• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Partai Boshelvik Dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Partai Boshelvik Dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PARTAI BOSHELVIK DALAM REVOLUSI 1917 DIBAWAH

PIMPINAN VLADIMIR LENIN

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Politik

Dosen Pembimbing : Drs. Tonny P. Situmorang, M.Si.

Dosen Pembaca : Drs. Ahmad Taufan Damanik, M.A.

PUTRI KRISTINAWATI

090906038

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan anugerah-Nya, Skripsi yang berjudul “Peran Partai Boshelvik

Dalam Revolusi 1917 Dibawah Pimpinan Vladimir Lenin” ini dapat diselesaikan

tepat waktu. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat menempuh ujian akhir

Strata-1, Jurusan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis haturkan kepada :

1. Orang tua saya Ibu Ir. Rosetty Sitorus yang selalu memberikan semangat

kepada saya baik secara moril maupun materi. Terima kasih sudah

membesarkan saya.

2. Kepada kakak dan abang saya, Elizabeth Sihombing, S.P, Sri Yanti

Lantika, S. P, Boyke, Jimmy Sihombing, Amd, yang selalu memberikan

arahan kepada saya untuk bisa menjadi orang yang semakin dewasa dalam

berpikir dan berprilaku. Dan keluargaku yang lainnya. Terima kasih

keluargaku. Aku sayang kalian.

3. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M. Si selaku Dekan

Fakultas Ilmu Politik (FISIP) USU.

4. Terima kasih kepada Ibu Dra. T. Irmayani, M. Si selaku Ketua

Departemen Ilmu Politik FISIP USU.

5. Penulis menucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Tonny P.

Situmorang, M. Si selaku dosen pembimbing dan Drs. Ahmad Taufan

Damanik, M. A selaku dosen pembaca untuk segala saran, kritik dan

motivasi yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

ini. Terima kasih atas bimbingannya.

6. Terima kasih teman-teman kepada FMN cabang Medan dan FMN Ranting,

terkhusus kepada Che Rahmad, Kiki, Nico Demus, Halim, Kosner,

Kennedy.

7. Terima kasih kepada Standy yang selalu memotivasi saya, Andreas

(3)

saya selama proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya ucapkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik

dalam pengumpulan data, pengolahan data, serta penyajiannya. Penulis berharap

penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca walaupun masih terdapat

banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, penulis sangat terbuka

untuk menerima kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih bagi semua pihak

yang telah memberi bimbingan, masukan, bantuan dan dukungan selam proses

pengerjaan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Medan, 10 Juni 2013

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

PUTRI KRISTINAWATI (090906038)

PERAN PARTAI BOSHELVIK DALAM REVOLUSI 1917 DIBAWAH PIMPINAN VLADIMIR LENIN

ABSTRAKSI

Partai politik merupakan suatu wadah baru yang muncul di sekitaran abad ke 19, untuk menunjang hak politik dan aspirasi setiap individu politik. Partai politik telah menjadi kekuatan untuk membebaskan diri dari genggaman kaum feodal dan menjadi komponen yang membentuk pemerintahan. Di Rusia, kehadiran partai politik menjadi sangat penting dalam membebaskan masyarakat Rusia dari kaum feodal dan kaum borjuis kapitalis. Sejak awal munculnya partai politik (Partai Boshelvik) telah membawa perubahan baik dalam pola, taktik dan strategi pergerakan politik Rusia. Munculnya kekuatan-kekuatan politik seperti Boshelvik dan Menshevik telah membawa perubahan bentuk kekuasaan yang dahulunya dikuasai sistem feodalisme dan kapitalisme untuk mencapai Negara Sosialis Rusia. Salah satu kekuatan politik yang cukup besar peranannya adalah Partai Boshelvik. Partai Boshelvik sebagai sebuah partai politik yang sangat berperan dan berpengaruh dalam pencapaian revolusi sosialis yang terjadi pada tahun 1917. Hal ini dapat dilihat dalam setiap pemberontakan untuk menentang sistem otokrasi kekaisaran Rusia dan menentang sistem borjuasi dan Pemerintahan Sementara yang menggantikan tsar setelah dilaksanakannya revolusi tahap awal sebagai jalan awal untuk meneruskan revolusi tahap kedua sehingga tercapai revolusi 1917 yaitu revolusi sosialis. Perannya dalam kedua revolusi ini dapat dilihat dalam meruntuhkan sistem feodalisme dan sistem kapitalisme yang tengah membudaya lamaRusia.

(5)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang bersumber dari buku-buku dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu dengan menggambarkan, meringkaskan dari berbagai kondisi yang timbul pada objek penelitian kemudian ditafsirkan secara deskriptif. Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah teori materialisme dialektika dari Karl Marx, terutama yang berkaitan dengan teori revolusi.

Partai Politik, Revolusi, Vladimir Lenin

(6)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

PUTRI KRISTINAWATI (090906038)

PERAN PARTAI BOSHELVIK DALAM REVOLUSI 1917 DIBAWAH PIMPINAN VLADIMIR LENIN

ABSTRACT

Political parties are an emerging new container Area 19th century, to support the political right and the political aspirations of each individual. Political parties have become a force to free themselves from the grip of the feudal lords and the components that make up a rule. In Russia, the presence of political parties is essential in freeing Russia from the feudal society and capitalist bourgeoisie. Since the beginning of the emergence of political parties (party Boshelvik) has brought good changes in patterns, tactics and strategy of Russia's political movement. The emergence of such political forces and Mensheviks Boshelvik has brought changes in the form of power that was once controlled by the system of feudalism and capitalism to reach the Russian Socialist State. One political force is quite large role Boshelvik party. Boshelvik Party as a political party that was instrumental and influential in achieving a socialist revolution that occurred in 1917. It can be seen in any rebellion against the autocratic system of the Russian empire and oppose bourgeois system and the Provisional Government that replaced the Tsar after the implementation of the early stages of the revolution as the beginning of the second stage of the revolution to continue in order to reach the 1917 revolution the socialist revolution. His role in this revolution can be seen both in undermining the system of feudalism and capitalism system that was entrenched old Russia.

Under the leadership of Vladimir Lenin, the Party Boshelvik role of government in society and not just collect a lot of masses to insurrection. However, in this article I will look at is: The Role of Party Boshelvik during the feudal system, and the bourgeois Boshelvik Party united to fight against the autocratic system that has brought the ancient Russian peasant who monopolize their land and also had affected the workers, while the lifetime of the system boshelvik capitalism is replacing the role of the party that has served the bourgeoisie replaced the tsarist autocracy towards socialist revolution (1917) in order to create a communist society that works according to his ability, and according to his needs. Together with Lenin, the Party Boshelvik able to be a mirror for the other countries to the firm running the ideology of Marxism in order to achieve the 1917 revolution.

(7)

descriptive qualitative method is to describe, summarize the various conditions that arise from the research object then interpreted descriptively. Theory is used to explain these problems is the theory of dialectical materialism of Karl Marx, especially with regard to the theory of revolution.

Political Parties, Revolution, VladimirLenin

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...………..… i

ABSTRAKSI ………...… iii

DAFTAR ISI ………...………...… vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ………...… 1

I.2. Perumusan Masalah ...……… 8

I.3. Pembatasan Masalah …....………...……… 10

I.4. Tujuan Penelitian ...……… 10

I.5. Signifikansi Penelitian ………...……… 10

I.6. KerangkaTeori ………....……… 11

I.6.1. Teori Partai Politik ………...… 11

I.6.1.1. Teori Partai Politik …………...……… 12

I.6.1.2. Fungsi Partai Politik …………...……… 13

I.6.1.3. Tipologi Partai Politik ……… 14

I.6.1.4. Tipologi Sistem Kepartaian ……… 15

I.6.1.5. Klasifikasi Partai …………...…………...…… 16

I.6.2. Teori Revolusi ...………...…… 16

I.6.2.1. Filsafat Materialisme ………...…… 18

I.6.2.2. Materialisme Dialektika Histori ………...…… 19

(9)

I.6.2.2.3. Hukum Umum Perkembangan

Masyarakat …………... 23

I.6.2.2.4. Basis dan Bangun Atas ………...… 24

I.6.2.2.5. Kelas dan Perjuangan Kelas ……....… 24

I.6.2.2.6. Negara dan Revolusi ………...… 25

I.6.2.2.7. Peran Massa dan Pimpinan dalam Sejarah ...…………... 26

I.7. Metodologi Penelitian ………...………... 27

I.7.1. Jenis Penelitian ... 27

I.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 27

I.7.3. Teknik Analisa Data ... 28

I.7.4.Kerangka Konsep Kerja ... 30

I.8. Sistematika Penulisan ………...… 31

BAB II KETERKAITAN IDE DAN PRAKTEK LENIN ... 32

II.1. Biografi Vladimir Lenin ……... 32

II.2. Latar Belakang Pemikiran Vladimir Lenin ... 35

II. 2. 1. Tokoh yang Berpengaruh Terhadap Pemikiran Lenin ...………... 35

a. Karl Marx ………...… 35

b. Georgii Plekhanov………...… 36

(10)

