• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Sayuran Dunia

Sayuran memiliki tingkat konsumsi yang tinggi sehingga banyak negara yang berlomba-lomba untuk memproduksi sayuran agar terpenuhi kebutuhan domestik serta mendatangkan devisa dari kegiatan ekspor yang dilakukan. Tabel 4 memperlihatkan sepuluh negara produsen sayuran terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, terlihat bahwa Indonesia berhasil menduduki sepuluh besar negara penghasil sayuran terbesar di dunia pada komoditi kubis. Sedangkan untuk komoditi lain, Indonesia mendapatkan peringkat 20 pada tomat. Sumber data hanya menyediakan 20 peringkat teratas saja sehingga pada komoditi kentang, bawang merah, dan cabai Indonesia tidak ditemukan kedudukan pada ketiga komoditi tersebut.

Perkembangan Sayuran Indonesia

Sayuran merupakan salah satu bagian dari hortikultura yang mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan keanekaragaman komoditas pertanian dengan keadaan cuaca yang mendukung. Perkembangan produksi sayuran sepanjang periode 2008-2012 terus mengalami peningkatan.Hal tersebut terjadi karena pertambahan luas areal panen, teknologi produksi yang terus berkembang.Delapan puluh persen peningkatan pasokan sayuran akibat kemajuan teknologi. Penggunaan kultivar unggul, pemupukan, pengelolaan tanah, air, gilma, hama dan penyakit, serta kebiasaan bercocok tanam yang lebih baik berhasil meningkatkan efisiensi produksi dan hasil.

Tabel 4 Negara produsen komoditi sayuran terberbesar di Dunia tahun 2012 Rank Kentang Tomat Bawang Merah Kubis Cabai

1 Cina Cina Cina Cina India

2 India India India India Cina

3 Rusia Amerika Amerika Rusia Peru

4 Ukraine Turki Iran Jepang Banglades

5 Amerika Mesir Rusia Korea Pakistan

6 Jerman Iran Mesir Ukraine Thailand

7 Polandia Italia Turki Indonesia Myanmar 8 Banglades Spanyol Pakistan Polandia Ghana

9 Belarus Brazil Brazil Romania Ethopia

10 Belanda Meksiko Belanda Amerika Vietnam

29

Perkembangan Sayuran Indonesia di Dunia

Sayuran Indonesia memiliki potensi dalam perdagangan internasional dan menjadi peluang ekspor.Dalam perdagangan internasional produk tersebut, Indonesia mendapatkan banyak kendala seperti penanganan produk pasca panen yang kurang baik, standarisasi mutu yang ketat, masalah transportasi, dan pengawetan.

Tabel 5 memperlihatkan lima negara pesaing kentang, tomat, bawang merah, kubis, dan cabai terbesar di dunia. Pada tabel tersebut, tidak terlihat Indonesia menduduki peringkat lima terbesar pada lima komoditi sayuran yang digunakan tetapi Indonesia menduduki peringkat ke-47 pada kentang, peringkat ke-68 pada tomat, pada bawang merah menduduki peringkat 28, kubis Indonesia pada peringkat 19, dan peringkat 56 pada cabai.

Belanda adalah contoh negara yang memiliki produksi pertanian intensif dan bernilai tinggi, yang dapat mendukung penduduk yang jumlahnya cukup besar dibandingkan dengan luas lahan pertaniannya, dan bahkan merupakan pengekspor pangan yang penting (Rubatzky 1998). Meskipun Belanda merupakan salah satu negara terkecil Uni Eropa tetapi setangah bagian dari wilayahnya merupakan lahan pertanian.Belanda mampu mengembangkan sektor pertaniannya dengan baik walaupun terletak di bawah permukaan laut.Hortikultura menjadi sangat Tabel 5 Negara pesaing komoditi sayuran terberbesar di Dunia tahun 2012

Rank Kentang Tomat Bawang Merah Kubis Cabai 1 Belanda Belanda Belanda Spanyol Belanda 2 Perancis Meksiko Meksiko Amerika Spanyol

3 Jerman Spanyol India Cina Meksiko

4 Amerika Maroko Cina Belanda Kanada

5 Inggris Turki Amerika Meksiko Amerika

Sumber: UN Comtrade 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik 2014

Gambar 7 Perkembangan Produksi Sayuran Indonesia (Ton) Periode 2008-2012 7000000 7500000 8000000 8500000 9000000 Sayuran 2008 2009 2010 2011 2012

30

penting bagi perekonomian Belanda.Hal tersebut membuat Belanda sebagai negara eksportir sayuran pertama terbesar.

