• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Masyarakat Rusia, Lahirnya Partai di Rusia, Partai Boshelvik Boshelvik dan Ide-ide Lenin Boshelvik Boshelvik dan Ide-ide Lenin

BAB III : PENYAJIAN DATA

II. 3. Kondisi Masyarakat Rusia, Lahirnya Partai di Rusia, Partai Boshelvik Boshelvik dan Ide-ide Lenin Boshelvik Boshelvik dan Ide-ide Lenin

Rusia adalah salah satu negara di Eropa timur yang ibu kotanya terletak di Saint Peterburg. Kota tersebut merupakan kota yang menyerupai Amsterdam yang merupakan kota metropolis di Eropa Barat. Kemunculan sastra, musik, seni dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan kebudayaan Eropa kontemporer di Rusia yang dalam beberapa hal bahkan menjadi yang terdepan, selama abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Dimana kondisi Rusia menjelang abad 20 memiliki kekayaan yang begitu indah, namun kebudayaan tinggi tersebut hanya mewakili satu lapisan minoritas dalam masyarakat Rusia yang terdiri dari para bangsawan kaum intelektual dan birokrat terkemuka. Tiga perempat dari seluruh penduduk kekaisaran ini terdiri dari para petani penggarap kecil yang sebagai pekerjaan mayoritas di Rusia hidup dalam dunia mereka sendiri serta tidak

tersentuh oleh peradaban barat. Mereka tidak menggunakan bahasa yang sama dengan kaum terpelajar yang mereka pandang sebagai orang asing.Sebagian besar petani penggarap Rusia bukanlah petani yang mengerjakan tanah mereka sendiri, mereka adalah bagian dari komunitas-komunitas dusun yang memiliki tanah secara kolektif yang secara periodik dibagi-bagikan kepada keluarga-keluarga tersebut. Tanah, dalam pandangan para petani penggarap tersebut bukanlah suatu komoditas atau barang dagangan melainkan sumber kehidupan dimana hanya orang yang menggarapnya yang berhak menikmati hasilnya.46

Kebanyakan dari para petani tersebut bersifat konservatif, taat kepada monarki kekaisaran Tsar dan terhadap Gereja Ortodoks. Kekaisaran yang bersifat feodalisme ini lambat laun merongrong banyak rakyatRusia karena para petani tidak menggarap tanah mereka sendiri sehingga kehidupan mereka akan sangat bergantung kepada tanah yang mereka garap. Sedangkan kaum bangsawan yang berada di puncak kekuasaan hanya tinggal merasakan hasil jerih payah dari mereka yang menggarap tanahnya. Latar belakang inilah yang menjadi faktor terjadi sebuah revolusi. Karena masalah tanah tersebut, para petani Rusia menjadi amat sensitif, tanpa mereka sadari dalam kurun waktu yang singkat jumlah para petani yang ada semakin meningkat dibandingkan dengan jumlah luas tanah yang akan mereka garap.

Banyak hal yang mengakibatkan jumlah petani meningkat tajam, salah satunya perkembangan ilmu pengetahuan di Rusia. Ilmu pengetahuan itu dengan sengaja dikembangkan oleh tsar tujuannya hanya untuk mendukung sistem pemerintahan yang berorientasi pada tsar, disamping itu juga tsar dengan sengaja membuat pertanian mereka masih menerapkan sistem pertanian yang tradisional yang ekstensif konservatif sehingga hasil panen dari para petani hanya menghasilkan jumlah yang sedikit. Hal itubelum termasuk faktor eksternal yangmengakibatkan gagal panen, misalnya cuaca dan iklim yang cenderung ekstrim. Meskipun para petani seringkali mengalami gagal panen, namun mereka