II. 2. 2. Pokok-Pokok Pemikiran Vladimir Lenin ... 38

II.2.2.1. Kepercayaanatas Hukum Evolusi Sejarah Umat Manusia ...…………... 38

II.2.2.2. Kaum Proletar-Petani kecil sebagai pilar Revolusi Sosialis ……...…… 39

II.2.2.3. Tugas Partai dan Sifat Kepemimpinannya 42

II.3. Kondisi Masyarakat Rusia, Lahirnya Partai di Rusia, Partai Boshelvik dan Ide-ide Lenin ……… 48

BAB III ANALISIS PENELITIAN ... 64

III.1. Revolusi Februari 1917 ...……… 84

III.2. Revolusi Oktober 1917 ... 90

III.3. Pasca Revolusi, Menjelang Meninggalnya Lenin dan Melemahnya Partai ...………… 99

BAB IV PENUTUP ... 110

IV.1. Kesimpulan ...……… 110

(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

PUTRI KRISTINAWATI (090906038)

PERAN PARTAI BOSHELVIK DALAM REVOLUSI 1917 DIBAWAH PIMPINAN VLADIMIR LENIN

ABSTRAKSI

Partai politik merupakan suatu wadah baru yang muncul di sekitaran abad ke 19, untuk menunjang hak politik dan aspirasi setiap individu politik. Partai politik telah menjadi kekuatan untuk membebaskan diri dari genggaman kaum feodal dan menjadi komponen yang membentuk pemerintahan. Di Rusia, kehadiran partai politik menjadi sangat penting dalam membebaskan masyarakat Rusia dari kaum feodal dan kaum borjuis kapitalis. Sejak awal munculnya partai politik (Partai Boshelvik) telah membawa perubahan baik dalam pola, taktik dan strategi pergerakan politik Rusia. Munculnya kekuatan-kekuatan politik seperti Boshelvik dan Menshevik telah membawa perubahan bentuk kekuasaan yang dahulunya dikuasai sistem feodalisme dan kapitalisme untuk mencapai Negara Sosialis Rusia. Salah satu kekuatan politik yang cukup besar peranannya adalah Partai Boshelvik. Partai Boshelvik sebagai sebuah partai politik yang sangat berperan dan berpengaruh dalam pencapaian revolusi sosialis yang terjadi pada tahun 1917. Hal ini dapat dilihat dalam setiap pemberontakan untuk menentang sistem otokrasi kekaisaran Rusia dan menentang sistem borjuasi dan Pemerintahan Sementara yang menggantikan tsar setelah dilaksanakannya revolusi tahap awal sebagai jalan awal untuk meneruskan revolusi tahap kedua sehingga tercapai revolusi 1917 yaitu revolusi sosialis. Perannya dalam kedua revolusi ini dapat dilihat dalam meruntuhkan sistem feodalisme dan sistem kapitalisme yang tengah membudaya lamaRusia.

(12)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sekunder yang bersumber dari buku-buku dan internet. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu dengan menggambarkan, meringkaskan dari berbagai kondisi yang timbul pada objek penelitian kemudian ditafsirkan secara deskriptif. Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan tersebut adalah teori materialisme dialektika dari Karl Marx, terutama yang berkaitan dengan teori revolusi.

Partai Politik, Revolusi, Vladimir Lenin

(13)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

PUTRI KRISTINAWATI (090906038)

PERAN PARTAI BOSHELVIK DALAM REVOLUSI 1917 DIBAWAH PIMPINAN VLADIMIR LENIN

ABSTRACT

Political parties are an emerging new container Area 19th century, to support the political right and the political aspirations of each individual. Political parties have become a force to free themselves from the grip of the feudal lords and the components that make up a rule. In Russia, the presence of political parties is essential in freeing Russia from the feudal society and capitalist bourgeoisie. Since the beginning of the emergence of political parties (party Boshelvik) has brought good changes in patterns, tactics and strategy of Russia's political movement. The emergence of such political forces and Mensheviks Boshelvik has brought changes in the form of power that was once controlled by the system of feudalism and capitalism to reach the Russian Socialist State. One political force is quite large role Boshelvik party. Boshelvik Party as a political party that was instrumental and influential in achieving a socialist revolution that occurred in 1917. It can be seen in any rebellion against the autocratic system of the Russian empire and oppose bourgeois system and the Provisional Government that replaced the Tsar after the implementation of the early stages of the revolution as the beginning of the second stage of the revolution to continue in order to reach the 1917 revolution the socialist revolution. His role in this revolution can be seen both in undermining the system of feudalism and capitalism system that was entrenched old Russia.

Under the leadership of Vladimir Lenin, the Party Boshelvik role of government in society and not just collect a lot of masses to insurrection. However, in this article I will look at is: The Role of Party Boshelvik during the feudal system, and the bourgeois Boshelvik Party united to fight against the autocratic system that has brought the ancient Russian peasant who monopolize their land and also had affected the workers, while the lifetime of the system boshelvik capitalism is replacing the role of the party that has served the bourgeoisie replaced the tsarist autocracy towards socialist revolution (1917) in order to create a communist society that works according to his ability, and according to his needs. Together with Lenin, the Party Boshelvik able to be a mirror for the other countries to the firm running the ideology of Marxism in order to achieve the 1917 revolution.

(14)

descriptive qualitative method is to describe, summarize the various conditions that arise from the research object then interpreted descriptively. Theory is used to explain these problems is the theory of dialectical materialism of Karl Marx, especially with regard to the theory of revolution.

Political Parties, Revolution, VladimirLenin

(15)

BAB I PENDAHULUAN

I. 1. PENDAHULUAN

Partai Boshelvik atau bolchinstvo adalah golongan terbesar Rusiayang

menyetujui terbentuknya partai perjuangan untuk menentang kekuasaan Tsar

dibawah pimpinan Vladimir Lenin. Golongan mayoritas Rusia yang mengatas

namakan kaum tertindas dinegara tersebutmemiliki tujuan untuk mengambil tanah

rakyat yang dirampas kaum bangsawan dan membagikannya kepada rakyat, juga

menginginkan suatu perubahan secara menyeluruh dari sistem pemerintahan

monarki absolut (Tsar) dengan jalan revolusi sosialis yang dicita-citakan oleh

Vladimir Lenin menuju masyarakat komunis. Golongan ini mewakili kaum

tertindas dan terasing dari hidupnya karena adanya penguasaan yang dilakukan

oleh negara, tuan tanah (bangsawan) dan kaum borjuis (bangun atas) dari alat

produksi yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi kaum petani di Rusia.

Dengan sistem feodalisme kuno yang masih berkembang di Rusia ini yang

menyengsarakan rakyat, menimbulkan simpatik dari kaum terpelajar Rusia, kaum

terpelajar ini nantinya bersama proletar untuk menumbangkan dominasi tsar. Oleh

sebab itu,Partai boshelvik hadir menjadi mediator bagi kaum tertindas untuk

melaksanakan revolusi, karena partai menjadi sarana untuk meruntuhkan

feodalisme di Rusia.

Meruntuhkan sistem pemerintahan Tsar di Rusia ini, harus dilakukan dengan

Revolusi. Sebab revolusi menjadi jalan sebuah pertarungan kekuatan secara

terbuka antara kekuatan sosial di dalam perjuangan untuk mengambil alih

kekuasaan. Rusia sama halnya dengan Paris pada ketika terjadi pertentangan kelas

yang berujung pada sebuah revolusi. Revolusi Bonaparte III untuk menjatuhkan

dominasi kekuasaan Raja Louis Philip. Yang mana revolusi itu terjadi antara

kaum aristokrasi pemilik modal, borjuis industri, kelas menengah, angkatan

(16)

penduduk pedesaan berhadapan dengan para petani, para pekerja kota Paris dan

sejumlah pemimpin sosial. Penguasaan atas SDA dan industialisasi yang

dilakukan kaum bangsawan/borjuis terhadap petani maupun budakdemi

membawa Rusia kearah yang lebih maju lagi dengan mereformasi sistem ekonomi

melalui masuknya kapitalisme dilakukan oleh Kaisar tanpa memperdulikan nasib

rakyat.

Marx mengatakan bahwa sejarah perkembangan manusia adalah sejarah

petentangan dan perjuangan kelas. Pertentangan kelas penindas dan kelas tertindas

dimana ada penguasaan terhadap alat produksi dan adanya hak milik pribadi yang

dilakukan oleh kelas penindas (kaum feodal, kaum bangsawan, kaum borjuis, dll)

terhadap kaum tertindas (petani, buruh, mahasiswa, kaum miskin kota, dll). Oleh

karenanya kaum tertindas berjuang untuk mengambilalih alat produksi yang telah

dimonopoli oleh tuan-tuan tanah, tsar maupun kaum borjuis kapital.