Cina merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia dan merupakan negara terbesar di Asia Timur dan ketiga terluas di dunia setelah Rusia dan Kanada.Sedangkan ekonomi Cina yang sudah lebih fleksibel dibandingkan dengan ekonominya terdahulu membuat perekonomian Cina saat ini jauh lebih terbuka. Terbukanya perekonomian Cina merupakan salah satu cara bagi Cina untuk semakin mengembangkan ekonominya. Salah satunya dengan lebih mengutamakan kepentingan asing terutama dalam hal perdagangan dengan negara lain. Ini merupakan salah satu cara untuk semakin meningkatkan pertumbuhan perekonomian Cina. Cina memberikan kontribusi terbesar kedua atas ekspor total sayuran di dunia.

Terlihat pada Gambar 8 bahwa perkembangan ekspor total sayuran Indonesia dan negara pesaingnya yaitu Belanda dan Cina berada jauh di atas Indonesia. Belanda dan Cina mengalami peningkatan dari tahun 2008 hingga 2011, begitu pula dengan Indonesia yang terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 62% dari tahun 2010 hingga 2012. Ekspor sayuran ini dapat

terus dikembangkan.

Menurut Dumairy (1996), masalah lain dalam ekspor Indonesia ialah komposisi negara tujuan ekspor. Pasar yang menjadi tujuan ekspor kita terkonsentrasi di beberapa negara tertentu.Akibatnya ketergantungan pada negara-negara dimaksud sangat besar. Setiap gejolak atau perkembangan yang terjadi di segelintir negara itu dengan sendirinya akan sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor. Mengingat ekspor merupakan transaksi antarnegara, maka gangguan terhadap ekspor tidak terbatas karena gejolak-gejolak ekonomi yang berlangsung di negara tujuan ekspor.Akan tetapi juga akibat gejolak-gejolak non-ekonomi yang terjadi di negara tersebut. Berikut akan ditunjukkan volume ekspor kentang, tomat, bawang merah, kubis, dan cabai Indonesia di negara tujuan.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 8 Perkembangan Total Sayuran Indonesia dan Negara Pesaing di Pasar Dunia (1000 USD) Periode 2008-2012 0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 2008 2009 2010 2011 2012 Indonesia Cina Belanda

31

Perkembangan volume ekspor kentang Indonesia seperti yang tertera pada Gambar 9 mengalami penurunan sepanjang periode 2008-2012 pada lima negara tujuan ekspornya. Perkembangan volume ekspor tertinggi dimiliki oleh Singapura dengan total volume ekspor sebesar 20 juta ton selama periode 2008 hingga 2012, dan terendah oleh Hongkong sebesar tiga ribu ton karena pada tahun 2008 dan 2012 Indonesia tidak melakukan ekspor kentang ke negara tersebut.

Gambar 10 yang menampilkan perkembangan nilai ekspor kentang Indonesia di negara tujuan ekspor menunjukkan perkembangan yang berbeda dengan volume ekspornya.Pada volume ekspor Singapura yang menempati kedudukan tertinggi atas kontribusinya, sedangkan pada nilai ekspor terlihat bahwa Malaysia yang mempunyai nilai ekspor terbesar dibandingkan dengan negara lainnya dengan perolehan rata-rata sebesar 38.29 ribu USD.Singapura berada pada urutan keempat setelah Jepang, urutan kedua oleh Timor Leste, dan posisi terbawah adalah Hongkong dengan nilai rata-rata sebesar 1.59 ribu USD.Hongkong mendapatkan nilai terendah karena pada tahun 2008 dan 2012, negara tersebut tidak melakukan perdagangan dengan Indonesia sehingga data yang didapatkan adalah nol.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 9 Perkembangan Volume Ekspor Kentang Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (Ton) Periode 2008-2012

