijabarkan sebagai berikut :

H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari TQM(X)terhadap

kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa secara

parsial.

H1 : β1 ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari TQM(X)terhadap

kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa secara

parsial.

Daerah kritis ditentukan dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, kemudian akan dicari nilai t dalam tabel, selanjutnya uji statistik dilakukan dengan menghitung nilai t dengan menggunakan rumus :

(

2

)

r = Koefisien korelasi pearson n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

(18)

Gambar 3.1

Rancangan Daerah Penerimaan dan Penolakan Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

(19)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Warna Agung

PT. Warna Agung adalah produsen cat di Indonesia yang didirikan oleh Bapak Benny Mulyono pada tahun 1969 melalui akuisisi dua buah pabrik cat di Jakarta yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda. Hingga tahun 1980, pabrik dan kantor PT. Warna Agung bertempat di Pangeran Jayakarta. Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat maka pada tahun 1987 dilakukan relokasi dengan membangun pabrik baru yang lebih besar di Tangerang dan melengkapi fasilitas sistem produksinya dengan peralatan yang lebih modern. Memahami pentingnya kualitas produk yang dihasilkan, PT. Warna Agung tidak hanya memproduksi cat tetapi juga sekaligus memproduksi sendiri Lateks dan Resin yang merupakan bahan utama untuk membuat cat.

(20)

4.1.2 Visi dan Misi PT. Warna Agung

PT. Warna Agung sendiri memiliki motto yakni “Mewarnai Nusantara”. Seperti yang tertuang dalam motto, maka cita-cita PT. Warna Agung adalah untuk menjadi salah satu produsen cat terdepan di Indonesia dengan cara menyediakan solusi lengkap untuk berbagai kebutuhan pengecatan konsumen. Adapun visi dan misi PT. Warna Agung adalah sebagai berikut :

Visi PT. Warna Agung

“Menjadi produsen cat dan pelapis kelas dunia di Indonesia dengan jaringan distribusi luas”

Misi PT. Warna Agung

“Memberikan dampak positif dalam perkembangan pembangunan di Indonesia dengan cara berkontribusi dalam aspek konstruksi, perumahan, dan industri”

4.1.3 Varian Produk PT. Warna Agung

Demi mewujudkan visi dan misi nya, PT. Warna Agung memproduksi produk-produk cat untuk berbagai permukaan bangunan sehingga mampu menyediakan solusi lengkap untuk berbagai kebutuhan pengecatan baik itu industri, bangunan publik, maupun perumahan. Adapun jenis produk yang diproduksi PT, Warna Agung akan dijelaskan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Varian Produk

No. Jenis Cat Nama Produk Penjelasan Produk

(21)

Tabel 4.1 (Lanjutan) Varian Produk

No. Jenis Cat Nama Produk Penjelasan Produk

1. Cat Tembok Decoplus Cat emulsi ekonomis untuk permukaan dinding dan plafon yang dengan lapisan cat yang lebih halus dan harga yang lebih ekonomis

Permacoat Matte

Finish

Cat premium full acrylic untuk dinding dalam dan plafon bangunan yang tahan terhadap serangan jamur

Permacoat

Exterior

Cat premium full acrylic untuk dinding luar bangunan

2. Cat Kayu, Besi dan Batu

Decolux Wood and

Metal Paint

Cat alkyd untuk permukaan kayu dan besi interior maupun eksterior yang memiliki lapisan cat mengkilap

Decolux Water

Repellent Coating

Cat untuk permukaan batu alam yang memiliki sifat menolak air sehingga mencegah pertumbuhan jamur

Decolux Stone

Care

Rangkaian cat dekoratif untuk permukaan batu alam yang tahan serangan jamur. Memiliki lapisan bening dan tidak menguning

Zinc Chromate Cat dasar anti karat bermutu tinggi yang berfungsi memberikan perlindungan pada permukaan besi

Meni Kayu & Besi

“A”

(22)

Tabel 4.1 (Lanjutan) Varian Produk

No. Jenis Cat Nama Produk Penjelasan Produk

Meni Kayu & Besi

Bola Mas

Cat berbahan dasar alkyd yang berfungsi menahan getah kayu dan serangan rayap atau mencegah karat ringan pada permukaan besi 3. Cat Dasar Permasealer Alkali

Resisting Primer

Cat dasar berbahan dasar air yang berfungsi mengurangi serangan alkali tembok dan membantu meratakan penyerapan cat pada lapisan tembok baru

