• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 116-120)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perusahaan farmasi, dalam menghasilkan obat dengan mutu yang baik, selain harus dibuat dengan cara pembuatan obat yang baik (CPOB), peralatan/mesin yang digunakan baik dalam kegiatan produksi, analisis di pabrik farmasi maupun di daerah/tempat penyimpanan bahan baku, produk ruahan maupun produk jadi juga harus diperhatikan. Pedoman CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) mensyaratkan bahwa semua mesin/peralatan yang baik yang dipergunakan pada proses produksi maupun yang yang dipergunakan dalam kegiatan analisis benar-benar dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya dan tidak berdampak buruk terhadap mutu/kualitas produk. Untuk menjamin hal itu, maka setiap mesin/peralatan harus dikualifikasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

Kualifikasi adalah istilah yang digunakan untuk validasi mesin, peralatan produksi maupaun sarana penunjang. Kualifikasi mesin, peralatan produksi dan sarana penunjang merupakan langkah pertama dalam pelaksanaan validasi di industri farmasi. Seluruh kegiatan validasi di industri farmasi diawali dengan pelaksanaan program kualifikasi ini. Validasi metode analisis, validasi metode produksi, validasi proes pengemasan, serta validasi pembersihan tidak bisa dilakukan tanpa melakukan kualifikasi mesin, peralatan produksi serta sarana penunjang terlebih dahulu (Priyambodo, 2007).

Kualifikasi peralatan merupakan identitas sifat suatu peralatan yang berkaitan dengan kinerja dan fungsinya. Kualifikasi terdiri atas 4 tingkatan, yaitu kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi kinerja. Masing-masing pelaksanaan kualifikasi harus berkesinambungan. Artinya, dalam pelaksanaan kualifikasi harus dilaksanakan secara berurutan. Autoklaf Hirayama HV-50 merupakan salah satu alat penunjang aktivitas yang berada pada laboratorium mikrobiologi di industri farmasi yaitu PT Sydna Farma dan harus dikualifikasi. Autoklaf ini biasa digunakan dalam aktivitas rutin pada laboratorium mikrobiologi. Autoklaf Hirayama telah lolos dalam kualifikasi desain, kualifikasi instalasi, kualifikasi operasional, dan kualifikasi kinerja. Akan

tetapi untuk menjamin alat ini masih sesuai untuk dipergunakan dan dapat beroperasi sesuai spesifikasinya, maka perlu dilakukan pelaksanaan kualifikasi secara periodik terhadap kinerja autoklaf Hirayama HV-50.

Pelaksanaan kualifikasi kinerja secara periodik pada autoklaf Hirayama HV-50 dilakukan 2 kali setiap tahun oleh validation pharmacist berdasarkan protokol kualifikasi autoklaf Hirayama yang ada di PT Sydna Farma. Pelaksanaan sesuai dengan referensi yang di cantumkan dalam POP CPOB yaitu peralatan kritis yang harus dikualifikasi antara lain sterilisator misalnya adalah autoklaf. Material atau bahan yang dibutuhkan untuk kualifikasi autoklaf yaitu spore strips

Geobacillus stearothermophilus ATCC 7953, steritape, daqstation yang

dihubungkan dengan 6 buah thermocouple tipe teflon probe, hot plate, minyak silikon, termometer digital, media untuk tes mikroba, dan peralatan laboratorium lainnya.

Kualifikasi kinerja pada autoklaf meliputi parameter heat distribution dan

heat penetration. Prosedur pelaksanaan kualifikasi dimulai dari kalibrasi

daqstastion dan termometer digital, namun kedua alat ini dikalibrasi oleh pihak ke tiga. Tahap selanjutnya adalah melakukan pre-kalibrasi thermocouple, heat

distribution empty chamber, heat distribution chamber dengan media padat, heat distribution chamber dengan media cair, dan heat distribution chamber dengan

perlatan laboratorium. Setelah parameter distribusi ini tercapai dan memenuhi spesifikasinya, selanjutnya dilaksanakan pengujian heat penetration chamber dengan media padat, heat penetration dengan media cair dan heat penetration dengan peralatan laboratorium. Setelah kualifikasi selesai, thermocouple harus dilakukan post-kalibrasi.