0 1000000 2000000 3000000 4000000 5000000 6000000 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Timor Leste Jepang Hongkong Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 10 Perkembangan Nilai Ekspor Kentang Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (1000 USD) Periode 2008-2012 0 500 1000 1500 2000 2500 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Timor Leste Jepang Hongkong

32

Gambar 11menunjukkan negara tujuan ekspor tomat Indonesia berbeda dengan kentang, yaitu Singapura, Malaysia, Brunei, Kuwait, dan Timor Leste dengan posisi tertinggi oleh negara Singapura dengan rata-rata volume ekspor sebesar 520797 ton, disusul Malaysia 100049.6 ton, Brunei sebanyak 11571.8 ton, sebesar1496 ton di Negara Timor Leste, dan yang terendah adalah Kuwait dengan rata-rata volume ekspor sebanyak 28.4 ton.

Nilai ekspor tomat Indonesia tertinggi pada Gambar 12 ditempati oleh Singapura, kemudian diikuti oleh Malaysia, Brunei, Timor Leste, dan Kuwait. Tomat Indonesia di Kuwait tidak memberikan kontribusinya pada tahun 2008 dan 2009 sehingga didapatkan nilai ekspor terendah pada negara tersebut. Selain itu, volume serta nilai ekspor yang dihasilkan tidak sebanyak dengan keempat negara tujuan lainnya. Selama lima periode waktu yang digunakan, total nilai ekspor pada Singapura yaitu sebesar 2188.26 ribu USD sedangkan Kuwait hanya sebesar 0.75 ribu USD.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 11 Perkembangan Volume Ekspor Tomat Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (Ton) Periode 2008-2012

0 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Brunei Kuwait Timor Leste Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 12 Perkembangan Nilai Ekspor Tomat Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (1000 USD) Periode 2008-2012

0 100 200 300 400 500 600 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Brunei Kuwait Timor Leste

33

Perkembanganvolume ekspor bawang merah Indonesia di negara tujuan ekspornya seperti tertera pada Gambar 13 bahwa Thailand merupakan negara tujuan utama Indonesia dengan total volume ekspor sebesar 39202742 ton dengan perkembangan yang berfluktuasi setiap tahunnya baik di Negara Thailand maupun empat negara lainnya. Malaysia menempati posisi kedua dengan rata-rata sebanyak 7342655 ton, diikuti Vietnam, Singapura, dan Filipina.

Thailand sebagai negara tujuan ekspor utama bawang merah Indonesia memberikan rata-rata nilai sebesar 3156.29 ribu USD selama periode 2008 sampai 2012. Perkembangan nilai ekspor bawang merah pada negara Thailand sama seperti perkembangan volume ekspornya yaitu berfluktuasi setiap tahun. Malaysia yang semula yaitu tahun 2008 menempati urutan kedua tertinggi, namun pada tahun 2012 posisi tersebut digantikan oleh Vietnam. Sejak tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup signifikan pada ekspor bawang merah Indonesia di Malaysia yakni sebesar 1697.08 ribu USD dan terjadi peningkatan yang signifikan pula pada Vietnam sebanyak 1901.93 ribu ton dari tahun 2010 sampai 2012. Sedangkan dua negara lain tiddak terlihat perkembangan yang cukup signifikan.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 13 Perkembangan Volume Ekspor Bawang Merah Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (Ton) Periode 2008-2012

0 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 12000000 14000000 2008 2009 2010 2011 2012 Thailand Vietnam Singapura Malaysia Filipina Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 14 Perkembangan Nilai Ekspor Bawang Merah Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (1000 USD) Periode 2008-2012

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 2008 2009 2010 2011 2012 Thailand Vietnam Singapura Malaysia Filipina

34

Singapura, Malaysia, Korea, Brunei, dan Jepang adalah negara tujuan ekspor dari komditas sayuran yang bernama kubis pada Gambar 15.Volume ekspor pada negara Singapura mengalami peningkatan sebesar 3346685 ton dari tahun 2011 ke 2012.Malaysia mengalami perkembangan yang cukup bagus pada dua tahun terakhir yaitu dengan peningkatan sebanyak 8645818 ton.Tetapi di Korea justru mengalami penurunan pada dua tahun terakhir dengan selisih sebanyak 92951 ton.Brunei dan Jepang tidak mengalami penurunan seperti yang terjadi di Negara Korea.