Permasealer Wall

Primer

Cat dasar berbahan dasar air yang berfungsi memperbaiki daya rekat lapisan cat pada tembok lama

Permasealer

Extreme Primer

Cat dasar berbahan dasar air yang berfungsi menahan serangan alkali pada tembok baru yang belum kering sempurna

Permasealer Wall

Puty

Plamuur berbahan dasar air yang mengandung lateks sehingga memiliki daya rekat tinggi

Decoplamuur Plamur berbahan dasar air yang berfungsi menutup pori-pori dan retak pada permukaan tembok interior

(23)

Tabel 4.1 (Lanjtan) Varian Produk

No Jenis Cat Nama Produk Penjelasan Produk

4. Cat Untuk

Permukaan lainnya

Permasol Cat genteng berbahan dasar acylic

untuk atap yang terbuat dari tanah liat, asbes, dan beton

Permaproof Cat pelapis kedap air yang elastis untuk menahan kebocoran pada dak beton, karpus, atap dan dinding rumah

Decolux Road

Marking Paint

Cat berbahan dasar chlorinated rubber untuk aplikasi marka jalan pada aspal dan beton

Decolux Tennis

Court Paint

Cat lapangan olahraga yang diaplikasikan untuk lapangan olahraga yang terbuat dari beton, semen, dan aspal

Decolux

Chalkboard Paint

Cat berbahan dasar alkyd modified

untuk permukaan papan tulis

Decolux Pool

Paint

Cat kolam berbahan dasar

chlorinated rubber yang tahan terhadap chlorin pada kolam renang, tahan cuaca, dan sinar UV matahari.

Sumber : Technical Data PT. Warna Agung, 2013

4.1.4. Struktur Organisasi PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa

(24)

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa

Sumber : Dokumen PT. Warna Agung Cab. TanjungMorawa, 2016 Regional Sales Manager

1 orang

Area Sales Manager

1 orang

Supervisor

1 orang Supervisor 1 orang

Supervisor

1 orang

Salesman

5 orang

Salesman

5 orang

Salesman

5 orang

• Admin Kas Kecil

• Admin Kas Besar 2 orang

• Admin Penjualan

Kepala Gudang 1 orang

Helper

3 orang

Driver

3 orang

Cleaning Service

(25)

4.2 Karakteristik Responden

Salah satu cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui kuesioner. Responden kuesioner ini adalah karyawan pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa Sumatera Utara. Responden tersebut memiliki karakteristik berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, lama bekerja, dan usia seperti yang akan diuraikan dalam tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Pengelompokan Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Pria 28 93%

Wanita 2 7%

Total 30 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2017

Berdasarkan hasil olahan data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.2 di atas, maka jumlah responden terbesar adalah berjenis kelamin pria yakni sebanyak 28 responden atau sebesar 93% dan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 2 responden atau sebesar 7%.

Tabel 4.3

Pengelompokan Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Persentase

SMA 8 26,7%

Diploma (DIII) 13 43,3%

Sarjana (S1) 9 30%

Total 30 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2017

(26)

kemudian pada urutan berikutnya responden dengan latar belakang pendidikan Sarjana (S1) yaitu sebesar 30%. Selanjutnya responden dengan latar belakang pendidikan SMA sebesar 27%

Tabel 4.4

Pengelompokan Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama

Bekerja

Frekuensi Persentase

1 – 3 bulan 3 10%

3 – 6 bulan 0 0%

6 – 12 bulan 5 16,7%

> 12bulan 22 73,3%

Total 30 100%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2017

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan lama bekerjadidominasi oleh responden dengan lama bekerja selama > 12 bulan yaitu sebesar 73.3%. Kemudian diikuti responden dengan lama bekerja selama 6 – 12bulan yaitu sebesar 16.7%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 10% adalah responden dengan lama bekerja selama 1-3 bulan sebesar 10%.

Tabel 4.5

Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia Usia Frekuensi Persentase

20 – 25 Tahun 5 16,7%

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah

(27)

yaitu masing-masing sebesar 16,7%. Sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan usia lebih dari 40 tahun yaitu sebesar 3,3%.