46

sangat loyal terhadap Tsar. Hal tersebut dikarenakan, mereka percaya bahwa Tsar adalah pemilik semua tanah yang sah, dan suatu hari nanti akan mengambil alih tanah-tanah tersebut dari para pemiliknya (tuan tanah) serta memberikannya kepada komunitas (yang menaungi para petani kecil), tetapi apabila Tsar tidak melakukan hal tersebut, para petani siap untuk mengambil alih secara paksa, keadaaan ini menyebabkanhampir sepanjang seluruh sejarahnya dan tidak pernah berubah. Rusia yang diperintah oleh suatu bentuk otoktasi yang ekstrim, dimana Tsar tidak hanya menikmati kekuasaan legislatif, yudikatif dan eksekutif yang tanpa batas tetapi juga secara Harfiah adalah pemilik negara sehingga bila mau, ia dapat mengeksploitasi baik manusia maupun sumber-sumber materialnya.

Administrasi kekaisaran Rusia dipercayakan kepada suatu birokrasi bersama dengan tentara dan polisi untuk menjalankan kekuasaan tanpa mempertanggungjawabkannya kepada rakyat. Hingga tahun 1905, ketika kerusuhan sipil memaksa tsar untuk menyerahkan kekuasaannya pada konstitusi dan hak-hak sipil, mengakibatkan rakyat Rusia dapat ditahan dan diasingkan tanpa diadili semata-mata karena tsar hanya membayangkan perubahan dalam status quo.47

Setiap Tsar yang menjabat di Rusia juga bertindak dan berkeinginan mengikutiperkembangan zaman, dimana tsar Rusia mendambakan suatu saat nanti dapat sejajar dengan negara-negara Eropa Barat. Hal yang dilakukan Tsar tersebut adalah hasrat untuk mempunyai status sebagai penguasa dunia yang besar sehingga secara tidak hati-hati mereka (para Tsar) malah mengambil langkah yang pada akhirnya akan merongrong kekuasaan dan legitimasi mereka di Rusia. Salah satu tindakan yang dilakukan oleh Tsar tersebut adalah dengan memajukan ilmu Upaya Revolusi 1905 walaupun gagal dikarenakan kaum petani belum mengerti esesnsi dari perjuangan kelas dan tidak adanya pemimpin dari perjuangan petani. Hal itu tidak membuat tsar gentar untuk sementara waktu, namun tsar berusaha mempertahankan kekuasaannya sehingga menyebabkan gelombang pemogokan kian meluas keberbagai daerah.

47

pengetahuan dan pemikiran kritis, mulai terbuka terhadap teknologi-teknologi baru, banyak didirikannya universitas-universitas di Rusia yang menghasilkan warga negara berintelektualtinggi dan melahirkan mahasiswa-mahasiswi yang ternyata dapat merasakan bahwa pengekangan yang terjadi di Rusia sebenarnya tidak dapat dibiarkan begitu saja.

Kebijakan-kebijakan Tsar untuk melahirkan para cendekiawan yang berintelektual tinggi ini awalnya untuk mendukung dan mempertahankan kekuasaan tsar, tetapi tenyata cendekiawan tersebut turut sadar adanya ketertindasan kaum buruh, petani, dsb yang dilakukan oleh tsar. Maka cendiriawan yang inti dari pemikiran mereka adalah menolak mengikuti aturan tsar dan memilih oposisi terhadapsemua aturan politis dan sosial yang ada serta berkeyakinan bahwa dengan ikut merasakan penderitaan petani dan buruh salah satunya melakukan pemogokan, mereka bicara demi rakyat yang selama ini bungkam.