Kalibrasi thermocouple dilakukan sebelum dan setelah aktivitas kualifikasi dikerjakan. Spesifikasi yang harus dipenuhi adalah perbedaan suhu antara

thermocouple dengan temperatur yang disetting harus kurang dari 1oC, dan perbedaan suhu antar tiap thermocouple harus kurang dari 1oC.

Heat distribution empty chamber, dengan media padat, dengan media cair,

dan dengan perlatan laboratorium memiliki spesifikasi yang sama untuk dipenuhi, yang membedakan keempatnya adalah mode sterilisasi yang digunakan dan isi dari chamber saat proses berlangsung. Distribusi panas chamber kosong dan

dengan media padat menggunakan mode 1, dengan media cair menggunakan mode 2, dan dengan peralatan laboratorium dengan mode 3. Spesifikasi yang harus dipenuhi adalah temperatur di dalam chamber harus lebih dari 121oC selama lebih dari 12 menit, perbedaan titik suhu terpanas dan suhu terdingin dari pembacaan suhu oleh daqstation tidak boleh lebih dari 3oC, temperatur harus berada pada rentang 121-124oC, nilai Fo kumulatif untuk titik terdingin harus memiliki nilai lebih dari 12, juga harus ditentukan berapa lama waktu ekuilbrasi yang dibutuhkan. Pelaksanaan distribusi panas dimaksudkan untuk mengetahui apakah panas yang ada di dalam autoklaf dapat teristribusi merata selama proses sterilisasi belangsung.

Heat penetration dengan media padat, dengan media cair, dan dengan

peralatan laboratorium memiliki spesifikasi yang sama untuk dipenuhi, setting suhu dan waktu sterilisasi, dan isi chamber yang sama seperti pada heat

distribution, yang membedakannya yaitu pada penetrasi panas menggunakan

indikator biologi dan bowie dick test. Indikator biologi yang dimasukkan selama proses berlangsung dimaksudkan untuk menentukan fungsi autoklaf sebagai alat sterilisasi dan bakteri ini dapat mati pada saat sterilisasi. Bila sterilisasi berjalan dengan baik, maka saat indikator biologi ini diinkubasi didalam media, tidak akan menunjukkan kekeruhan, yang berarti bakteri telah mati selama proses sterilisasi. Media pertumbuhan bakteri yang digunakan adalah campuran dari berbagai protein, karbohidrat dan berbagai bahan kimia sehingga dapat dipakai untuk menumbuhkan bakteri secara optimal. Media yang digunakan untuk peertumbuhan bakteri dalam kualifikasi autoklaf ini adalah media pertumbuhan cair (Departemen Mutu PTSF, 2013c). Bowie dick test digunakan untuk menguji apakah tahap pemvakuman chamber dapat berjalan normal sehingga uap dapat terpentrasi dengan cepat secara kontinyu ke material yang disterilisasi, bowie dick dapat berubah warna setelah sterilisasi. Bila proses pemvakuman berjalan dengan baik, lembar bowie dick test akan berubah warna dengan sempurna, namun bila proses pemvakuman kurang baik, akan terbentuk alur warna pada lembar bowie

dick test.

Laporan atau “report” harus dibuat setelah kegiatan kualifikasi kinerja ataupun kualifikasi ulang dilaksanakan, hal ini merupakan bagian dari

dokumentasi. Dokumentasi merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan farmasi untuk memnuhi kriteria CPOB. Tujuan utama dokumentasi adalah untuk memberikan bukti otentik bahwa suatu kegiatan yaitu validasi atau kualifikasi telah dilaksanakan sesuai protokol/pedoman yang berlaku. Laporan kualifikasi kinerja terdiri dari lembar persetujuan, daftar isi, pendahuluan/latar belakang, referensi, bahan, alat, dan dokumen, hasil kualifikasi, pembahasan hasil kualifikasi, kesimpulan akhir, dan lampiran-lampiran. Laporan kualifikasi diserahkan kepada manajer pemastian mutu dan disertakan kesimpulan akhir yang menyatakan status akhir kualifikasi/kualifikasi dari autoklaf, lolos kualifikasi atau tidak. Apabila autoklaf telah dinyatakan lulus kualifikasi/kualifikasi maka dapat dibuat atau ditentukan jadwal kualifikasi selanjutnya.

Dalam dokumen UNIVERSITAS INDONESIA (Halaman 116-120)

Dokumen terkait