4.3 Total Quality Management dan Kinerja Manajerial Pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa

4.3.1 Total Quality Management pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa

Untuk memperoleh gambaran tentang tanggapan responden terhadap Total Quality Management pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa diukur dengan beberapa indikator yakni kepemimpinan, kepuasan pelanggan, keterlibatan karyawan, peningkatan proses secara berkelanjutan, dan kemitraan pemasok yang dijabarkan menjadi beberapa pernyataan kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Untuk menentukan kategori jawaban responden pada tiap indikator, digunakan penilaian dengan menggunakan interval sebagai berikut :

Panjang kelas interval

=

skor maksimum −skor minimum Banyak kelas interval

=

150−30

5

= 24

Dimana :

Skor maksimum : Bobot tertinggi × Jumlah responden : 5 × 30 = 150

Skor minimum : Bobot terendah × Jumlah responden : 1 × 30 = 30

(28)

30 – 53 = Sangat Tidak Baik 54 – 77 = Tidak Baik

78 – 101 = Cukup Baik 102 – 125 = Baik

126 – 150 = Sangat Baik

Tabel 4.6

Analisis Tanggapan Responden Mengenai Variabel TQM

Pernyataan Frekuensi Nilai

Indeks

Ket

1 2 3 4 5

Pimpinan percaya dan yakin

kepada bawahan 0 0 10 15 5 115 Baik

Pimpinan mampu melakukan

pencegahan terhadap resiko 0 0 14 12 4 110 Baik Pimpinan mengutamakan

kerjasama dibandingkan kompetisi 0 0 5 18 7 122 Baik Pimpinan mampu melatih dan

mengarahkan karyawan 0 0 8 16 6 118 Baik

Produk menggunakan teknologi

terbaru 0 0 9 15 6 117 Baik

Menjawab keluhan pelanggan

dengan baik 0 0 10 15 5 115 Baik

Memberikan garansi produk yang

tepat 0 0 11 13 6 115 Baik

Harga yang ditetapkan kompetitif 0 0 6 18 6 120 Baik Produk memiliki reputasi yang

baik 0 0 8 16 6 118 Baik

Termotivasi melalui suasana

bekerja yang menyenangkan 0 0 4 18 8 124 Baik Memiliki kemampuan, percaya

(29)

Tabel 4.6 (Lanjutan)

Analisis Tanggapan Responden Mengenai Variabel TQM

Mampu bekerjasama dalam tim 0 2 8 15 5 113 Baik Perusahaan memberikan

pengakuan dan penghargaan 0 0 14 12 4 110 Baik Perusahaan menerima ide maupun

saran baik dari karyawan 0 0 5 18 7 122 Baik Melakukan perencanaan yang

matang serta uji kelayakan produk sebelum dipasarkan ke konsumen

0 0 8 16 6 118 Baik

Menerapkan ISO dalam produksi 0 0 4 14 12 128 Sangat Baik Berupaya memperbaiki

infrastruktur perusahaan 0 0 10 15 5 115 Baik Memiliki hubungan baik dengan

mitra perusahaan 0 0 11 13 6 115 Baik

Memiliki penilaian tertentu terhadap perusahaan yang akan menjadi mitra

0 0 6 18 6 120 Baik

Melakukan follow up terhadap

perusahaan yang menjadi mitra 0 0 8 16 6 118 Baik

Total 2345

Baik Nilai Indeks Rata-rata

( ∑ Nilai Indeks / ∑ Indikator ) 117,25 Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2017

(30)

Dalam penerapan Total Quality Management di PT. Warna Agung Cab. Tanjung Mowara pimpinan perusahan memberikan kepercayaan penuh kepada karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Karyawan diberi kepercayaan karena pimpinan perusahaan sebelumnya sudah memberikan pelatihan tentang bagaimana prosedur kerja di PT. Warna Agung dan mengarahkan karyawan agar bekerja sesuai dengan Job Description yang ditetapkan perusahaan yang nantinya akan berujung kepada tujuan perusahaan. Pimpinan perusahaan juga mengutamakan kerjasama antar karyawannya dibandingkan dengan kompetisi. Kompetisi terkadang memang dianggap baik, namun apabila disalahgunakan maka akan merusak hubungan baik antar karyawan seperti timbulnya rasa iri dan tidak mau kalah diantara karyawan. Oleh karena itu kerjasama lebih diutamakan dibandingkan kompetisi. Kerjasama antar karyawan yang dilakukan contohnya pada saat melakukan pengiriman barang. Jaringan pengiriman barang PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa menjangkau beberapa daerah di Sumatera Utara seperti Brastagi, Pematangsiantar, Sidikalang, dan Porsea yang jauh dari Tanjung Morawa. Agar pengiriman barang berjalan lancar maka pimpinan perusahaan membagi karyawan dalam beberapa grup yang terdiri dari beberapa orang dan masing-masing grup memiliki rute sendiri dan diberi tanggung jawab tersendiri. Pembagian grup seperti ini diharapkan mampu menciptakan kerjasama yang baik antar karyawan PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa.