Selanjutnya, langkah lain yang dilakukan Tsar yang justru nantinya akan membawa pada kehancuran otokrasinya adalah dengan mendorong revolusi tahap pertama. Rusia menjelang abad ke-20 adalah gerbang terbukanya kapitalisme dengan mulai bermunculannya industrialisasi. Berkembangnya industrialisasi di Rusia sudah dimulai pada tahun 1865-1890 jumlah pekerja di pabrik dan perusahaan kereta api melonjak dari 706.000 orang menjadi 1.433.00 orang kemudian meningkat pada tahun 1900 naik menjadi 2.792.000 dan pada tahun ini terdapat 269 perusahaan asing yang tersebar diseluruh Rusia yang awalnya hanya terdapat 16 perusahaan saja pada tahun 1886. Hal ini membenarkan apa yang dikatakan oleh Plekhanov bahwa Rusia tengah memasuki masa pra kapitalis dengan munculnya industri dan menambah perpecahan kelas ditengah masyarakat yaitu munculnya buruh, sehingga tidak hanya petani yang menjadi tertindas, buruh pun demikian halnya. Dalam dunia modern tidak ada negara yang mengklaim diri sebagai kekuasaan yang agung tanpa adanya industri yang maju dan transportasi yang baik pula. Hal tersebut mendorong para Tsar untuk dengan

giat meningkatkan bantuan modal baik dari dalam maupun luar negeri dan sebagai efeknya muncullah kebijakan yang terpisah dari pemerintahan dan birokrasinya.

Dua langkah yang disebutkan diatas pada kenyataannya telah memperlemah posisi dan kekuasaan Tsarisme di Rusia.Namun ternyata, tidak hanya hal itu yang akan menimbulkan sebuah revolusi. Tetapi, akibat dari kapitalisme tersebut, ternyata juga menimbulkan efek yang lain yang nantinya akan menjadi salah satu kekuatan dari revolusi yangmereka miliki, yaitu munculnya kaum buruh.

Faktor-faktor seperti itulah yang nantinya akan memunculkan tokoh-tokoh intelektual yang orientasinya adalah pada gerakan-gerakan revolusioner. Sebagai dampak dari tertindasnya rakyat oleh otoritas Tsar dan para kaum borjuis lainnya. Salah satu tokoh yang konsen terhadap permasalahan yang muncul di negaranya adalah Vladimir Ilyich Ulyanov atau Lenin yang bergabung bersamadengan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR) dan nantinya akan mengubah secara total masa depan dari negara Rusia. PBSDR didirikan di kongres yang diadakan di Minsk pada Maret 1989.

Faktor-faktor yang disebutkan diatas adalah jawaban yang akan menjelaskan mengapa revolusi sosialis yang menurut Marx akan terjadi di Eropa Barat ternyata dapat menjadi faktor untuk terjadi di Eropa Timur yang agraris. Dimana Rusia sebagai salah satu negara agraris, Rusia memiliki faktor untuk terlaksananya revolusi sosialis dengan terlebih dahulu menjalankan Revolusi tahap pertama sebagaimana dari pemikiran Karl Marx. Dikatakan kalau di Barat adanya penghargaan terhadap hukum dan hak milik pribadi serta rasa kesetiaan kepada negara yang melindungi kebebasan juga menyediakan pelayanan-pelayanan sosial. Namun itu, adalah salah satu upaya yang dilakukan rezim borjuasi/kapitalisme untuk mengelabui kelas proletar agar tidak melakukan perlawan-perlawanan dalam bentuk revolusi yang tujuannya untuk menggulingkan negara borjuis. Sehingga kedasaran kelasnya untuk melakukan pemberontakan atau revolusi itu mengalami degradasi.

Dengan demikian dapat diuraikan bahwa, faktor-faktor pendorong yang membuat Rusia cenderung bergejolak dalam revolusi juga ditentukan oleh beberapa aspek yaitu:

1) Adanya keinginan untuk mengambil alih tanah dari pada pemilik tanah dikarenakan sistem feodalisme yang merugikan rakyatdan adanya desakan ekonomi yang semakin menuntut.

2) Keadaan Rusia yang telah didukung oleh masuknya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mulai muncullah golongan cendekiawan yang merasakan penderitaan rakyat Rusia yang menginginkan perubahan dalam segi pemerintahan dan ketatanegaraan di Rusia

3) Mulai munculnya kapitalisme yang terbuka, sehingga mengakibatkan lahirnya kaum buruh sebagai akibat semakin meningkatnya industrialisasi. 4) Munculnya ide-ide dan konsep-konsep sosialis Marxisyang mulai

disebarluaskan oleh sebuah partai yang menjungjung tinggi kesejahteraan kaum buruh yaitu Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia (PBSDR).

