• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan varietas atau genotipe campuran pada beberapa tanaman pangan diketahui mampu menurunkan intensitas penyakit dan meningkatkan hasil. Mundt et al. (1995) melaporkan menurunnya keparahan penyakit Septoria blotch pada tanaman gandum apabila ditanam sebagai varietas campuran. Keparahan penyakit Yellow Rust pada tanaman barley juga menurun yang diikuti peningkatan hasil di Nepal (Pradhanang & Sthapit 1995). Sharma & Dubin (1996) melakukan penelitian mengenai pengaruh varietas campuran pada gandum terhadap penyakit Spot Blotch. Hasil penelitian menunjukkan penurunan keparahan penyakit menurun 9 – 57% dibanding penanaman tunggal dan hasil meningkat 5.1 – 8.6%. Beberapa penelitian lain mengenai penggunaan varietas atau genotipe campuran adalah pada tanaman gandum terhadap Cephalosporium stripe (Mundt 2002), terhadap Powdery Mildew (Ning et al. 2012) dan terhadap Stripe Rust (Huang et al. 2012)

Penelitian varietas atau genotipe campuran pada tanaman padi telah dilakukan untuk menurunkan keparahan penyakit blas di China. Zhu et al. (2001) melaporkan hasil penelitian tersebut menurunkan serangan penyakit blas sampai 94% dan hasil yang diperoleh lebih tinggi 89%. Sampai saat ini belum pernah dilaporkan penelitian penggunaan varietas campuran terhadap penyakit hawar daun bakteri (HDB). Penanggulangan HDB utamanya dilakukan dengan menanam varietas yang tahan, namun ketahanan tersebut mudah patah di lapangan karena bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae sangat mudah membentuk strain baru (BB Padi 2009). Percobaan terhadap 7 genotipe tunggal dan 10 genotipe campuran tanaman padi sawah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pencampuran berbagai genotipe dalam menurunkan intensitas serangan penyakit HDB serta stabilitas hasil.

Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan kemunculan pertama penyakit pada genotipe tunggal dan campuran pada kedua musim tanam. Perbedaan terjadi pada kejadian penyakit antara MK II dan MH, namun antara genotipe tunggal dan campuran tidak menunjukkan perbedaan. Baik pada genotipe tunggal maupun campuran tidak terlihat pola yang spesifik yang dapat

digunakan sebagai indikasi adanya pengaruh pencampuran, demikian juga pada keparahan penyakit dan AUDPC. Tidak adanya perbedaan antara genotipe tunggal dan campuran diduga lebih disebabkan oleh faktor patogen penyebab HDB. Sifat bakteri Xoo sebagai penyebab HDB adalah sangat mudah bermutasi membentuk strain yang baru dan sangat mudah menyesuaikan diri dengan inang yang baru. Meskipun latar belakang ketahanan terhadap HDB pada genotipe penyusun genotipe campuran bervariasi, namun belum mampu menahan serangan Xoo. Selain itu faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan HDB di lapangan. HDB akan berkembang pesat pada kondisi suhu hangat 25oC – 35oC, kelembaban relatif tinggi, hujan disertai angin serta dosis nitrogen yang tinggi.

Bervariasinya gejala HDB pada musim dan lokasi yang berbeda diduga lebih disebabkan oleh patogen yang terbawa benih. Perkembangan penyakit HDB di lapangan sangat ditentukan oleh faktor patogen, lingkungan serta tanaman inang. Benih padi yang ditanam dapat berfungsi sebagai agen pembawa Xoo penyebab HDB. Perbedaan yang terjadi pada keempat lingkungan pengujian diduga disebabkan oleh perbedaan jumlah inokulum awal Xoo yang terbawa benih. Menurut Walcott (2003), patogen yang terbawa benih tidak terlihat gejalanya sehingga tidak mungkin dapat dideteksi secara visual. Populasi patogen terbawa benih umumnya tidak terlalu besar dan tidak merata jumlahnya pada setiap benih. Keadaan yang demikian menyebabkan bervariasinya kejadian penyakit, keparahan penyakit dan AUDPC penyakit HDB pada genotipe yang diuji.