(31)
(32)

terpenting informasi tentang keselamatan, kesehatan, dan lingkungan mengenai produk tersebut sehingga produk aman untuk digunakan. Dan yang kelima, inovasi. Inovasi dari PT. Warna Agung dapat dilihat sendiri dari berbagai varian produk yang sudah dijelaskan pada tabel 4.1. Tidak hanya memproduksi cat untuk bangunan, PT. Warna Agung juga memproduksi cat khusus untuk pembuatan marka jalan di aspal, lapangan olahraga, serta pembuatan kolam renang. Tidak hanya itu, produk dari PT. Warna Agung juga ramah lingkungan karena terlepas dari unsur logam berat seperti Pb (Timbal), Hg (Mercury), Cr (Chromium), dan Cd (Cadmium).PT. Warna Agung juga sudah mendapatkan Quality Management System ISO 9001:2008 yang merupakan sertifikasi kualitas produk dan

Environmental Management System ISO 14001:2004 yang merupakan sertifikasi manajemen lingkungan pada tahun 2016. Ini membuktikan produk dari PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa sudah memenuhi sertifikasi Internasional untuk dipasarkan ke konsumen.

(33)

PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa juga memiliki hubungan baik dengan mitra kerja mereka. Karena merupakan perusahaan yang belum beroperasi lama, maka perusahaan berupaya untuk mempromosikan nama mereka ke berbagai toko di kawasan Sumatera Utara agara tantangan dari pusat yakni untuk melakukan gebarkan pasar kepada para pesaing dapat tercapai. Tidak lupa pula PT. Warna Agung melakukan follow upagar mitra perusahaan tetap mau bekerjasama dan menjaga hubungan baik dengan PT. Warna Agung.

4.3.1 Kinerja Manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa Untuk memperoleh gambaran tentang tanggapan responden terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa diukur dengan beberapa indikator yakni perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi dan perwakilan yang dijabarkan menjadi beberapa pernyataan kemudian disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Untuk menentukan kategori jawaban responden pada tiap indikator, digunakan penilaian dengan menggunakan interval sebagai berikut :

Panjang kelas interval

=

skor maksimum −skor minimum Banyak kelas interval

=

150−30

5

= 24

Dimana :

Skor maksimum : Bobot tertinggi × Jumlah responden : 5 × 30 = 150

(34)

Sehingga skor jawaban responden dari tiap pernyataan dapat dikategorikan sebagai berikut :

30 – 53 = Sangat Tidak Baik

Analisis Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kinerja Manajerial

Pernyataan Frekuensi Nilai

Indeks

Ket

1 2 3 4 5

Karyawan bekerja sesuai tujuan

awal perusahaan 0 0 7 20 3 116 Baik

Penjadwalan kerja terlaksana

dengan baik 0 2 8 17 3 111 Baik

Prosedur kerja terlaksana dengan

baik 0 0 8 16 6 118 Baik

Penganggaran perusahaan sudah

terlaksana dengan baik 0 0 8 16 6 118 Baik Memiliki kemampuan

menentukan persediaan 0 2 8 20 0 108 Baik Memiliki kemampuan

menganalisis pekerjaan 0 0 7 23 0 113 Baik Berbagi informasi demi mencapai

koordinasi yang baik 0 3 4 20 3 113 Baik

Membina hubungan baik antar

karyawan dan atasan 0 0 5 18 7 122 Baik

Melakukan penilaian terhadap

setiap pekerjaan 0 0 4 15 11 127

Sangat Baik Melakukan pemeriksaan terhadap

(35)

Tabel 4.7 (Lanjutan)

Analisis Tanggapan Responden Mengenai Variabel Kinerja Manajerial

Mengarahkan karyawan agar

bekerja sesuai tujuan perusahaan 0 2 5 20 3 114 Baik Memberikan penugasan yang

jelas 0 0 9 21 0 111 Baik

Melakukan rekrutmen dan seleksi

karyawan dengan tepat 0 2 9 15 4 111 Baik Melakukan pembelian

perusahaan dengan tepat 0 1 7 22 0 111 Baik Melakukan penetapan kontrak

dengan pihak lain dengan baik 0 0 12 14 4 112 Baik Menghadiri suatu perjanjian dan

pertemuan dengan mitra bisnis 0 0 8 21 1 113 Baik Melakukan pendekatan ke

masyarakat dan melaksanakan program tanggung jawab sosial

0 3 4 19 4 114 Baik

Mempromosikan perusahaan dan

produk dengan baik 0 0 5 19 6 121 Baik

Total 2071

Baik Nilai Indeks Rata-rata

( ∑ Nilai Indeks / ∑ Indikator ) 115,05 Sumber : Data kuesioner yang telah diolah, 2017