5) Terjadinya ketegangan yang berkepanjangan antara kaum borjuis dan kaum proletar sehingga kesenjangan diantara mereka semakin melebar. Dalam hal ini, Vladimir Lenin adalah seorangpemuda yang memiliki keyakinan tentang ide-ide Karl Marx. Leninjuga tidak hanya sebagai penganut, tetapi juga sebagai pendobrak ide-ide Marx, mematerialisasikannya dan mampu memberikan corak ide lain yang seimbang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang terjadi pada saat itu di Rusia. Marxdan Lenin adalah dua orang yang berbeda, akan tetapi Lenin mampu mempraktekkanide-ide Marx kedalam kondisi yang riil di Rusia. Lenin bergabung dengan PBSDR yang didirikan pada tahun 1898 dan secara resmi didirikan pada tahun 1903 dalam suatu kongres yang diadakan di London. Partai ini, menggambarkan mengenai konsep sosialisme, bahwa Rusia akan memperoleh kebebasannya bukan oleh usaha para borjuis yang setengah-tengah melainkan oleh buruh industri. Pembebasan dari otokrasi yang pada gilirannya akan menjadi landasan bagi sosialisme. Premis yang dibayangkan ini akan menjadi postulat (titik tolak) inti sosial demokrasi Rusia, gagasan

mengenai revolusi dua-tahap, pertama adalah menghancurkan otokrasi tsar dan mendirikan sebuah rezim ”Borjuis” demokratis Rusia, dan yang berikutnya adalah meninggalkan rezim ini dan melangkah menuju sosialisme. Strategi ini mengulangi apa yang pernah dikemukakan oleh Marx dan Engels yang menyebutkan perlunya suatu persekutuan taktis dengan golongan liberal untuk melawan rezim feodal.48

Namun, sebagai orang yang mempunyai pemikiran sendiri tentang Revolusi Sosialis, bahwa masalah besar yang dihadapi oleh Lenin ketika terjun ke gelanggang perjuangan politik adalah apakah di Rusia, sosialisme itu harus dicapai dengan jalan yang sama dengan di negara-negara industri maju sebagaimana hal yang dipikirkan oleh Marx. Ataukah ada jalan lain yang khusus dan langsung menuju sosialisme dari fase feodalisme.

Lenin berpikir bahwa apabila Rusia diharuskan menunggu hingga fase kapitalis melewati kematangannya sehingga negara benar-benar dapat dihuni oleh hanya satu kelas saja yaitu kelas proletar. Maka jika Rusia melakukan hal tersebut, Rusia harus menunggu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya karena saat itufase kapitalisme di Rusia baru mencapai fase awal kapitalis. Lenin dengan tegas menolak kesimpulan tersebut dan kemudian merumuskan teorinya tentang ”Imperialis sebagai tahap akhir dari kapitalisme”.49

Materialisme historis Karl Marx menyatakan bahwa menurut Hukum Evolusi Sejarah Umat Manusia, masyarakat mesti berkembang dari feodalisme menuju kapitalisme ke sosialisme dan akhirnya sampai tahap komunisme. Dan menurut analisis Marx terhadap cara produksi kapitalis, kapitalisme niscaya runtuh dengan sendirinya karena kontradiksi-kontradiksi internalnya. Namun bukan berarti kapitalisme serta merta mau memberikan kekuasaan pada proletar dengan begitu saja, oleh karena hal tersebut jalan satu-satunya agar kekuasaan diberikan kepada proletar adalah dengan revolusi. Sementara itu fase bersaingnya