Kerajaan Rusia luasnya mencapai lebih dari 22.000.000 km persegi dengan

penduduknya hampir berjumlah 170 juta orang ini mayoritas penduduknya adalah

kaum tani. Republik Soviet atau Rusia adalah negara terbesar diantara 15

Republik Uni Soviet lainnya, yaitu Ukrania, Belarusia, Uzbekistan, Kazakstan,

Georgia, Azarbeijan, Lithuania, Moldafia, Latvia, Kirgiztan, Tajikistan, Armenia,

Turkmenia dan Estonia. Republik Rusia terbentang antara sebelah utara dekat

kutub utara dan sampai pada samudera Arktika yang es-nya selalu membeku

walaupun pada musim panas. Di sebelah barat Rusia berbatasan dengan Lautan

Baltik, dan di sebelah timur terbentang sampai ke Laut Bering yang memisahkan

antara Asia dan Amerika.1

Bersinarnya Kekaisaran (Tsar) di Rusia dimulai 1598 setelah kejatuhan

Dinasti Rurik dan digantikan oleh Tsar Alexei Michael Romanov pada tahun

1613, Peter Yang Agung, Katerina, Paul I (anak Katerina yang pertama, dalam 5

tahun menjabat ia meninggal) dan digantikan oleh Alexander I (1801), Nicholas I

(1825), Alexander II (1861), Tsar Alexander III (1881) dan terakhir sampai

1

(17)

Nicholas II. Dibawah kekuasaan Tsar masyarakat hidup dibawah tekanan Tsar

maupun tuan tanah. Besarnya dominasi Tsar membuat Rusia tetap

mempertahankan masyarakat agrarisnya yang didasarkan pada perbudakan.

Menjelang pertengahan abad ke-19, hanya sekitar 8 sampai dengan 10 % dari 60

juta penduduk kekaisaran Rusia yang tinggal di kota. Didaerah pinggiran kota

yang sangat luas, berjuta-juta petani-budak merasa terikat dengan kampung dan

mengerjakan ladang tanah milik bangsawan atau negara secara bergantian, mereka

bekerja hanya semata-mata meningkatkan hasil padi-padian.2

Menyebabkan terjadinya gelombang pemberontakan oleh kaum tani

dikarenakan hal tersebut diatas, dimana,

Dari 10 juta

keluarga tani di Rusia, 3 ½ juta rumah tangga adalah petani yang tidak

mempunyai alat produksi, mereka menanami hanya sebagaian kecil dari tanah

mereka sisanya mereka harus menyerahkan sebagian hasil lagi kepada kaum kulak

(petani kaya) dan mereka terpaksa mencari pekerjaan tambahan. Para kulak, justru

sebaliknya, jumlah mereka sekitar 1 ½ juta dan memiliki 50 persen areal tanah.

3

Tahun Peserta Pemberontakan Kaum Tani

1835-1854 230

1855-1854 400

1861 54

Pemberotakan tidak merubah kenyataan bahwa kaum tani tertindas, sebab

Tsar tidak mengindahkan nasib petani yang dirampas alat produksinya dan kaum

tani kembali tunduk pada kekuasaan Tsar yang feodal itu. Didalam menjalankan

roda pemerintahan Tsar tidak hanya memiliki kekuasaan legislatif, eksekutif dan

yudikatif, tetapi Tsar merupakan pemilik negara yang berhak mengeksploitasi

sumber daya alam maupun manusia. Hal ini disebabkan kepercayaan Kristen

2

Iran Bruhat, Sedjarah Sovjet Rusia, (Djakarta: Kebangsaan Pustaka Rakyat N. V. Djakarta, 1954), hal. 8-9

3

(18)

Ortodoks Rusia yang mengatakan bahwa Tsar adalah utusan Tuhan dimuka bumi,

maka diharuskan memiliki kepatuhan terhadap ajaran agama Kristen Ortodoks

dan rakyat dituntut untuk setia dan menghamba kepada Tsar. PemerintahanTsar

sangat reaksioner dan bersifat otokratis. Tsar menggunakan cara-cara militer

untuk mengepung massa yang melakukan pemberontakan sehingga mereka dapat

dengan mudah dibubarkan.

Tak heran, banyak yang menyebutkan bahwa petani di Rusia adalah budak

bagi tuan tanahnya dibawah kepemerintahan Tsar. Tidak satu pun yang berani

melakukan perlawanan, sebab dibawah dominasi Feodalisme yang menanamkan

pemikiran bahwa Raja adalah utusan tuhan di dunia, sehingga kaum feodal dapat

melegitimasikan pengaruhnya kepada rakyat, dengan demikian mereka tidak

mempunyai kemampuan untuk melakukan revolusi dikarenakan besarnya

kekuatan kekaisaran dan besarnya pengaruh tuan tanah terhadap kaisar. Melihat

keadaan itu menimbulkan pemikiran-pemikiran kritis dari golongan terpelajar

untuk melakukan revolusi. Feodalisme itu mendorong adanya rasa persatuan, rasa

kesadaran dari rakyat untuk merubah dan mengganti kekuasaan yang

menyengsarakan itu.

Maka, berbagai organisasi bermunculan untuk menghancurkan dominasi

feodalisme di Rusia. Organisasi itu membentuk Serikat Buruh dan kemudian

seiring berjalannya waktu membentuk Partai. Serikat Buruh pertama pada tahun

1857 bernama Serikat Buruh Rusia Bagian Selatan (hanya 8 bulan), pada 1878

bernama Serikat Buruh Rusia Barat Laut. Tuntutan serikat buruh ini adalah

pengurangan jam kerja, dan kebebasan politik. Sama halnya dengan PBSDR

sebelum akhirnya terpecah menjadi Partai Boshelvik dan Partai Menshevik.

Berbagai pemberontakan dilakukan untuk meruntuhkan sistem feodal, sistem

perhambaan ala rusia yang mirip dengan sistem perbudakan tersebut tetapi

besarmya kekuasaan Tsar untuk meredam pemberontakan dilakukan dengan

berbagai cara. Hingga akhirnya, Tsar Alexander II memaksakan suatu reformasi

agraria yang seharusnya menjadi tuntutan kaum borjuis, ternyata diambil ahli oleh

(19)

Pemberontakan yang terjadi antara kaum penindas dan kaum tertindas,

menimbulkan kekuatan baru yaitu golongan borjuasi. Inilah yang disebut Marx

sebagai dialektika. Dikarenakan pemberontakan untuk meruntuhkan sistem

feodalisme, menyebabkan Tsar melakukan reformasi. Reformasi agraria

menyebabkan industrialisasi pun didorong dari atas oleh kekaisaran.

Rusia menjelang abad ke-20 adalah gerbang terbukanya kapitalisme dengan

mulai bermunculannya industrialisasi. Berkembangnya industrialisasi di Rusia

yang mana pada tahun 1865-1890 jumlah pekerja di pabrik dan perusahaan kereta

api melonjak dari 706.000 orang menjadi 1.433.00 orang kemudian meningkat

pada tahun 1900 naik menjadi 2.792.000 dan pada tahun ini terdapat 269

perusahaan asing yang tersebar diseluruh Rusia yang awalnya hanya terdapat 16

perusahaan saja pada tahun 18864

Peserta pemogokan dengan Isu Politik di Rusia:

dan kebanyakan perusahaan dimiliki oleh pihak

asing.Sejak kelahiran kaum buruh di Rusia telah terjerumus kedalam

industri-industri termaju dengan konsentrasi kekuatan kaum pemodal dengan kondisi kerja

kaum buruh yang menyedihkan yang mana upah buruh laki-laki adalah satu rubel

per hari dan untuk buruh perempuan hanya setengah rubel. Hal tersebut

menyebabkan terjadinya pemogokan dikalangan buruh dan dapat dilihat dari

perkembangan gerakan buruh di Rusia.

5

Tahun Peserta Pemogokan (dalam ribuan)

1903 87*

1904 25*

1905 1.843

1906 651

1907 540

1908 93

1909 8

4 Edy Haryadi,

Lenin: Pikiran, Tindakan dan Ucapan

5

(20)

1910 4

1911 8

1912 550

1913 502

1914 (semester pertama) 1059

1915 156

1916 310

1917 (Januari-Februari) 575

* termasuk pemogokan ekonomi

Terlihat bahwa mereka yang tertindas semakin reaksioner dan kesadaran

sosialnya telah terbangun dan semakin matang untuk terus melakukan

pemogokan. Oleh karena itu diperlukan Partai untuk membangun dan

membimbing para proletar (buruh, tani, kaum tertindas) untuk terus berjuang

menentang sistem pemerintahan yang sangatberpihak pada pemilik modal.

Dari perkembangan atau peran organisasi pada periode ini sebagai wadah

untuk menggalang dan melakukan propaganda untuk melawan kekuatan feodal.

Pasca kejatuhan Tsar nantinya akan memberikan harapan kepada kaum buruh,

tani, masyarakat, mahasiswa, kaum miskin kota untuk menata sistem yang telah

usang menjadi yang baru. Begitu juga terhadap perkembangan partai memberikan

harapan baru bagi mereka yang tertindas oleh kaum bangsawan dan tuan tanah.

Mereka para penguasa modal maupun tuan tanah ini juga menguasai negara.