(36)

Kinerja manajerial pada karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dalam mengerjakan tugasnya. Tidak hanya mengacu kepada pimpinan saja tapi setiap individu dalam perusahaan juga harus bisa melaksanakan kegiatan manajerial perusahaan seperti yang dijelaskan pada setiap indikator pengukuran dari kinerja manajerial.Dalam pengukuran kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa dapat dilihat indikator perencanaan berada pada kategori baik. Para karyawan sudah bekerja sesuai dengan tujuan awal perusahaan yakni visi misi perusahaan itu sendiri. Penjadwalan kerja perusahaan sudah disusun dengan jelas. Perusahaan beroperasi selama 6 hari dari Senin sampai Sabtu tidak seperti kebanyakan perusahaan swasta lainnya yang hanya beroperasi dari Senin sampai Jum’at. Perusahaan juga menerapkan absen fingerprint jadi jika ada karyawan yang terlambat maka datanya akan langsung diketahui. Ini menunjukkan bahwa perusahaan memang benar-benar memperhatikan disiplin dari karyawannya.

(37)

Berdasarkan pengamatan peneliti, para karyawan PT. Warna Agung terlihat akrab satu sama lainnya dan mampu berkoordinasi dengan baik antar divisi dari perusahaan. Begitu pula dengan hubungan antar karyawan dengan atasan. Hal ini disebabkan salah satunya karena jumlah karyawan yang tidak terlalu banyak sehingga atasan mampu mendekatkan diri dengan para karyawan dan tidak menciptakan kesenjangan yang berarti antara atasan dengan karyawan.

Untuk masalah pengaturan staff, perusahaan memang belum melakukan rekrutmen secara terbuka (Open recruitment). Rekrutmen masih besifat tertutup karena atasan sendiri yang menunjuk orang untuk dipekerjakan sebagai karyawannya. Namun jika dilihat dari kontribusi setiap karyawan, rasanya atasan memang sudah melaksanakan rekrutmen dengan tepat. Negosiasi dengan mitra bisnis maupun konsumen juga sudah dilaksanakan dengan baik. Perusahaan mengajukan opsi kepada konsumen maupun mitra bisnis apakah itu berbisnis dalam jangka panjang atau jangka pendek. Hal ini diharapkan mampu menjaga kepuasan konsumen mereka karena sudah memiliki jaminan berupa penandantanganan kontrak.

Dalam upaya mempromosikan produk nya metode promosi yang dilakukan PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa yakni dengan cara memberikan potongan harga untuk beberapa produk, memberikan merchandise

untuk pembelian produk tertentu, membuat papan iklan di berbagai toko cat maupun material, poster di transportasi umum seperti di becak dan angkot, serta memuat website yang memudahkan konsumen mendapatkan informasi produk.

(38)

Pengujian instrument penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliable, berikut ini disajikan hasil pengujian validitas dan reliabilitas.

4.4.1 Uji Validitas

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir-butir instrumen pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti telah menguji kuesioner kepada 30 orang responden, pengambilan jumlah sampel sebanyak 30 responden tersebut mengacu pada pendapat Arikunto (1990 : 104) yaitu jumlah sampel minimal yang digunakan untuk analisis hubungan/correlational adalah sebanyak 30 sampel. Pengujian ini menggunakan bantuan softwareSPSS 17 for Windows. Dari jumlah sampel 30 responden dengan taraf kesalahan 5% maka dapat diketahui jumlah r tabel sebesar 0,361. Berikut ini disajikan rekapitulasi pengujian validitas melalui tabel 4.8 dibawah ini

Tabel 4.8

Rekap Hasil Uji Validitas

Pernyataan

Corrected Item - Total Correlation

Keterangan Variabel Total Quality Management (X)

1 Pimpinan percaya dan yakin kepada bawahan

0.727

Valid

(39)