48

Richard Pipes, Ibid, hal. 40 49

Franz Magnis Suseno, Karl Marx: Dari Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal 234-235

kapitalisme yang meruntuhkan beberapa kapitalisme atau dengan ikut dalam persekutuan (marger), hal tersebut kemudian disebut oleh Lenin ialah kapitalisme internasional atau imperialisme. Imperialisme merupakan tingkat tertinggi kapitalisme. Secara sederhana isi teori imperialisme menyatakan bahwa melalui imperialisme kapitalisme seakan-akan mengekspor kontradiksi-kontradiksi internalnya ke bagian dunialain sehingga keruntuhannya dapat ditunda. Dalam pandangan Marxisme, teori imperialisme merupakan aktualisasi analisis Marx terhadap kapitalisme dalam kondisi-kondisi masyarakat kapitalis pada permulaan abad ke-20.

Teori imperialisme yang dikemukakan oleh Lenin dicirikan sebagai berikut: Pertama, konsentrasi kapital, baik dalam bentuk konglomerat maupun monopoli, kedua, meleburnya kekuasaan kapital finans, indistri dan birokrasi,

Ketiga, ekspor kapital dalam bentuk investasi-investasi industrial, Keempat, pembagian ekonomi dunia oleh perusahaan-perusahaan multinasional dan korporasi transnasional melalui kartel internasional, Kelima, pembagian politik dunia oleh negara-negara maju.50

Lenin juga mengunggkapkan bahwa Imperialisme sebagai tahap akhir kapitalisme dan dimana bentuk kedua dari Teori Imperialisme yaitu tentang Imperialisme Modal. Dalam menjelaskan teori imperialisme ini Lenin mendasarkan diri pada Hobson, Bucharin, Luxemburg, dan terutama pada Hilferding. Teori ini dipakai oleh Lenin untuk mendukung teorinya tentang revolusi. Teori Imperialisme Leninini kemudian menjadi interpretasi standar Marxisme terhadap kolonialisme dan imperialisme di Rusia. Lenin menyatakan bahwa pembentukan monopoli-monopoli dan modal moneter merupakan perkembangan kapitalisme yang niscaya akan terjadi. Keterjalinan modal yang memperkuat ketergantungan moneter dan ekonomis negara-negara prakapitalis pada negara-negara industri maju yang kaya modal.51

50

Nur Sayid Santoso Kristeva, M.A, Negara Marxis dan Revolusi Proletariat, hal. 474-475 51

Maka, imperialismenjadi sarana negara-negara kapitalis maju untuk dapat mengekspor ketegangan-ketegangan internal mereka ke Negara-negara pra-kapitalis. Lenin melihat hal itu akan terjadi di Rusia dengan demikian kesimpulan Lenin bahwasannya revolusi sosialis justru lebih mungkin akan pecah di Negara-negara pra-kapitalis. Negara-Negara-negara itu adalah matarantai yang paling lemah dalam sistem kapitalisme internasional. Jadi revolusi sosialis akan pecah bukan di pusat kapitalisme, melainkan di pinggirannya. Dengan demikian sebuah revolusi sosialis di Rusia justru sangat memungkinkan terjadi, dan revolusi itu diharapkan akan menjadi pemicu revolusi sosialis internasional.52

Oleh karena itu, tak heran apabila Lenin berjuang mati-matian menentang pendapat di kalangan Menshevik bahwa untuk menjatuhkan feodalisme dan mendirikan pemerintahan demokratis, kelas buruh harus terlebih dahulu bekerja sama dengan kaum borjuis. Tetapi Menurut Lenin, proletariat harus bersekutu dengan kelas borjuasi dan sebagai yang memimpin gerakan revolusioner. Apabilakekuatan Tsar sudah dihancurkan, proletariat lalu sudah berada dalam posisi untuk dalam waktu tidak terlalu lama meneruskan revolusi dan mengakhiri kekuatan borjuasi. Oleh karena itu, Lenin selalu menegaskan bahwa proletariat harus dibentuk sebagai kekuatan politik mandiri yang tidak hanya melawan kekuasaan feodal Tsar melainkan senantiasa sadar bahwa musuhnya yang sebenarnya adalah para pemilik modal.53