Kelas-kelas penghisap memerlukan kekuatan politik untuk kepentingan

mempertahankan penghisapan, yaitu untuk kepentingan rakus segelintir minoritas

terhadap mayoritas terbesar rakyat. Kelas-kelas terhisap juga memerlukan

kekuasaan politik untuk kepentingan menghapus sepenuhnya segala penghisapan,

yaitu untuk kepentingan mayoritas rakyat melawan segelintir minoritas pemilik

budak modern (para tuan tanah dan para kapitalis).6

6

V.I. Lenin, State and Revolution, copyright 1932 and 1943,International Publisher Co. Inc. PDF (diunduh pada 18 September 2012, pukul 12.38)

(21)

kaum pemberontak (proletar) tidak mengerti dan memahami tujuan atau esensi

dari keinginan mereka melakukan sebuah revolusi.

Maka oleh Vladimir Lenin sebagai tokoh sosialis dan bapak komunis ini

menganggap penting untuk mendirikan Partai Kelas Buruh, dimana partai ini

nantinya akan berperan aktif dalam memberikan kesadaran sosial pada kelas

buruh tentang penindasan dan bagaimana mengatasi serta merubahnya ke dalam

masyarakat yang lebih baik, yaitu masyarakat sosialis dan akhirnya masyarakat

komunis serta tugas yang tak terbantahkan dari semua pekerja dalam sebuah

negara yang ada, terlepas dari kebangsaannya, untuk bersatu dalam satu

organisasi, ia juga menekankan pada pentingnya pengharapan atas “hak untuk

menentukan nasib sendiri.7

Penulis ingin mengungkapkan apa yang menjadi landasan berpikir V.I

Lenin mengenai peran partai Boshelvik dalam revolusi. Apa dan bagaimana

pemikiran V.I Lenin tentang tindakan sebuah partai didalam mencapai revolusi.

Apakah benar pemikiran V.I Lenin berdampak besar terhadap negara Rusia.

Sebagaimana yang dikatakannya, bahwa negara adalah Proletariat yang

terorganisir sebagai kelas yang berkuasa. Sedangkan revolusi menurut Lenin,

diperlukan adanya strategi dan taktik revolusi berupa penyusupan-penyusupan

kedalam birokrasi yang sedang memerintah, proses propaganda dan doktrinasi

untuk melakukan perlawanan. Bagi penulis, terdapat ketertarikan untuk

membahas permasalahan ini, yaitu ketika kondisi negara Rusia sedang mengalami

pergolakan politik (dorongan menuju revolusi) dapat muncul suatu paham baru

yang nantinya akan mengalahkan sistem pemerintahan yang sebelumnya

dijalankan oleh Tsar juga pemerintahan sementara yang menggantikan Tsar.

Apakah benar hal itu menjadi sebuah dorongan tersendiri sehingga menimbulkan

revolusi. Fakta tersebut terlihat bertentangan dengan gejala umum kondisi

negara-negara di Eropa Barat yang pada awal abad ke-20 masih menerapkan sistem

7

(22)

pemerintahan monarki. Dimana terdapat beberapa pokok pemikiran Vladimir

Lenin adalah : 8

Inti dari pemikiran Lenin terhadap teori Marxisme adalah pertama

taktik dan strategi revolusi, kedua kediktatoran proletar, Ketiga administrasi negara, Keempat peranan partai, Kelima taktik dan strategi partai komunis, keenam doktrin kapitalis-imperialis”.

Hal yang diungkapkan diatas menjadi menarik bagi penulis ketika Rusia

berubah menjadi negara sosialis komunis setelah peristiwa Revolusi 1917 tersebut

dan Lenin menjadi presiden dari URSS sehingga apa yang selama ini ia

perjuangkan bisa menjadi kenyataan dan apa yang ia pikirkan dapat diaplikasikan

dalam bentuk yang nyata. Sebuah prestasi yang mengagumkan karena dengan

sebuah revolusi yang dijalankan Lenin dan para pengikutnya dapat mengubah

sistem kenegaraan Rusia yang feodal dan konservatif dengan pusat pimpinan

terletak pada Tsar menjadi Negara Sosialis yang memperjuangkan hak rakyat

dengan lebih terbuka dan demokrat. Ditambah pula dengan berubahnya Rusia

menjadi sebuah negara poros komunis sosialis yang pada prakteknya dipadu

menjadi 100% komunis yang segalanya harus diatur oleh negara agar rakyat kecil

(proletar) dapat merasakan semua hasil dari bumi dan negara yang dipijaknya.

Hal-hal yang disebutkan diatas itulah yang membuat penulis tertarik dan

berusahan untuk mengkajinya dalam sebuah penulisan Sejarah yang layak untuk

dibaca dengan judul “Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 dibawah

Pimpinan Vladimir Lenin”. Skripsi ini adalah sebuah kajian mengenai pemikiran

Vladimir Lenin tentang Peran Partai dalam Revolusi.

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Revolusi 1917di Rusia adalah buah dari terlaksananya teori revolusi Karl

Marx yang berhasil diterapkan oleh Vladimir Lenin di negaranya. Hasil dari

terlaksananya revolusi itu ternyata mempunyai pengaruh-pengaruha yang

signifikan terhadap penerapan teori sosialis Karl Marx. Salah satunya adalah

8

(23)

negara itu mencapai sebuah negara sosial dengan masyarakat komunis dimana

tidak ada lagi pertentangan kelas sehingga masyarakat itu hidup berdasarkan

kebutuhannya dan bekerja sesuai dengan kemampuannya. Namun di aspek lain

telaksananya revolusi tersebut adalah bagaimana negara sosialisme harus

menerima berbagai bentuk blokade dari negara-negara imperialis dunia, sehingga

ruang gerak dengan negara luar yang berbeda ideologi menjadi sangat terbatas.

Contohnya Cina dan saat ini adalah negara Korea Utara. Banyak pihak

mengganggap bahwa revolusi yang terjadi di Rusia itu gagal, karena Rusia

bukanlah sebuah negara yang tengah mencapai masa kapitalisme dan dimana

negara Rusia masih didominasi oleh kaum petani dan mereka belum mampu

mengorganisirkan diri kedalam partai, sehingga jika negara itu telah banyak kaum

buruh seperti pada tahap kapitalisme baru dapat menjalankan sebuah revolusi

sosial, seperti di negara Jerman, Paris yang dahulu dikatakan oleh Karl Marx.

Hal ini bertolak belakang dengan fakta yang tengah terjadi di Rusia ketika

Lenin menjadi tokoh revolusioner. Lenin tidak menentang teori revolusi Karl

Marx, bahkan menurut Lenin teori Marx itu adalah ilmiah dan sangat tepat

dijalankan di negara Rusia. Hanya saja teori Lenin lebih bersifat situasional

dengan melihat keadaan kelas masyarakat Rusia adalah petani dan yang

menguasai corak produksi di negara Rusia adalah kaum feodal-kapitalis. Dan

Lenin melaksanakan teori revolusi Marx dengan mengolaborasikan petani-buruh

untuk ambil bagian dalam perjuangan kelas sehingga terlaksana revolusi dan

mendidik mereka untuk menjadi proletariat yang terorganisir dalam partai

sehingga terjadi revolusi 1917.

Berdasarkan pemaparan dari latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah Peran Partai Boshelvik dalam Revolusi 1917 dibawah pimpinan

Vladimir Lenin sudah berjalan atau menerapkan sesuai dengan Teori

(24)

2. Bagaimana Vladimir Lenin selaku pemimpin Partai Boshelvik

menjalankan konsep Revolusi melalui diktator proletariat dengan

perantaraan partai?

3. Mengapa Lenin membiaskan tradisi teorinya Marxis?

4. Apa yang baru dari ajaran Vladimir Lenin?

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah merupakan usaha untuk menetapkan masalah dalam

batasan penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna untuk

mengidentifikasi faktor-faktor mana saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup

penelitian ini. Adapun yang menjadi batasan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Penelitian ini hanya membahas mengenai bagaimana proses revolusi 1917

pada masa pemerintahan Vladimir Lenin dan keterkaitan teori Marx.

b. Penelitian ini hanya berkisar pada Peran Partai Boshelvik dalam revolusi

1917.

c. Penelitian ini hanya membahas tentang dinamika dan konstelasi politik di

Rusia pada pra revolusi sampai revolusi 1917.

d. Penelitian ini hanya melihat revolusi dalam perspektif Lenin dan Marx.

I.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar teori karl marx dijalankan oleh

Partai Boshelvik pada revolusi 1917.

2. Untuk mengetahui konsep pemikiran Vladimir Lenin tentang revolusi

melalui diktator proletariat dengan perantaraan partai.

3. Untuk mengetahui sebab Lenin membiaskan teori Marxis.

4. Untuk melihat pembiasan penerapan konsep revolusi Lenin dengan

Marx dan perbedaan Lenin dengan orang kiri lainnya.

I.5. SIGNIFIKANSI PENELITIAN

(25)

• Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanak kepustaan ilmu politik dan mengembangkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah

khususnya di bidang politik.

• Secara teoritis penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang

diharapkan dapat memberikan sumbangsi konsep dalam teori politik,

terutama menyangkut pemikiran lenin dalam mencapai sebuah revolusi

dengan mengikuti sertakan peran partai.

• Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah referensi bagi para peminat ilmu poltik terutama dalam melihat peran sebuah partai

dalam revolusi dibawah seorang pemimpin.