Berdasarkan Gambar 16 diatas, tampak jelas bahwaterjadi penurunan dari tahun 2008 sampai 2011 pada negara Malatsia, penurunan yang terjadi cukup besar yaitu 4047 ribu USD. Kenaikan nilai ekspor yang dialami Malaysia pada tahun berikutnya belum dapat menutupi penurunan yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya karena kenaikan nilai ekspor yaitu satu berbanding empat dengan penurunannya.Perkembangan nilai ekspor pada keempat negara tujuan kubis Indonesia lainnya cukup baik walaupun sempat terjadi penurunan nilai ekspor pada tahun tertentu namun penurunan yang terjadi tidak secara signifikan.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 15 Perkembangan Volume Ekspor Kubis Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (Ton) Periode 2008-2012

0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Korea Brunei Jepang Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 16 Perkembangan Nilai Ekspor Kubis Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (1000 USD) Periode 2008-2012

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura Malaysia Korea Brunei Jepang

35

Gambar 17 mengenai perkembangan volume ekspor cabai Indonesia nampak jelas bahwa Malaysia mengalami penurunan volume ekspor yang cukup signifikan dari tahun 2010 ke tahun 2012 yaitu sebesar 39.31%. Walaupun Arab Saudi berada pada jejeran terbawah namun pertumbuhan akhir tahun negara tersebut cenderung pada persentase teratas sebesar 15.02%, disusul Jepang sebesar 6.49%. Sedangkan di Negara Malaysia, Singapura, dan India terjadi penurunan permintaan volume ekspor dengan persentase sebesar 39.31%, 14.96%, dan 3.96%. Ketiga negara tersebut mengalami penurunan permintaan ekspor cabai namun negara tersebut merupakan negara tujuan utama cabai Indonesia peringkat tiga, dua, dan satu.

Singapura merupakan negara tujuan utama ekspor cabai Indonesia karena volume dan nilai ekspor komoditi tersebut menempati kedudukan teratas.Terjadi perkembangan nilai ekspor yang terus meningkat pada Jepang dari tahun 2008 hingga 2012. Walaupun terjadi peningkatan yang baik pada Jepang, namun total nilai ekspor yang didapatkan tidak sebanyak Malaysia sebesar 4565.89 ribu USD. Tidak terjadi perdagangan pada tahun 2009 pada negara India dan Arab Saudi dan Arab Saudi merupakan negara yang memiliki nilai ekspor paling rendah dibandingkan dengan keempat negara tujuan lainnya.

Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 17 Perkembangan Volume Ekspor Cabai Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (Ton) Periode 2008-2012

0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura India Malaysia Jepang Arab Saudi Sumber: UN Comtrade 2014

Gambar 18 Perkembangan Nilai Ekspor Cabai Indonesia terhadap Lima Negara Tujuan Ekspor (1000 USD) Periode 2008-2012

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 2008 2009 2010 2011 2012 Singapura India Malaysia Jepang Arab Saudi