Pengaruh pencampuran tidak terlihat pada karakter pengamatan yang lain. Genotipe tunggal maupun campuran tidak menunjukkan pola yang spesifik. Anova terhadap genotipe tunggal menunjukkan bahwa genotipe sangat berpengaruh terhadap karakter tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah isi per malai, jumlah gabah hampa per malai, jumlah gabah total per malai, bobot 1000 butir, persentase gabah isi, hasil per ha dan ukuransink. Pada genotipe campuran, genotipe sangat berpengaruh terhadap seluruh karakter pengamatan kecuali ukuransink. Pengaruh musim pada genotipe tunggal terlihat pada karakter tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun, jumlah gabah hampa per malai,

65

persentase gabah isi, hasil per ha dan ukuran sink, sedangkan pada genotipe campuran pengaruh musim terlihat pada tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun, bobot 1000 butir, hasil per ha dan ukuran sink. Interaksi antara genotipe dan musim pada genotipe tunggal hanya berpengaruh terhadap tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun dan jumlah gabah isi per malai dan pada genotipe campuran interaksi hanya berpengaruh terhadap tinggi tanaman.

Terdapat perbedaan antara MK II dan MH pada beberapa karakter genotipe tunggal maupun campuran berdasarkan hasil uji t. Genotipe tunggal di Majalengka menunjukkan adanya perbedaan tinggi tanaman, jumlah malai per rumpun dan ukuran sink antara MK II dan MH. Karakter tinggi tanaman dan jumlah malai per rumpun di Pacitan juga berbeda antara MK II dan MH, selain itu perbedaan juga terlihat pada jumlah gabah hampa per malai dan hasil per ha. Pada genotipe campuran terlihat lebih banyak karakter yang mempunyai perbedaan antara MK II dan MH. Hanya karakter jumlah gabah isi per malai dan hasil per ha saja di Majalengka yang tidak menunjukkan perbedaan antara MK II dan MH, sedangkan di Pacitan yaitu karakter jumlah gabah isi per malai, bobot 1000 butir dan persentase gabah isi. Berdasarkan hasil tersebut, genotipe campuran mempunyai hasil yang setara dengan genotipe tunggal.

Uji t juga dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara genotipe tunggal dan campuran. Umumnya pada setiap karakter pengamatan tidak terdapat perbedaan antara genotipe tunggal dan campuran. Perbedaan hanya terlihat pada jumlah malai per rumpun di Majalengka dan bobot 1000 butir di Majalengka dan Pacitan. Tidak diperolehnya hasil analisis dan pola yang spesifik pada genotipe tunggal maupun campuran memberikan informasi bahwa pengaruh pencampuran belum dapat diketahui pada penelitian ini.

Anova gabungan memberikan informasi bahwa genotipe sangat berpengaruh terhadap hasil. Analisis stabilitas model AMMI juga memperlihatkan bahwa genotipe, lingkungan dan interaksi keduanya berpengaruh terhadap hasil. Analisis stabilitas model AMMI memberikan informasi terdapatnya genotipe tunggal maupun campuran yang stabil, yang tidak stabil maupun yang spesifik. Informasi tersebut juga didukung oleh ranking suatu genotipe. Apabila ranking suatu genotipe tidak stabil pada berbagai lingkungan pengujian, maka genotipe

tersebut tidak stabil, namun apabila ranking suatu genotipe relatif konstan pada semua lingkungan pengujian, maka genotipe tersebut tergolong stabil.

Stabilitas hasil pada genotipe campuran tidak berbeda dengan stabilitas genotipe tunggal. Genotipe campuran juga bersifat sama dengan genotipe tunggal, yaitu bisa menjadi spesifik untuk lokasi dan musim tertentu. Kondisi tersebut diduga karena genotipe yang digunakan sebagai materi genetik sudah merupakan varietas dan galur generasi lanjut yang sudah siap dilepas. Varietas dan galur generasi lanjut sudah mengalami uji multilokasi sebelumnya dan sudah terpilih sebagai genotipe yang unggul.

Hasil anova gabungan dari empat lingkungan diperoleh informasi bahwa seluruh sumber keragaman berpengaruh terhadap hasil kecuali ulangan/lokasi*musim. Adanya interaksi pada sumber keragaman mengindikasikan adanya keragaman genetik yang luas serta lingkungan sangat beragam (Flores et al. 1996). Hasil analisis diperoleh bahwa ragam genetik sebesar 0.52 dan ragam fenotipe sebesar 0.59. Nilai duga heritabilitas terhadap produktivitas genotipe tunggal dan campuran tergolong tinggi yaitu 88.58%. Tingginya nilai duga heritabilitas mengindikasikan bahwa pengaruh genetik terhadap produktivitas lebih besar daripada pengaruh lingkungan. Koefisien keragaman genetik (KKG) genotipe tunggal dan campuran tergolong rendah sebesar 10.50% yang berarti keragaman genetik untuk karakter hasil dalam populasi tersebut sempit.

Dokumen terkait