I.6. KERANGKA TEORI

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang penulis perlu menyusun

kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari segi mana

peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih.9

Menurut Masri Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi, konsep,

konstruksi dan proposi untuk menerapkan suatu fenomena social secara sistematis

dengan merumuskan hubungan antar konsep.

Karena salah satu unsur yang

paling penting peranannya dalam penelitian adalah menyusun kerangka teori.

10

Sedangkan menurut FN Karlinger,

teori adalah sebuah konsep atau konstruksi yang berhubungan dengan satu sama

lain, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan yang sistematis

dan fenomena.11

6. 1. Teori Partai Politik

Partai sebagai kekuatan politik adalah suatu gejala baru bagi semua negara

di dunia ini. Usianya tidak lebih dari 1000 tahun. Istilah partai politik sendiri

muncul pada abad ke Sembilan belas dengan semakin berkembangnya

lembaga-lembaga perwakilan dan meningkatnya frekuensi pemilu dan meluasnya hak

9

Hadiri Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1955), Hal. 40

10Masri Singarimbun, & Sofian Effendi,

Metode Penelitian Surve, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal. 37. 11

(26)

mereka yang bias mengambil bagian dari pemilihan umum. Pada tahun 1850 tidak

satu negara pun di dunia sudah memiliki partai politik dan bagi kebanyakan

negara-negara jajahan, partai politik menarik perhatiannya karena partai politik

bias menjadi kekuatan baru munculn mencita-citakan partai dan kepadanya para

warga bergantung. Partai politik pertama kali lahir di negara-negara Eropa Barat.

Hal ini di mulai dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan factor yang

perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik. Artinya, rakyat

harus berpartisipasi dalam negara. Negara yang pertama kali membentuk partai

politik adalah Inggris dan Prancis.12

Bagi Rusia sendiri kehidupan partai politik untuk pertama sekali dapat

muncul pada tahun 1898 dengan nama partai Demokrasi-Sosial Rusia. Adanya

partai politik dianggap sebagai suatu yang wajar-wajar saja, terutama dalam

konteks nilai-nilai esensial demokrasi. Maka secara umum dapat dikatakan bahwa

pengertian partai politik itu adalah akumulatif yang tersendiri dari pelaku-pelaku

politik yang aktif dalam masyarakat yakni yang memutuskan peerhatiaanya

kepada penguasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan

rakyat.

Menurut Sigmond Neuman

Partai politik adalah organisasi dari aktivitas-aktivitas politik yang berusaha

untuk menguasai pemerintahan serta merebut dukungan rakyat atas dasar

persaingan dengan suatu golongan-golongan lain yang mempunyai

pandangan yang berbeda-beda.13

Menurut Khirudin

Partai politik adalah organisasi artikulatif yang terdiri atas pelaku-pelaku

politik yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan

perhatiannya pada persoalan kekuasaan pemerintahan dan bersaing guna

12

Zakaria Taher, Dasar-dasar Ilmu Politik-Materi Pokok Pembekalan Politik, (Medan, 2006), hal. 29.

13

(27)

memperoleh dukungan rakyat untuk menempati kantung-kantung kekuasaan

politik.14

Menurut Carl J. Friedrich15

Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil

dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap

pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan penguasaan ini,

memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil serta

materiil.

Menurut Karl Marx

Partai adalah instansi yang hanya sebagai koordinator gerakan-gerakan

kaum buruh di seluruh dunia.

Menurut Vladimir Lenin

Partai, menurut lenin adalah “garda depan kaum proletar” (vanguard of the

proletar). Sebagai garda depan, partai haruslah berdisplin tinggi dan

tersentralisasi, serta secara terus menerus menyuntikan kesadaran sosialis ke

dalam kaum buruh.16

Dengan defenisi tersebut, tujuan didirikannya partai politik adalah untuk

menciptakan kehidupan politik.

6. 2. Fungsi Partai Politik17 6.2.1.

Partai politik menjadi wadah dalam menyampaikan segala aspirasi

masyarakat dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga aspirasi itu dapat

menjadi suatu kebijakan umum yang dapat menjadi solusi atas berbagai

permasalahan yang terjadi di masyarakat.

Partai Sebagai Sarana Komunikasi Politik

6.2.2.

14

Khoirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi Menakar Kinerja Partai Politik Era Transisi di Indonesia, Yogyakarta, 2004, hal. 6

Partai Sebagai Sarana Rekruitmen Politik

15

Mariam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT GRAMEDIA, Edisi Revisi, 2008), hal. 404 16 Saiful Arif dan Eko Prasetyo,

Lenin Revolusi Oktober 1917 (Sanggahan Atas Pemikiran Franz Magnis-Suseno), Yogyakarta : Resist Book, Agustus 2004, hal. 9

17

(28)

Partai politik mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turun

aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai yang nantinya akan

menjadi penerus tongkat estafet kepemimpinan partai.

6.2.3.

Partai politik merupakan suatu wadah dalam proses transformasi

nilai-nilai politik kepada masyarakat. Dengan fungsi ini setiap orang atau

individu memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik yang

umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada.

Partai Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

6.2.4.

Partai politik berfungsi untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat

atau kepentingan yang nantinya dikhawatirkan akan menimbulkan

perpecahan ditengah-tengah masyarakat. Partai politik akan berusaha

menyelesaikan segala perbedaan untuk kepentingan nasional.

Partai Sebagai Sarana Pengatur Konflik

6. 3. Tipologi Partai Politik

Menurut Ichlasul Amal terdapat lima tipologi partai politik, yakni:18

1. Partai Massa

Muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga dianggap

sebagai respon politis dan organisasional bagi perluasan hak-hak pilih

serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih tersebut. Partai

massa berorientasi pada basis penduduknya yang lebih luas misalnya,

buruh, petani, dan kelompok agama, dan memiliki ideologi yang cukup

jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi yang

cukup rapi untuk mencapai tujuan-tujuan ideologisnya.

Bedasarkan Teknik menggorganisasikan partai, Partai massa memliki

tiga tipe, yaitu:19

a. Tipe Sosialis, yaitu teknik partai massa dikembangkan untuk

membiayai pemilihan calon-calon dari kaum buruh, yang pada

18

Amal Ichlasul (Eds), Teori-teori Mutakhit Partai Politik Edisi Revisi, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta, 1996, hal. 15

19

(29)

massa itu sebagai kaum revolusioner dan karena itu tidak mungkin

akan mendapatkan dukungan dari para bankir, kaum industriawan,

kaum bisnis, ataupun pemilik tanah yang kaya. Idenya ialah untuk

mendapatkan anggota sebanyak mungkin. Contohnya Partai Sosial

Demokrasi Jerman.

b. Tipe Komunis, yaitu lahir karena adanya perpecahan dalam

partai-partai sosisalis, dipolakan menurut partai-partai sosialis itu juga. Partai

komunis adalah partai yang paling terorganisir dari partai-partai

manapun juga. Ciri partai komunis ini ada dua, yakni, Pertama,

kontak antara para anggota masyarakat yang paling dasar lebih

erat dan lebih sering, Kedua, masalah pekerjaan mereka ataupun

bisnis dapat menjadi bahan diskusi. Contoh Tipe partai ini adalah:

Partai Komunis Soviet (Kaum Boshelvik).

2. Partai Kader

Partai ini mengandalkan kader-kadernya yang loyal.

Keangggotaannya dari golongan menengah keatas, partai ini lebih

mementingkan displin anggotanya dan ketaatan dalam berorganisasi.

Doktrin dan ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi

anggota yang menyeleweng akan dipecat keanggotaannya. Akibatnya,

ideologi yang dianut partai ini adalah koservatisme ektrim atau maksimal

reformis moderat.

6. 4. Tipologi Sistem Kepartaian20 6.4.1.

Pola sistem kepartaian dimana hanya terdapat satu partai yang sangat

dominan dibandingkan partai-partai lainnya. Pola ini diambil karena

banyak negara-negara baru dihadapkan pada masalah bagaimana

mengintegrasi berbagai golongan, suku bangsa dan lain-lain.

Sistem Partai Tunggal

20

(30)

6.4.2.

Pola kepartaian dimana hanya terdapat dua partai dalam suatu negara

atau hanya dua partai yang sangat dominan dibandingkan oleh

partai-partai politik yang ada. Pola ini akan melahirkan partai-partai oposisi dan partai-partai

pemerintah. Sistem ini akan lebih baik bila diikuti dengan sistem distrik.

Sistem Dwi-Partai

6.4.3.

Pola kepartaian dimana terdapat lebih dari dua partai dalam suatu

negara. Umumnya sistem partai ini sering terdapat di negara-negara yang

majemuk (beraneka ragam). Dalam sistem kepartaian ini kecenderungan

yang terjadi adalah koalisi untuk membentuk pemerintahan, sebab tidak

ada partai yang dominan.

Sistem Multy-Partai

6. 5. Klasifikasi Partai21 6.5.1.

1. Partai Komprehensif

Berdasarkan Sumber Dukungan Partai

Suatu partai politik yang berorientasi pada pengikat yang berusaha

mendapatkan suara sebanyak mungkin dari setiap warga Negara.