36

Analisis Keunggulan Komparatif dan Keunggulan Kompetitif Lima Sayuran Indonesia

Analisis keunggulan komparatif dengan menggunakan RCA dapat diketahui bahwa jika nilai RCA menunjukkan hasil lebih besar dari satu maka komoditi tersebut merupakan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif diatas rata-rata dunia atau memiliki dayasaing yang kuat.Berdasarkan hasil estimasi pada Tabel 6 memperlihatkan tidak ada satu sayuran Indonesia pun yang memiliki keunggulan komparatif diatas rata-rata dunia.Hal itu menandakan bahwa sayuran unggulan Indonesia memiliki dayasaing lemah di pasar dunia. Berbeda dengan hasil yang ditunjukkan EPD, kelima sayuran mampu berdayasaing dalam perdagangan dunia dan permintaan dunia akan kelima komoditas tersebut meningkat namun Indonesia tidak dapat memenuhi kenaikan permintaan pada pasar dunia. Kondisi ini tidak menguntungkan bagi Indonesia karena kelima komoditi tersebut merupakan komoditas yang tidak dinamis di Pasar Dunia tetapi komoditas tersebut memiliki keunggulan kompetitif karena berhasil merebut pangsa pasar ekspor di Pasar Dunia meskipun pangsa pasar produknya menurun. Tabel 6 Hasil Estimasi RCA dan EPD Sayuran Indonesia di Pasar Dunia

Hasil estimasi RCA Tabel 7 menunjukkan kelima sayuran mampu berdayasaing kuat pada dunia kecuali cabai.Cabai tidak mampu memiliki keunggulan komparatif secara kuat dibandingkan dengan kentang, tomat, bawang merah, dan kubis.Menurut keunggulan kompetitif, cabai Belanda sudah tidak diinginkan lagi di Pasar Dunia karena terjadi penurunan dayasaing ekspor cabai Belanda di dunia dan terjadi penurunan perdagangan produknya di dunia. Hasil lainnya dengan menggunakan estimasi EPD yaitu tomat dan kubis Belanda berada pada posisi terbaik yaitu Rising Star.Posisi terbaik ditandai dengan terjadinya peningkkatan permintaan di pasar dunia dan Belanda mampu memenuhi permintaan dunia yang meningkat dengan meningkatkan perdagangan produknya di pasar dunia. Bawang merah Belanda mempunyai pangsa pasar yang meningkat meski komoditi tersebut bukan merupakan produk yang dinamis di pasar dunia (Falling Star).Terakhir adalah kentang yang menempati posisi Lost Opportunity, yaitu kentang merupakan produk yang mengalami pertumbuhan yang bagus namun pangsa pasar di dunia tidak berkembang dengan baik.Maka dari itu kentang Belanda perlu mendapatkan perhatian lebih agar dapat menembus perdagangan dunia secara baik.

Tabel 7 Hasil Estimasi RCA dan EPD Sayuran Belanda di Pasar Dunia Komoditi Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%)

Kentang 0.0672 3.2854 -5.4999 Falling Star Tomat 0.0065 7.2966 -5.4999 Falling Star Bawang 0.1089 41.2144 -5.4999 Falling Star Kubis 0.4768 9.7271 -5.4999 Falling Star Cabai 0.0493 4.0783 -5.4999 Falling Star

37

Cina yang merupakan negara terbesar di Asia Timur dan populasi terbanyak di dunia.Cina menjadi salah satu pesaing ekspor sayuran Indonesia. Terlihat dari hasil estimasi EPD pada Tabel 8 yang membuktikan kentang, tomat, bawang merah, kubis, dan cabai Cina tidak lagi diinginkan pada Pasar Dunia. Hasil yang berbeda ditunjukkan dengan hasil estimasi RCA bahwa ada dua komoditi yang memiliki dayasaing kuat yaitu bawang dan kubis karena nilai RCA menunjukkan angka diatas satu, sedangkan kentang, tomat, dan cabai mendapatkan nilai RCA dibawah satu atau tidak memiliki dayasaing yang lemah. Tabel 8 Hasil Estimasi RCA dan EPD Sayuran Cina di Pasar Dunia

Kesimpulan dari hasil estimasi RCA menunjukkan bahwa meskipun kentang, tomat, bawang merah, kubis, dan cabai merupakan sayuran unggulan Indonesia, namun kelima sayuran unggulan tersebut belum dapat bersaing di Pasar Dunia dengan kuat. Apabila dibandingkan dengan kedua pesaingnya yaitu Belanda dan Cina, keadaan dayasaing Belanda dan Cina justru lebih baik dari pada Indonesia.Hal tersebut dibuktikan dengan hasil estimasi RCA yang memiliki nilai diatas satu yang lebih banyak dari Indonesia.