Namun, pergerakan kaum buruh tersebut terhalang oleh adanya teori yang menyebutkan tentang kaum buruh hendaknya membatasi diri pada perjuangan di bidang ekonomi, sedangkan perjuangan politik diserahkan terlebih dahulu kepada borjuis. Maka untuk melawan bahaya tersebut, menurut Lenin kaum buruh juga harus diberi kesadaran politik dan melakukan perjuangan di medan politik misalnya saja ikut ambilandil dalam Partai Buruh. Karena menurut Ekonomisme semangat revolusioner sosialis kaum buruh akan berkembang dengan sendirinya

52

Franz Magnis Suseno, Dalam Bayang-bayang Lenin: Enam pemikir Marxisme dari Lenin sampai Tan Malaka, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hal 10

53

melalui pengalaman perjuangan di bidang ekonomi. Namun bagiLenin, mempercayai harapan tersebut sama halnya dengan mempercayai bahwa kaum buruh akan memperoleh kesadaran sosialis secara spontan.

Terdapat dua alasan yang menyebabkan Lenin tidak percaya bahwa sosialis revolusioner dapat berkembang secara spontan, yaituPertama, karena kepentingan yang langsung dirasakan oleh para buruh terarahkan pada kepentingan-kepentingan langsung mereka (segelintir orang yang ingin memanfaatkan keuntungan) dan bukan pada revolusi sosialis. Maka buruh yang masuk kedalam partai dan menunjukkan kemampuan berpolitik sebaiknya segera dicopot dari proses produksi dan dididik menjadi orang revolusioner purna waktu. Kedua, semangat revolusi sosialis mengandaikan sebuah teori revolusioner. Teori itu adalah sosialisme ilmiah. Tapi tidak mungkin kaum buruh yang hanya berpendidikan rendah secara spontan dapat sampai kesosialisme ilmiah itu. Dari kenyataan itu Lenin menarik kesimpulan logis bahwa kesadaran revolusioner harus dimasukkan ke dalam kelas buruh dari luardan dengan demikian jelaslah peranan kaum intelegensia dalam pembentukan kesadaran sosialis. Hanya dengan dipimpin oleh mereka, kelas buruh dapat menjadi kelas revolusioner. Bentuk organisatoris kepemimpinan kelas buruh adalah partai revolusioner.54

Maka, harus dibentuklah partai jenis baru yang berbeda dari organisasi buruh pada umumnya. Melawan Martov dan para pengikutnya (kaum populis) yang tergabung dalam Menshevik yang tergabung dalam PBSDRyang akhirnya pecah dengan Boshelvik pada tahun 1903 dikarenakan perbedaan pendapat dimana kaum Boshelvik menyarankan pemberontakan bersenjata dan teror massal serta meremehkan segala bentuk demokratisasi Liberal55

54

Franz Magnis Suseno, Ibid, hal. 12-14

, Lenin juga menegaskan bagaimana sebaiknya Partai Buruh itu dibentuk. Menurut pandangan Lenin bahwa Partai itu memerlukan struktur organisatoris sedemikian rupa hingga betul-betul dapat memimpin perjuangan buruh. Partaiitu tidak boleh terbuka luas, melainkan terdiri atas orang-orang yang ‘pekerjaan pokoknya adalah kegiatan

55

revolusioner’yang terlatih secara professional dalam seni perjuangan melawan polisi politik. Partai itu harusmerupakan sebuah organisasi tertutup dan konspiratif yang terdiri atas orang-orang revolusioner utuh dan konsisten, dengan tidak membedakan antara kaum buruh dan kaum intelektual. Satu-satunya prinsip organisasi sungguhan bagi para peserta gerakan harusnya: konspirasi seketat mungkin, seleksi para anggota seketat mungkin, pembentukan orang revolusioner professional. Ciri-ciri tersebut untuk menjamin sesuatu yang lebih daripada sekedar ‘demokratisme’ dimana kepercayaan sepenuhnya antara kaum revolusioner sebagai kawan.56