2 Melakukan pencegahan terhadap resiko 0.576 Valid 3 Pimpinan mengutamakan kerjasama

dibandingkan kompetisi 0.780 Valid

4 Pimpinan mampu melatih dan mengarahkan

karyawan 0.803 Valid

5 Produk menggunakan teknologi terbaru 0.776 Valid 6 Menjawab keluhan pelanggan dengan baik 0.793 Valid 7 Memberikan garansi produk yang tepat 0.766 Valid 8 Harga yang ditetapkan kompetitif 0.761 Valid 9 Produk memiliki reputasi yang baik 0.588 Valid 10 Termotivasi melalui suasana bekerja yang

menyenangkan 0.740 Valid

11 Memiliki kemampuan, percaya diri dan

komitmen 0.564 Valid

12 Mampu bekerjasama dalam tim 0.727 Valid

13 Perusahaan memberikan pengakuan dan

penghargaan 0.576 Valid

14 Perusahaan menerima ide maupun saran baik

dari karyawan 0.780 Valid

15 Melakukan perencanaan yang matang serta uji kelayakan produk sebelum dipasarkan ke konsumen

0.803 Valid

16 Menerapkan ISO dalam produksi 0.463 Valid 17 Berupaya memperbaiki infrastruktur

perusahaan 0.793 Valid

18 Memiliki hubungan baik dengan mitra

perusahaan 0.766 Valid

19 Memiliki penilaian tertentu terhadap perusahaan yang akan menjadi mitra

0.761

Valid

(40)

20 Melakukan follow up terhadap perusahaan

yang menjadi mitra 0.588 Valid

Variabel Kinerja Manajerial (Y) 1 Karyawan bekerja sesuai tujuan awal

perusahaan 0.829 Valid

2 Penjadwalan kerja terlaksana dengan baik 0.862 Valid 3 Prosedur kerja terlaksana dengan baik 0.795 Valid 4 Penganggaran perusahaan sudah terlaksana

dengan baik 0.664 Valid

5 Memiliki kemampuan menentukan

persediaan 0.709 Valid

6 Memiliki kemampuan menganalisis

pekerjaan 0.646 Valid

7 Berbagi informasi demi mencapai koordinasi

yang baik 0.842 Valid

8 Membina hubungan baik antar karyawan dan

atasan 0.570 Valid

9 Melakukan penilaian terhadap setiap

pekerjaan 0.454 Valid

10 Melakukan pemeriksaan terhadap produk 0.817 Valid 11 Mengarahkan karyawan agar bekerja sesuai

tujuan perusahaan 0.704 Valid

12 Memberikan penugasan yang jelas 0.562 Valid 13 Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan

dengan tepat 0.788 Valid

14 Melakukan pembelian perusahaan dengan

tepat 0.651 Valid

15 Melakukan penetapan kontrak dengan pihak

lain dengan baik 0.507 Valid

(41)

16

Menghadiri suatu perjanjian dan

pertemuan dengan mitra bisnis 0.662 Valid

17

Melakukan pendekatan ke masyarakat dan melaksanakan program tanggung jawab social

0.851 Valid

18

Mempromosikan perusahaan dan produk

dengan baik 0.547 Valid

Sumber : Data SPSS 17 For Windows, 2017

Tabel diatas menunjukan bahwa semua item pernyataan untuk mengukur variabel tersebut valid, karena nilai korelasi masing-masing item dengan skor total lebih besar daripada 0,361. Dengan demikian, seluruh item pertanyaan yang dirancang untuk mengukur variabel TQM (X), dan Kinerja Manajerial (Y) sudah tepat dalam melakukan fungsi ukurnya.

4.4.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya butir-butir instrumen pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti telah menguji kuesioner kepada 30 orang responden dengan bantuan softwareSPSS 17 For Windows

Berikut disajikan hasil pengujian reliabilitas melalui tabel 4.9 dibawah ini : Tabel 4.9

Rekap Hasil Uji Reliabilitas

Instrumen Variabel NilaiCronbachs

Alpha Keterangan

Variabel X (TQM) 0,947 Reliabel

(42)

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa semua instrumen variabel memiliki nilai diatas 0,70 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel TQM (X), dan variabel Kinerja Manajerial (Y) adalah reliabel.