Sedangkan hasil estimasi yang diperoleh dengan menggunakan EPD menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pangsa pasar yang positif namun permintaan komoditinya berada pada keadaan yang tidak dinamis di pasar dunia.Hasil yang didapatkan Indonesia lebih baik jika dibandingkan dengan Cina. Pada Pasar Cina, ke lima sayuran unggulan Indonesia mendapatkan posisi dimana keadaan tersebut sudah tidak diinginkan lagi di pasar karena berdayasaing lemah dan pergerakan produksinya menurun. Hasil yang didapatkan pada Pasar Belanda bahwa komoditi kentang harus terus dikembangkan karena pergerakan produksi kentang dinamis namun terjadi penurunan pangsa pasar, tomat dan kubis tetap dipertahankan karena mendapatkan posisi terbaik menurut hasil estimasi EPD.

Kentang Komoditi Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%)

Kentang 6.6036 -2.3547 2.2176 Lost Opportunity

Tomat 6.6293 1.7790 2.2170 Rising Star

Bawang 5.7346 -1.1329 2.2170 Falling Star

Kubis 2.5764 3.1360 2.2170 Rising Star

Cabai 0.5470 -1.2466 -1.8707 Retreat

Komoditi Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%) Kentang 0.3187 -8.1454 -6.3579 Retreat Tomat 0.0642 -11.8904 -6.3579 Retreat Bawang 3.1627 -10.4902 -6.3579 Retreat Kubis 1.0190 -16.8231 -6.3579 Retreat Cabai 0.2641 -12.8481 -6.3579 Retreat

38

Selanjutnya hasil estimasi RCA dan EPD kentang Indonesia di negara tujuan utama ditampilkan pada Tabel 9 dengan hasil estimasi nilai RCA lebih besar dari satu bahwa kentang Indonesia mampu berdayasaing kuat yaitu hanya di Pasar Singapura, sedangkan di negara tujuan utama lainnya berdayasaing lemah yaitu pada Pasar Hongkong, Jepang, Malaysia, dan Timor Leste. Berdasarkan hasil estimasil EPD, pada Pasar Hongkong, Jepang, dan Timor Leste, kentang Indonesia mampu berdayasaing karena kentang berkembang cepat. Pangsa pasar yang meningkat meskipun kentang Indonesia bukan merupakan produk dinamis terjadi pada Pasar Malaysia dan Singapura.

Tabel 9 Hasil Estimasi RCA dan EPD Kentang Indonesia di Negara Tujuan Utama

Negara Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%)

Hongkong 0.0532 110826.2 2.7653 Rising Star

Jepang 0.3951 5062960 1.8801 Rising Star

Malaysia 0.1216 24.8496 -6.6206 Falling Star Singapura 2.3764 0.5282 -2.2429 Falling Star Timor Leste 0.6810 414.0243 9.4412 Rising Star Rata-rata 0.7255 1034845.072 1.0446 Rising Star

Tabel 10 menunjukkan hasil estimasi RCA dan EPD yang telah dihitung. Hongkong, Malaysia, dan Singapura merupakan negara yang tidak memiliki keunggulan komparatif menurut hasil estimasi RCA. Timor Leste tidak dapat diestimasi karena Belanda tidak mengeskpor kentang ke Pasar Timor Leste.Sedangkan estimasi EPD, Hongkong dan Jepang adalah negara yang memiliki pangsa pasar meningkat dan pertumbuhan komoditi yang berkembang pesat. Sementara itu Malaysia dan Singapura mendapatkan posisi dayasaing Falling Star yang berarti kentang Belanda tidak mengalami pertumbuhan yang baik yaitu terjadi penurunan pangsa pasar produk sebanyak 0.73% dan 9.92%, namun terjadi peningkatan pangsa pasar di pasar dunia sebesar 228.07% dan 79.52%. Itu artinya harus ada peningkatan atas produk kentang tersebut.