2. Partai Sekretarian

Partai-partai yang memakai kelas, daerah atau ideology sebagai daya

tarik.

6. 6. Teori Revolusi

Revolusi adalah wujud perubahan sosial paling spektakuler, sebagai tanda

perpecahan mendasar dalam proses historis dimana pembentukan ulang

masyarakat dari dalam dan pembentukan ulang manusia. Revolusi menutup

budaya lama dan membuka budaya baru yang bersifat humanis proletar. Revolusi

dianggap menjadi jalan yang ditempuh proletar sebagai sebuah takdir sejarah

pembebasan manusia. Pemikiran Karl Marx tentang revolusi merupakan kajian

sebuah ideologi politik yang dicita-citakan Karl Marx untuk mencapai sosialisme

menuju komunisme yang pada hakikatnya merupakan senjata moril kelas buruh,

21

(31)

kelas tertindas dan bangsa-bangsa terjajah di muka bumi melawan keserakahan

kaum kapitalis.

Perjuangan kelas buruh dan kelas tertindas melawan kapitalis adalah suatu

keniscayaan sejarah sebagai hukum perkembangan masyarakat yang digambarkan

Marx. Untuk mengakhiri antaganonisme kelas ini harus ditempuh jalan melalui

revolusi. Oleh sebab itu revolusi merupakan gerakan politik yang dimulai dari

perebutan kekuasaan politik. Sistem masyarakat lama yang usang telah diganti

dengan sistem baru, yang melepaskan penghisapan atas manusia dengan manusia

lainnya, melahirkan manusia yang bermasyarakat, tidak membelenggu alam

berpikir manusia dengan pemahanan yang berlebihan dimana alat produksi yang

dikuasai Negara.Jalan yang mendorong revolusi adalah tenaga produktif dalam

masyarakat kapitalisme yaitu kelas buruh sebagai tulang punggungnya, bertujuan

untuk mencapai masyarakat baru yaitu sosialisme menuju komunisme. Kritik

Marx terhadap kapitalisme didasarkan pada analisisnya terhadap teori nilai lebih

dan upah, di mana terdapat nilai surplus pekerja yang dirampas dan dicuri oleh

kelas pemilik modal. Kondisi tersebut menyebabkan lahirnya pertentangan antar

kelas yang ditindas atau kelas proletar (kelas pekerja) dengan kelas yang

menindas (borjuis).

Masyarakat borjuis modern yang muncul dari keruntuhan masyarakat

feodal tidak mendamaikan antagonisme kelas itu. Malah ia memunculkan

kelas-kelas baru, kondisi baru untuk melakukan tekanan, bentuk-bentuk baru persaingan

dengan menggantikan yang lama. Borjuis menempatkan negeri ditangan penguasa

kota. Ia telah menciptakan kota-kota besar, yang telah banyak menambah

penduduk kota dibanding penduduk pedesaan dan dengan demikian

menyelamatkan keterbelakangan penduduk di pedesaan dari hubungan produksi

feodal. Persis yang berlaku pada setiap negeri dengan ketergantungan pada kota,

borjuis itu telah membuat pula negeri-negeri jajahan dan setengah jajahan, bangsa

petani bergantung pada bangsa borjuis, timur pada barat. Senjata yang

dipergunakan borjuis untuk menghancurkan feodalisme, ini dipergunakan untuk

(32)

membunuh dirinya sendiri, ia juga membunuh orang-orang yang membuat senjata

tersebut yakni kelas pekerja modern (proletar). Dengan perkembangan industri,

proletar bukan saja bertambah jumlahnya, ia berkumpul dalam kumpulan yang

tambah besar, kekuatannya berkembang dan ia merasakan kekuatannya yang

bertambah itu pun memulai membentuk sebuah kombinasi disebut organisasi

buruh melawan borjuis. Dimana-mana pertentangan kelas berkobar dan

berkembang menjadi gerakan yang radikal.

Tiga sumber dan tiga komponen Marxisme yang ditulis oleh V.I. Lenin

(1913)22

6.6.1. Filsafat Materialisme

.

Pemikiran Karl Marx banyak mengadopsi pemikiran filsuf sebelumnya

salah satunya materialisme Feuerbach, tetapi tidak mengadopsi metodenya secara

keseluruhan. Menurut feurbach, gerak dan perkembangan materi ditentukan oleh

faktor luar (ekternal), sedangkan menurut Karl Marx, gerak dan perkembangan

materi ditentukan oleh faktor dalam (intern) materi itu sendiri. Feuerbach juga

berbeda dengan Hegel. Hegel menyatakan bahwa yang berkembang itu roh, tetapi

Feuerbach yang berkembang yaitu materi yaitu kondisi alam dan sosial. Demikian

juga Karl Marx mengadopsi Pemikiran Hegel tentang metode dialektika, tetapi

tidak mengadopsi unsur dari pemikirannya yang idealisme. Dengan demikian Karl

Marx bisa dikatakan sebagai seseorang yang jenius yang melahirkan buah

pemikiran yang relevan dengan sebuah materi dan tindakan yang revolusioner.

Ketiga pemikir itu merupakan pemikir terbesar pada zamannya, Hegel terkenal

karena motode berpikir dialektikanya, Feuerbach terkenal dengan filsafat

materialismenya, dan Karl Marx terkenal dengan Pemikiran Materialisme

dialektikanya.

22

(33)

6.6.2. Materialisme Dialektika Historis (Sejarah)

Dalam hukum sejarah materialisme, marx menunujukan kemenanan

sosialis atas revolusinya terhadap usaha-usaha kapitalis. Marx dengan

menggunakan pendekatan filsafat, bersandar pada pemikiran bahwa tidak ada

kekuatan lain yang dapat mengkondisikan kehidupan manusia kecuali manusia itu

sendiri. Marx mengatakan bahwa cara produksi kapitalis dengan sendirinya

menunjukan pada kehancurannya sendiri. Karena itu, dasar ekonomi Marx

merupakan keniscayaan revolusi sosialis dan perwujudan masyarakat komunis

tanpa kelas.23 Bagi kapitaisme itu sendiri, faktor produksi adalah upaya aktualisasi kehidupan manusia yang serta merta membutuhkan kekuatan, karena itu manusia

bisa survive kalau mendapatkan modal hidup yang diolahnya.24

Hukum ini menurut Marx berkaitan dengan hukum perkembangan

masyarakat yang ditentukan oleh bidang produksi. Bidang ekonomi adalah basis,

sedangkan dua dimensi kehidupan masyarakat lainnya yaitu institusi-institusi

sosial (terutama negara) dan bentuk-bentuk kesadaran sosial yang merupakan

bangunan atas.

Oleh karena itu, faktor penentu adalah basis, maka harus memerhatikan

dahulu bidang ekonomi. Ciri yang menurut Karl Marx paling menentukan bagi

semua bentuk ekonomi sampai sekarang adalah pemisahan antara para pemilik

dan pekerja. Masyarakat terdiri dari kelas-kelas sosial yang membedakan diri satu

sama lain berdasarkan kedudukan dan fungsi masing-masing dalam proses

produksi. Pada garis besarnya (produksi masyarakat mendekati pola kapitalisme)

kelas-kelas sosial termasuk kelas-kelas pemilik dan kelas-kelas tidak

bermilik.Oleh karenanya, kelas bermilik (atas) begitu berkuasa dan dapat

mengisap tenaga kerja para pekerja (bawah).Menurut Marx ciri khas semua pola

masyarakat sampai sekarang ialah, bahwa masyarakat dibagi dalam kelas-kelas

23

Abd. Malik Haramain, dkk, Pemikiran-pemikiran revolusioner (Karl Marx, Antonio Gramsci, Anthony Giddens, Paulo Freire, Asghar Ali Enginer, Erich Fromm), Averroes Press: Pustaka Belajar, Malang, 2001, hal. 8

24

(34)

atas dan bawah. Struktur ekonomitersusun sedemikian rupa dimana bangun atas

hidup dari pengisapan tenaga kelas bawah.

Negara menjadi alat kelas-kelas atas untuk menjamin keadaan mereka, jadi

untuk seperlunya menindas usaha kelas-kelas bawah untuk membebaskan diri dari

penghisapan kelas-kelas atas sedangkan “bangun atas idealis” istilah Marx bagi

agama, filsafat, pandangan-pandangan moral, hukum dan lain sebagainya

berfungsi untuk memberikan legitimasi pada hubungan kekuasaan itu. Jadi, Marx

menolak paham bahwa negara mewakili kepentingan seluruh masyarakat. Negara

dikuasai oleh dan berpihak kepada kelas-kelas atas, meskipun kadang-kadang juga

menguntungkan kelas-kelas bawah. Walaupun dari pihak negara mengatakan ia

adalah milik semua golongan dan bahwa kebijakannya demi kepentingan seluruh

masyarakat, namun sebenarnya negara melindungi kepentingan kelas atas

ekonomis. Maka negara menurut Marx termasuk lawan dari kelas atas. Dari

negara mereka tidak dapat mengharapkan sesuatu yang baik. Seperti halnya

negara, begitu pula agama, filsafat, pandangan tentang norma moral dan hukum

dan sebagainya menurut Marx tidak mempunyai kebenaran pada dirinya sendiri,

melainkan hanya berfungsi untuk melegitimasikan kepentingan kedudukan kelas

atas untuk menguasai masyarakat. Maka bentuk-bentuk kesadaran sosial itu

menurut kekhasannya masing-masing, mengemukakan sebagai baik baik seluruh

masyarakat apa yang sebenarnya hanya baik bagi kelas-kelas atas. “Bangun atas

ideologi” itu menciptakan kesan bahwa kesediaan masing-masing kelas untuk

menerima kedudukannya dalam masyarakat adalah sesuatu yang baik dan

rasional. Jadi, fungsinya ialah membuat kelas-kelas bawah bersedia untuk

menerima kedudukan mereka sebagai kelas-kelas bawah.

