• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. Pembahasan

25 66,7 33,3 5.2 Pembahasan

Desain deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bagaiman persepsi mahasiswa tentang efektifitas metode pembelajaran di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan. Responden pada penelitian ini berjumlah 75 orang responden.

5.2.1. Efektifitas metode pembelajaran ceramah di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran ceramah yang dilakukan di Akademi Keperawatan, didapat bahwa responden yang menyatakan metode ini efektif sebanyak 90,7% dan yang mengatakan tidak efektif yaitu 9,3%. Penelitian ini didukung oleh penelitian Triana (2002) bahwa metode ceramah dengan modul lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap. Metode pembelajan ceramah dipersesikan mahasiswa Akademi Keperawatan sudah dikatagorikan efekti karena didukung pada saat proses belajar mengajar dosen tidak hanya berbicara didepan kelas saat menjelaskan materi tapi juga

menggunakan alat bantu media LCD, papan tulis dan alat bantu lain saat berlangsungnya proses belajar mengajar. Pengunaan media alat bantu mengajar ini yang dipersepsikan mahasiswa selalu dilakukan dosen, mungkin disebabkan karena dilihat dari sarana dan prasarana di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sudah memadai dan mencukupi dimana alat tersebut dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut Djamarah (2005), dalam proses belajar mengajar adanya media mempunyai arti yang cukup penting, media dapat mewakili apa yang kurang mampu dijelaskan melalui kata- kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Menurut Hamalik (1986,dikutip dalam Setiawati,2008). Penggunaan media dapat memberikan manfaat yaitu membangkitkan minat dan semangat bagi peserta didik saat belajar, dapat membangktitkan motivasi dan memberikan pengaruh psikologi bagi peserta didik. Metode ceramah dapat dengan mudah dilaksanakan bila dilengkapi dengan handout atau alat bantu audiovisual (Bastable, 2002).

Dosen menjelaskan materi pelajaran secara sistematis saat mengajar dengan persentase 46,7% mahasiswa menjawab sering dan 34,7 % mahasiswa menjawab sangat sering. Sejalan dengan pendapat Rosmini (2007) menyatakan salah satu komponen yang harus diperhatikan dalam menjelaskan materi adalah perencanaan isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah dipahami oleh mahasiswa serta dalam memberikan penjelasan harus mempertimbangkan kemampuan dan pengetahuan dasar yang dimiliki mahasiswa. Diakhir perkuliahan mahasiswa juga mempersikan bahwa dosen sering membut

kuis atau pertanyaan. Setiawati (2008 ) menyatakan ulangan atau latihan merupakan hal yang akan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat dan evaluasi ini akan memberikan gambaran sejauhmana peserta didik mampu menerima informasi yang telah disampaikan oleh pengajar.

Metode ceramah sudah efektif dilakukan di Akademi Keperawatan didukung pada saat proses belajar mengajar dosen menjelaskan materi melalui contoh- contoh yang relevan dengan materi sehingga mahasiswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh dosen dan dosen menyimpulkan materi pelajaran setelah pelajaran berakhir, hal ini dapat membantu mahasiwa memahami materi yang disampaikan. Metode ceramah jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan pembelajaran maka akan dapat menstimulasikan dan meningkatkan keinginan belajar siswa dalam bidang akademik (Bastable,2002).

5.2.2. Efektifitas metode pembelajaran Diskusi di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran diskusi di Akademi Keperawatan, metode pembelajaran diskusi dikatagorikan sudah berjalan efektif yaitu 92% dan yang tidak efektif yaitu 8% . Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian yang dilakukan Faizin (2002) menunjukkan bahwa metode diskusi berjalan efektif dan sangat memuaskan dalam meningkatkan kemampuan berfikir dan mengemukakan pendapat. Nurhidayah(2010) menyatakan, manfaat diskusi

adalah peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir dan berlatih untuk mengemukakan pendapat secara bebas, dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik dan diskusi dapat mengembangkan sikap demokrastis dan dapat menghargai pendapat orang lain.

Metode demostrasi dikatagorikan efektif karena, dari setiap pernyataan kuesioner yang diajukan, hal yang sering dilakukan dosen saat proses diskusi berlangsung adalah dosen selalu memberikan bimbingan kepada mahasiswa sebelum pelaksanaan diskusi dengan pesentase 52% mahasiswa menjawab sering dan 33,3 % mahasiswa menjawab sangat sering. Setiawati (2008) menyatakan, dosen berperan sebagai pembimbing bukan hanya memberikan materi, tetapi bertanggung jawab memberikan motivasi berkelanjutan sehingga mahasiswa merasa tidak sendiri melainkan bersama pengajar menyelesaikan tujuan pengajaran. Bastable (2002) menyatakan, mahasiswa perlu mengetahui tentang topik atau masalah yang akan didiskusikan dan memerlukan masukan informasi langsung dari pengajar sehingga kelompok mempunyai pengetahuan tentang materi yang akan didiskusikan agar metode ini dapat berjalan efektif.