4.5 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik pada penelitian ini adalah uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model persamaan regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji normalitas dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan menggunakan pendekatanKolmogorov-Smirnov, dengan melihat penyebaran data (titik) pada kertas peluang normal dan dengan melihat diagram distribusi data berbentuk lonceng. Berikut ini disajikan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan batuan softwareSPSS 17 For Windows dibawah ini :

Tabel 4.10

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 30

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 6.77563081

Most Extreme Differences Absolute .124

Positive .113

Negative -.124

Kolmogorov-Smirnov Z .677

Asymp. Sig. (2-tailed) .749

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(43)

Dari Uji Normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, hal tersebut dapat terlihat dari output SPSS 17 diatas dengan tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05 maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) harus diatas 0,05 agar dapat dikatakan berdistribusi normal dan nilai Asymp. Sig (2-tailed)

adalah sebesar 0,749. Dari output SPSS 17 diatas dapat dilihat bahwa nilai dari seluruh variabel yang diuji lebih dari 0,05.Selain itu dari grafik Normal P-Plot

terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 4.2 Grafik P-Plot

(44)

Pada grafik P-Plot terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal danmengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka variabeldependen Y memenuhi asumsi normalitas sehingga dapat disimpulkan bahwavariabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal. Ujinormalitas ini juga dapat dilihat pada histogram di bawah ini :

Gambar 4.3 Histogram

Sumber : Data SPSS 17 For Windows, 2017

(45)

4.6. Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa

4.6.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui pengaruh total quality management terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear sederhana dengan model persamaan sebagai berikut:

Y = a + bX + e

Keterangan :

Y = Kinerja

X = Total Quality Management

b1 = Koefisien Regresi Total Quality Management

a = Konstanta

e = Standard Erorr

Berikut ini disajikan hasil pengolahan analisis regresi linear sederhana dengan menggunakan bantuan software SPSS 17 dibawah ini :

Tabel 4.11

Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.906 5.258 1.884 .070

TQM .608 .067 .865 9.107 .000

(46)

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien regresi yang diperoleh seperti di atas maka dapat dibentuk suatu persamaan regresi linear berganda dengan model taksiran sebagai berikut:

Y = 9,906 + 0.608X

Dari model diatas dapat diketahui bahwa nilai dari a adalah 9.906, nilai ini menunjukkan bahwa pada saat variabel TQM (X) bernilai nol, maka variabel kinerja manajerial(Y) sebesar 9.906. Sedangkan nilai dari b yaitu sebesar 0.608, nilai ini menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan variabel TQM (X) sebesar satu satuan maka variabel kinerja manajerial(Y) akan naik sebesar 0.608 satu satuan.

4.6.2 Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara variabel bebas yaitu TQM (X) dengan variabel terikat yaitu kinerja manajerial (Y) di PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa, digunakan analisis product moment. Berdasarkan hasil output SPSS 17 for windows maka di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.12

Hasil Koefisien Korelasi

Correlations

TQM Kinerja_Manajerial

TQM Pearson Correlation 1 .865**

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

Kinerja_Manajerial Pearson Correlation .865** 1

Sig. (2-tailed) .000

N 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

(47)

Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (r) adalah sebesar 0,865. Selanjutnya untuk memberikan interpretasi data seberapa kuat hubungan tersebut maka digunakan pedoman interpretasi korelasi

product moment. Menurut Sugiyono (2012:250)yang mengacu pada pendapat Gilford,untuk korelasi berangka positif dapat ditaksirkan sebagai berikut.

Tabel 4.13

Interpretasi Koefisien Korelasi Product Moment

Derajat Hubungan Arti

Kurang dari 0,2 Hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 Hubungan rendah tapi pasti 0,41 – 0,70 Hubungan yang cukup berarti 0,71 – 0,90 Hubungan tinggi / kuat

Lebih dari 0,90 Hubungan sangat tinggi / kuat sekali Sumber : Sugiyono (2012:250)

Melalui interpretasi data diatas maka dapat diketahui tingkat pengaruh TQM terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa berada pada kategori tinggi karena memiliki nilai sebesar 0,865 yang berada diantara 0,71-0,90.

4.6.3 Koefisien Determinasi

(48)

Tabel 4.14

Hasil Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .865a .748 .739 3.49032

a. Predictors: (Constant), TQM

Sumber : Data SPSS 17 For Windows, 2017

Dari data di atas diperoleh nilai R Square sebesar 0,748 = 74.8%.Ini berarti variabel independen TQM (X) mempengaruhi variabel dependen kinerja manajerial (Y) sebesar 74,8% dan sisanya 25,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.7 Uji Hipotesis Parsial (Uji-t)

Uji parsial (Uji t)bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu TQM (X) terhadap kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa. Pengujian hipotesis secara parsial dapat dijabarkan sebagai berikut :

H0 : β1 = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari TQM(X)terhadap

kinerja manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa secara

parsial.