Dialektika yang dimaksud oleh Marx untuk mengungkapkan kelas ini

adalah Bila tingkat produksi tadi yang diambil sebagai tesis, dan dimulai dengan

tingkat feodalisme (ini merupakan tesis) maka anti-tesisnya adalah tingkat

produksi borjuis atau kapitalisme dan sistesinya nati adalah tingkat produksi

sosialisme. Demikian tesis golongan bangsawan (Abad Tengah) menimbulkan

(35)

golongan borjuis dan begitu seterusnya sampai pada masyarakat komunisme.

Dengan demikian maka Marx melihat negara sebagai alat belaka dari kelas

penguasa (berpunya) untuk menindas kelas yang dikuasai (tidak berpunya).

Negara dan pemerintah identik dengan kelas penguasa, artinya dengan kelas

berpunya, berturut-turut dalam sejarah umat manusia dikenal kelas pemilik buda,

kelas bangsawan (tuan tanah), kelas borjuis. Soal hak dan kewajiban, kaum

bermilik ini sekedar ucapan penghias bibir. Diaektika Marx mengungkapkan

bahwa perkembangan masyarakat feodalisme ke masyarakat kapitalisme (borjuis)

dan seterusnya ke masyarakat sosialisme merupakan suatu kelanjutan yang tidak

dapat dielakkan. Tetapi ini tidak berarti bahwa manusia berdiam diri saja dengan

menanti perkembangan itu berjalan dengan begaimana maunya. Kelas-kelas itu

sendiri adalah kelas-kelas yang berjuang untk kelas-kelasnya, jadi manusia yang

dilihat oleh Marx adalah manusia yang berbuat.

Oleh sebab itu, maka revolusi digambarkan oleh Marx terdiri dari dua

tahap. Tahap pertama adalah revolusi yang dipelopori oleh golongan borjuis yang

hendak menghancurkan feodal. Tahap Kedua adalah revolusi yang dilakukan oleh

kelas pekerja dalam menghancurkan borjuis. Dengan lenyapnya kelas borjuis,

fungsi pemerintah tidak lagi mempunyai sifat politi. Kelas pekerja yang

memegang kekuasaan itu pun tidak lagi merupakam kelas, sehingga tidak ada

kelas yang tertindas dan negara akan lenyap. Masing-masing orang melakukan

kewajibannya sesuai dengan kesanggupannya. Oleh karena itu orang memberikan

sumbangan sesuai dengan kesanggupannya.

Dan Marx merumuskan Teori Materialisme historis menjadi sejarah

perkembangan masyarakat untuk melakukan sebuah perubahan sosial yang

fundamental melalui perjuangan kelas yang berujung pada revolusi sosial. Dalam

pandangan Karl Marx dalam melihat Materialisme Historis yakni mengandung hal

yang paling pokok yakni ;25

25

(36)

1) Kerja Produksi

Untuk memenuhi kebutuhan materil, manusia diharuskan bekerja

sehingga dapat memproduksi barang-barang. Barang-barang yang diproduksi

merupakan sasaran kerja, dan untuk mencapai sasaran kerja itu dibutuhkan alat

kerja, metode kerja, dan tenaga kerja. Dalam masyarakat kapitalisme, alat

produksi dimiliki oleh kaum kapitalis (pemilik modal), sedangkan buruh bekerja

berdasarkan sistem kerja upahan, di mana hasilnya seluruhnya menjadi milik

kaum kapitalis. Dalam proses produksi manusia memerlukan dan mengadakan

hubungan antara yang satu dengan yang lain. Hubungan itu disebut sebagai

hubungan produksi yang ditentukan oleh pemilik alat produksi, kemudian

keseluruhan hubungan produksi menentukan suatu sistem ekonomi masyrakat.

Sistem ekonomi pada hakikatnya sebagai basis kehidupan masyarakat yang di

atasnya berdiri bangunan atas.

Basis adalah dasar kehidupan materil masyarakat, sedang bangunan atas

adalah kehidupan spiritual masyarakat seperti sistem politik, hukum negara dan

pemerintahan, kebudayaan, parpol, dan lain-lain. Bangunan atas inilah merupakan

kesadaran masyarakat, sebagai pedoman berpikir dan berperilaku. Menurut Karl

Marx bahwa sejarah perkembangan masyarakat hakikatnya adalah sejarah dari

perubahan dan perkembangan proses produksi, yakni suatu perubahan

terus-menerus tanpa henti manusia bekerja menciptakan barang-barang material untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Mengenai sejarah, Marx menjelaskan bahwa

sejarah adalah hasil perkembangan dan perubahan atas kerja manusia dalam

memproduksi barang-barang material. Didalam mengurai sejarah perubahan dan

perkembangan masyarakat, Marx terlebih dahulu mengurai mengenai hukum

umum perkembangan masyarakat, selanjutnya dibahas basis dan bangunan atas,

keadaan sosial menentukan kesadaran sosial, kelas dan perjuangan kelas serta

negara dan revolusi. Materialisme historis adalah paham materialisme dialektika

yang diterapkan dalam masyarakat. Dalam kehidupan masyarakat terjadi sebuah

(37)

perbudakan, sistem feodal, sistem sosial kapitalisme dan sistem sosial sosialisme

dan berakhir berkembang dan berubah menjadi sistem sosial komunisme.

2). Keadaan Sosial Menentukan Kesadaraan Sosial

Karl Marx tegas menyatakan bahwa kesadaraan sosial itu dilahirkan oleh

keadaan sosial. Kesadaran sosial yaitu ide, gagasan dan pikiran, yang ada pada

manusia. Itu adalah merupakan realisasi dari interaksi antar manusia dalam

kegiatannya memproduksi barang-barang material, atau dalam keadaan sosialnya

atau dalam kehidupan riilnya.yang dimaksud dengan keadaan sosial ada tiga unsur

yakni, keadaan alam, keadaan masyarakat dan corak produksi. Sedangkan yang

paling mempengaruhi perubahan dan perkembangan masyarakat adalah factor

corak produksi. Karena corak produksi ini sangat cepat berubah dan berkembang

sesuai dengan tenaga tenaga produktif untuk melakukan sebuah perubahan yang

fundamental terhadap sebuah sistem sosial masyarakat.

3). Hukum Umum Perkembangan Masyarakat

Manusia dan masyarakat hidup, berubah dan berkembang dari caranya

mereka membuat barang-barang material untuk memnuhi kebutuhannya. Karena

hal ini berlaku bagi seluruh umat manusia, maka dapat disimpulkan sebagai suatu

hukum umum perkembangan masyarakat, atau mekanisme perubahan masyarakat.

Ini merupakan suatu hukum obejektif dalam masyarakat, di luar kemampuan

masyarakat dan terjadi tidak bisa dihindari dan tidak bisa ditolak oleh manusia

dan oleh kekuatan apapun. Hukum umum perkembangan masyarakat itu dimulai

dari proses pemenuhan kebutuhan pokok, yaitu proses mempertahankan dan

melangsungkan hidup. Proses itu berlangsung secara objektif dan berlaku secara

umum dalam sejarah perkembangan masyarakat. Sama halnya dengan masyarakat

kapitalisme. jika kita melihat corak produksinya, maka akan tampak jelas

penghisapan dan penindasan dalam sistem sosial tersebut. kelas buruh yang tidak

memiliki alat produksi, harus menjual keringat dan tenaganya untuk dapat

memenuhi kebutuhan materilnya. Sementara kapitalis yang menguasai alat

produksi merampas nilai lebih kelas buruh secara besar-besar, yang membuat

(38)

4). Basis dan Bangunan Atas

Basis adalah suatu sistem ekonomi. Factor-faktor dari sistem ekonomi

yaitu pemilikan alat produksi, distribusi hasil produksi dan pertukaran hasil

produksi. Dari ketiga factor tersebut maka yang paling mempengaruhi adalah

pemilikan alat produksi. Adapun bangunan atas adalah suatu pencerminan dari

basis.26

Marx menjelaskan secara keseluruhan hubungan produksi menentukan

sistem ekonomi masyarakat. Basis menentukan bangunan atas kemudian

melahirkan kesadaraan sosial. Cara produksi barang-barang materil untuk

memenuhi kebutuhan hidup menentukan karakter kehidupan sosial, politik,

spiritual. Bukan kesadaraan sosial yang menentukan keadaan sosial, tetapi

keadaan sosial yang menentukan kesadaraan sosial. Sementara itu pengubahan

bangunan atas itu menurut Karl Marx harus dengan jalan Perjuangan atau

tepatnya melalui revolusi politik. sebab bangunan atas yaitu negara, kekuasaan

politik, hukum, moral, dan ideologi, itu dicipta untuk melindungi basis, terutama

sistem pemilikan alat-alat produksi. Dengan demikian basis harus dihancurkan

untuk melahirkan sebuah sistem sosial yang baru. Paham pemikiran Karl Marx

mengenai basis dan bangunan atas kemudian dikembangkan menjadi teori kelas

dan perjuangan kelas.