Saat proses belajar mengajar dosen selalu memberikan kesempatan bertanya secara bergilir pada setiap mahasiswa dengan persentase 44% mahsiswa menjawab sering dan 44% mahasiswa menjawab sangat sering. Sejalan dengan pendapat Djamarah (2005) yang menyatakan bahwa dalam pelaksanaan diskusi dosen memberikan kesempatan bertanya pada setiap mahasiswa dan tidak membedakan mahasiswa, setelah mengajukan pertanyaan, dosen hendaknya memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berfikir sebelum meminta

jawaban, karena setiap mahasiswa berbeda dalam kecepatan merespon pertanyaan. Bastable, (2002) menyatakan, diskusi adalah percakapan ilmiah yang

responsive berisikan pertukaran pendapat dengan pertanyaan- pertanyaan

problematik, ide- ide dan pendapat yang diberikan oleh beberapa orang yang bergabung dalam kelompok yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari kebenaran. Menurut Pontoh (2007) banyak dosen memberikan pembelajaran secara subjektif yang menyebabkan proses pembelajaran menjadi tidak efektif.

5.2.3. Efektifitas metode pembelajaran Demonstrasi di Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan.

Hasil Penelitian efektifitas metode pembelajaran demonstrasi yang dilakukan di Akademi keperawatan, diperoleh hasil 66,7% responden menyatakan efektif dan yang menyatakan tidak efektif yaitu 33,3%. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heri (2010), berdasarkan hasil pretest dan posttest kelas menunjukkan hasil menggunakan metode demonstrasi secara signifikan lebih baik hasilnya dibandingkan penggunaan metode pembelajaran konvensional.

Metode demonstrasi sudah efektif karena saat pelaksanaan demonstrasi dosen selalu memberikan bimbingan pada mahasiswa saat dengan persentase 44% mahasiswa menjawab sering dan 33,3% mahasiswa menjawab sangat sering. Hal ini sejalan dengan pendapat Nursalam (2011), menyatakan, sebelum

demonstrasi dilaksanakan, pembimbing harus membimbing mahasiswa dengan menjelaskan dan mengorientasikan mahasiswa pada peragaan yang dilihatnya, mahasiswa harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif, pembimbing harus konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di demonstrasikan. Menurut Leblanc (1998, di kutip dalam Suganda 2004), mengajar yang baik adalah memberikan perhatian, bimbingan dan mengembangkan daya fikir serta bakat para mahasiswa dan dosen harus mengabdikan atau menyediakan waktu bagi setiap mahasiswa.

Kekurangan proses pembelajaran demonstrasi yang dilakukan di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan adalah dosen tidak membatasi jumlah kelompok pada setiap demonstrasi dan setiap pelaksanaan demonstrasi mahasiswa lebih dari 10 orang pada setiap kelompok sehingga membuat demonstrasi tidak efektif dengan persentase 46,7% mahasiswa menjawab sering dan 28% mahasiswa menjawab sangat sering. Sehingga sebagian mahasiswa tidak dapat melihat langsung demonstrasi yang diajarkan dosen. Hal ini bertentangan dengan pendapat Nursalam (2011), demonstrasi dapat dilakukan dengan jumlah kelompok atau kelas tidak terlalu besar, tidak lebih dari 10 orang sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran yang cukup dari apa yang di demonstrasikan dan demonstrasi harus benar dan sistematis.

Metode Pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan sudah berjalan dengan efektif dan juga masih banyak mahasiswa menyatakan metode ini tidak efektif, pada saat mengajar dosen melakukan demostrasi dengan terampil dengan

persentase 42,7% mahasiswa menjawab jarang dan 5,3% mahasiswa menjawab sangat jarang. Jadi, mahasiswa mempersepsikan bahwa dosen belum terampil dalam melakukan demonstrasi. Metode demonstrasi ini sangat diperlukan keterampilan khusus dari seorang pengajar dalam hal ini Akademi Keperawatan masih kurangnya tenaga pengajar luusan S2 dan S1 dan masih banyak proses bimbingan metode demonstrasi ini dibimbing oleh tenaga pengajar dari DIII Keperawatan. Setiawati (2008) menyatakan, salah satu faktor yang mempengaruhi dalam penentuan metode pembelajaran adalah pengajar, latar belakang pengajar mempengaruhi kompetensi pengajar dalam menyampaikan materi atau pesan, dengan demikian kepribadian yang berbeda- beda dari masing- masing pengajar, latar belakang pendidikan dan pengalaman akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang digunakan.

Mahasiswa mempersepsikan sarana dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran demonstrasi di Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan sudah mencukupi. Dosen menggunakan peralatan yang cukup saat melakukan demontrasi dengan persentase 34,7% responden manjawab sering dan 22,7% responden menjawab sangat sering. Bastable (2002), menyatakan kekurangan metode demonstrasi adalah metode ini memerlukan fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi menjadi tidak efektif.

BAB 6

KESIMPULAN SARAN

Dokumen terkait