(49)

Pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan bantuan bantuan

software SPSS 17 dengan tingkat signifikansi ditentukan sebesar 5% yang hasil nya disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Hipotesis Parsial (Uji-t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.906 5.258 1.884 .070

TQM .608 .067 .865 9.107 .000

a. Dependent Variable: Kinerja_Manajerial Sumber : Data SPSS 17 For Windows, 2017

Dari tabel distribusi nilai t, untuk tingkat signifikansi 5% (α = 0.05) dan

derajat bebas 28 (n-2) diperoleh nilai ttabel sebesar1,701.Karena nilai thitung variabel TQM (X) sebesar 9,107>1,701 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi berdasarkan pada hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan tingkat keyakinan 95% terdapat pengaruh positif dan signifikan dari Total Quality Management (X) terhadap Kinerja Manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa secara parsial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar dibawah ini :

Gambar 4.4

(50)

Sumber : Data SPSS 17 For Windows, 2017

Dari hasil pengujian ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi penerapan

Total Quality management yang dilakukan maka pengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Cab. Tanjung Morawa akan semakin tinggi pula

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

(51)

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian pengaruh Total Quality Management (TQM) terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 No. B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa adalahsebagai berikut. Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana maka didapatkan persamaan Y = 9,906 + 0,608X. Nilai ini menunjukkan bahwa ketika terjadi kenaikan variabel TQM (X) sebesar satu satuan maka variabel kinerja manajerial(Y) akan naik sebesar 0.608 satu satuan. Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi maka didapatkan nilai sebesar 0,865 yang berarti tingkat pengaruh TQM terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 No. B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa berada pada kategori tinggi.

(52)

terhadap Kinerja Manajerial (Y) pada PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 No. B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa.

5.2 Saran

Setelah dilakukannya penelitianmengenai pengaruh Total Quality Management terhadap kinerja manajerial pada PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 No. B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa berikut ini ada beberapa halyang dapat dijadikan pertimbangan untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang, yaitu :

1. Pimpinan perusahaan PT. Warna Agung Jl. Pelita 3 No. B18 Kawasan Industri Medan Star Tanjung Morawa sebaiknya meningkatkan pemberian penghargaan kepada karyawan atas kontribusi yang karyawan berikan kepada perusahaan karena aspek ini memiliki nilai paling rendah dibandingkan aspek lain yang menjadi penilaian dari total quality management. Jenis penghargaan yang sebaiknya dipertimbangkan perusahaan yakni dengan cara memberikan penghargaan employee of the month kepada salah satu karyawan terbaik dalam kurun waktu satu bulan serta memberikan bonus tambahan diluar gaji pokok setiap bulannya agar karyawan semakin termotivasi untuk bekerja.

(53)

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Tabel 3.1 (Lanjutan)
Tabel 4.1 Varian Produk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini telah membuktikan hipotesis yang diajukan, yaitu terdapat perbedaan hasil kemampuan menganalisis teks antara siswa yang belajar dengan menggunakan

Petalu Indonesia untuk menjalankan sistem penjualan berbasis web, dengan harapan dapat menjangkau pembeli yang berasal dari luar daerah dan meningkatkan penjualan

Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara lama perawatan dan penyakit penyerta dengan terjadinya infeksi nosokomial di RSI

Kinerja perusahaan adalah suatu gambaran yang dapat dilihat oleh investor bagaimana keadaan perusahaan tersebut dapat dikatakan baik atau tidak. Pada umumnya

Proyck pembangunan gedung perpustakaan UPN &#34;Veteran .. Jawa Timur ditujukan untuk membantu para civitas akademik UPN dalam menjalankan akt ivi tas terutama

agar menjadi institusi yang mampu Bagaimana pun Badan Nasional mengontrol secara kualitas tenaga Sertifikasi Profesi (BNSP) dimana kerja untuk memasuki gerbang sebagai

Lagu keroncong asli pada umumnya pada kalimat A terdapat delapan birama termasuk birama gantung, dengan demikian lagu keroncong Tanah Airku karya Kelly Puspito lebih

Akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan fungsional membebankan tanggung jawab pada individu dan unit organisasi (seperti departemen dan pabrik) dan mengukur kinerja