Dengan demikian, partai yang dimaksudkan tersebut akan menjadikan buruh sebagai penyokong yang kuat dalam revolusi sosialis. Partai Boshelvik adalah partai yang dibangun untukmempersiapkan revolusi sosialis berarti juga mempersiapkan tangankaum buruh untuk dapat menghancurkan kekuasaan Tsar dan merebut serta mengembalikan ketangan negara dengan menghancurkan borjuasi. Apapun dilakukan dan dilegalkan selama hal tersebut mendukung perebutan kekuasaan di tangan kelas proletariat. Namun nampaknya Lenin memiliki permasalahan yang cukup perlu dipertimbangkan dalam menyiapkan revolusi sosialis tersebut yaitu ketika ia menyadari bahwa kekuatan yang dimilikinya hanya terbatas pada orang-orang yang tergabung dalam Partai Bolshevik dan kaum buruh saja yang jumlahnya masih sedikit apabila dibandingkan dengan jumlah kaum petani yang terbesar mencapai 10 juta jiwa dan tersebar ke seluruh pelosok Rusia.

Oleh karena itu, ia bicara tentang koalisi proletariat dengan kelas tertindas lainnya di Rusia yaitu kaum tani dan borjuasi kecil. Lenin merumuskan program politik partai Bolshevik yang bermaksud mencari dukungan dari dua kelas penting itu. Program itu disingkat dalam semboyan “Roti, Tanah danPerdamaian” dan terdiri dari tiga tuntutan: Akhirilah perang (Perang Dunia I) sekarang juga, negarakan perusahaan-perusahaan Industri, dan bagikan tanah para tuan tanah

56

kepada para petani.Lenin mengemukakan pentingnya kaum tani dalam menyelenggarakan revolusi.57

Petani (pemilik tanah) seperti yang diungkapkan oleh Marx memilik peran yang berlainan bahwa Bagi kaum Marxis, golongan petani penggarap merupakan sebuah kelas”borjuis kecil” dan karenanya juga adalah musuh bagi para buruh industri. Hal itu berawal dari kegagalan revolusi Prancis, bagaimana Napoleon Bonaparte melakukan revolusi tahap pertama, namun tetap mempertahankan revolusi tersebut dan tidak melanjutkan revolusi tahap kedua seperti yang diterapkan oleh Lenin di negara Rusia namun mempetahankan pemerintahan borjuis. Inilah yang menjadi kritik Marx bahwa petani (borjuis kecil) akan mengulangi kesalahannya yang sama. Namun begitu, Lenin menyadari keinginan para petani penggarap tersebut untuk mendapatkan tanah mereka sendiri dan ia bersedia membantu mengadakan suatu revolusi kaum petani karena ia yakin bahwa setelah memperoleh kekuasaan, ia dapat menyingkirkan mereka dengan cara menasionalisasi tanah pertanian.

Sebagaimana juga, dalammanifesto komunis, Marx menyebut bagaimana peran kaum petani, tapi oleh Marxpetani (pemilik tanah) yang dimaksud digolongkannya kedalam kaum borjuis yang bisa digalang untuk persekutuan taktis untuk menghancurkan feodalisme.

58

Hal ini berarti, sebenarnya apa yang dilakukan olehLenin merupakan sebuah taktik dan strategi politik dari apa yang ingin dicapai Leninagar revolusi sosialis dapat berjalan dengan lancardan menjadi bagian terpenting dalan ajaran Marxisme-Leninisme tentang “strategi dan taktik perjuangan revolusioner”. Nampaknya apapun akan dilakukan supaya tercapaimya tujuan untuk menjadikan