Bangunan atas dipengaruhi oleh kekuatan basis. Bangunan atas terdiri dari

faktor ide dan faktor pelaksana ide (realisasikan ide). Namun yang paling penting

dari kedua tersebut adalah faktor alat pelaksana idea tau alat realisasi ide, atau

negara, karena negara mempunyai birokrasi, tentara, dan penjara.

5). Kelas dan Perjuangan Kelas

Menurut Karl Marx sejarah perjuangan dan perkembangan masyarakat

adalah sejarah perjuangan kelas. Teori kelas merupakan analisis Karl Marx dan

Friedirch Engles terhadap kapitalisme dan pada mulanya memfokuskan pada

corak produksi. Analisis Marx tertuju pada inti ketidakadilan yang tersembunyi

dari hubungan masyarakat dalam sistem ekonomi kapitalisme di mana ia melihat

26

(39)

hubungan tersebut bersifat eksploitatif, Sesuatu yang tidak bisa dilihat oleh

pemikir sosial lainnya. Masyarakat di mana-mana terbagi menjadi klas penghisap

dan terhisap. Sementara itu, kelas penghisap karena kepemilikan monopolinya

atas alat produksi, mereka mendapat bagian terbesar dari barang yang diproduksi

dalam masyarakat untuk keuntungannya sendiri sekalipun tidak bekerja.

Sementara, ada kelas yang terhisap yang hanya memiliki tidak memiliki sama

sekali, sekalipun mereka yang bekerja untuk memproduksi barang akan tetapi

mereka hanya mendapat bagian yang sangat kecil bahkan tidak cukup untuk

bertahan hidup. Perjuangan klas lahir dari pertentangan kepentingan klas-klas

dalam masyarakat secara keseluruhan. Ini adalah pertarungan antara klas yang

mengeruk keuntungan dan karenanya mempertahankan hubungan produksi yang

lama dengan klas yang berusaha menghancurkan hubungan produksi yang lama

dan menggantikannya dengan yang baru. Perjuangan antara klas penghisap dan

klas terhisap terpusat pada penghilangan tipe penghisapan tertentu dalam sebuah

sistem kemasyarakatan. Dan karena penghisapan itu berasal dari sebuah tipe

tertentu dari monopoli atas alat produksi, maka perjuangan klas berlangsung di

seputar pihak-pihak yang mempertahankan dan menentang monopoli tersebut.

6). Negara dan Revolusi

Negara dan revolusi adalah pengembangan Karl Marx oleh Lenin. Marx

memiliki konsep pemikirannya, Lenin yang mempraktekkannya. Negara dan

revolusi bagaiakan dua sisi pada satu keeping mata uang. Negara lahir karena

adanya revolusi, dan revolusi lahir karena adanya negara yang menghisap dan

menindas rakyatnya. Revolusi borjuis lahir karena negara feudal menindas

rakyatnya, sementara revolusi sosialis lahir karena negara borjuis menindas

rakyatnya. Revolusi kemerdekaan lahir karena negara colonial menindas rakyat

yang dijajah.

a). Negara

Negara adalah bangunan atas masyarakat. Negara merupakan suatu

organisasi yang menguasai masyarakat. Menurut Marx, negara adalah organ

(40)

adalah ciptaan "tata tertib" yang melegalkan dan mengekalkan penindasan ini

dengan memoderasikan bentrokan antar kelas.27

b). Revolusi

Dimana manusia secara orang per

orang tidak mampu melawan negara. Oleh karena itu negara merupakan suatu

lembaga yang tidak berada di atas masyarakat, tetapi merupakan lembaga yang

digunakan oleh kelas ekonomi yang berkuasa untuk melawan kelas-kelas lain.

Negara lahir sebagai akibat dari suatu perjuangan kelas antara terhisap dan

penghisap yang tidak bisa didamaikan. Untuk bisa mengatasi penghisapan

tersebut, maka negara sebagai alat legitimasi penghisap untuk mengatasi

perlawanan dari kelas terhisap yang terus-menerus semakin besar. Kekuasaan

negara yang tersentralisasi yang khas bagimasyarakat borjuis terjelma dalam

periode jatuhnya absolutisme. Dua lembaga paling karakteristik dari negara:

birokrasi dan tentara tetap.

Revolusi adalah keharusan karena kelas yang berkuasa tidak mampu

digulingkan secara diplomasi, tetapi penguasa hanya bisa digulingkan dengan

revolusi. Kelas yang melakukan revolusi mengulingkan penguasa lama dan

membangun kembali masyarakat baru. Revolusi hakikatnya pergantian kekuasaan

politik dengan kekerasaan. Mengubah sistem sosial lama menjadi sistem sosial

yang baru. Oleh sebab itu harus melalui revolusi politik.

7). Peranan massa dan Pimpinan dalam Sejarah

Pemimpin dan massa merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak

dapat dipisahkan. Massa adalah segolongan besar manusia dalam masyarakat

yang mempunyai ikatan dan kepentingan yang sama. Sementara dalam kajian

masyarakat kapitalisme, massa yang dimaksud adalah massa pekerja (proletar).

massa pekerja adalah golongan masyarakat yang berkeja memproduksi

barang-barang keperluan hidup, maka kita sebut tenga produktif/produsen. Mereka adalah

yang menciptkan sejarah manusia, karena manusia di dalam masyarakat berubah

dan berkembang akibat kerja dari massa pekerja. Maka demikian bahwa hakikat

27

(41)

dari sejarah perkembangan masyarakat adalah hasil dari berjuta-juta massa yang

dihisap dan ditindas oleh golongan penghisap. Sementara itu, pimpinan lahir dari

massa (rakyat pekerja) itu sendiri, bukan dari luar dirinya, dan pimpinan itu

mereka tentukan sendiri tanpa paksaan dari luar.

Dengan demikian, bahwa hakikatnya adalah massa melahirkan dan

menentukan pimpinan yang membela kepentingannya. Pimpinan yang lahir dan

diangkat oleh massa harus menjalankan poros hidup dan menjadi tauladan massa.

Seorang pemipin revolusioner dalam kerangka marxis mampu bertindak sebagai

barisan terdepan untuk menghancurkan musuh-musuh revolusi. Pemimpin juga

harus berada ditengah-tengah massa dan tidak sedetik pun meninggalkan massa.

Itulah bukti pengorbanan pimpinan yang di didik, dibesarkan dan dipilih oleh

massa pekerja.

I.7. METODOLOGI PENELITIAN I.7.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan metode yang dipakai maka penelitian ini menggunakan penelitian

deskriptif-historis. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail

mengenai suatu gejala atau fenomena. Dimana menurut peneliti bahwasannya

penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian Grounded theory28

I.7.2 Teknik Pengumpulan Data

yaitu suatu

studi pendekatan yang menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah

individu salah satunya Vladimir Lenin, dimana tujuan pendekatan grounded

theory adalah untuk menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan

dengan situasi tertentu. Situasi di mana individu saling berhubungan, bertindak,

atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari

pendekatan grounded theory adalah pengembangan suatu teori yang berhubungan

erat kepada konteks peristiwa dipelajari.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakann teknik pengumpulan data

sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk mengumpulkan

28

Referensi

Dokumen terkait

Transformasi nilai menjadi efektif tidak terlepas dari waktu yang digunakan oleh lembaga untuk mencapai tujuan. Mengapa terjadi perbedaan capaian pembelajaran antara

dapat diketahui melalui penerapan prinsip- prinsip kritik matan, yaitu: 1) suatu hadis tidak boleh bertentangan dengan hadis - hadis lain dalam masalah yang sama, yang diterima

Jumlah dari dua buah atau lebih tensor yang rank dan jumlah indeks kontra- varian serta kovariannya sama adalah juga sebuah tensor dengan rank dan jumlah indeks kontravarian

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam; Upaya pengefektifan PAI di Sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.. mampu mengarahkan siswa untuk berperilaku terpuji, bukan

pada kinerja usaha kecil Kecamatan Tukak Sadai Kabupaten Bangka Selatan yang.. disebabkan oleh kompetensi wirausaha dan Motivasi yang kurang

Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki sistem yang ada dengan harapan agar pengolahan yang selama ini masih dilakukan secara manual, dapat dipermudah dan

Penilaian subyektif didapatkan melalui kuesioner yang diisi oleh responden atlit yang telah mendapatkan penanganan cedera lutut di Sport Clinic, baik konservatif.. maupun

Dilihat dari hasil pengujian pemadatan tanah dengan komposisi campuran tersebut menunjukan bahwa penggabungan yang mengalami pemadatan maksimal ialah pasir Ia yang