Tabel 10 Hasil Estimasi RCA dan EPD Kentang Belanda Negara Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%)

Hongkong 0.4612 22.7213 1.1284 Rising Star Jepang 3.4850 1506.324 2.4552 Rising Star Malaysia 0.7297 228.071 -0.7315 Falling Star Singapura 0.8459 79.5218 -9.9219 Falling Star

Timor Leste 0 0 7.2346 -

Rata-rata 1.1044 367.3276 0.0329 Rising Star

Malaysia, Singapura, dan Timor Leste pada Tabel 11 mampu menghasilkan nilai RCA diatas satu, yaitu negara tersebut memiliki dayasaing kuat, sedangkan

39 Hongkong dan Jepang tidak. Posisi dayasaing Retreat dimiliki Hongkong dan Timor Leste menurut hasil estimasi EPD serta Falling Star dimiliki Jepang, Malaysia, dan Singapura.

Tabel 11 Hasil Estimasi RCA dan EPD Kentang Cina Negara Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%) Hongkong 0.7359 -1.76195 -3.0219 Retreat Jepang 0.0765 139.4078 -2.9571 Falling Star Malaysia 5.0073 3.1733 -5.9251 Falling Star Singapura 3.2839 6.9468 -0.5284 Falling Star Timor Leste 3.6804 -21.9892 -12.9981 Retreat Rata-rata 2.5568 25.1553 -5.0861 Falling Star

Simpulan, dayasaing kentang Cina lebih baik dari pada kentang Indonesia dan Belanda karena hasil estimasi RCA menunjukkan Pasar Malaysia, Singapura, dan Timor Leste nilai RCA berada diatas satu. Hal tersebut menunjukkan pada ketiga pasar tersebut, kentang Cina memiliki dayasaing yang kuat.Kentang Indonesia hanya berdayasaing kuat pada Pasar Singapura sedangkan kentang Belanda hanya pada Pasar Jepang. Menurut keunggulan kompetitif, pertumbuhan kentang Indonesia di Hongkong, Jepang, Timor Leste sudah sangat baik karena pertumbuhan pangsa pasar ekspor dan pangsa pasar produknya mengalami pergerakan yang bagus, namun perlu di tingkatkan kembali mengenai pangsa pasar produk di Malaysia dan Singapura yang mengalami penurunan.

Tomat

Berdasarkan hasil olahan RCA Tabel 12, negara dengan keunggulan komparatif tinggi dimiliki Brunei dan Malaysia. Hasil estimasi EPD, Rising Star ditandai dengan Brunei, Kuwait, dan Timor Leste memperoleh pangsa pasar yang berkembang cepat. Falling Star pada Malaysia dan Singapura ditandai dengan pangsa pasar yang meningkat walaupun tomat bukan komoditi dinamis.

Tabel 12 Hasil estimasi RCA dan EPD tomat Indonesia di negara tujuan utama Negara Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%)

Brunei 7.6456 31.5565 20.3022 Rising Star Kuwait 0.0009 550.2243 1.3019 Rising Star Malaysia 4.7088 112.1700 -6.6206 Falling Star Singapura 0.4081 10.1639 -2.2429 Falling Star Timor

Leste 0.0136 286.2214 9.4412 Rising Star

Rata-rata 2.5554 198.0672 4.4364 Rising Star

Negara Singapura dan Malaysia yang tertera pada Tabel 13 merupakan negara yang berdayasaing kuat menurut hasil perhitungan RCA.Sedangkan Brunei

40

dan Timor Leste tidak dapat diestimasi karena Belanda tidak melakukan ekspor tomat kepada dua negara tersebut.Kuwait berada pada kuadran Falling Star, sedangkan Malaysia dan Singapura kuadran Retreat.

Tabel 13 Hasil Estimasi RCA dan EPD Tomat Belanda Negara Nilai RCA

EPD Posisi Dayasaing Pertumbuhan Pangsa Pasar Ekspor (%) Pertumbuhan Pangsa Pasar Produk (%) Brunei 0 0 24.6616 -

Kuwait 0.3198 134.0266 -2.11492 Falling Star Malaysia 25.0947 -45.5945 -0.73134 Retreat Singapura 1.4239 -1.56265 -9.92196 Retreat

Timor Leste 0 0 7.234608 -

Rata-rata 5.3677 17.3739 3.8256 Rising Star

Dokumen terkait